Gelombang Elektromagnetik
HERTZ
Biodata
University of Bonn
University of Berlin
Biografi Hertz
Masa-masa awal
potential.
Pemutihan gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Hal ini dilakukan dengan melarutkan
gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang
memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang
warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam
maupun senyawa basa).
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami. Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan
dan indikator asam-basa alami
LUMUT KERAK
Sebenarnya, untuk mengetahui asam atau basanya suatu zat dapat dicicipi dengan
menggunakan lidah. Akan tetapi, perlu kita ingat juga bahwa tidak semua zat aman
bagi tubuh kita. Masih ingatkah kalian bahwa ada bahan kimia yang bersifat racun?
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka untuk keperluan eksperimen, para ilmuan
menciptakan lakmus. Lakmus adalah sejenis zat yang di peroleh dari jenis lumut
kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang banyak
digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang ini tersedia dalam bentuk
kertas. Sebagai indikator asam-basa, lakmus memiliki beberapa kelebihan antara lain
adalah sebagai berikut.
Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam
maupun basa. Warna yang terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas. Lakmus akan
berwarna merah dalam larutan asam dan akan berwarna biru dalam larutan
basa.
Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat
bertahan lama.
Lakmus mudah di serap oleh kertas, sehingga di gunakan dalam bentuk kertas
lakmus (agar zat lebih mudah meresap)
Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas lakmus merah & kertas lakmus biru.
Selain lakmus, dalam laboratorium kimia juga masih banyak lagi indikator asam-basa
buatan antara lainfenolftalen, metil merah dan brom timol biru.
Fenolftalen dalam larutan asam tetap (tak berubah warnanya), sedangkan dalam
larutan basa berubah menjadi warna merah. Metil merah dalam larutan asam berwarna
merah sedangkan dalam larutan basa berwarna kuning.
indikator alami
1.
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan
warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan
netral tidak berwarna.
1.
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam
larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada
larutan netral tidak berwarna
1.
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila
dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak
berwarna pada larutan netral.
1.
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan
dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan
warna kuning terang pada larutan netral.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan
brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika
ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator
sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat
keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah
seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada
kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh
karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar
indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-
bahan alam atau tanaman.
Indikator pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia
Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L) dengan didasari pemikiran
bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki
oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya
mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara,
jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai
indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota
bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga
dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah
dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga
proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin
banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses
pemotongan bunga tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil. Setelah bunga
dipotong selanjutnya bunga dikeringkan dalam oven untuk mengurangi kadar air yang
terkandung. Pengovenan dilakukan pada suhu 50C selama 15 menit. Pada suhu
tersebut, pigmen bunga tidak berubah sehingga ketika dilarutkan akan menghasilkan
warna yang mudah diamati. Apabila pengeringan dilakukan pada suhu lebih besar dari
50C maka warna bunga akan berubah karena karakteristik warna bunga awal hilang.
Bunga yang sudah kering dimasukkan dalam stoples dan ditambahkan alkohol 70%
sampai 0,5 cm di atas bunga lalu didiamkan semalam agar pigmen warna bunga larut
dalam alkohol. Alkohol 70% sebenarnya merupakan etanol, yang dipilih sebagai pelarut
selain dilihat dari sifat polarnya juga dilihat dari aspek ekonomisnya. Etanol lebih mudah
didapatkan dan harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis alkohol lainnya.
Penggunaan pelarut untuk melarutkan bunga digunakan secukupnya karena apabila
berlebihan maka larutan yang dihasilkan akan menjadi encer sehingga menyebabkan
produk yang dihasilkan kurang baik. Setelah semalam, larutan disaring untuk
mendapatkan filtratnya yaitu ekstrak bunga. Ekstrak bunga tersebut merupakan
indikator cair. Kemudian indikator cair dituangkan dalam stoples lain dan disimpan
dalam kulkas sampai akan digunakan. Cara penggunaan indikator cair yaitu
meneteskan indikator tersebut pada larutan yang akan diuji pHnya. Larutan akan
memberikan perubahan warna yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan
dengan warna pada trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH
memiliki pH yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan warna
pada trayek pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada trayek pH
indikator tersebut.
indikator alami asam basa
Indikator alami asam dan basa lain yang mudah ditemui yaitu bunga sepatu, bunga
Hidrangea, kol merah dan kunyit.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara
dibawah ini:
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kol merah akan
berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi
hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kunyit, akan
memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan
warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan
netral.
Indikator asam dan basa yang baik yaitu zat warna yang memberikan warna berbeda
pada larutan asam dan larutan basa. Nah itulah tadi tulisan saya tentang indikator
alamai asam basa. Semoga tulisan Indikator Alami Asam Basa bisa bermanfaat bagi
anda yang mencarinya.
40 Zr
1. Buat dulu konfigurasi elektronnya
40Zr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2
2. Keempat bilangan kuantum ditentukan dari
konfigurasi elektron terakhir, yaitu 4d2
3. Karena Tingkat energi pada konfigurasi
terakhir adalah 4, maka bil.kuantum utama (n)
=4
4. Karena konfigurasi berakhir di blok d, maka
harga bilangan kuantum azimut (l) = 2 ( Jika
berakhir di sub kulit s l=0, p l=1, d l=2, f
l=3, dst..)
5. Karena berakhir pada blok d, maka jumlah
orbital pada sub kulit d ada 5, yaitu dari l,
sampai dengan +l, termasuk 0, yaitu -2, -1, 0,
+1, +2, dan karena jumlah elektron pada
konfigurasi terakhir sebanyak 2, maka panah
elektron diisi dari magnetik -2, dan -1, (yang
lain kosong karena jumlah elektronnya hanya
ada 2) maka harga bilangan kuantum
magnetik (m) = 1
6. karena arah panahnya ke atas, maka harga
bilangan kuantum spin (s) = +
KESIMPULAN : dari unsur 40Zr didapat n = 4, l =
2, m = 1, s = +
PERIODE didapat dari tingkat energi tertinggi
pada konfigurasi elektron, yaitu 5 pada 5s2,
sehingga 40Zr akan berada pada Periode 5.
Sedangkan GOLONGAN, karena berakhir di blok
d, maka jumlah, yaitu 2 + 2 = 4 ditulis dengan
angka romawi (IV), sehingga 40Zr akan berada
pada Golongan IVB
CATATAN UNTUK MENENTUKAN GOLONGAN :
Jika berakhir di sub kulit s atau p, maka
golongan A,
Jika berakhir di sub kulit d, maka golongan B
pasti Golongan B, jumlah elektron pada 5s2 dan
4d2kemudian di Jika berakhir di sub kulit f, maka
golongan lantanida / aktinida (jika periode 6
maka lantanida, dan jika periode 7 aktinida)
KESIMPULAN :
Zr Periode 5, Golongan IVB
By esdipangganti Posted in Kimia Kelas XI
JUN 172011
KOLOID
adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid
berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 10-5 cm ).
Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak
dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas,
dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan
tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi,
dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus
mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar
dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah
setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Pendispe Air
Trk santan
eso , air
ril susu,
do mayon
Cair ii es
s
p
e
r
s
id
Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Buih, sabun, ombak, krim kocok
Pemutihan gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Hal ini dilakukan dengan
melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat
warna tersebut.
Aerosol
Pengambilan partikel koloid asap dan
debu dari gas buangan pabrik
Contoh alat yang menggunakan prinsip elektroforesis adalah pengendap cottrell. Alat
ini digunakan untuk memisahkan partikel-partikel koloid seperti asap dan debu yang
terkandung dalam gas buangan pabrik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi zat-zat
polusi udara, di samping dapat digunakan untuk memperoleh kembali debu berharga
seperti debu arsenik oksida.
Mekanisme kerja alat ini adalah sebagai berikut. Gas buangan dialirkan melalui
ujung-ujung logam yang tajam yang telah diberi tegangan tinggi. Ujung-ujung logam
ini akan melepas elektron-elektron dengan kecepatan tinggi yang akan mengionisasi
molekul-molekul di udara. Partikel-partikel koloid dalam gas buangan akan
mengadsorbsi ion-ion ini sehinggan menjadi bermuatan positif. Partikel-partikel koloid
selanjutnya akan tertarik ke elektrode dengan muatan berlawanan dan menggumpal.
2.Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel
suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar
menjadi koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan
menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid
dengan kotoran air.
Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian
didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada
penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi
sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh: sol
Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.
sol NiS dengan menambahkan H2S.
karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2
kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan
membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air. yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik
(frekuensi > 20.000 Hz)
Campuran heterogen.
Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran
Komponen Penyusun Koloid heterogen dapat dibedakan menjadi
2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk campuran.
1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.
Bentuk Partikel Koloid
1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.
Penggunaan Sistem Koloid
1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.
4. Industri : tinta, cat.
Beberapa Macam Koloid
1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: aerosol padat: debu, asap.
aerosol cair: kabut, awan.
Bahan pendingin dan pendorong yang sering digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon
(CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak
dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan.
Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi.
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang
dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut.
Contoh: sabun untuk mengemulsikan minyak dan air.
kasein sebagai emulgator pada susu.
3. Sol adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No. Hidrofob Hidrofil
Tidak menarik molekul air tetapi Menarik molekul air hingga menyelubungi
a. mengadsorbsi ion partikel terdispersi
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan
Tidak reversible, apabila mengalami dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi
b. koagulasi sukar menjadi sol lagi medium pendispersinya
c. Biasanya terdiri atas zat anorganik Biasanya terdiri atas zat organik
d. Kekentalannya rendah Kekentalannya tinggi
e. Gerak Brown terlihat jelas Gerak Brown tidak jelas
f. Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
Umumnya dibuat dengan cara
g. kondensasi Umumnya dibuat dengan cara dispersi
h. Efek Tyndall jelas Efek Tyndall kurang jelas
Contoh: sol logam, sol belerang, sol Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol
i. Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida gelatin
4. Gel/Jel adalah koloid liofil setengah kaku.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.
5. Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
Contoh: sabun, detergen, protein.
Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.
SABUN/DETERGEN adalah zat yang molekulnya
terdiri atas hidrofob dan sekaligus gugus
hidrofil.
PENJERNIHAN AIR SUNGAI
1. Air sungai mengandung lumpur ditambah tawas > air jernih.
2. Air jernih ditambah kaporit > air jernih bebas kuman.
3. Air jernih bebas kuman disaring > air bersih.
By esdipangganti Posted in Kimia Kelas XI
23
JUN 172011
TITRASI ASAM BASA
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode
yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau
ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan di dalam labu
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer
atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran
biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).
PRINSIP TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya
secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai
dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu
titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah
basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik
akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer
yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume
titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi
asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan
asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Gamba
r
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam
larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding
antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan
suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi
yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan
amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding,
larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama
konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.
Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah
kiri:
Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam
jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan
selanjutnya bergeser ke arah kiri.
Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat.
Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah,
sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.
Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah
terlalu banyak tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
Penambahan basa pada larutan penyangga yang
bersifat asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion
hidroksida tersebut.
Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat
menghilangkan ion hidroksida.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat
Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan
molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu
terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian
besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion
hidroksida dihilangkan karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali
menjadi tingat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion
hidroksida.
Larutan penyangga yang bersifat basa
Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh
yang khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:
Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium
dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan
ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air.
Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus
terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion
hidrogen dihilangkan hanya sebagian besar.
Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan
air dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian
besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.
Contot : (1) NH4Cl + H2O > NH4OH (basa lemah ) + H+ + Cl (dari HCl )
Reaksi sebenarnya : NH4+ + H2O > NH4OH + H+
(2) NaCN + H2O > Na+ + OH ( dari NaOH ) + HCN (asam lemah)
Reaksi sebenarnya : CN + H2O > HCN + OH
(3) KNO3 + H2O > K+ + OH- + NO3 + H+ ( BUKAN HIDROLISIS )
Proses Hidrolisis
Pada reaksi (1) :
-Seperti halnya pada reaksi (1) ; terbentuk HCN , tetapi tidak terbentuk NaOH ( basa
kuat )
Macam Hidrolisis
Dari ketiga contoh reaksi di atas maka yang dapat berinterkasi ( bereaksi ) dengan air
adalah ion-ion ( kation atau anion ) yang lemah dari senyawa garam ; sehingga macam
hidrolisis senyawa garam adalah :
1. Hidrolisis Sebagian :
yaitu apabila yang bereaksi dengan air hanya kation atau anion dari garam
terjadi pada garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat ( mis : NH 4Br , FeSO4,
dsb )
atau garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah ( mis, Na2S, KNO2 , dsb )
2. Hidrolisis Total
yaitu apabila yang bereaksi dengan air adalah kation dan anion dari garam tersebut
terjadi pada senyawa garam yang berasal dar basa lemah dan asam lemah ; mis NH 4F,
dsb
* Apabila garam barasal dari basa kuat dan asam kuat ( mis KCl, Na2SO4, dsb ) ,
kation dan
anionnya tidak beraksi dengan air, dan disebut TIDAK TERHIDROLISIS ( Contoh pada
reaksi 3 )
dimana [ HA ] = [OH],dimana [A] dianggap sama dengan [A] yang berasal dari
garam, dimisalkan M . ( jmlh ion [A] yg mengalami hidrolisis diabaikan ), maka
atau
[OH]2 = Kh x M maka
dimana :
BH + + H 2 O B + H 3 O +
dimana [ B ] = [H 3 O +] dan [BH +] dianggap sama dengan ion [BH +] yang berasal dari
garam, dimisalkan M . ( jmlh ion [BH+] yg mengalami hidrolisis diabaikan ), maka
atau
,
Kemudian perhatikan persamaan reaksi berikut :
Garam ini akan mengalami hidrolisis total, karena baik kation maupun anionnya akan
mengalami hidrolisis. pH larutan secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga
maupun dengan konsentrasi garam. pH yang tepat hanya dapat diperoleh melalui
pengukuran. Tetapi pH dapat diperkirakan dengan persamaan :
Jika
Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing
diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3
pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul
XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F,
sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe.
Lihat gambar disamping > XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3
pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada
XeF2, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul
XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan
menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan
menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah.
X = atom pusat
E = pasangan elektron bebas