Anda di halaman 1dari 11

NASIONALISME

I.PENDAHULUAN

Nasionalisme berasal dari kata nation ( bangsa ). Nasionalisme adalah suatu gejala
psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan
kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam
suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan
pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di
dalam negara yang berbentuk negara nasional.

PENGERTIAN NASIONALISME MENURUT BEBERAPA AHLI


1. Ernes Renan
Mengungkpkan bahwa Nasionalisme adalah keinginan untuk bersatu dan juga
bernegara.
2. Smith
Nasionalisme digambarkan sebagai gerakan ideologis oleh suatu kelompok
social demi membentuk serta mennetukan bangsa
3. Stoddard
Nasionalisme adalah perasaan yang dimiliki warga Negara berupa
kepemilikan atas suatu hal sehingga menyatukan semua yang ada dinegara
tersebut.

Unsur-Unsur Nasionalisme
Semangat kebangsaan ( nasionalisme ) yang ada pada diri seseorang tidak
datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut.
• Sejarah yang sama
• Nasib yang sama
• Kebudayaan yang sama
• Wilayah yang sama

Timbulnya Nasionalisme
Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Akan tetapi, faktor
penyebab timbulnya nasionalisme di setiap benua berbeda. Nasionalisme Eropa
muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
• Munculnya paham rasionalisme dan romantisme.
• Munculnya paham aufklarung dan kosmopolitanisme.
• Terjadinya revolusi Prancis.
• Reaksi atau agresi yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte.
• Nasionalisme Asia muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
• Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau.
• Imperalisme
• Pengaruh paham revolusi Prancis.
• Adanya kemenangan Jepang atas Rusia.
• Piagam Atlantic charter.
• Timbulnya golongan terpelajar.
Tujuan Nasionalisme
Pada dasarnya nasionalisme yang muncul dibanyak negara memiliki tujuan
sebagai berikut :
• Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional
melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
• Menghilangkan Ekstremisme ( tuntutan yang berlebihan ) dari warga negara
( individu dan kelompok ).

Akibat Nasionalisme
Nasionalisme yang muncul di beberapa negara membawa akibat yang
beraneka ragam. Akibat munculnya nasinalisme di beberapa negara adalah sebagai
berikut.
• Timbulnya negara nasional ( national state )
• Peperangan
• Imprialisme
• Proteksionisme
• Akibat sosial

Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia


Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor
dari dalam ( intern ) dan faktor dari luar ( ekstern ). Faktor intern yang
mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
• Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar.
• Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat
dalam berbagai bidang kehidupan
• Pengaruh golongan peranakan
• Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme
Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah
sebagai berikut.
• Faham-faham modern dari Eropa (liberalisme,humanisme, nasionalisme, dan
komunisme)
• Gerakan pan-islamisme
• Pergerakan bangsa terjajah di Asia
• Kemenangan Rusia atas Jepang

Konsep Lain yang Berhubungan dengan Nasionalisme


Beberapa konsep atau istilah yang memiliki kaitan atau berhubungan dengan
nasionalisme antara lain sebagai berikut.

A. Patriotisme
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh
semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran
bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya
hal-hal sebagai berikut:
1) Rasa cinta pada tanah air
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan
4) Berjiwa pembaharu
5) Tidak mudah menyerah

2
6) Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi
juga dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung. Kita mungkin
menemukan seorang siswa atau masyarakat berbuat sesuatu yang
mempunyai arti sangat besar bagi sekolah atau bagi lingkungan desa atau
kampung.

B. Chauvinisme

Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan


mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain. Contoh Chauvinisme
seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles
in der Welt ( Jerman di atas segala-galanya dalam dunia ). Slogan ini kadang masih
dipakai di Jerman unutk memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris
juga punya slogan Right or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang
menganggap bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari.

C. Sukuisme
Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih
baik dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan
terhadap suku bangsa sendiri.

KONSEP NASIONALISME

Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam
bahasa Inggris, yang dalam studi semantik kata nation tersebut berasal dari kata Latin
natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna ’saya lahir’, atau dari kata natus
sum, yang berarti ‘saya dilahirkan’. Dalam perkembangannya kata nation merujuk
pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu negara.

Hans Kohn, memberikan terminologi yang sampai saat ini masih tetap digunakan
secara relevan yakni: “nationalism is a state of mind in which the supreme loyalty of
individual is felt to be due the nation state”. Bahwa nasionalisme merupakan suatu
faham yang memandang bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
negara kebangsaan.

Sedangkan dalam konsepsi politik, terminologi nasionalisme sebagai ideologi yang


mencakup prinsip kebebasan, kesatuan, kesamarataan, serta kepribadian selaku
orientasi nilai kehidupan kolektif suatu kelompok dalam usahanya merealisasikan
tujuan politik yakni pembentukan dan pelestarian negara nasional

Dengan demikian pembahasan masalah nasionalisme pada awal pergerakan nasional


dapat difokuskan pada masalah kesadaran identitas, pembentukan solidaritas melalui
proses integrasi dan mobilisasi lewat organisasi

3
 Hubungan antara nasionalisme dan nation state, sangat erat tidak dipisahkan
satu sama lain.
 Nasionalisme merupakan semangat, kesadaran, dan kesetiaan bahwa suatu
bangsa itu adalah suatu keluarga dan atas dasar rasa sebagai suatu keluarga
bangsa, dan oleh karena itu dibentuklah negara.
 Dalam konsepsi ini berarti negara merupakan nasionalisme yang melembaga.
 Oleh karena itu pada dasarnya nasionalisme merupakan dasar universal bagi
setiap negara.
 Bangsa lebih menunjuk pada penduduk suatu negeri yang dipersatukan di
bawah suatu pemerintahan tunggal yang disebut negara.
 Sedang negara lebih menunjuk kepada suatu badan politik dari rakyat atau atau
bangsa yang menempati wilayah tertentu yang terorganisir secara politis di
bawah suatu pemerintah yang berdaulat, dan atau tidak tunduk kepada
kekuasaan dari luar

FASE NASIONALISME

• Pertama gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam dinamika sejarah


diawali oleh Boedi Oetomo di tahun 1908, dengan dimotori oleh para
mahasiswa kedokteran Stovia, sekolahan anak para priyayi Jawa, di sekolah
yang disediakan Belanda di Jakarta.

• Kedua kebangkitan nasionalisme tahun 1928, yakni 20 tahun pasca


kebangkitan nasional, di mana kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa
dan bahasa ke dalam satu negara, bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari
oleh para pemuda yang sudah mulai terkotakkotak dengan organisasi
kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan lain
sebagainya, kemudian diwujudkan secara nyata dengan menyelenggarakan
Sumpah Pemoeda di tahun 1928.

• Ketiga masa revolusi fisik kemerdekaan. Peranan nyata para pemuda pada
masa revolusi fisik kemerdekaan, nampak ketika mereka menyandra
Soekarno-Hatta ke Rengas-Dengklok agar segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Mereka sangat bersemangat untuk mewujudkan
nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.

• Keempat, perkembangan nasionalisme tahun 1966 yang menandai tatanan


baru dalam kepemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun pasca kemerdekaan,
terjadi huru-hara pemberontakan Gestapu dan eksesnya. Tampaknya tanpa
peran besar mahasiswa dan organisasi pemuda serta organisasi sosial
kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan para tentara sulit bisa
memperoleh kekuasaan dari penguasa orde-lama Soekarno.Tetapi sayang,
penguasa Orde Baru mencampakan para pemuda dan mahasiswa yang telah
menjadi motor utama pendorong terbentuknya NKRI tersebut dideskriditkan,
dan bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa dibatasi geraknya
dalam berpolitik dan dikungkung ke dalam ruang-ruang kuliah di kampus.

4
• Kelima perkembangan nasionalisme masa reformasi. Nasionalisme tidak
selesai sebatas masa pemerintahan soeharto, melainkan terus bergulir ketika
reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan bangsa meskipun melalui
perjalanan sejarah yang cukup panjang.

Lima (5) Prinsip Nasionalisme

Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip


nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi,
dan doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem
perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama,
berbicara dan berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan
berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga
diri (self estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion)
terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan
sesuai dengan sejarah dan kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan
kesejahteraan (welfare) serta kebesaran dan kemanusiaan (the
greatnees adn the glorification) dari bangsanya

Konstruksi kesatuan bangsa yang dibangun berdasarkan konsep bhinneka


tunggal ika (pluralisme) menurut pola dan kriteria-kriterianya merupakan
produk sejarah

Proklamasi dalam konteks nasionalisme didasarkan pada kesadaran ”bahwa


sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa...” dan secara
berkeadaban dan konstitusional, ”maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar...” (Pembukaan UUD 1945).
Unit kesatuan teritorian dan unit kesatuan bangsa yang kita nyatakan sebagai
negara kebangsaan yang telah merdeka (independent) mencakup wilayah
seluruh daerah Hindia Belanda. Kebanggaan sebagai bangsa dinyatakan dalam
lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”, dan kesatuan kita sebagai bangsa dikat
dengan kuat oleh bahasa negara ”bahasa Indonesia” dan bendera negara ”Sang
Merah Putih”.

TUJUAN NASIONALISME

 Sebagai Pemersatu Bangsa


Tujuan pertama dari adanya nasionalisme dalam berbangsa serta bernegara
adalah mempersatukan semua orang dalam kesamaan sudut pandang. Tidak
peduli dengan latar belakang agama, suku bangsa, ras, dan adat istiadat berbeda,
jika sudah berkata Indonesia, semuanya menjadi satu kesatuan.

5
 Sebagai promosi budaya dan Sastra
Kebanggan akan Negara membuat seluruh warga negaranya dapat dengan
mudah mempromosikan budaya serta sastra di Indonesia.
Misalkan, ketika seorang penyanyi yang berkipra diluar negeri,sudah sangat
terkenal di dunia internasional, tidak malu mempromosikan batik Nusantara.

 Penentu Nasib Sendiri


Menjadi manusia yang mengglobal atau mengenal budaya serta kebiasaan
Negara lainbukanlah larangan, justru dapat dijadikan sebagai pengetahuan.
Namun, nasionalisme merupakan identitas, yang dimana pun warga Negara
Indonesia berada, tetap bangga dengan identitas asli tanah air Indonesia.

 Sumberr kehormatan
Nasionalisme adalah kehormatan dan martabat dalam berbangsa dan bernegar.
Kehormatan menjadi warga Negara Indonesia akan semakin nyata ketika dibawa
kerana internassional. Misalkan, ketika menjadi perwakilan Indonesia diajang
internasional atau mendukung perlombaan bertaraf dunia.

 Mendukung Ide-Ide Demokrasi


Nasionalisme merupakan langkah untuk mendukung ide-ide demokrasi, artinya
ketika kita menemui orang-orang tertentu berbicara terkait kebijakan-kebijakan,
hal itu mempertimbangkan rasa cinta. Rasa cinta terhadap warga Negara dan
rasa cinta atas keutuhan serta persatuan bangsa Indonesia.

CIRI-CIRI NASIONALISME

Ciri-ciri Nasionalisme atau Bangsa yang Nasionalisme

1. Adanya Organisasi Nasional


Berdirinya berbagai organisasi modern dengan tarif nasional merupakan
salah satu ciri bahwa nasionalisme dalam berbangsa seta bernegara sudah
diamalkan dengan baik.
Sekumpulan orang terkumpul dalam wadah bernama organisasi dengan
tujuan untuk sama-sama membanggakan Negara.

2. Perjuanagan Nasional
Adanya perjuangan yang bersifat nasional juga menjadi bentuk dari
nasionalisme. Misalkan, ketika ada tenaga kerja Indonesia deperlakukan
tidak adil oleh Negara lain, otomatis seluruh warga Negara Indonesia
bereaksi. Semua berjuang untuk sama-sama mendapat keadilan bagi TKI
tersebut

3. Nasionalisme adalah Pikiran


Nasionalisme adalah pola pikir yang ditanamkan kepada setiap warga
Negara sebelumakhirnya diaplikasikan dengan baik. Untuk itu, pola pikir
ini wajib terbentuk dari edukasi yang tepat. Edukasi yang tepat dapat

6
diperoleh, salah satunya menerapkan pelajaran kewarganegaraan di
lembaga pendidikan

4. Mengaplikasikan Sila Ketiga Pancasila


Yang dimaksud dengan aplikasi silah pancasila ketiga adalah perasaan
cinta tanah air, rela berkorban demi Negara, bangga menjadi orang
Indonesia, dan mementingkan bangsa diatas kepentingan pribadi. Sila
ketiga dalam pancasila bukan sekedar pajangan yang harus kita hafal,
namun butuh pengaplikasian.

BENTUK-BENTUK NASIONALISME

Nasionalisme terbentuk menjadi beberapa, bentuk-bentuk nasionalisme


yaitu:
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
2. Nasionalisme Etnis
3. Nasionalisme Indentitas
4. Nasionalisme Budaya
5. Nasionalisme Kenegaraan
6. Nasionalisme Agama

MANFAAT NASIONALISME
1. Rela Berkorban
2. Patriotisme
3. Solidaritas
4. Cinta Tanah Air
5. Menghargai Perbedaan

Kelebihan Nasionalisme
Memperkuat kecintaan pada Negara
Kekurangan Nasionalisme
Nasionalisme yang terlalu kuat akhirnya menimbulkan chauvinisme

Penegrtian chauvinism merupakan bentuk perasaan cinta, bangga, royalitas yang


tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada tanah air tanpa mempertimbangkan pandangan
dari orang lain atau bangsa lain.

CONTOH SIKAP NASIONALISME


1. Nasionalisme di lingkungan sekitar
Contohnya : ikut berpartisipasi dalam melaksanakan kerja bakti
rutinyang dicetuskan oleh ketua RT

2. Nasionalisme Beragama
Contohnya :
- berteman dengan semua orang tanpa mempedulikan perbedaan
agama

7
- menghargai jadwal ibadah rutin teman yang berbeda kepercayaan,
seperti ke gereja hari minggu dan dan sholat jumat.

3. Menjunjung Cita-Cita Bangsa


Contohnya :
- Menjadi agen yang mengusahakan perdamaian dunia
- Turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

8
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2005. Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang
Modern. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Aquinas, Th. 1949 (1598) . Summa Theologia, vol. VI, Roma: Gregorianum
Ramanum

Anderson, Benedict. 1996. Imagined Communities. London and New York: Verso,
Seventh Impression.

----------------- 2001. ”Kebutuhan Indonesia: Nasionalisme Dan Menumpas


Keserakahan” dalam Joesoef Ishak, 100 Tahun Bung Karno. Jakarta: Hasta
Mitra.

Apter, David E. 1967. The Politics Of Modernization. Chicago: University of


Chicago press.

Baskara Wardaya. 2002. ”Nasionalisme Universal: Menjawab Ajakan


“PascaNasionalis”nya Romo Mangun”, dalam Jurnal Iman, Ilmu, Budaya. vol.
3. Sept. 2002. Jakarta: Yayasan Bhumiksara

Berger, Peter L. 1990. Revolusi Kapitalisme. (terjemahan). Jakarta: LP3ES Lembaga


Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.

Hall, J. A. 1993. ”Nationalism : CLassified and Explained”, in Daudalus 122


(3)

Herz, F. 1966. Nationality in History and Politics. London: Routledge and Kegan
Paul.

Kedourie, E. 1966. Nationalism. London: Hutchinson University Library.

Kohn, H. 1969. The Idea of Nationalism, Toronto: Cillier Books. ---------- 1971.
Nasionalisme Arti dan Sejarahnya (terjemahan Sumantri Mertodipura),
Djakarta: Pustaka Sardjana

Lind, M. 1994. ”In Defence of Liberal Nationalism”, in Foreign Affairs 73 (3)

Locke, John. 1989 (1690). Second Treatise of Government. London: Oxford


University Press

Magnis Suseno, F. 1986. Etika politik. Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan


Modern. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Minogue, J. H. 1967. Nationalism. London:
Methuen.

Montesquieu, B. 1987. Semangat Hukum (terj.). Jakarta: Penerbitan Erlangga


9
Nasikun. 1996. ”Pembangunan dan Dinamika Integrasi Nasional dalam Masyarakat
Majemuk”, dalam Ariel Heryanto, 1966. Nasionalisme Refleksi Kritis Kaum
Ilmuwan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

PENDIDIKAN PANCASILA

NASIONALISME

Oleh :

 Lutfia Abu
 Situ apriyani Burhan s
 Asmira Tasibu
 M. Rahmat. Hi. Sadda
 Dalfin Tayawi 04372111031

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN

10
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021

11

Anda mungkin juga menyukai