Semangat nasionalisme juga tertian dalam Pancasila, yaitu sila ke-3 Pancasila yang bunyinya
“Persatuan Indonesia” dengan ciri-ciri :
Rasa cinta terhadap tanah dan air bangsa Indonesia
Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
Bangga memiliki tanah air dan bangsa Indonesia
Memposisikan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan
NASIONALISME DAN
NEGARA BANGSA
Hubungan negara dan warga negara sangat kuat, tidak dapat dilepaskan dari paham
nasionalisme. Kewarganegaraan merupakan konsekuensi dari paham nasionalisme
Dengan terbentuknya negara bangsa atau negara modern maka yang paling penting
adalah siapa-siapa yang menjadi warga negara dan negara bangsa tersebut.
Nasionalisme memiliki banyak arti, tergantung dari penekanan sudut pandang yang
dipakai. Nasionalisme dapat diartikan kesadaran diri suatu bangsa. Nasionalisme
berkaitan dengan gagasan dan sentiment tentang identitas nasional bersamaan
dengan identitas seperti agama, suku, kelas sosial, gender dan lain-lain.
Nasionalisme juga merupakan gerakan untuk meraih dan memelihara otonomi
kohesi dan individualitas bagi suatu kelompok
Nasionalisme dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :
1. Nasionalisme humaniter
Nasionalisme yang mendasarkan pandangannya bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan
kesejahteraan bangsanya berdasarkan caranya sendiri
2. Nasionalisme Jacobin
Nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan fanatic terhadap bangsa lain
3. Nasionalisme tradisional
Nasionalisme yang menekankan keunikan setiap bangsa dan mempertahankan tradisi dan sejarahnya
4. Nasionalisme Liberal
Nasionalisme yang menekankan pentingnya dunia berpegang pada prinsip dimana setiap bangsa
berhak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Nasionalisme Integral
Nasionalisme yang menekankan kepentingan nasional di atas kepentingan individu, berdasarkan
prinsip tersebut semua warga negara harus sepenuhnya setia kepada negara
BENTUK NASIONALISME
1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil)
Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat atau perwakilan politik
2. Nasionalisme Etnis
Semangat kebangsaan yang memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau
etnis sebuah masyarakat
3. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kekuatan politik dari budaya
bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi dari nasionalisme kewarganegraan yang selalu digabungkan dengan
nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan
suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.
Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-
olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
6. Nasionalisme Agama
Ialah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
PRINSIP
NASIONALISME
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip
nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin
kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, system perekonomian.
Sistempertahanan keamanan, dan policy kebudayan
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara
berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi:
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self
estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian dan
identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dankebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare)
serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari bangsanya
NASIONALISME DI
INDONESIA
Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di Indonesia
adalah
1. Kebangkitan Nasional
2. Sumpah Pemuda
3. Proklamasi Kemerdekaan
Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo pada
tahun 1908, merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang nasionalisme
Indonesia
Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan
nasionalisme dalam ikatan satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa persatuan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan
nasionalisme sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam wadah
negara nasional bernama Republik Indonesia
TANTANGAN NASIONALISME
NKRI
No. Periode Tantangan dan Permasalahan
1 Tahun 1908 – Tahun 1945 Melawan Kolonialisme bangsa asing. Menjadi bangsa yang merdeka
adalah sasaran nasionalisme dalam periode ini
2 Tahun 1945 – Tahun 1949 Mempertahankan kemerdekaan dan ancaman kembalinya
kolonialisme bangsa asing
3 Tahun 1950 – Tahun 1965 Ancaman – ancaman terhadap keutuhan NKRI. Ancaman pada
periode ini banyak datang dari dalam negeri
4 Tahun 1966 – Tahun 1995 Kesenjangan kesejahteraan rakyat serta tantangan peningkatan
pembangunan
5 Tahun 1995 – Tahun 1998 Krisis multidimensi (terutama pada sector ekonomi) serta
mencuatnya kasus-kasus integritas seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme
6 Tahun 1999 – Saat ini Bertumbuhnya sifat – sifat individualism dan kebebasan yang
berlebihan pada warga negara
FAKTOR PENDORONG
NASIONALISME DI INDONESIA
Eksternal Internal
Penerapan Politik Etis di Hindia Belanda Adanya penjajahan yang mengakibatkan
Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 penderitaan rakyat.
Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Adanya kenangan akan kejayaan masa
Amerika yang masuk ke Indonesia seperti lalu.
liberalisme, demokrasi, nasionalisme dan
sosialisme Munculnya kaum intelektual yang
menjadi pemimpin pergerakan nasional.
Kebangkitan nasional di Asia dan Afrika,
misalnya adanya All Indian National
Congress 1885 dan Gandhisme di India dan
adanya Gerakan Turki Muda di Turki.
NASIONALISME INDONESIA
MENURUT BUNG KARNO
Nasionalisme Indonesia tidaklah sama dengan nasionalisme yang lahir dan
berkembang di Eropa. Dalam salah satu artikelnya yang berjudul “Nasionalisme,
Islamisme dan Marxisme” (1926), Soekarno menguraikan karakter dari nasionalisme
Eropa :
“ Nasionalisme Eropa ialah suatu nasionalisme yang bersifat menyerang, suatu
nasionalisme yang mengejar keperluan sendiri, suatu nasionalisme perdagangan yang
untung atau rugi, dan nasionalisme semacam itu akhirnya pastilah binasa”
Seadangkan nasionalisme Indonesia menurut Bung Karno mengatakan bahwa
nasionalisme yang berperikemanusiaan yang tidak menginginkan l’exploitation de la
nation par la nation (penindasan suatu bangsa terhadap bangsa lain) maupun
l’exploitation de l’home par l’home (penindasan manusia terhadap manusia lain).
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai
perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika
Dengan kata lain, Integrasi Nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.
Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian membentuk identitas nasional
Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian berbagai unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat
Faktor Penghambat Integrasi
Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Nasional