A. NASIONALISME
1. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti
yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan
mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti naziisme, pengasingan dan
sebagainya.
2. Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli
a. Hans Kohn (dalam Mohd Zain,2011) menguraikan nasionalisme sebagai suatu
keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetian terbesar
harus diberikan kepada negara. Selanjutnya 16 dia menegaskan juga bahwa
kesetian ini kemudian menjadi suatu keinginan dan sentimen yang berkembang
melalui berbagai pengalaman hidup masyarakat tertentu. Keinginan dan sentimen
ini menimbulkan gerakan kesadaran begi anggota masyarakat tersebut untuk
menyumbangkan jasa-jasa melalui aktivitas- aktivitas yang teratur dengan tujuan
terakhir untuk menegakan sebuah negara yang berdaulat.
b. Smith(dalamMohd Zain,2011) mentakrifkan nasionalisme adalah satu pergerakan
ideologikal, untuk mencapai pemerintahan sendiri dan kemerdekaan bagi sesuatu
golongan atau sebahagian daripada kelompoknya yang menggelarkan diri mereka
sebagai bangsa yang sebenar atau bakal bangsa seperti bangsa-bangsa lain. Smith
juga menyatakan tiga perkara yang membentuk nasionalisme yaitu penentuan
nasib sendiri secara kumpulan, penegasan keperibadian dan sifat tersendiri bangsa
dan pembahagian dunia mengikut negara bangsa yang tersendiri
c. Snyder (dalam Adisusilo,2009) memaknai nasionalisme sebagai satu emosi yang
kuat yang telah mendominasi pikiran dan tindakan politik kebanyakan rakyat
sejak revolusi Prancis. Ia tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu gejala
sejarah, yang timbul sebagai tanggapan terhadap kondisi politik, ekonomi dan
sosial tertentu.
d. Benedict Anderson(1984) mengatakan bahwa nasionalisme sebagai sebuah ide
atas terbentuknya sebuah komunitas. Terbentuknya sebuah komunitas karena
setiap anggota dari suatu bangsa, bahkan bangsa yang terkecil sekalipun, tidak
mengenal seluruh anggota dari bangsa tersebut.
e. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter
yang timbul karena perasaan senasib.
f. menurut Lothrop Stoddard, ”Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa, suatu
kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar manusia sehingga mereka
membentuk suatu kebangsaan dalam bentuk kebersamaan
g. Menurut Nazaruddin Sjamsuddin, ”Nasionalisme adalah suatu konsep yang
berpendapat bahwa kesetiaan individu diserahkan sepenuhnya kepada negara”5 .
h. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, Nasionalisme adalah paham
kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta
kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta
citacita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan,
kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan6 .
i. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and
Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:1. Hasrat untuk
mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.3. Hasrat untuk
mencapai keaslian.4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu
nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
a. memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan;
b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib
sepenanggungan; c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai
akibat pengalaman hidup bersama; d. menempati suatu wilayah tertentu yang
merupakan kesatuan wilayah; dan e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang
berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum.
j. Menurut Louis Sneyder
Menurut Louis sneyder, sikap nasionalisme berkaitan erat dengan sikap
berpolitik, berekonomi, bersosial dan berintelektual. Sebuah negara yang besar
memang harus memiliki kekuatan dalam keempat aspek penting ini.
3. Bentuk – Bentuk Nasionalisme
Ada beragam bentuk nasionalisme yang diterapkan di suatu negara. Berikut ini
beberapa bentuk nasionalisme.
1. Nasionalisme Kewarganegaraan adalah nasionalisme yang terbentuk karena
Negara memperoleh kebenaran politik dan partispasi aktif warga negaranya.
2. Nasionalisme Etnis, nasionalisme yang terbentuk karena Negara memperoleh
kebenaran politik dan budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme yang terbentuk karena Negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama anggota masyarakat.
4. Nasionalisme romatik (Nasionalisme Identitas) adalah nasionalisme etnis yang
terbentuk karena Negara memperoleh kebenaran politik sebagai sesuatu yang
alamiah dan merupakan ekspresi suatu bangsa atau ras.
5. Nasionalisme agama; nasionalisme yang terbentuk karena Negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama yang dipeluk oleh anggota masyarakat
6. Nasionalisme kenegaraan merupakan kombinasi antara nasionalisme
kewarganegaraan dan nasionalisme etnis. Dalam konsep nasionalisme
kenegaraan, bangsa menjadi komunitas yang memberikan kontribusi terhadap
pemeliharaan dan kekuatan Negara.
Nasionalisme dalam pandangan Carlton diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) jenis
yaitu:
1. Nasionalisme humaniter, yang bersifat toleran yang mendasar pandangannya
bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya
berdasarkan caranya sendiri.
2. Nasionalisme yacobin, yang demokratis tetapi doktriner dan fanatik terhadap
bangsa lain.
3. Nasionalisme tradisional, yang menekankan keunikan setiap bangsa dan
mempertahankan tradisi yang dan sejarahnya.
4. Nasionalisme liberal, yang menekankan pentinngnya dalam perwakilan dari
gagasan perlunya dunia berpegang pada prinsip setiap bangsa berhak
menentukan nasipnya sendiri.
5. Nasional integral, yang menekankan kepentingan nasional ada diatas
kepentingan individu, maka individu harus sepenuhnya setia kepada negara
4. Sejarah Nasionalisme
Awal nasionalisme Indonesia merupakan fase yang baru mulai disuarakan dan
diorganisir pada dasawarsa kedua abad ke-20. Terdapat lima unsur yang membuat
pertumbuhan nasionalisme Indonesia.
1. Pertama, tingginya homogenitas keagamaan di Indonesia. Dengan komposisi
hampir 90 persen penduduk Indonesia beragama Islam, akan mudah membangun
solidaritas. Selain untuk menangkal kristenisasi, Islam yang berdiri tipis diatas
kebudayaan Hindu-Budha dan mistisme Jawa, semakin mempermudah
penerimaannya di tataran rakyat, khususnya rakyat Jawa;
2. Kedua, sikap superioritas orang orang Belanda yang tidak mau disamakan dengan
orang pribumi dalam berbahasa menjadi faktor integrasi penting lainnya.
Perkembangan bahasa persatuan (lingua franca) yang digunakan adalah bahasa
Melayu mampu menghancurkan solidaritassolidaritas sempit dalam nasionalisme
Indonesia;
3. Ketiga, dengan dibentuknya majelis perwakilan tertinggi bagi orang Indonesia
yang disebut Volksraad, mampu mengorganisir gerakan-gerakan kebangkitan
nasional meskipun banyak yang berpendapat posisi Volksraad tidak begitu
berpengaruh di mata pemerintah kolonial Belanda;
4. Keempat, perkembangan radio dan surat kabar menjadi saluran untuk penyebaran
gagasannasionalisme. Beberapa study club yang berdiri, misal: Perhimpunan
Indonesia membuat surat kabar yang diberi nama Oetosan Hindia untuk
menyebarkan nasionalisme dan sebagai alat propaganda politik;
5. Kelima, adanya rangsangan oleh mobilitas geografis gagasan maupun penduduk.
Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat sebagai akibat dari pola
organisasi ekonomi maupun fasilitas transportasi abad ke-20 di Indonesia,
mobilitas ini begitu berpengaruh sebagai faktor penyebab integrasi
Lima Tahap Pembentukan Nasionalisme Indonesia Menurut Bernahard Dam
Tahap Nasionalisme Indonesia Keterangan
C. DEMOKRASI
1. Definisi Menurut Para Ahli
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia
a. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
b. Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
c. John L. Esposito
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat.
Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif
maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu,
tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara
unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
d. Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di
mana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
e. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
f. C.F. Strong
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota
dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan
yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-
tindakannya pada mayoritas tersebut.
g. Hannry B. Mayo
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
di mana terjadi kebebasan politik.
h. Merriem
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat;
khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap
pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung
melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara
mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum
khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas
atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
i. Samuel Huntington
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat
dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur
dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan
suara.
2. Bentuk atau Jenis Demokrasi
Setiap negara mengartikan demokrasi berbeda-beda. Dengan atmosfer geopolitik
yang berbeda, pemerintahan demokrasi di seluruh dunia dapat dikelompokkan
menjadi delapan. Dikutip dari Science ABC, delapan jenis atau bentuk utama
demokrasi, yaitu :
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung adalah ketika warga negara dapat memilih
kebijakan secara langsung tanpa perantara atau majelis parlemen. Jika
pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu,
diserahkan pada rakyat. Demokrasi langsung dapat dipraktikkan dalam
negara yang populasinya kecil, berpendidikan dan secara politik memiliki
kesamaan. Contoh Swiss yang masih mempunyai Landsgemeinde, majelis
di mana orang-orang berkumpul bersama di tempat terbuka di waktu
tertentu untuk memilih hukum yang berlaku di masyarakat.
Demokrasi langsung terlalu rumit dilaksanakan di negara dengan
wilayah besar. Orang-orang lebih suka memilih perwakilan atas nama
mereka daripada membuat keputusan sendiri pada setiap masalah.
b. Demokrasi tak langsung
Demokrasi tak langsung atau demokrasi representatif adalah ketika
orang memilih perwakilan untuk duduk di parlemen. Bentuk demokrasi
ini paling umum ditemukan di seluruh dunia. Kelemahan demokrasi tak
langsung adalah pemerintah yang terpilih gagal mengakomodasi
kepentingan warga negara.
Sebagian besar negara yang menerapkan demokrasi perwakilan
disebut juga negara demokrasi liberal. Karena lebih menghargai
kebutuhan warga negara daripada kebutuhan seluruh negara. Contoh
Amerika Serikat dan India. Tetapi ada juga beberapa negara yang terus
menerus merasa terancam oleh pihak luar atau kerusuhan sipil sehingga
lebih suka demokrasi defensif daripda liberal. Agar pemerintah dapat
mengerahkan pasukan pada saat bersamaan. Contohnya Korea Selatan.
c. Demokrasi presidensial
Melalui demokrasi presidensial, presiden suatu negara memiliki
sejumlah besar kekuasaan atas pemerintah. Presiden dipilih secara
langsung atau tidak langsung oleh warga negara. Presiden dan lembaga
eksekutif pemerintah tidak bertanggung jawab kepada legislatif tetapi
tidak dapat memberhentikan lembaga legislatif sepenuhnya.
Sebaliknya lembaga legislatif tidak dapat mengeluarkan presiden dari
jabatannya kecuali jika ada kasus ekstrem. Dalam demokrasi presidensial,
kepala negara juga adalah kepala pemerintahan. Contoh Amerika Serikat,
Argentina dan Sudan.
d. Demokrasi parlementer
Dalam demokrasi parlementer kedudukan lembaga legislatif lebih
kuat. Lembaga eksekutif memperoleh legitimasi demokrasi hanya dari
legislatif yaitu parlemen. Legislatif terpilih (parlemen) memilih kepala
pemerintahan (perdana menteri) dan mencopot perdana menteri dengan
memberikan mosi tidak percaya.
Kepala negara (presiden) berbeda dari kepala pemerintahan (perdana
menteri) dan keduanya memiliki tingkat kekuasaan yang berbeda-beda.
Namun dalam kebanyakan kasus, presiden adalah raja yang tidak
memiliki kekuasaan seperti di Inggris atau kepala adat istiadat seperti di
India.
e. Demokrasi otoriter
Demokrasi otoriter terjadi ketika hanya elit yang merupakan bagian dari
proses parlementer. individu-individu tertentu diizinkan memilih kandidat
tetapi orang biasa tidak dapat. Karena itu, pada akhirnya hanya elit
penguasa yang memutuskan berbagai kepentingan populasi negara.
Contoh Rusia di bawah pimpinan Vladimir Putin.
f. Demokrasi partisipatif
Demokrasi partisipatif adalah kebalikan demokrasi otoriter. Ada
berbagai jenis demokrasi partisipatif tetapi semuanya sama yaitu untuk
menciptakan peluang bagi semua anggota populasi untuk memberikan
kontribusi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memecah
negara menjadi jaringan kecil dan memberdayakan politik akar rumput
berbasis masyarakat.
Demokrasi ini menghargai musyawarah dan diskusi bukan sekadar
memilih. Saat ini, tidak ada negara yang secara aktif mempraktikkan
bentuk demokrasi ini. Meski teori-teorinya masuk akal, penerapan nyata
dengan pendekatan ini penuh komplikasi.
g. Demokrasi Islam
Bentuk demokrasi ini berupaya menerapkan hukum Islam ke dalam
kebijakan publik dengan tetap mempertahankan kerangka demokrasi.
Demokrasi Islam memiliki tiga karakteristik utama yaitu: Para pemimpin
dipilih oleh rakyat. Semua orang tunduk pada hukum Syariah, termasuk
para pemimpin.
Para pemimpin harus berkomitmen mempraktikkan syura. Syura
menandakan badan politik ada pada tempatnya untuk konsultasi tentang
masalah apa pun. Ini adalah prinsip dasar sistem politik Islam yang
direkomendasikan dalam Al-Quran. Negara-negara yang memenuhi
ketiga karakteristik ini Iran, Afghanistan dan Pakistan. Negara Islam lain
seperti Arab Saudi cenderung pada bentuk rezim otoriter daripada negara
demokasi.
h. Demokrasi sosial
Demokrasi sosial muncul sebagai reaksi terhadap kebijakan neoliberal
dalam ekonomi internasional. Demokrasi sosial bertujuan
memberdayakan negara atas pasar neoliberal. Pengeluaran negara untuk
memberikan layanan gratis daripada swasta yang terlalu mahal. Negara
fokus pada penyediaan pendidikan gratis atau layanan kesehatan gratis
sehingga orang tidak harus bergantung pada perusahaan.
3. Asas dan Ciri Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan
wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung,
umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi
menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di
dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).
c. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
h. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).
4. Tujuan dan Prinsip – Prinsip Demokrasi
a. Tujuan Demokrasi
Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan
masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep mengedepankan
keadilan, kejujuran dan keterbukaan.
Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan bernegara juga
meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat. Untuk lebih
jelasnya, berikut beberapa tujuan demokrasi secara umum beserta
penjelasannya:
1) Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan
berekspresi. Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi,
dimana rakyatnya memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat dan
menyuarakan aspirasi dan ekspresi mereka.Hal ini menjadi hal yang
fundamental bagi negara demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga
dilakukan dengan terbuka sebagai cara mengungkap dan mengatasi
adanya masalah sosial yang belum terwujud.
2) Menciptakan Keamanan dan Ketertiban
Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan,
ketertiban dan ketentraman di lingkungan masyarakat. Demokrasi akan
menjamin hak-hak setiap warga negara dan mengedepankan musyawarah
untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin keamanan bersama di
lingkungan masyarakat.
3) Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan
Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan
dilibatkan dalam setiap proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum
secara langsung hingga memberi aspirasi terkait kebijakan publik. Rakyat
yang didorong aktif terlibat dalam bidang politik guna memajukan kinerja
pemerintahan negara tersebut. Adanya peran rakyat dalam pemerintahan
juga akan membuat setiap warga negara lebih bertanggung jawab
terhadap peran yang dimilikinya sebagai seorang warga negara yang
wajib menjaga keutuhan negara.
4) Membatasi Kekuasaan Pemerintahan
Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi, ada di tangan rakyat. Artinya rakyat berhak
memberi aspirasi dan kritik pada pemerintahan. Sistem pemerintahan
demokrasi juga bertujuan membatasi kekuasaan pemerintahan, agar tidak
menimbulkan kekuasaan absolut atau diktator. Dengan demokrasi
diharapkan akan menciptakan pemerintah yang bertanggung jawab,
dimana Pemerintahan hanya berfungsi sebagai wakil rakyat yang ditugasi
untuk merangkum semua kebutuhan rakyat.
Rakyat dapat menilai dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan kebijakan yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan
tuntutan apabila pemerintah melakukan penyelewengan terhadap
kebijakan yang telah dibuat.
5) Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang
terjadi, akan diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga diharapkan
dengan menganut sistem demokrasi bisa mencegah adanya perselisihan
antar kelompok dan dapat menyelesaikan segala masalah secara damai.
b. Prinsip-Prinsip Demokrasi
1) Negara Berdasarkan Konstitusi
Pengertian negara demokratis adalah negara yang pemerintah
dan warganya menjadikan konstitusi sebagai dasar penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi dapat diartikan
sebagai undang-undang dasar atau seluruh peraturan hukum yang
berlaku di sebuah negara.
Sebagai prinsip demokrasi, keberadaan konstitusi sangat
penting sebab dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Konstitusi berfungsi membatasi wewenang penguasa atau pemerintah
serta menjamin hak rakyat. Dengan demikian, penguasa atau
pemerintah kemudian tidak akan bertindak sewenang-wenang kepada
rakyatnya dan rakyat tidak akan bertindak anarki dalam menggunakan
hak dan pemenuhan kewajibannya.
2) Jaminan Perlindungan HAM
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok
yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Hak asasi manusia mencakup hak untuk hidup, kebebasan
memeluk agama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat, serta hak-hak lain sesuai ketentuan undang-undang.
Perlindungan HAM merupakan salah satu prinsip negara
demokrasi karena perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya
merupakan bagian dari pembangunan negara yang demokratis.
3) Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
Demokrasi memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
berpikir dan menggunakan hati nurani serta menyampaikan pendapat
dengan cara yang baik.Selain itu salah satu prinsip demokrasi adalah
mengakui dan memberikan kebebasan untuk berserikat atau
membentuk organisasi.
Setiap orang boleh berkumpul dan membentuk identitas
dengan organisasi yang ia dirikan. Melalui organisasi tersebut setiap
orang dapat memperjuangkan hak sekaligus memenuhi kewajibannya.
4) Pergantian Kekuasaan Berkala
Gagasan tentang perlunya pembatasan kekuasaan dalam
prinsip demokrasi dicetuskan oleh Lord Acton. Lord Acton
menyatakan bahwa pemerintahan yang diselenggarakan manusia
penuh dengan kelemahan. Pendapatnya yang cukup terkenal adalah
“power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely”.
Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung
menyalahgunakan kekuasaan. Pergantian kekuasaan secara berkala
bertujuan membatasi kekuasaan atau kewenangan penguasa.
Pergantian kekuasaan secara berkala dapat meminimalisasi
penyelewengan dalam pemerintahan seperti korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Pergantian seorang kepala negara atau kepala daerah dapat
dilakukan dengan mekanisme pemilihan umum yang jujur dan adil.
5) Peradilan Bebas dan Tak Memihak
Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan
bebas dari campur tangan pihak lain termasuk tangan penguasa.
Pengadilan bebas merupakan prinsip demokrasi yang mutlak
diperlukan agar aturan hukum dapat ditegakkan dengan baik. Para
hakim memiliki kesempatan dan kebebasan dalam menemukan
kebenaran dan memberlakukan hukum tanpa pandang bulu.
Posisi netral sangat dibutuhkan untuk melihat masalah secara
jernih dan tepat. Kejernihan pemahaman tersebut akan membantu
hakim menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya Selanjutnya,
hakim dapat mempertimbangkan keadaan yang ada dan menerapkan
hukum dengan adil bagi pihak berperkara.
6) Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan
Persamaan kedudukan warga negara di depan hukum akan
memunculkan wibawa hukum. Setiap Warga Negara di Depan Hukum
Hukum merupakan instrumen untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan. Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah hukum tidak boleh berat
sebelah atau pandang bulu. Setiap perbuatan melawan hukum harus
ditindak secara tegas. Saat hukum memiliki wibawa, hukum tersebut
akan ditaati oleh setiap warga negara.
7) Jaminan Kebebasan Pers
Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam
prinsip-prinsip demokrasi. Pers yang bebas dapat menjadi media bagi
masyarakat untuk menyalurkan aspirasi serta memberikan kritikan
dan masukan kepada pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik.
Di sisi lain, pers juga menjadi sarana sosialisasi program-
program yang dibuat pemerintah. Melalui pers diharapkan dapat
terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah masyarakat.
Istilah Definisi
Sistem sosial-ekonomi dengan alat-alat produksi (mesin, perkakas, pabrik, dll.)
Kapitalisme berada di bawah kepemilikan pribadi dan digunakan untuk memperoleh
keuntungan.
Sistem sosial-ekonomi dengan alat-alat produksi dimiliki bersama-sama (baik
oleh rakyat secara langsung, melalui komune atau oleh masyarakat komunis), dan
Komunisme produksi dilakukan untuk penggunaan, bukan untuk keuntungan. Dengan
demikian, masyarakat komunis tidak memiliki negara, tanpa kelas, tanpa uang,
dan demokratis.
Sistem sosial-ekonomi dengan kepemilikan properti secara luas sebagai hak
fundamental;alat-alat produksi tersebar seluas mungkin alih-alih terpusat di
bawah kendali negara (sosialisme negara), beberapa individu (plutokrasi), atau
Distributisme
korporasi (korporatokrasi).Distributisme pada dasarnya menentang sosialisme
dan kapitalisme, yang oleh para penganut distributisme dianggap sama-sama
cacat dan eksploitatif. Sebaliknya, distributisme berusaha menempatkan aktivitas
ekonomi di bawah kehidupan manusia secara keseluruhan, pada kehidupan
spiritual, kehidupan intelektual, dan kehidupan keluarga.
Sistem sosial-ekonomi kepemilikan tanah dan tugas. Di bawah feodalisme,
semua tanah di kerajaan adalah milik raja. Namun, raja akan memberikan
sebagian tanah itu kepada para bangsawan yang berjuang untuknya. Hadiah tanah
Feodalisme
ini disebut manor. Kemudian para bangsawan memberikan sebagian tanah
mereka kepada pengikut (vassal). Para pengikut kemudian harus melakukan
tugas untuk para bangsawan. Tanah para pengikut disebut wilayah fief.
Sistem sosial-ekonomi dengan para pekerja, secara demokratis dan sosial
memiliki alat-alat produksi dan kerangka ekonomi dapat terencana, baik dengan
Sosialisme didesentralisasi, didistribusikan, atau terpusat, atau dikelola sendiri dalam unit
ekonomi otonom. Pelayanan publik biasanya dimiliki bersama, dimiliki kolektif,
atau dimiliki negara, seperti layanan perawatan kesehatan dan pendidikan.
Sistem sosial-ekonomi yang memusatkan kekuasaan di negara dengan
mengorbankan kebebasan individu. Di antara varian lainnya, istilah ini mencakup
Etatisme teokrasi, monarki absolut, Nazisme, fasisme, sosialisme otoriter, dan
kediktatoran yang polos dan tanpa hiasan. Varian-varian semacam ini berbeda
dalam bentuk, taktik, dan ideologi.
Distributisme Sistem sosial-ekonomi dengan kepemilikan properti secara luas
sebagai hak fundamentalalat-alat produksi tersebar seluas mungkin alih-alih
terpusat di bawah kendali negara (sosialisme negara), beberapa individu
(plutokrasi), atau korporasi (korporatokrasi). Distributisme pada dasarnya
Negara
menentang sosialisme dan kapitalisme, yang oleh para penganut distributisme
kesejahteraan
dianggap sama-sama cacat dan eksploitatif. Sebaliknya, distributisme berusaha
menempatkan aktivitas ekonomi di bawah kehidupan manusia secara
keseluruhan, pada kehidupan spiritual, kehidupan intelektual, dan kehidupan
keluarga.
F. Kebijakan Publik
1. Definisi
Lingkup dari studi kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai
bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan
sebagainya. Di samping itu dilihat dari hirarkinya, kebijakan publik dapat
bersifat nasional, regional maupun lokal seperti undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan pemerintah
daerah/provinsi, keputusan gubernur, peraturan daerah kabupaten/kota,
dan keputusan bupati/walikota. Secara terminologi pengertian kebijakan
publik (public policy) itu ternyata banyak sekali, tergantung dari sudut mana
kita mengartikannya. Menurut Kamus Cambridge, kebijakan publik adalah
kebijakan pemerintah yang memengaruhi setiap orang di suatu negara atau negara
bagian atau kebijakan secara umum.
Adapun pengertian kebijakan publik menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
a. Menurut Leo Agustino, “2008:7”
Kebijakan publik ialah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan-hambatan “kesulitan-kesulitan” dan
kemungkinan-kemungkinan “kesempatan-kesempatan” dimana kebijakan
tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan
yang dimaksud.
b. Menurut William N. Dunn “2003:132”
Kebijakan Publik “Publik Policy” adalah Pola ketergantungan yang
kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk
keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan atau
kantor pemerintah.
c. Menurut Anderson, “1979:3”
Kebijakan publik meliputi segala sesuatu yang dinyatakan dan dilakukan
atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Disamping itu kebijakan publik juga
kebijakan yang dikembangkan atau dibuat oleh badan-badan dan pejabat-
pejabat pemerintah.
d. Menurut Dunn, “2003:132”
Dalam pembuatan kebijakan publik melibatkan tiga elemen yaitu
kebijakan, kebijakan publik dan lingkungan kebijakan yang semuanya saling
terhubung dan terkait.
e. Menurut Winarno, “2002:16”
Kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud
yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu
masalah atau suatu persoalan.
2. Tahapan Penyusunan Kebijakan Publik
Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn. adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat
strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah ada ruang
untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan agenda publik
perlu diperhitungkan. Jika sebuah isu telah menjadi masalah publik, dan
mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak
mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Dalam
penyusunan agenda juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik
yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Isu kebijakan (policy
issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem).
Policy issues biasanya muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara
para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau
pertentangan pandangan
b. Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan
untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda
kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing slternatif
bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk
memecahkan masalah.
c. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses
dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur
oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan
pemerintah.Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah
yang sah. Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi -
cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang
membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat
dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui proses
ini orang belajar untuk mendukung pemerintah.
d. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan
yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang
sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses
kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap
perumusan masalh-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan
untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap
dampak kebijakan.
3. Contoh – Contoh Kebijakan Publik
Contoh kebijakan publik di masyarakat pusat dan daerah, di antaranya :
a. Kebijakan tentang sumber pendapatan daerah dari pajak, misalnya pajak atas
restoran, pajak hotel, pajak hiburan yang terselenggara, pajak reklame, pajak
penerangan, dan lain-lain.
b. Kebijakan tentang retribusi di luar pajak, yang diijinkan untuk diminta kepada
pengguna jasa , misalnya retribusi jalan umum, retribusi parkir, retribusi
dalam kepengurusan ijin usaha, dan lain-lain.
c. Kebijakan jalur bus dalam kota dan angkutan kota. Hal ini juga diatur agar
jangan ada bus dan angkutan umum lain yang bertikai karena jalur atau
trayeknya sama.
d. Kebijakan tentang larang berdagang kaki lima dai daerah tertentu dan
menyediakan jalan khusus untuk berdagang.
e. Kebijakan dalam menaikkan harga BBM dan menaikkan harga tarf dasar
listrik
f. Kebijakan dalam pembangunan jalan tol dalam kota dan jalan tol antar kota,
termasuk kebijakan dalam menentukan tarif jalan tol. Kebijakan ini tidak
dikeluarkan oleh Presiden. Umumnya Dirjen Perhubungan bekerja sama
dengan menteri perhubungan sebagai penentu kebijakan dengan presiden
hanya mengetahui.
g. Kebijakan dalam bidang pendidikan , misalnya penetapan pelaksanaan Ujian
Nasional
h. Dirjen Perhubungan bersama kepolisian mengeluarkan kebijakan tentang
aturan nomor kendaraan ganjil dan genap untuk melalui jalan utama di
wilayah Jakarta.
i. Kebijakan pemerintah daerah mengenai jam berlakunya hiburan malam dan
tempat-tempat makan untuk buka saat bulan Ramadhan untuk menghormati
warga yang berpuasa.
j. Kebijakan tentang aturan atas ruang kota, daerah mana saja yang dapat
dibangun dan daerah mana yang termasuk jalur hijau.