Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH

“REVOLUSI BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP


UMAT MANUSIA SERTA PAHAM-PAHAM BESAR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP GERAKAN NASIONALISME DI ASIA
DAN AFRIKA”

OLEH KELOMPOK III

DESTI ZULIAN SARI

ADENA SASKIA

TITI SULISTIAWATI

RAUFA RINDANG AISYAQAFI

AHMAD HOLIL KAHFI

DZAKI ALISYAFANIPEMBAHASAN

XI IPS 2
SMA NEGERI 1 TERARA

PEMBAHASAN

A. Revolusi Amerika
1. Latar Belakang Revolusi Amerika
Revolusi Amerika terjadi pada 1765 hingga 1783. Ditandai dengan
adanya gerakan rakyat koloni Inggris di Amerika Utara. Mereka menentang
kerajaan Inggris yang dianggap ikut campur dalam urusan negara koloni.
Revolusi Amerika menjadi peristiwa perlawanan rakyat koloni Amerika
terhadap pemerintah kolonial Inggris yang ada di Amerika.
2. Penyebab Revolusi Amerika
Perlawanan rakyat koloni Amerika terhadap pemerintah kolonial
Inggris terbagi menjadi dua penyebab, yakni:
a. Sebab umum Revolusi Amerika
Beberapa sebab umum yang menyebabkan terjadinya
Revolusi Amerika, yaitu Sikap tidak puas rakyat koloni terhadap
kebijaksanaan Inggris di wilayah koloni Amerika Serikat Penerapan
pajak yang membebani rakyat koloni Pengaruh paham liberalisme
dari John Locke yang masuk Sikap represif pemerintah koloni
Inggris di Amerika
b. Sebab khusus Revolusi Amerika
Penyebab khusus pecahnya Revolusi Amerika adalah
peristiwa Boston Tea Party yang terjadi pada 16 Desember 1773.
Dirangkum dalam jurnal Sejarah Amerika: Dari Peradaban Kuno
Hingga Kemerdekaan (2012) oleh Sutiyah, latar belakang peristiwa
Boston Tea Party yaitu sikap pemerintah kerajaan Inggris yang
memaksakan undang-undang teh kepada wilayah koloni. Rakyat
koloni menolak hal tersebut, akibatnya mereka menceburkan kapal
yang bermuatan teh di pelabuhan Boston.
3. Kronologi Revolusi Amerika
Kronologi Revolusi Amerika bermula ketika pemimpin rakyat koloni
di Amerika mengadakan kongres pada 1776. Kongres tersebut dihadiri oleh
negara-negara bagian sekaligus mengumumkan Declaration of Independent
atau deklarasi kemerdekaan. Thomas Jefferson membacakan Declaration of
Independent yang berisi tentang pernyataan kemerdekaan dan protes terhadap
pemerintah koloni Inggris.
Pemerintah kolonial Inggris menanggapi protes dari rakyat koloni
dengan sikap keras. Hal tersebut menyebabkan perang kemerdekaan Amerika
Serikat yang berlangsung pada 1776-1783. Kemenangan pertama rakyat
koloni terhadap Inggris terjadi pada pertempuran di Lexington. Pasukan koloni
dipimpin oleh George Washington mampu mengalahkan pasukan Inggris
dalam pertempuran tersebut.
Pada perkembangannya, pasukan koloni Amerika mendapatkan
bantuan dari Perancis dan Belanda. Dalam buku Revolusi Amerika (1960)
karya Richard B Morris, Perancis mengirimkan pasukan dan senjata di bawah
pimpinan Jendral Laffayette tahun 1778.
B. Revolusi Perancis
1. Sejarah Revolusi Prancis
Peristiwa Revolusi Prancis adalah revolusi besar yang terjadi di benua
Eropa maupun di dunia. Revolusi Prancis memiliki pengaruh yang kuat
terhadap tatanan masyarakat dunia. Revolusi Prancis terjadi karena tuntutan
dari kaum rakyat jelata dan borjuis yang merasa sangat terbebani atas
kebijakan raja. Selain memiliki dampak yang besar bagi negara Prancis,
revolusi besar-besaran tersebut berpengaruh juga pada negara lain salah
satunya Indonesia.
2. Penyebab Terjadinya Revolusi Prancis
Pendorong dari Revolusi Prancis adalah krisis sosial yang terjadi pada
masa pemerintahan Raja Louis XV (1715-1774). Saat itu terjadi krisis
keuangan negara dan menjadikan raja harus menanggung hutang kepada
bankir Yahudi yakni Samuel Bernard.
Utang yang besar tersebut merupakan peninggalan dari pemerintahan
Raja Louis XIV yang saat itu digunakan untuk memenuhi biaya Perang
Kemerdekaan Amerika Serikat. Raja pada saat itu, mengatasi masalah utang
dengan menambah utang baru.
Untuk menanggung hutang tersebut, Raja menarik pajak yang sangat
membebankan kaum borjuis dan rakyat jelata pada saat itu. Selain itu, mereka
pun harus menyerahkan hasil panen dan kerja paksa atas perintah kaum
bangsawan dan golongan gereja.
Selain itu, penyebab dari Revolusi Prancis adalah ambisi yang
berkembang dan dipengaruhi oleh kaum borjuis, kaum petani, kaum buruh,
dan beberapa rakyat yang merasa tersakiti.
Revolusi Prancis menciptakan negara Prancis saat ini memiliki UUD,
memiliki badan legislatif, dan negara Prancis sudah menuju ke arah demokrasi
meski masih sempat muncul kembali pemerintahan otokrasi di bawah
pimpinan Napoleon Bonaparte.
3. Akhir dari revolusi Perancis
Empat tahun Direktori berkuasa penuh bersamaan dengan krisis
keuangan, ketidakpuasan rakyat, inefisiensi, dan korupsi politik. Pada akhir
1790-an, para direktur hampir sepenuhnya mengandalkan militer untuk
mempertahankan otoritas mereka dan telah menyerahkan sebagian besar
kekuasaan mereka kepada para Jenderal di lapangan.
Pada tanggal 9 November 1799, ketika rasa frustrasi masyarakat
dengan kepemimpinan mereka mencapai puncaknya, Napoleon Bonaparte
melancarkan kudeta. Ia menghapus Direktori dan mengangkat dirinya sendiri
sebagai “First Consul” (konsul pertama) Perancis. Peristiwa tersebut menandai
berakhirnya Revolusi Perancis dan awal era Napoleon, di mana Perancis akan
mendominasi sebagian besar Benua Eropa.
C. Munculnya Paham-Paham Besar
Revolusi budaya yang berlangsung di Eropa sekitar abad ke-16 telah
mengubah dan Membuka pikiran manusia yang selama ini terbelenggu oleh dominasi
para bangsawan dan Agamawan. Dunia semakin berkembang menuju abad baru dan
lahirlah pemikiran-pemikiran Baru. Melalui golongan intelektual, paham ini lahir dan
berkembang hingga merambah ke Negara Asia dan Afrika. Berikut paham-paham
besar tersebut.
1. Nasionalisme
Nasionalisme ialah paham yang memandang bahwa kelompok-
kelompok di suatu bangsa Memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, cita-
cita, dan tujuan. Nasionalisme berasal Dari kata nation yang artinya bangsa.
Nasionalisme pertama kalinya muncul di Eropa pada Akhir abad ke-18 sebagai
akibat Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Nasionalisme Asia dan Afika
merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-
bangsa Barat.
2. Liberalisme
Liberal berasal dari kata liberty, artinya kebebasan. Liberalisme adalah
suatu aliran Pemikiran yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang
atas dasar kebebasan Individu yang dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya sebebas mungkin. Liberalisme pertama kali berkembang di
Prancis dengan pendukungnya kaum borjuis (kaum Menengah ke atas) dan
kaum terpelajar. Gerakan liberalisme diilhami oleh pemikiran Voltaire,
Montesquie, dan J.J. Rousseau.
3. Demokrasi
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan Yang berasal dari rakyat
oleh rakyat dan untuk Rakyat. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, Yaitu
demos, artinya rakyat dan kata kratos artinya Pemerintahan.
4. Sosialisme
Sosialisme merupakan paham yang berbentuk Sistem sosial-ekonomi
yang ditandai dengan Kepemilikan sosial dan sangat mengutamakan
Kebersamaan sebagai tujuan hidup. Dalam paham Ini negara sebagai kekuatan
terbesar harus selalu ikut mengambil peran dalam segala aspek Demi
mencapai tujuan negara. Sosialisme muncul sebagai reaksi atas paham
liberalisme.
D. Lahirnya Nasionalisme di Asia dan Afrika
Nasionalisme Asia-Afrika adalah suatu gerakan kebangsaan Asia-Afrika
sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Barat atas
wilayah di Asia-Afrika. Gerakan Nasionalisme Asia-Afrika bertujuan untuk
menghancurkan pemerintahan kolonial Barat, menghentikan eksploitasi terhadap
bidang perekonomian, serta membangun negara nasional yang demokratis.
1. Latar Belakang Nasionalisme Asia dan Afrika
Nasionalisme negara-negara di Asia yang bangkit menentang
kolonialisme antara lain terjadi di India, Philipina, Indonesia, Turki, Jepang,
dan Cina. Sedangkan negara di kawasan Afrika yang mengembangkan ajaran
nasionalisme akibat imperialisme antara lain Libya, Mesir, Angola, dan Afrika
Selatan. Gerakan Nasionalisme Asia-Afrika pada dasarnya ditimbulkan oleh
beberapa faktor berikut:
a. Persamaan karakter dari sekelompok manusia yang timbul karena
persamaan nasib, yaitu mereka terjajah oleh keberadaan bangsa
asing.
b. Keinginan bangsa untuk hidup bersama dan bersatu yang didorong
oleh rasa kesetiakawanan yang agung.
c. Rasa persatuan dan semangat kebangsaan dari sekelompok manusia
yang tinggal di daerah yang sama.
2. Sejarah Perkembangan Nasionalisme Negara Asia dan Afrika
Perkembangan Nasionalisme negara-negara Asia dan Afrika yang
dilandasi oleh paham-paham di atas membangkitkan semangat bangsa Asia-
Afrika untuk mengembalikan harga dirinya yang hilang akibat penindasan
kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat. Dalam praktiknya, nasionalisme
setiap negara memiliki ciri khusus yang membedakan satu bangsa dengan
bangsa lainnya.
3. Reaksi Bangsa Asia-Afrika Terhadap Imperialisme
Segala bentuk penjajahan bangsa Barat menimbulkan reaksi dan
perlawanan rakyat di negara-negara Asia dan Afrika pada akhir abad ke-19
dan abad ke-20. Reaksi tersebut memiliki tiga aspek perlawanan, Yaitu:
a. Aspek politik, bertujuan untuk menumbangkan dominasi politik
bangsa asing yang menguasai Penduduk pribumi. Kebangkitan
nasionalisme memungkinkan setiap masyarakat lokal untuk
Menyampaikan aspirasi untuk kesejahteraan mereka.
b. Aspek sosil-ekonomi, bertujuan untuk menghentikan penghisapan
ekonomi Barat dan membangun Masyarakat yang sejahtera dengan
mengembangkan perekonomian nasional.
c. Aspek budaya, bertujuan untuk menggali dan menghidupkan kembali
kebudayaan bangsa sesuai Dengan cita-cita dan pembaruan jaman.
4. Kejayaan Masa Lampau Bangsa Asia-Afrika
Motivasi lain yang mendukung tumbuh-kembangnya paham
nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika adalah kejayaan masa lampau
budaya mereka. Adapun masa kegemilangan masa lampau yang pernah
dimiliki oleh bangsa Asia-Afrika antara lain:
a. Kejayaan Kekaisaran Turki Usmani yang mampu menguasai wilayah
Asia Tengah, Afrika Utara, hingga Eropa Selatan.
b. Pengaruh kekuasaan Kerajaan Persia pada masa Alexander Agung.
c. Kemegahan dinasti di India pada masa Pemerintahan Shah Jehan.
d. Kejayaan Dinasti Han yang berlangsung dari abad ke-2 sebelum
Masehi sampai abad ke-8 sesudah Masehi di Cina.
e. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram Islam di
Indonesia sehingga mampu menguasai wilayah Asia Tenggara.
E. Gerakan Nasionalisme di Jepang
Gerakan nasionalisme jepang yang mulai tumbuh pada sekitar abad ke 16
ketika kapal-kapal amerika yang dipimpin oleh komodor perry mulai memasuki
jepang, telah berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada tahun 1945. Faktor
utama pendorong berkembangnya nasionalisme tersebut memang adalah kehadiran
bangsa asing.
1. Perkembangan NasionalismeNasionalisme di Jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17),
Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh
asing–Barat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu
Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan
politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun
dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat).
Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat
dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat
membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat,
merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang
untuk membuka hubungan dagang
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan
runtuhnya kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji
Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6
April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah
Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti
berikut
1) Akan dibentuk parlemen.
2) Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan
Jepang harus dihapuskan.
4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk
pembangunan bangsa dan negara.
c. Perkembangan Nasionalisme Jepang di Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah
memindahkan ibu kota dari Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti
menjadi Tokyo (yang berarti ibu kota timur). Selanjutnya, diciptakan
bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan dan lagu kebangsaan
Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama nasional.

Jabatan shogun dan daimyo dihapuskan (1868) dan samurai


dibubarkan. Para daimyo kemudian diangkat menjadi pegawai
negeri, sedangkan para samurai dijadikan tentara nasional. Di bawah
pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal Bapak Konstitusi Jepang)
pada tahun 1889 berhasil disusun konstitusi Jepang.
d. Perkembangan Nasionalisme Jepang di Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang pertanian,
perindustrian, dan perdagangan, namun yang paling berhasil di
bidang perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju
pesat berkat dumping policy. Di bidang industri muncul golongan
baru yang disebut Zaibatsu yang terdiri atas keluarga Mitsui,
Mitsubishi, Sumitomo, dan Jassuda.
e. Perkembangan Nasionalisme Jepang di Bidang pendidikan
Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat.
Dasar moral yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan
Budhisme. Pada tahun 1871, dibentuklah Departemen Pendidikan.
Selanjutnya pada tahun 1872 dikeluarkan Undang-Undang
Pendidikan yang mewajibkan belajar untuk anak-anak umur 6–14
dan bebas uang sekolah. Sistem pendidikannya semimiliter.
f. Perkembangan Nasionalisme Jepang di Bidang Militer
Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai
peranan besar ialah keluarga Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu
menangani pembaharuan Angkatan Darat dengan mencontoh Prusia
(Jerman), sedangan keluarga Satsuma menangani pembaharaun
Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan
modernisasi angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido
sebagai jiwa kemiliteran.
F. Jepang Sebelum Munculnya Gerakan Nasionalisme
Sebelum munculnya gerakan nasionalisme Di Jepang, pada abad ke-17,
Jepang dipimpin oleh rezim Keshogunan Tokugawa dan melakukan politik isolasi
untuk menarik diri dari pengaruh asing [Barat]. Tujuan dari politik isolasi adalah
untuk menjamin tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh
asing.
Namun, dalam praktiknya, politik isolasi ini mengakibatkan masyarakat
Jepang hidup dalam kemiskinan dan menjadi negara yang terbelakang. Oleh karena
itu, Jepang melakukan gerakan perubahan yang disebut dengan Restorasi Meiji pada
abad Ke-19. Pemerintahan Meiji mereformasi epang secara mendasar dan
menekankan pada pembaruan kehidupan manusia melalui pembangunan industri serta
teknologi. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Jepang dari negara-negara
barat sekaligus menaikkan posisinya di mata internasional.
G. Nasionalisme Jepang
Nasionalisme Jepang adalah pandangan bahwa Jepang adalah sebuah bangsa
dan negara yang superior 1. Berikut adalah beberapa informasi yang dapat ditemukan
dari hasil pencarian:
 Nasionalisme Jepang didasarkan pada gabungan unsur etnisitas dan loyalitas
politik
 Shinto sebagai agama dan kepercayaan tradisional Jepangadalah faktor utama
timbulnya nasionalisme Jepang
 Masyarakat Jepang yang dulunya awam akan nasionalismne berkembang
menjadi masyarakat Jepang yang terlalu membanggakan negaranya sendiri
 Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus ditanamkan sejak dini kepada
masyarakat agar mereka dapat mencintai bangsanya
 Nasionalisme memberikan dukungan dan dorongan kepada suatu negara untuk
mencapai tujuannya dalam menjalin hubungan internasional.

Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa nasionalisme Jepang


didasarkan pada pandangan bahwa Jepang adalah sebuah bangsa dan negara yang
superior, dan faktor-faktor seperti agama, etnisitas, dan loyalitas politik memainkan
peran penting dalam pembentukan nasionalisme jepang. Selain itu, nasionalisme juga
dapat memberikan dukungan dan dorongan kepada suatu negara untuk mencapai
tujuannya dalam menjalin hubungan internasional.

Anda mungkin juga menyukai