Anda di halaman 1dari 12

PENEMU BENUA AMERIKA PERTAMA

Sebelum Columbus ternyata ada orang-orang Eropa yang datang terlebih dahulu di
dataran benua Amerika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kehadiran kaum Norse
(Norwegia). Sejarah mencatat, kaum Norse berlayar ke Barat dari Greenland, di mana Si Merah
Eric mendirikan sebuah pemukiman sekitar tahun 985. Pada tahun 1001, putera Eric, Leif
Ericson, diperkirakan menjelajah ke pantai timur laut di kawasan yang sekarang menjadi
Kanada dan tinggal selama satu musim di sana. Leif Ericson merupakan pelaut Viking yang
telah berabad-abad sebelum Columbus sudah menjejakkan kaki di Benua Amerika. Bukti ini
menjadi sebuah kepercayaan, bahwa ada juga beberapa orang Eropa lain juga sudah
menyeberangi Samudra Atlantik di masa-masa antara Leif Ericson dan Columbus. Dari sudut
sejarah, Leif Ericson bukanlah tokoh penting. Hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah
tersebar luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun baik di Amerika maupun
Eropa.
Columbus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua
Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah duniaPenemuan tersebut
sekaligus merupakan mahkota eksplorasi, dan kolonisasi dunia baru dan sekaligus pula
merupakan tonggak penting dalam sejarah.
Columbus menjadi pembuka gerbang pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk
pemukiman baru. Menyebar penduduk, dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi
bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa.Be engan itu, penemuannya juga
mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu
melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan
diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Atas perannya membuka gerbang bagi dunia
luas di benua Amerika, Columbus terbukti di kemudian hari telah membawa perubahan besar
bagi bangsa-bangsa di dunia lama.
Revolusi Amerika adalah tonggak kemerdekaan Amerika serikat Presiden Amerika
Serikat yang kedua`, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah
dimulai sebelum perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika.
Prinsip serta semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak sehingga harus
ditelusuri kembali sampai 200 tahun yang lampau atau dicari didalam sejarah Negara ini
semenjak berdirinya perkebunan yang pertama di Amerika. Dengan demikian, untuk
mengetahui latar belakang Revolusi Amerika harus ditelusuri sejak London Company berhasil
mendirikan pos dagang yang pertama di Jamestown pada 1607.
London Company dengan berbekal the royal charte. Yang diperoleh dari aja Inggris
pergi ke Benua Amerika dan tiba di benua ini mendirikan pos dagang yang pertama di
Jamestown pada 1607. Di tempat ini selanjutnya kongsi dagang ini bisa melakukan control
terhadap kinerja gubernur koloni melalui penempatan wakil-wakil penduduk koloni di dalam
dewan legislatif. Hal semacam ini juga digunakan Plymouth.
Pada saat menjelang Revolusi Amerika meletus, seluruh penduduk koloni sudah
mempunyai pengalaman berpemerintahan sendiri selama bertahun-tahun dan demogratis
terjadi perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara signifikan antara 1688-1750,
yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat
koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang
banyak, artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilitas massa.
Akibat kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam perang perebutan koloni di Benua
Amerika (1756-1763), wilayah jajahan Inggris semakin luas sehingga banyak timbul masalah-
masalah baru seperti: persoalan menjaga daerah-daerah pembatasan, mengelola daerah jajahan,
menghadapi pemberontakan orang-orang indian, missal pemberontakan Ottawa pada 1763.
Semua masalah tersebut harus segara diatasi dan memerlukan biaya yang besar. Kemenangan
Inggris terhadap Prancis dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763) menyebabkan utang Inggris
menjadi besar jumlahnya yaitu 130.000.000 poundsterling dengan bunga setiap tahunnya
sebesar 4.000.000 poundsterling. Inggris berusaha menutupi utangnya dengan melaksanakan
Undang-undang Perdagangan yang dibebankan kepada kolonis di Amerika.
Dengan adanya peristiwa teh di Boston, Menurut aturan baru, the hanya boleh
dimasukkan sesudah dikenakan cukai masuk. Tanggal 16 Desember ada pemuda-pemuda
Amerika yang menyaru sebagai orang Indian naik ke atas kapal itu dan membuang seluruh
muatannya kedalam laut. Peristiwa itu menjadi permulaan persengketaan. Orang Inggris segera
membalas perbuatan itu dengan aturan-aturan yang dipertajam. George III menganggap
perbuatan itu sebagai suatu pemberontakan. Tak dapat ia dituduh sebagai tyran, sebagai yang
dituduhkan para kolonis Amerka itu. George III dapat mengemukakan bahwa keputusan tadi
itu diambil oleh suatu golongan kecil yang radikal saja, sebagian besar dari pada kolonis akan
tetap ingin menjadi rakyat Baginda; tetapi pemerintah Inggris membuat kesalahan yang selalu
dilakukan orang terhadap gerakan revolusioner, yakni orang mengangap enteng saja gerakan
itu, berdasarkan tenaga aktif gerakan itu sangat sedikit jumlahnya. Sebab golongan tengah,
yang besar jumlahnya itu dan mereka yang termasuk golongan yang tak ikut-ikut serta,
biasanya lama-lama akan ikut pada pelopor-pelopor yang tak banyak jumlahnya, tetapi yang
tak mau mundur setampak pun. Artinya dengan syarat-syarat, bahwa tuntutan-tuntutan yang
dikemukakan golongan kecil yang aktif itu ada dalam garis perkembangan. Hal itu kita lihat
pula pada perkembang revolusi Amerika itu. Pada mulanya perang ini hanya bersifat
menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan
untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku
Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang
kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang
kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.
Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas
koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan
Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris.
Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima
orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan
John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah
Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of
Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

Penyebab Terjadinya Revolusi Amerika


1. The Great Awakening
2. Berkembangnya Otonomi Daerah
3. Kesadaran tentang Kebebasan
4. Inggris butuh dana besar setelah perang tujuh tahun

Revolusi Amerika adalah perubahan secara cepat dan mendasar yang berpengaruh
terhadap masyarakat yang luas dalam segala sector kehidupan. Revolusi Amerika merupakan
buah kemenangan peperangan antara para kolonis (ketiga belas koloni) terhadap kolonial
Inggris. Revolusi Amerika bukan suatu pemberontakan kaum proletariat, namun revolusi ini
dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan
ekonomis yang dipaksa oleh pemerintah kerajaan Inggris. Revolusi Amerika menyesuaikan
diri dengan pola yang di anut Maxisme, namun revolusi ini mengerahkan segenap tenaga
patriotic dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis. Presiden Amerika Serikat yang
kedua, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum
perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika. Prinsip serta
semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak dan memperoleh kemerdekaan.

HUBUNGAN KERJASAMA AS DAN INDONESIA MASA ORDE LAMA


Pada tahun 1952, AS yang diwakili Chochran (Duta Besar AS) mengadakan perjanjian
bantuan militer dan ekonomi dengan Subardjo (Menlu RI). Melalui bantuan tersebut, AS
kemudian menarik Indonesia ke dalam program mutual security act. Program tersebut
bertujuan untuk membantu pembangunan negara miskin dan menahan pengaruh dan
penyebaran ideologi komunis.
Akan tetapi, hubungan Amerika sempat mengalami kerenggangan dimana pada tahun
1957 Amerika Serikat melalui Central Intelligence Agency (CIA) melakukan operasi HAIK
Eisenhower dengan mendukung kelompok pemberontak, yaitu Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA). Melalui operasi
tersebut, Eisenhower alias Ike John yang pada masa itu merupakan Presiden Amerika Serikat
disinyalir berusaha menjatuhkan Presiden Soekarno. Namun, usaha itu gagal dengan jatuhnya
kelompok pemberontak tersebut di bawah operasi gabungan Soekarno.
Pada saat itu, anggota CIA bernama Allen Pope berhasil ditangkap di Pulau Morotai
dan menimbulkan kepanikan bagi pemimpin Amerika Serikat saat itu yang khawatir kedok
Amerika Serikat dan CIA akan terbuka menjadi dalang atas pemberontakan separatisme di
Indonesia.
Peristiwa tertangkapnya Allen Pope menjadi tamparan keras bagi Amerika Serikat.
Tentu saja bagi Soekarno ini kesempatan bagus untuk melakukan tawar-menawar dengan
Amerika Serikat demi kepentingan dalam negeri. Apalagi Indonesia saat itu membutuhkan
peralatan perang untuk menghadapi Belanda yang menduduki Irian Barat. Sementara itu Ike
John berusaha maksimal mendekati Soekarno untuk membebaskan pilotnya yang berhasil
ditangkap pihak tentara Indonesia. Upaya ini dilakukan dengan mengundang Soekarno ke
negeri Paman Sam itu pada Juni 1960. Proses tawar-menawar ini sangat alot hingga empat
tahun karena Soekarno tidak mau diatur oleh Ike John. Situasi mulai mencair ketika Ike John
digantikan oleh John F kennedy memimpin Amerika Serikat.
Melihat posisi penting Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
Kennedy membantu Soekarno dalam penyelesaian masalah Irian Barat melalui perjanjian New
York. Melalui perjanjian tersebut, Kennedy mendorong Belanda untuk melakukan
perundingan dengan Indonesia, dengan ancaman bahwa AS tidak akan memberikan bantuan
Marshall Plan lagi kepada Belanda jika Belanda menolak perundingan tersebut. Kennedy
akhirnya berhasil membantu Indonesia mengambil alih kekuasaan Irian Barat.
Selain itu, berkat kunjungan ini Soekarno dibantu dalam pembelian 10 pesawat
Hercules tipe B yang terdiri atas delapan kargo dan dua tanker. Pesawat Hercules itulah
menjadi cikal bakal lahirnya armada Hercules bagi AURI (Angkatan Udara Republik
Indonesia), sekarang TNI AU. Pendekatan yang dilakukan John F Kennedy akhirnya mampu
meluluhkan Soekarno yang ditandai pembebasan Allen Pope. Pembebasan dilakukan secara
diam-diam Februari 1962 saat subuh.
Hasil positif lainnya dari tawar-menawar hasil penangkapan Allen Pope, Amerika
Serikat akhirnya menyudahi embargo ekonomi dan menyuntik dana ke Indonesia, termasuk
menggelontorkan 37 ribu ton beras dan ratusan persenjataan yang dibutuhkan Indonesia saat
itu. Tawar – menawar ini berhasil mempertontonkan sebuah diplomasi dan negosiasi tingkat
tinggi dua pemimpin negara yang berhasil mengangkat nama Indonesia di mata Amerika
Serikat.
Hal inilah yang menjadi pendorong menguatnya kembali hubungan AS-Indonesia.
Bantuan Kennedy atas Irian Barat juga didasari oleh ketakutan AS akan adanya intervensi Uni
Soviet jika masalah Irian Barat tidak diselesaikan. Kedekatan hubungan Kennedy-Soekarno
tidak serta merta mendorong Johnson Presiden Amerika setelah Kennedy untuk menerapkan
kebijakan yang sama. Walaupun berlatarbelakang partai yang sama dengan Kennedy, yaitu
Partai Demokrat, Johnson cenderung melanjutkan kebijakan yang dijalankan oleh Eisenhower
dan berniat menjatuhkan Soekarno.
Pada tahun 1964, kampanye anti-Amerika mulai dilancarkan oleh Soekarno. Pada saat
itu, Johnson memangkas dana bantuan kepada Indonesia dan menjadi salah satu pemicu
keluarnya pernyataan Soekarno ‘Go to hell with your aid’. Disamping itu, Konfrontasi
malaysia juga mulai memanas. Dimana pada tahun 1965, AS mendukung Malaysia menjadi
Dewan Keamanan PBB dan menyebabkan Indonesia mengeluarkan diri dari keanggotaan PBB.
Disisi lain, Uni Soviet mulai melancarkan bantuan yang lebih besar kepada Indonesia dan
menyebabkan kedekatan yang lebih erat dari Soekarno terhadap Uni Soviet.

KERJASAMA AS DAN INDONESIA MASA ORDE BARU


Pada era Soeharto ini, politik luar negeri yang dijalankan Indonesia bertujuan untuk
menarik investor asing untuk memberikan modal dalam pembangunan Indonesia. Dengan
politik luar negeri ini pun membuat Amerika yang merupakan negara kaya menjadi target
utama Indonesia sehingga Indonesia pun berusaha untuk menormalisasikan hubungan dengan
Indonesia. Soeharto menganggap Amerika Serikat sebagai pihak yang mampu memberikan
bantuan ekonomi cukup besar bagi Indonesia.
Pada masa presiden Lyndon (1965-1968), hubungan kedua negara mulai terjalin baik
dimana Indonesia berusaha untuk menormalisasikan hubungan dan mengubah image Indonesia
yang menentang Barat. Pada era Soeharto, Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama tengah
melakukan perlawanan terhadap komunis.
Pada masa presiden Nixon (1968-1972), hubungan kedua negara terjalin sangat baik
dimana Amerika memberikan bantuan ekonomi, diadakan pelatihan militer dan adanya
kunjungan kenegaraan.
Pada masa presiden Ford (1973-1976), Amerika Serikat sedang mengalami masalah
dimana Amerika baru saja mengalami kekalahan pada perang Vietnam dan adanya krisis
Watergate. Adanya masalah ini pun membuat Ford pada saat itu fokus untuk memulihkan
keadaan dan image Amerika dengan cara menjalin hubungan baik dengan negara di kawasan
Asia Pasifik.
Pada masa presiden Carter (1976-1980), Amerika Serikat lebih fokus terhadap masalah
Hak Asasi Manusia. Hal ini pun semakin membuat hubungan kedua negara berjalan baik
dimana pendangan Amerika ini dijadikan pencerahan Indonesia dalam kasus Hak Asasi
Manusia.
Meskipun bantuan Amerika Serikat berkurang namun Amerika tetap mendukung
Indonesia seperti adanya kerjasama ekonomi, budaya dan pendidikan dimana terbentuk KIAS
(Kebudayaan Indonesia – Amerika Serikat) yang membuat Indonesia mendapat perhatian
masyarakat Amerika dalam hal pembangunan, HAM, Rule of Law, politik dan keadilan sosial
namun juga membuat Indonesia lebih berhati-hati karena kekurangan Indonesia dapat terlihat
jelas.
Mesikpun Soeharto tetap menjaga hubungan dengan Presiden Amerika berikutnya,
namun pada akhirnya krisis moneter yang menimpa Indonesia membuat Soeharto harus lengser
dari jabatannya.

KERJASAMA AS DAN INDONESIA PASCA REFORMASI


Setelah masa pimpinan Soeharto berakhir, presiden Amerika Serikat setelah Soeharto
semakin “lunak” kepada Indonesia. Bahkan hubungan kedua negara ini terjalin baik seperti
sahabat dan dijadikan Amerika Serikat untuk mengajak Indonesia pro liberalis dengan alasan
perdamaian. Hubungan bilateral antar keduanya pun semakin meningkat dan beberapa
tindakan Indonesia yang memperlihatkan Indonesia mendukung Amerika Serikat. Tindakan
yang dilakukan Indonesia seperti ikut kedalam Counter Terrorism Comitee (CTC) dan
dibentuk densus 88 sebagai upaya memberantas terorisme di Indonesia.
Posisi Amerika Serikat bagi Indonesia dinilai strategis dimana Amerika Serikat
merupakan sumber utama modal Indonesia dalam upaya pembangunan Indonesia. Amerika
juga dapat menjamin stabilitas keamanan Indonesia terutama terkait terorisme. Dengan
jaminan keamanan ini pun secara otomatis juga mengurangi anggaran negara yang dapat
digunakan untuk upaya pembangunan Indonesia.
Di bidang politik ekonomi, hubungan dengan Amerika Serikat penting untuk
mengimbangi kekuatan ekonomi Jepang. Terlalu banyak barang buatan Jepang yang masuk ke
pasar Indonesia, sehingga diharapkan Amerika Serikat mampu menjadi penyeimbang,
terutama dalam bidang industri. Kelima, di bidang swasta investasi Amerika Serikat di dalam
bidang energi dan mineral masih tetap panjang.
Posisi strategis ini kemudian diimplementasikan secara nyata dalam berbagai bentuk
variasi kerja sama. Pada bulan November 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Presiden Barrack Obama menandatangani Comprehensive Partnership Agreement (CPA).
Perjanjian ini meliputi kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pendidikan, energi,
perubahan iklim dan lingkungan, keamanan, demokrasi dan masyarakat sipil.
- Penemuan Benua Australia
Australia beribu kota Canberra tetapi memiliki Kota terbesar Sydney. Austrlia
mengunakan Bahasa resmi Inggris hal ini dikarenakan Australia merupakan salah satu negara
persemakmuran Inggris (Commonwelth). Pemerintahan negara Australia masih menyatu pada
kerajaan Inggris sehigga Ratu merupakan simbol pemerintahaan dan untuk mewakilinya di
Australia pemerintahaan Inggris diwakili oleh Gubernur Jendral. Bentuk negara australia
adalah negara yang berbentuk monarki konstitusional.
Sejarah Australia dimulai ketika manusia pertama migrasi ke Australia dari utara,
sekitar 40.000-50.000 tahun yang lalu. Periode ini disebut sebagai prasejarah Australia. Sejarah
tertulis pertama Australia dimulai ketika orang-orang Eropa pertama kali melihat negara ini.
Dan kemudia dibagi lagi menjadi dua periode: sebelum dan sesudah dia menjadi dominion dari
Kekaisaran Britania pada 1901.
Australia merupakan benua yang paling kecil. Sejarah ditemukannya benua ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahun 1606 orang Belanda yang bernama Willem Jansz menemukan teluk yang
paling utara yang disebut Teluk Carpentaria.
2. Tahun 1644 orang Belanda yang bernama Abel Tasman,menemukan Tasmania dan
Selandia Baru.
3. Tahun 1770 orang Inggris yang bernama James Cool mendarat di pantai timur yang
tanahnya lebih baik dan mengetahui bahwa Selandia Baru merupakan dua buah pulau.
Kemudian daerah itu menjadi jajahan Kerajaan Inggris.
4. Tahun 1786 Benua Ausrtalia digunakan oleh Kerajaan Inggris sebagai tempat
pembuangan penjahat-penjahat dari Inggris. Setelah abad ke-19 dengan ditemukannya
tambang emas disana, pengiriman penjahat dihentikan dan mulailah orang Inggris
berdatangan ke Australia.
Penemuan Benua Australia Oleh Bangsa Barat Pelayaran yang Dilakukan oleh Bangsa
Portugis dan Bangsa Spanyol pelayaran bangsa portugis, sepanyol, kearah penemuan benua
australia meskipun benua australia sudah ditempati oleh penduduk aslinya lebih dari 30. 000
tahun yang lalau namun, menurut bangsa eropa keberadaan benua ini masih dalam tahap
sepekulasi, hipotesis samapai akhir abad 15, dimana orang eropa masih bersebrangan pendapat
dengan bentuk bumi bulat. Perwira dari Portugis yang bekerja di Spanyol bernama Pedro
Fernandes De Quiros yang melakukan ekspedisi berlayar menuju Timur untuk setidaknya
mengetahui adanya Benua Australia. Dalam ekspedisinya itu dia menuliskan hasil
pelayarannya selama bertahun-tahun sampai akhirnya menemukan daratan yang dicari-cari
atau Terra Australis Incognita
- Federasi Australia
Sejarah terbentuknya federasi Australia Federasi Australia adalah proses dimana enam
koloni terpisah dari Inggris. Enam koloni yang terpisah tersebut adalah Queesland, New South
Wales, Victoria, Tasmania, Australia Selatan, dan Australia Barat. Dimana enam koloni ini
setuju untuk bersatu dan membentuk Persemakmuran Australia, membentuk sistem
Federalisme di Australia. Pada awalnya, koloni–koloni tersebut tidak merasa adanya
permasalahan yang ditimbulkan dari undang-undang yang dibentuk pemerintah Inggris.
Lambat laun permasalahan bisa saja timbul. Sehingga dalam dua dekade terakhir
tepatnya pada abad ke 19 timbullah pemikiran untuk mempersatukan koloni-koloni itu
kembali. Dan juga timbul pemikiran tentang upaya-upaya untuk mempersatukan koloni-koloni
itu kembali. Lalu diadakan Konvensi Federal sebanyak dua kali. Konvensi Federal I dilakukan
di Sydney yang menyusun sistem pemerintahan (konstitusi Australia). Sementara Konvensi ke
II menghasilkan bentuk sistem pemerintahan federal yang akan digunakan. Selanjutnya
diadakan referendum. Referendum ini juga dilakukan sebanyak dua kali. Sampai akhirnya pada
tanggal 1 Januari 1901, lahirlah Commonwealth of Australia sebagai wadah untuk
mempersatukan seluruh koloni Inggris di Australia.
Catatan sejarah dari koloni-koloni Inggris di Australia, pada tahun 1850 pemerintah
Inggris mengeluarkan suatu undang-undang yang disebut Australian Colonies Government
Act. Australian Colonies Government Act Art merupakan Undang-undang tentang
pemerintahan koloni-koloni di Australia. Di dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa
“Tiap koloni berhak menyusun sistem pemerintahan sesuai dengan kemauan masing-masing,
kemudian menyampaikannya kepada Parlemen
Pada awalnya, koloni–koloni tersebut tidak merasa adanya permasalahan yang
ditimbulkan dari undang-undang yang dibentuk pemerintah Inggris. Lambat laun permasalahan
bisa saja timbul. Seperti kesulitan untuk menyelenggarakan perdagangan antarkoloni, kesulitan
dalam menentukan sistem imigrasi, serta adanya rasa khawatir akan kekuatan asing (selain
Inggris) yang ingin berkuasa di Australia. Sehingga dalam dua dekade terakhir tepatnya pada
abad ke 19 timbullah pemikiran untuk mempersatukan koloni-koloni itu kembali. Dan juga
timbul pemikiran tentang upaya-upaya untuk mempersatukan koloni-koloni itu kembali
Ketika konferensi di Corowa tahun 1895 , saran yang disampaikan Quick diterima.
Adapun ide Quick yang dijadikan pedoman adalah sebagai berikut :
- kearah federasi itu hendaknya berasal langsung dari rakyat
- Konstitusi baru hendaknya disusun oleh suatu konvensi yang anggota-anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat
- (draft) konstitusi itu selanjutnya diserahkan kepada rakyat-rakyat untuk diterima atau
ditolak
- konstitusi itu telah diterima di dua atau lebih koloni, maka hendaknyalah konstitusi itu
disahkan oleh parlemen Inggris (Imperial Parliament) sebagai hokum yang berlaku
untuk seluruh koloni.
Hasil dari konvensi kedua ini adalah bentuk sistem pemerintahan federal yang akan
digunakan. Pemerintahan federal memegang kekuasaan atas hal-hal yang tertentu saja, seperti
pertahanan, bea dan cukai, hubungan keluar negeri (diplomasi), perdagangan luar negeri, pos
dan telegraf, serta imigrasi dan pelayaran
Pada tahun 1898 dilakukan referendum pertama di empat koloni , yaitu Victoria,
Australia Selatan, Tasmania, dan New South Wales. Sementara koloni Quensland dan
Australia Barat menunda pelaksanaan referendum. Hasil dari referendum pertama ini adalah :
a. Victoria, Australia Selatan dan Tasmania menyetujui sistem pemerintahan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konsep konstitusi yang dihasilkan pada
konvensi kedua
b. Sebagian besar rakyat di empat koloni menghendaki sistem sistem pemerintahan baru
dalam bentuk federasi
Meskipun sebagian besar rakyat di empat koloni itu menghendaki sistem pemerintahan
baru itu, namun referendum ini tergolong gagal karena New South Wales tidak berhasil
mencapai jumlah dukungan yang telah ditetapkan.
Padaun 1899 dilaksankan referendum kedua. Referendum kedua ini dilakukan oleh
lima koloni. Hingga referendum kedua, Australia Barat tetap menunda untuk
melaksanakannya. Adapun hasil referendum kedua ini adalah sebagai berikut :
a. Mayoritaskoloni menyetujui federasi dengan konstitusi yang sudah mendapatkan
amendemen
b. Jumlah suara yang setuju di New South Wales melebihi suara yang ditentukan ,
sehingga referendum ini berhasil memperjuangkan gerakan federasia

HUBUNGAN AUSTRALIA DAN INDONESIA PADA ZAMAN KUNO HINGGA


ZAMAN KONTEMPORER
Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini
mempunyai sejarah yang panjang. Ikatan kuat antara Australia dan Indonesia sudah terjalin
sejak 1945. Australia menjadi pendukung utama kemerdekaan Indonesia dan menjadi negara
pertama yang mengirimkan misi diplomatik untuk bertemu Presiden Soekarno. Tonggak
sejarah 70 tahun kedua negara dimulai saat Soekarno memilih Australia untuk mewakili
Indonesia dalam diskusi-diskusi di tingkat PBB, yang akhirnya berujung pada pengakuan
kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949. Melihat perjalanannya di masa lalu,
hubungan antara Indonesia dan Australia tidak terlepas dari konflik. Salah satu contohnya,
seperti ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, Australia turut campur
dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang ketika itu mendukung Malaysia,
terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Kalimantan. Masa Pemerintahan Orde Baru
di Indonesia merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan
Australia. Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari
Indonesia pada 1999, hubungan kembali memanas. Indonesia menganggap bahwa lepasnya
Timor Timur kala itu akibat dari turut campur Australia. Isu mengenai pencari suaka dan
penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia terhadap biro-biro hukum di Indonesia,
dan sikap abstain Australia terhadap isu tersebut, membuat Indonesia mulai mempertanyakan
hubungan teman atau lawan dengan Australia.
Bidang pendidikan bidang ekonomi, bidang kesehatan,bidang pariwisata
B. HUBUNGAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DI BAWAH ORDE LAMA

Interaksi antara Australia dengan Indonesia pada masa Orde Lama diawali
menjelang kemerdekaan Indonesia 1945. Dukungan Pemerintah Australia terhadap
kemerdekaan Indonesia yang telah dijajah selama hampir 350 tahun oleh Belanda, pada
mulanya Australia tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam persoalan kolonial di
Indonesia, dan berusaha memberikan simpati kepada usaha-usaha menyelesaikan
persoalan kemerdekaan, yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda dan para nasionalis
Indonesia. Rasa simpati tersebut pernah diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri
Australia, Dr. Evvat dalam kunjungannya ke Amerika Serikat. Dukungan Australia ini
dirasakan sebagai dukungan moral yang cukup berarti bagi rakyat Indonesia yang baru
merasakan arti sebuah kemerdekaan.
Dalam agresi militer pertama yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia,
sikap Australia sendiri sangat menentang dan mengutuk aksi ini. Hal ini dibuktikan
dengan keikutsertaan Australia dalam perundingan gencatan senjata antara Indonesia
dengan Belanda. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini terlibat secara langsung
dalam konflik tersebut, yang pada akhirnya menggiring Belanda pada posisi diplomatik
yang sulit. India dan Australia sangat aktif mendukung Republik didalam PBB.
C. HUBUNGAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DI BAWAH ORDE BARU
Hubungan Australia dengan Indonesia mulai membaik sehubungan dengan
pergantian pemerintahan di Indonesia, menyusul percobaan kudeta oleh PKI tahun
1965, yang dikenal dengan Peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Munculnya
pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto disambut baik oleh kalangan
politisi Australia. Sejak tahun 1967 iklim hubungan Australia-Indonesia menunjukkan
perubahan yang luar biasa, perubahan itu dicerminkan dalam pernyataan laporan
tahunan dari Kementerian Luar Negeri, bahwa “hubungan bilateral Australia dengan
Indonesia menjadi bamaupu Indonesia merupakan mitra strategis Australia dari segala
aspek baik politik, ekonomi, sosial maupun keamanan
A. Hubungania dan Australia Pada Masa B.J Habibie
Di awal masa pemerintahannya, Habibie menghadapi persoalan legitimasi yang
cukup serius.Akan tetapi, Habibie berusaha mendapatkan dukungan internasional
melalui beragam cara. Diantaranya, pemerintahan Habibie menghasilkan dua Undang-
Undang (UU) yang berkaitan dengan perlindungan atas hak asasi manusia.
B. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Abdurrahman Wahid
Hubungan sipil militer merupakan salah satu isu utama dalam perjalanan
transisi menuju demokrasi di Indonesia.
C. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Megawati Soekarno Putri
Pada masa pemerintahan Megawati Soekarno putri sejak tahun 2001 hubungan
bilateral antara Indonesia – Australia dapat dikatakan masih “dingin”. Hal tersebut
dikarenakan adanya sejarah masa lalu di tahun 1999 yaitu ketika Australia ikut campur
tangan atau intervensi dalam penyelesaian masalah Timor Timur. Intervensi yang
dilakukan Australia tersebut tentu saja merusak hubungan bilateral dengan Indonesia
apalagi dalam membela tindakannya di Timor Timur, Australia memposisikan diri
sebagai wakil Amerika Serikat di Asia.
Meskipun memiliki hubungan yang labil, akan tetapi kerjasama yang terjalin
antara Indonesia dengan Australia harus tetap simetris dan harus mempertahankan
hubungan dalam kondisi baik secara timbal balik dan terus menerus, seperti yang
dikemukakan oleh Menlu Hassan Wirajuda kepada media dalam rangka kunjungan
kehormatan di Gedung Parlemen, Canberra pada tanggal 28 November 2001 :
“Menjalin hubungan dengan Australia ini menguntungkan atau tidak, tergantung dari
mana kita melihatnya. Kalau kita lihat secara rasional kita juga berkepentingan
menjalin hubungan dengan Australia, atau setidaknya, dua-duanya berkepentingan.
D. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Susilo Bambang Yudhoyono
Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sejak Oktober 2004
hingga 2006, hubungan antara Indonesia dan Australia menunjukkan adanya indikasi
bahwa hubungan mesra kedua negara akan terwujud, hal tersebut sudah terlihat sejak
menjelang terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia. Ada
beberapa hal yang mendasarinya dan di antaranya keeratan Susilo Bambang
Yudhoyono secara pribadi, yang sudah pernah melakukan diskusi dengan pemerintah
Australia sebelum menjadi Presiden. Selain itu, masih ada beberapa hal lagi yang
dianggap menjadi kelebihan Susilo Bambang Yudhoyono, yang membuat Australia
lebih berpikir positif terhadap Indonesia.
E. Tragedi Amerika Serikat dan Isu Terorisme dalam Hubungan Indonesia –
Australia
Peristiwa runtuhnya Gedung Menara Kembar World Trade Center (WTC), New
York dan diserangnya Markas Pertahanan Pentagon, Washington pada 11 September
2001 di Amerika Serikat membuat dunia internasional tercenggang. Sejak peristiwa itu
isu terorisme dianggap sebagai agenda internasional yang sangat penting.
F. Isu Terorisme dan Optimalisasi Kerjasama Keamanan Indonesia dan Australia
Sebelum tragedi Bom Bali 1 hubungan Indonesia Australia terus mengalami
pasang surut atau fluktuatif dan eskalasi kemerosotan hubungan di antara kedua negara
paska referendum Timor Timur
G. Hubungania dan Australia Pada Masa Penyadapan
Pemberitaan media yang merespon paparan informasi dari harian berita
Australia Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan Sydney Morning Herald
mengenai dokumen penyadapan pejabat tinggi Indonesia menjadi puncak dari berbagai
pemberitaan mengenai negara tetangga di sebelah tenggara tersebut.
Pada era reformasi hubungan antara Indonesia Australia terjadi pasang surut.
Terkadang hubunganya membaik namun di lain sisi hubunganya memanas. Hubungan
Indonesia dan Australia merupakan perjalanan yang panjang dan menjadi bagian
penting sebagai pertimbangan penyusunan politik luar negeri kedua negara. Indonesia
Australia juga memiliki hubungan baik di bidang social politik, keamanan maupun
ekonomi. Terlebih pada era globalisasi saat ini, munculnya berbagai isu kontemporer
yang semakin kompleks membuat kedua negara juga menjaga hubungan keduanya
melalui berbagai bantuan politik, kemanusiaan, dan ekonomi, perdagngan, perjanjian,
budaya, dan kerjasama dalam War on Terror untuk keamanan internasional, hingga
kerjasama dalam mengatasi penyelundupan imigran gelap dan pencari suaka dari
negara lain, seperti Papua New Guinea hingga negara-negara Timur Tengah

Pertanyaan
1. Apa hasil Dari Pada tahun 1898 dilakukan referendum pertama di empat koloni , yaitu
Victoria, Australia Selatan, Tasmania, dan New South Wales. Sementara koloni
Quensland dan Australia Barat menunda pelaksanaan referendum. Hasil dari
referendum pertama ini apa saja??
Jawaban :
a. Victoria, Australia Selatan dan Tasmania menyetujui sistem pemerintahan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konsep konstitusi yang dihasilkan pada
konvensi kedua.
b. Sebagian besar rakyat di empat koloni menghendaki sistem sistem pemerintahan baru
dalam bentuk federasi

2. Apa sih penyebab terjadinya Revolusi Amerika serikat menurut anda?


Jawaban :
Penyebab Terjadinya Revolusi Amerika
1. The Great Awakening
2. Berkembangnya Otonomi Daerah
3. Kesadaran tentang Kebebasan
4. Inggris butuh dana besar setelah perang tujuh tahun

3. Australia merupakan benua yang paling kecil. Sejarah ditemukannya benua Australia
itu apa saja ya kan banyak versi ditemukan benua Australia menurut anda itu apa saja?
Jawaban :
1. Tahun 1606 orang Belanda yang bernama Willem Jansz menemukan teluk yang
paling utara yang disebut Teluk Carpentaria.
2. Tahun 1644 orang Belanda yang bernama Abel Tasman,menemukan Tasmania dan
Selandia Baru.
3. Tahun 1770 orang Inggris yang bernama James Cool mendarat di pantai timur yang
tanahnya lebih baik dan mengetahui bahwa Selandia Baru merupakan dua buah pulau.
Kemudian daerah itu menjadi jajahan Kerajaan Inggris.
4. Tahun 1786 Benua Ausrtalia digunakan oleh Kerajaan Inggris sebagai tempat
pembuangan penjahat-penjahat dari Inggris. Setelah abad ke-19 dengan ditemukannya
tambang emas disana, pengiriman penjahat dihentikan dan mulailah orang Inggris berdatangan
ke Australia.

Anda mungkin juga menyukai