Sebelum Columbus ternyata ada orang-orang Eropa yang datang terlebih dahulu di
dataran benua Amerika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kehadiran kaum Norse
(Norwegia). Sejarah mencatat, kaum Norse berlayar ke Barat dari Greenland, di mana Si Merah
Eric mendirikan sebuah pemukiman sekitar tahun 985. Pada tahun 1001, putera Eric, Leif
Ericson, diperkirakan menjelajah ke pantai timur laut di kawasan yang sekarang menjadi
Kanada dan tinggal selama satu musim di sana. Leif Ericson merupakan pelaut Viking yang
telah berabad-abad sebelum Columbus sudah menjejakkan kaki di Benua Amerika. Bukti ini
menjadi sebuah kepercayaan, bahwa ada juga beberapa orang Eropa lain juga sudah
menyeberangi Samudra Atlantik di masa-masa antara Leif Ericson dan Columbus. Dari sudut
sejarah, Leif Ericson bukanlah tokoh penting. Hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah
tersebar luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun baik di Amerika maupun
Eropa.
Columbus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua
Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah duniaPenemuan tersebut
sekaligus merupakan mahkota eksplorasi, dan kolonisasi dunia baru dan sekaligus pula
merupakan tonggak penting dalam sejarah.
Columbus menjadi pembuka gerbang pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk
pemukiman baru. Menyebar penduduk, dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi
bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa.Be engan itu, penemuannya juga
mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu
melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan
diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Atas perannya membuka gerbang bagi dunia
luas di benua Amerika, Columbus terbukti di kemudian hari telah membawa perubahan besar
bagi bangsa-bangsa di dunia lama.
Revolusi Amerika adalah tonggak kemerdekaan Amerika serikat Presiden Amerika
Serikat yang kedua`, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah
dimulai sebelum perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika.
Prinsip serta semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak sehingga harus
ditelusuri kembali sampai 200 tahun yang lampau atau dicari didalam sejarah Negara ini
semenjak berdirinya perkebunan yang pertama di Amerika. Dengan demikian, untuk
mengetahui latar belakang Revolusi Amerika harus ditelusuri sejak London Company berhasil
mendirikan pos dagang yang pertama di Jamestown pada 1607.
London Company dengan berbekal the royal charte. Yang diperoleh dari aja Inggris
pergi ke Benua Amerika dan tiba di benua ini mendirikan pos dagang yang pertama di
Jamestown pada 1607. Di tempat ini selanjutnya kongsi dagang ini bisa melakukan control
terhadap kinerja gubernur koloni melalui penempatan wakil-wakil penduduk koloni di dalam
dewan legislatif. Hal semacam ini juga digunakan Plymouth.
Pada saat menjelang Revolusi Amerika meletus, seluruh penduduk koloni sudah
mempunyai pengalaman berpemerintahan sendiri selama bertahun-tahun dan demogratis
terjadi perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara signifikan antara 1688-1750,
yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat
koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang
banyak, artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilitas massa.
Akibat kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam perang perebutan koloni di Benua
Amerika (1756-1763), wilayah jajahan Inggris semakin luas sehingga banyak timbul masalah-
masalah baru seperti: persoalan menjaga daerah-daerah pembatasan, mengelola daerah jajahan,
menghadapi pemberontakan orang-orang indian, missal pemberontakan Ottawa pada 1763.
Semua masalah tersebut harus segara diatasi dan memerlukan biaya yang besar. Kemenangan
Inggris terhadap Prancis dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763) menyebabkan utang Inggris
menjadi besar jumlahnya yaitu 130.000.000 poundsterling dengan bunga setiap tahunnya
sebesar 4.000.000 poundsterling. Inggris berusaha menutupi utangnya dengan melaksanakan
Undang-undang Perdagangan yang dibebankan kepada kolonis di Amerika.
Dengan adanya peristiwa teh di Boston, Menurut aturan baru, the hanya boleh
dimasukkan sesudah dikenakan cukai masuk. Tanggal 16 Desember ada pemuda-pemuda
Amerika yang menyaru sebagai orang Indian naik ke atas kapal itu dan membuang seluruh
muatannya kedalam laut. Peristiwa itu menjadi permulaan persengketaan. Orang Inggris segera
membalas perbuatan itu dengan aturan-aturan yang dipertajam. George III menganggap
perbuatan itu sebagai suatu pemberontakan. Tak dapat ia dituduh sebagai tyran, sebagai yang
dituduhkan para kolonis Amerka itu. George III dapat mengemukakan bahwa keputusan tadi
itu diambil oleh suatu golongan kecil yang radikal saja, sebagian besar dari pada kolonis akan
tetap ingin menjadi rakyat Baginda; tetapi pemerintah Inggris membuat kesalahan yang selalu
dilakukan orang terhadap gerakan revolusioner, yakni orang mengangap enteng saja gerakan
itu, berdasarkan tenaga aktif gerakan itu sangat sedikit jumlahnya. Sebab golongan tengah,
yang besar jumlahnya itu dan mereka yang termasuk golongan yang tak ikut-ikut serta,
biasanya lama-lama akan ikut pada pelopor-pelopor yang tak banyak jumlahnya, tetapi yang
tak mau mundur setampak pun. Artinya dengan syarat-syarat, bahwa tuntutan-tuntutan yang
dikemukakan golongan kecil yang aktif itu ada dalam garis perkembangan. Hal itu kita lihat
pula pada perkembang revolusi Amerika itu. Pada mulanya perang ini hanya bersifat
menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan
untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku
Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang
kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang
kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.
Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas
koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan
Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris.
Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima
orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan
John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah
Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of
Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).
Revolusi Amerika adalah perubahan secara cepat dan mendasar yang berpengaruh
terhadap masyarakat yang luas dalam segala sector kehidupan. Revolusi Amerika merupakan
buah kemenangan peperangan antara para kolonis (ketiga belas koloni) terhadap kolonial
Inggris. Revolusi Amerika bukan suatu pemberontakan kaum proletariat, namun revolusi ini
dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan
ekonomis yang dipaksa oleh pemerintah kerajaan Inggris. Revolusi Amerika menyesuaikan
diri dengan pola yang di anut Maxisme, namun revolusi ini mengerahkan segenap tenaga
patriotic dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis. Presiden Amerika Serikat yang
kedua, John Adam (1735-1826), menyatakan bahwa Revolusi Amerika sudah dimulai sebelum
perang meletus. Revolusinya terdapat didalam pikiran dan rakyat Amerika. Prinsip serta
semangat yang membawa rakyat Amerika untuk memberontak dan memperoleh kemerdekaan.
Interaksi antara Australia dengan Indonesia pada masa Orde Lama diawali
menjelang kemerdekaan Indonesia 1945. Dukungan Pemerintah Australia terhadap
kemerdekaan Indonesia yang telah dijajah selama hampir 350 tahun oleh Belanda, pada
mulanya Australia tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam persoalan kolonial di
Indonesia, dan berusaha memberikan simpati kepada usaha-usaha menyelesaikan
persoalan kemerdekaan, yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda dan para nasionalis
Indonesia. Rasa simpati tersebut pernah diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri
Australia, Dr. Evvat dalam kunjungannya ke Amerika Serikat. Dukungan Australia ini
dirasakan sebagai dukungan moral yang cukup berarti bagi rakyat Indonesia yang baru
merasakan arti sebuah kemerdekaan.
Dalam agresi militer pertama yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia,
sikap Australia sendiri sangat menentang dan mengutuk aksi ini. Hal ini dibuktikan
dengan keikutsertaan Australia dalam perundingan gencatan senjata antara Indonesia
dengan Belanda. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini terlibat secara langsung
dalam konflik tersebut, yang pada akhirnya menggiring Belanda pada posisi diplomatik
yang sulit. India dan Australia sangat aktif mendukung Republik didalam PBB.
C. HUBUNGAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DI BAWAH ORDE BARU
Hubungan Australia dengan Indonesia mulai membaik sehubungan dengan
pergantian pemerintahan di Indonesia, menyusul percobaan kudeta oleh PKI tahun
1965, yang dikenal dengan Peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Munculnya
pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto disambut baik oleh kalangan
politisi Australia. Sejak tahun 1967 iklim hubungan Australia-Indonesia menunjukkan
perubahan yang luar biasa, perubahan itu dicerminkan dalam pernyataan laporan
tahunan dari Kementerian Luar Negeri, bahwa “hubungan bilateral Australia dengan
Indonesia menjadi bamaupu Indonesia merupakan mitra strategis Australia dari segala
aspek baik politik, ekonomi, sosial maupun keamanan
A. Hubungania dan Australia Pada Masa B.J Habibie
Di awal masa pemerintahannya, Habibie menghadapi persoalan legitimasi yang
cukup serius.Akan tetapi, Habibie berusaha mendapatkan dukungan internasional
melalui beragam cara. Diantaranya, pemerintahan Habibie menghasilkan dua Undang-
Undang (UU) yang berkaitan dengan perlindungan atas hak asasi manusia.
B. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Abdurrahman Wahid
Hubungan sipil militer merupakan salah satu isu utama dalam perjalanan
transisi menuju demokrasi di Indonesia.
C. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Megawati Soekarno Putri
Pada masa pemerintahan Megawati Soekarno putri sejak tahun 2001 hubungan
bilateral antara Indonesia – Australia dapat dikatakan masih “dingin”. Hal tersebut
dikarenakan adanya sejarah masa lalu di tahun 1999 yaitu ketika Australia ikut campur
tangan atau intervensi dalam penyelesaian masalah Timor Timur. Intervensi yang
dilakukan Australia tersebut tentu saja merusak hubungan bilateral dengan Indonesia
apalagi dalam membela tindakannya di Timor Timur, Australia memposisikan diri
sebagai wakil Amerika Serikat di Asia.
Meskipun memiliki hubungan yang labil, akan tetapi kerjasama yang terjalin
antara Indonesia dengan Australia harus tetap simetris dan harus mempertahankan
hubungan dalam kondisi baik secara timbal balik dan terus menerus, seperti yang
dikemukakan oleh Menlu Hassan Wirajuda kepada media dalam rangka kunjungan
kehormatan di Gedung Parlemen, Canberra pada tanggal 28 November 2001 :
“Menjalin hubungan dengan Australia ini menguntungkan atau tidak, tergantung dari
mana kita melihatnya. Kalau kita lihat secara rasional kita juga berkepentingan
menjalin hubungan dengan Australia, atau setidaknya, dua-duanya berkepentingan.
D. Hubungan Indonesia dan Australia Pada Masa Susilo Bambang Yudhoyono
Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sejak Oktober 2004
hingga 2006, hubungan antara Indonesia dan Australia menunjukkan adanya indikasi
bahwa hubungan mesra kedua negara akan terwujud, hal tersebut sudah terlihat sejak
menjelang terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia. Ada
beberapa hal yang mendasarinya dan di antaranya keeratan Susilo Bambang
Yudhoyono secara pribadi, yang sudah pernah melakukan diskusi dengan pemerintah
Australia sebelum menjadi Presiden. Selain itu, masih ada beberapa hal lagi yang
dianggap menjadi kelebihan Susilo Bambang Yudhoyono, yang membuat Australia
lebih berpikir positif terhadap Indonesia.
E. Tragedi Amerika Serikat dan Isu Terorisme dalam Hubungan Indonesia –
Australia
Peristiwa runtuhnya Gedung Menara Kembar World Trade Center (WTC), New
York dan diserangnya Markas Pertahanan Pentagon, Washington pada 11 September
2001 di Amerika Serikat membuat dunia internasional tercenggang. Sejak peristiwa itu
isu terorisme dianggap sebagai agenda internasional yang sangat penting.
F. Isu Terorisme dan Optimalisasi Kerjasama Keamanan Indonesia dan Australia
Sebelum tragedi Bom Bali 1 hubungan Indonesia Australia terus mengalami
pasang surut atau fluktuatif dan eskalasi kemerosotan hubungan di antara kedua negara
paska referendum Timor Timur
G. Hubungania dan Australia Pada Masa Penyadapan
Pemberitaan media yang merespon paparan informasi dari harian berita
Australia Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan Sydney Morning Herald
mengenai dokumen penyadapan pejabat tinggi Indonesia menjadi puncak dari berbagai
pemberitaan mengenai negara tetangga di sebelah tenggara tersebut.
Pada era reformasi hubungan antara Indonesia Australia terjadi pasang surut.
Terkadang hubunganya membaik namun di lain sisi hubunganya memanas. Hubungan
Indonesia dan Australia merupakan perjalanan yang panjang dan menjadi bagian
penting sebagai pertimbangan penyusunan politik luar negeri kedua negara. Indonesia
Australia juga memiliki hubungan baik di bidang social politik, keamanan maupun
ekonomi. Terlebih pada era globalisasi saat ini, munculnya berbagai isu kontemporer
yang semakin kompleks membuat kedua negara juga menjaga hubungan keduanya
melalui berbagai bantuan politik, kemanusiaan, dan ekonomi, perdagngan, perjanjian,
budaya, dan kerjasama dalam War on Terror untuk keamanan internasional, hingga
kerjasama dalam mengatasi penyelundupan imigran gelap dan pencari suaka dari
negara lain, seperti Papua New Guinea hingga negara-negara Timur Tengah
Pertanyaan
1. Apa hasil Dari Pada tahun 1898 dilakukan referendum pertama di empat koloni , yaitu
Victoria, Australia Selatan, Tasmania, dan New South Wales. Sementara koloni
Quensland dan Australia Barat menunda pelaksanaan referendum. Hasil dari
referendum pertama ini apa saja??
Jawaban :
a. Victoria, Australia Selatan dan Tasmania menyetujui sistem pemerintahan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konsep konstitusi yang dihasilkan pada
konvensi kedua.
b. Sebagian besar rakyat di empat koloni menghendaki sistem sistem pemerintahan baru
dalam bentuk federasi
3. Australia merupakan benua yang paling kecil. Sejarah ditemukannya benua Australia
itu apa saja ya kan banyak versi ditemukan benua Australia menurut anda itu apa saja?
Jawaban :
1. Tahun 1606 orang Belanda yang bernama Willem Jansz menemukan teluk yang
paling utara yang disebut Teluk Carpentaria.
2. Tahun 1644 orang Belanda yang bernama Abel Tasman,menemukan Tasmania dan
Selandia Baru.
3. Tahun 1770 orang Inggris yang bernama James Cool mendarat di pantai timur yang
tanahnya lebih baik dan mengetahui bahwa Selandia Baru merupakan dua buah pulau.
Kemudian daerah itu menjadi jajahan Kerajaan Inggris.
4. Tahun 1786 Benua Ausrtalia digunakan oleh Kerajaan Inggris sebagai tempat
pembuangan penjahat-penjahat dari Inggris. Setelah abad ke-19 dengan ditemukannya
tambang emas disana, pengiriman penjahat dihentikan dan mulailah orang Inggris berdatangan
ke Australia.