Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN KOLONI INGGRIS DI AMERIKA

DAN KEMENANGAN KESUSILAAN


Dosen Pengampu : Pulung Sumantri, M.Si
Kelompok 3
Nadilla Andrina : 3213121002
Morientes Kolose : 3213121011
Salsa Bila Lubis : 3213121001
Sartika Situmorang : 3213121007
Taufik Hidayat Sitorus : 3212421002
1. Perkembangan Koloni Inggris Di Amerika

A. Sejarah Proses Terbentuknya Koloni Inggris Di Amerika


Pada tahun 1493 merupakan awal mulainya pembentukan koloni oleh Columbus saat
melakukan pelayaran yang kedua. Di kala itu terdapat perkampungan di Hispaniola (Haiti) yang
didirikan olehnya. Tetapi karena para awak kapal banyak yang melakukan pembangkangan
menyebabkan perkampungan ini terbengkalai. Setelah itu Jaques Cartier melanjutkan perintisan
pembentukan koloni di Amerika. Pada tahun 1541, Jaques Cartier membangun perkampungan di
Quebex yang terletak di dekat perkemahan dalam suku Ironquis. Kemudian pada tahun 1587, Sir
Walter mendirikan koloni baru yang bernama koloni Roanoke.
Pembentukan koloni di Amerika pada dasarnya berhubungan dengan Revolusi Amerika.
Pengertian Revolusi Amerika ialah terjadinya peperangan antara Kerajaan Britania Raya dengan
Amerika Serikat. Inilah yang membuat berlangsungnya beberapa pembentukan koloni Inggris di
Amerika. Dikala itu terdapat perintisan koloni di Amerika dari sebelah timur oleh para kongsi
dagang sebelum terjadinya Revolusi Amerika. Saat sebelum Revolusi Amerika memang terdapat
beberapa koloni yang didirikan seperti.
a.) Virginia
Pembentukan koloni di Amerika yang pertama ialah koloni Virginia. Pada tahun 1607, Virginia
Bay Company yang merupakan kongsi dagang Inggris mendirikan koloni yang bernama Virginia.
Pengambilan nama koloni ini merupakan bentuk penghormatan kepada Virgin Queen yakni julukan
bagi Ratu Elizabeth I.
b.) Maryland
Pembentukan koloni Inggris di Amerika selanjutnya ialah koloni Maryland. Maryland
merupakan koloni yang didirikan di sebelah utara Virginia oleh Lord Baltimore pada tahun 1632.
Pengambilan nama tersebut berasal dari Henrietta Maria yakni Ratu Perancis. Sejak koloni ini
didirikan memang telah mengalami perkembangan yang pesat. Dalam pemerintahannya terdapat
posisi penting yang diduduki oleh keluarga Baltimore.
c.) New England
Pembentukan koloni di Amerika selanjutnya ialah koloni New England. William Bradford
merintis pembentukan koloni ini. William Bradford merupakan seorang pemimpin dari kelompok
pelarian gereja Anglikan di Inggris. Pada awalnya koloni yang dibuat oleh William Bradford
bernama Plymouth. Kemudian secara bertahap terdapat perkembangan koloni ini hingga dalam
bidang ekonominya mengalami perkembangan. Namun karena terdapat perjanjian antara kaum
kolonis dengan suku Indian serta diantara kaum sesama kolonis membuat kondisi politiknya
menjadi lebih stabil.
d.) New York
Pembentukan koloni Inggris di Amerika selanjutnya ialah koloni New York. Koloni ini pada
awalnya memiliki nama Nieuw Amsterdam karena pada tahun 1624 terdapat perintisan koloni
tersebut oleh kongsi dagang Belanda. Kemudian Inggris mengambil alih koloni ini pada tahun 1664
dan berganti nama menjadi New York. Pengambilan nama iu disesuaikan dengan penguasa Inggris
yakni Duke of York.
e.) Pennsylvania
Pembentukan koloni di Amerika selanjutnya ialah koloni Pennsylvania. Koloni New York
mengalami perkembangan hingga membentuk koloni Pennsylvania tersebut. Koloni ini dibentuk
oleh William Penn sebagai perintisnya. Di dalam kononi tersebut terdapat semangat liberal yang
dikembangkan oleh Penn. hal ini dikarenakan Penn menganut sekte Kristen Protestan yang
bernama Quaker
Sebab Umum

A.) Adanya Paham Kebebasan dalam Politik


Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian
dari Inggris yang menadapat tekanan agama, sosial, ekonomi dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa
mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni didunia baru. Paham kebebasan kebebasan kaum
koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah
jajahannya.Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.
B.) Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan, hal itu bertentangan dengan paham
pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris
memerintahakan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negeri induk saja. Sebaliknya, penduduk
koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industry negara induk saja.Kaum koloni
menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan dagang.
C.) Adanya Berbagai Macam Pajak.
Berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis keuangan Inggris akibat Perang Tujuh
Tahun. Perang berakhir dengan kemenangan di pihak Inggris. Dengan kemenangan tersebut, menimbulkan
beban baru bagi pemerintah Inggris terutama masalah keuangan. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan
berbagai macam pajak. Sebaliknya warga koloni dengan tokohnya Semuel Adams menentang kebijakan tersebut
dengan semboyan no taxation without respresntation, artinya ada pajak tanpa adanya perwakilan. Pajak-pajak
yang diterapkan oleh pemerintah Inggris untuk daerah koloni.
Sebab Khusus

Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan
nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. The Boston Tea Party adalah sebuah bentuk protes
masyarakat Boston yang menolak cukai teh yang dilakukan koloni Inggris karna mereka mulai
menghapus semua bentuk cukai undang- undang kecuali cukai teh yang merupakan barang
mewah bagi koloni, dan hanya dikonsumsi oleh sekelompok kecil orang sebagai akibat dari
pergolakan perlawanan terhadap Undang-Undang Townshend yang dianggap merugikan pihak
pedagang koloni. Hal ini merupakan awal dari dimulainya embargo kolonial terhadap "teh inggris"
dan akan terus berlanjut, hingga sampai pada peristiwa yang memicu terjadinya coercive act, yaitu
peristiwa Boston Tea Party. Insiden ini terjadi karena East India Company (EIC) memiliki persedian
teh dalam jumlah besar yang tidak bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut
hampir bangkrut.
2. REVOLUSI AMERIKA
Revolusi Amerika terjadi pada 1765 hingga 1783. Ditandai dengan adanya gerakan rakyat
koloni Inggris di Amerika Utara. Mereka menentang kerajaan Inggris yang dianggap ikut campur
dalam urusan negara koloni. Revolusi Amerika menjadi peristwa perlawanan rakyat koloni Amerika
terhadap pemerintah kolonial Inggris yang ada di Amerika. Pada Revolusi Amerika, perubahan
mendasarnya ada di aspek tatanan negara. Lebih tepatnya, ingin membuat wilayah Amerika Serikat
yang dulunya merupakan jajahan Inggris menjadi sebuah negara merdeka. Berita tentang
Columbus dan temuannya kemudian tersebar ke seluruh Eropa. Hal ini membuat kerajaan-kerajaan
seperti Spanyol, Inggris, dan Prancis bersaing untuk menguasai Amerika.
a.) Koloni Inggris di Amerika Bagian Utara.
Bentangan wilayah Amerika Utara yang luas menghadirkan satu hal yang dibutuhkan untuk
mengeksplorasi daerah tersebut. Negara-negara Eropa kemudian mengizinkan warga negaranya untuk
bermigrasi menuju Amerika. Peluang ini ternyata disambut baik oleh warga Eropa untuk memulai kehidupan baru
di Amerika. Antusiasme tersebut cukup beralasan yakni terkait Faktor ekonomi, untuk mencari peruntungan
ekonomi yang lebih baik dari negara asalnya. Faktor politik, agar meningkatkan taraf kehidupan yang
sebelumnya mengalami penindasan politik di negara asalnya. Faktor agama, agar mendapat kebebasan
menjalankan ibadah atau beragama di Amerika. Salah satu negara Eropa yang banyak mengirimkan warganya
dan membentuk koloni ialah Inggris. Kolonisasi Inggris mulai intensif dilakukan pada periode berkuasa Raja
James I yang bertahta pada tahun 1603-1625.
b.) Perang Tujuh Tahun (1756-1763)
Pada periode akhir abad ke-17, Prancis dan Inggris bersaing untuk menjadi penguasa terkuat di Amerika.
Hubungan antar kedua negara memang bersitegang, mengingat Inggris dan Prancis, pernah saling berperang
pada tahun 1702-1713 dan 1744-1748. Perang kemudian berakhir dengan perjanjian damai Aix-la-Chapelle pada
tahun 1748. Namun, meskipun sudah berdamai, hubungan ini kembali renggang akibat perebutan kekuasaan.
Benua Amerika, yang dianggap sebagai dunia baru dan akhirnya menjadi wilayah koloni bangsa Eropa, semakin
padat penduduk dengan bertambahnya jumlah imigran. Hal ini mengakibatkan terbatasnya sumber daya alam
yang tidak tersebar merata di masing-masing koloni. Kepentingan Inggris untuk melakukan perluasan wilayah
membuat perjanjian damai delapan tahun silam menjadi batal. Inggris menyatakan perang untuk merebut wilayah
barat Amerika yang dikuasai Prancis, yakni hamparan tanah luas dan kekayaan tambang yang melimpah.
Hal inilah yang kemudian menjadi awal dari perebutan kekuasaan di masing-masing
wilayah antara bangsa Eropa satu dengan lainnya. Puncaknya ialah Perang Tujuh Tahun yang
terjadi antara Inggris dan Prancis pada tahun 1756-1763. Terlepas untuk merebut hegemoni
kekuasaan di Amerika, Perang Tujuh Tahun tak hanya melibatkan Inggris dan Prancis, tetapi
banyak negara lain ikut memberikan pengaruh dalam medan pertempuran. Inggris mendapat
dukungan dari negara Prussia (Jerman) dan Portugis, sementara Prancis dibantu oleh Austria dan
Spanyol.Selama berlangsung, Prancis dan Austria mendominasi peperangan dan diperkirakan
akan memenangkan peperangan. Tetapi, sebuah titik balik terjadi ketika pasukan Prussia bersama
Inggris berhasil memenangkan pertempuran di Rossbach. Kemenangan ini menjadi peningkat
moral untuk pasukan Inggris yang akhirnya berhasil menguasai jalannya peperangan.
Perang lainnya yang dimenangkan yakni di wilayah Plassey, India, di Quebec, Kanada,
berlanjut di Minden, Jerman pada tahun 1759, dan pada tahun 1760 berhasil merebut Montreal,
Kanada. Tahun 1763, Inggris akhirnya memenangi perang melawan Prancis. Eh, tapi kamu tahu
gak kenapa namanya Perang Tujuh Tahun? Benar sekali, karena peperangan ini berlangsung
sepanjang 7 tahun. Akhirnya, Inggris berhasil mendapatkan seluruh wilayah jajahan Prancis dan
sebagian wilayah jajahan Spanyol di Amerika. Tapi, dengan terlibat peperangan, pastinya Inggris
juga menghabiskan banyak biaya yang membuat terkurasnya kas pemerintahan.
c.) Kebijakan Pajak di 13 Koloni
Walaupun Inggris telah memenangkan perang, namun tetap saja perang itu menguras
keuangan Inggris. Untuk kembali menstabilkan ekonominya, Inggris memberlakukan kebijakan
untuk menarik pajak dari rakyat di 13 Koloni. Masyarakat koloni terkenal sebagai pengusaha,
pedagang, dan tuan tanah perkebunan. Belum lagi, mereka baru saja mendapat tambahan tanah
dan harta setelah Inggris menang perang melawan Prancis. Salah satu kebijakan pajak yang
diberlakukan adalah Townshend Act. Aturan ini mengharuskan koloni Amerika untuk membayar
pajak pada produk-produk impor dari Inggris seperti cat, kertas, kaca, dan teh.
Lantas apa masalahnya? Masalahnya, rakyat 13 Koloni merasa kalau pajak tersebut terlalu
tinggi. Belum lagi, rakyat koloni merasa itu hanya peraturan sepihak karena di parlemen Inggris
tidak ada perwakilan rakyat koloni yang dapat memberikan suara dan saran yang mewakili rakyat
koloni. Karena merasa dirugikan, akhirnya rakyat koloni Amerika mulai melakukan protes pada
tahun. Pada 1770, karena tidak menyukai kebijakan pajak tersebut, rakyat koloni mulai
menyerukan untuk memboikot semua produk impor dari Inggris. Dampaknya, barang-barang tidak
laku, pemasukan Inggris menurun, dan Kerajaan Inggris jadi menjadi kesal.
d.) Peristiwa The Boston Tea Party
Pada 16 Desember 1773, terjadilah peristiwa paling iconic atau terkenal dalam sejarah
revolusi Amerika yang disebut dengan The Boston Tea Party. Singkatnya, peristiwa ini merupakan
peristiwa protes dari warga koloni terhadap kesewenang-wenangan Inggris, termasuk tentang pajak
teh. Hal ini dilakukan agar mereka tidak perlu membeli dan membayar pajak dari teh tersebut
apabila telah mendarat dari pelabuhan Boston. Peristiwa ini dimulai dari berlabuhnya tiga kapal
milik East India Company yang bermuatan teh di pelabuhan Boston, Massachusetts. Pada saat itu,
sebuah kelompok dari rakyat koloni bernama Sons of Liberty menyamar menjadi para pekerja
Indian. Mereka menyelinap masuk ke kapal, lalu membuang seluruh muatan teh ke laut. Lalu yang
terjadi selanjutnya, tentu saja Kerajaan Inggris marah besar dan mengeluarkan kebijakan
bernama Intolerable Act pada tahun 1774.
Kebijakan ini menghasilkan empat hal yang harus dipatuhi 13 Koloni, yakni Pelabuhan
Boston ditutup, hingga seluruhteh yang dibuang dibayar kembali. Majelis umum dibubarkan,
kekuasaan dialihkan pada Gubernur Militer InggrisJika pejabat Kerajaan Inggris (non koloni)
melanggar hukum, mereka tidak dapat diadili di pengadilan wilayah Kota Massachusetts.
Bangunan kosong yang dimiliki rakyat koloni, bisa diberikan untuk menampung tentara Kerajaan
Inggris. Masyarakat koloni bereaksi dan menentang dengan membuat pemerintahannya sendiri.
Mereka menyatakan bukan lagi bagian dari Inggris. Hingga akhirnya, pecah perang skala besar.
Berikut peristiwa penting yang terjadi sepanjang perang Revolusi Amerika:

a.) Pertempuran Lexington.


Pertempuran ini meletus pada 19 April 1775 yang sekaligus menandakan awal mulanya
terjadi peperangan terbuka antara 13 Koloni dengan Inggris. Pertempuran ini terjadi karena pihak
Raja George III mengabaikan hasil dari Kongres kontinental I. Pertempuran berlangsung pertama
kali di Kota Lexington, kemudian pertempuran menjalar di Kota Concord, kemudian Boston.
b.) Pertempuran Bunker Hill.
Pada tanggal 17 Juni 1775, Meskipun tidak berpengalaman dalam perang, tentara Amerika
berhasil menahan pasukan Inggris selama lebih dari dua jam di Breed's Hill. Hal ini menunjukkan
bahwa tentara Amerika tidak terintimidasi oleh ribuan pasukan Inggris.
C.) Pertempuran Saratoga.
Pada tanggal 17 Oktober 1777, Komando Pasukan Inggris di Amerika Utara melancarkan
misi untuk menguasai lembah Sungai Hudson yang memiliki nilai strategis selama Perang Revolusi
Amerika. Hasil dari pertempuran ini berakhir dengan kekalahan Inggris, dan menjadi titik terang
bagi kemenangan Amerika yang akhirnya mendapat bantuan dari Prancis dan negara Eropa
lainnya.
Akhir Revolusi Amerika
Setelah melewati periode peperangan panjang pada 1775-1781, pihak Kerajaan Inggris pun
menyerah. Kemudian pada 1783, ditandatangani kesepakatan di Prancis, bernama Treaty of Paris atau
Perjanjian Paris. Poin penting yang dihasilkan dari perjanjian ini adalah deklarasi bahwa tentara Kerajaan Inggris
akan meninggalkan wilayah koloni Amerika, dan mengakui kemerdekaan Amerika. Membuka sungai Mississippi
untuk navigasi oleh warga Amerika dan Inggris. Menetapkan perbatasan antar negara, kemudian Inggris
memberikan wilayah barat laut ke Amerika.
Mengamankan hak penangkapan ikan ke Grand Banks dan perairan lain di lepas pantai Inggris-
Kanada untuk kapal-kapal Amerika. Amerika akan menyelesaikan dan membayar seluruh hutang yang dimiliki
kepada Kerajaan Inggris, Amerika menjamin kesetaraan sosial kepada para rakyat koloni yang tetap setia
mendukung Inggris selama perang. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, berakhirlah Revolusi Amerika
dan di akuilah Amerika Serikat yang merdeka dan berdaulat oleh Inggris.
Dampak Revolusi Amerika pada Dunia
Revolusi Amerika menjadi momentum yang menyadarkan dunia bahwa
kesewenang-wenangan/pemerintah yang tirani dapat dilawan dan dihancurkan. Selain itu, pengakuan hak dan
kesetaraan hak juga menyadarkan masyarakat dunia bahwa semua manusia adalah sama. Tidak lupa, Revolusi
Amerika ini juga turut mengilhami terjadinya Revolusi Prancis yang menggulingkan kekuasaan Raja Louis XVI.
Revolusi dapat menjadi salah satu jalan perjuangan untuk menghapus penindasan dan memberikan keadilan
kepada semua orang.
Dampak Revolusi Amerika bagi Indonesia:
1. Kapal dagang Inggris (EIC) boleh melakukan perdagangan dengan Indonesia.
2.Pengahupusan Hak Monopoli perdagangan VOC di Inonesia.
3.Muncul paham liberalisme dan demokrasi di Indonesia.
Kemenangan Kesusilaan
Istilah The civil war diartikan sebagai perang warga negara, perang saudara atau perang budak. The
civil war juga diartikan sebagai perang warga negara karena merupakan peperangan antara warga negara yang
tinggal di sebelas negara bagian wilayah selatan yang memproklamasikan dirinya sebagai negara konfederasi
dibawah pimpinan residen Jefferson David berhadapan dengan warga negara yang berdiam di 23 negara bagian
yang berada di wilayah utara dengan menyebut dirinya sebagai pihak union dibawah pimpinan persiden Abraham
Lincoln. The civil war 1861-1865 diartikan sebagai perang saudara karena sebagai peperangan antara sesama
warga negara Amerika Serikat yang tinggal di wilayah utara (Union) dengan mereka yang tinggal di selatan
(konfederasi). The civil war ini terjadi antara pihak Union (Utara) yang menghendaki penghapusan sistem
perbudakan berhadapan dengan pihak konfederasi (Selatan) yang tetap mempertahankan sistem perbudakan.
Beberapa latar belakang perang saudara di Amerika Serikat pada 1861-1865 meliputi :
1.) Persoalan budak. Pihak Union (Utara) yang menghendaki penghapusan sistem perbudakan yang dianggap
melanggar deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, sedangkan pihak selatan (Konfederasi) tetap
mempertahankan sistem perbudakan sebagai inti tenaga perkebunan yang merupakan basis perekonomian di
pihak konfederasi. Pihak Utara menghendaki sistem demokrasi harus berlaku untuk seluruh bangsa Amerrika
tanpa memandang ras, kepercayaan, bangsa, ataupun bahasa.
2.) Upaya Penghapusan Budak. Adalah kaum abolisionis aktif mengorganisasi masyarakat negro yang anti
perbudakan dengan wadah the Underground Railroad atau ilakukan melalui penerbitan surat kabar Freedoms
Journal.
3.) Persoalan State Right. Pihak Utara menghendaki pemerintahan Union harus dipertahankan dan sudah final,
karena sesuai dengan konstitusi dan menolak pihak Selatan yang berpandangan bahwa bentuk pemerinyatan
federal bersifat sukarela. Bagi Selatan jika kepentingan dari suatu negara bagian terabaikan, tidak terpenuhi,
merasa dirugikan, mereka bisa saja keluar dari negara federal Amerika.
Kesimpulan
Koloni Inggris di Amerika sering disebut-sebut sebagai awal berdirinya bangsa kita. Tujuan utama
koloni itu adalah untuk mendirikan suatu bentuk pemerintahan di mana rakyat Inggris akan memerintah diri
mereka sendiri. Koloni akan memiliki suara yang lebih besar tentang bagaimana koloni mereka diatur. Itu juga
merupakan upaya para penjajah untuk menggunakan otoritas mereka atas harta benda yang mereka bawa dari
Eropa. Sejarah kolonisasi Inggris di Amerika adalah sejarah pembentukan koloni, pemukiman, dan pemerintahan
berturut-turut di beberapa Amerika oleh Inggris, Skotlandia, dan Inggris Raya. Upaya kolonis pertama yang
berhasil mendirikan koloni Inggris di Amerika Utara terjadi pada tahun pertama Perang Tujuh Tahun (1775). Hal
ini diikuti oleh pembentukan pemukiman yang memilah-milah di New York City oleh para penjajah. Koloni lain
seperti Nova Scotia, Massachusetts, New Jersey, Pennsylvania, dan New York semuanya menjadi koloni Inggris
ketika berhasil didirikan.
John Winthrop, salah satu pemimpin koloni, menyampaikan deklarasi kemerdekaan bagi para kolonis di
Pulau Christmas, yang kemudian dinamai New York. Ini diikuti dengan penandatanganan Perjanjian dengan
Inggris dan Anggaran Dasar antara raja dan koloni. Piagam-piagam ini mengatur perpajakan lokal para penjajah,
perumusan agama nasional, undang-undang yang mengatur hubungan antara koloni Inggris dan tetangganya,
dan pemberian hak kolonial untuk layanan publik seperti perdagangan. Koloni Inggris pertama di dunia baru
adalah New York. Aspek terpenting dari kolonisasi Inggris di Amerika adalah pembentukan pemerintahan
nasional di mana para kolonis bersumpah setia. Apa yang disebut Stamp Act mengenakan pajak kepada semua
individu yang berasal dari koloni Inggris, bukan hanya mereka yang merupakan penduduk New York.
Beberapa kolonis kecewa dengan tindakan ini karena mereka percaya bahwa mayoritas
sesama pemukim mereka memusuhi bentuk Kekristenan mereka. Virginia, bagaimanapun,
merupakan pengecualian karena mengesahkan undang-undang yang melarang pria atau wanita
membawa senjata selama masa pemberontakan melawan Inggris.
Virginia bukan satu-satunya koloni Inggris di Amerika selama periode ini. Plymouth, Massachusetts
dan Connecticut juga didirikan pada akhir abad ketujuh belas. Fakta terpenting tentang pemukiman
Inggris ini adalah pemukiman Raja Henry VIII. Dia mengambil hak asuh penuh atas Boston,
menjadikannya ibu kota koloni Inggris. Raja Henry tidak tertarik untuk melanjutkan bahasa Inggris
atau adat istiadat, yang mendorong para pemukim di sana untuk mengadopsi agama Puritan.
Salah satu faktor terpenting yang berkontribusi pada kelangsungan hidup para imigran Inggris di
Amerika adalah kedatangan banyak pemukim dari Eropa selama pertengahan delapan belas ratus
tahun. Kelompok pemukim ini membawa serta barang-barang yang bernilai tinggi seperti rempah-
rempah, wol, tembakau, dan produk kulit. Banyak dari barang-barang ini sampai ke Amerika dan
membantu meningkatkan standar hidup. Mereka juga membawa keterampilan yang memungkinkan
mereka membuat kano dan peralatan penting lainnya yang digunakan oleh pemukim awal. Barang-
barang ini membuat perjalanan melintasi lautan jauh lebih mudah bagi para imigran Inggris
daripada jika mereka tetap tinggal di negara asal mereka.
OKE SUDAH HABIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai