Anda di halaman 1dari 5

Kronologi Perang Revolusi Amerika Keisha Marsha Tuffahati (1306384025)

Revolusi Amerika atau yang disebut juga sebagai Perang Revolusi Amerika / Perang
Kemerdekaan Amerika Serikat merupakan suatu perang generasi pertama yang terjadi pada
tahun 1775 hingga tahun 1783. Latar belakang timbulnya perperangan tersebut yakni
dikarenakan tumbuhnya konflik antara penduduk 13 wilayah koloni Britania Raya di
Amerika Utara dan pemerintah koloni yang merepresentasikan Kerajaan Monarki Britania
Raya. Perkelahian antara tentara Britania Raya dan milisi kolonial di Lexington dan Concord
pada bulan April 1775 memantik konflik persenjataan. Hal tersebut kemudian diikuti dengan
digencarkannya perang skala besar oleh para pemberontak negara koloni tersebut untuk
meraih kemerdekaannya. Perancis kemudian ikut serta dalam perperangan tersebut dengan
memihak kepada kolonis di Amerika pada tahun 1778. Dengan ikut sertanya Perancis, konflik
yang awalnya berskala nasional (civil war) berubah menjadi konflik internasional.
Timbulnya konflik antara Britania Raya dan koloninya di Amerika Utara bukan tanpa
sebab. Dua perang yang melibatkan Britania Raya sebelumnyaFrench War dan Indian War
mengakibatkan pengeluaran biaya yang besar. Oleh sebab itu, Britania Raya ingin agar
kolonis Amerika membantu untuk membayar ganti rugi tersebut. Pada tahun 1760an, Britania
Raya mengeluarkan peraturan hukum yang mengharuskan kolonis Amerika membayar pajak
atas teh, gula, dan komoditas lainnya. Hal ini menimbulkan protes di kalangan para kolonis
sehingga memicu timbulnya berbagai protes baik dalam bentuk surat maupun di surat kabar.
Para kolonis beranggapan bahwa pajak tidak selayaknya dibayarkan karena kolonis Amerika
tidak memiliki perwakilan di Parlemen Britania Raya (no presentative, no tax).
Pada tahun 1774, para kolonis mengadakan continental congress untuk pertama
kalinya. Agenda yang dibahas salah satunya yaitu mengenai cara agar Britania Raya
memperlakukan negara-negara koloni dengan adil. Namun demikian, Britania Raya
mengabaika ide-ide dari continental congress dan justru malah mengirim tentara untuk
mengontrol daerah-daerah koloni. Untuk merespon tindakan Britania Raya, akhirnya para
kolonis sepakat untuk membentuk tentaranya sendiri. tahun 1776, para kolonis
mendeklarasikan kemerdekaan dari Britania raya.
Permulaan Perang
Pemerintah Britania raya memerintahkan Jenderal Thomas Gage untuk melawan
tindakan pemberontak di Amerika. Pada 19 April 1775, tentara Britania Raya memasuki
daerah Concord dan Lexinton. Tentara kolonis Amerika mencoba mengehentikan pergerakan
tentara Britania Raya tersebut dan akhirnya pecahlah perperangan antara kedua pihak.

Meskipun terkendala jumlah tentara Britania Raya yang sangat banyak, namun karena adanya
peringatan dini akan serangan yang datang membuat tentara kolonis mampu melancarkan
serangan secara gerilya sehingga dapat memukul mundur tentara Britania raya ke Boston.
Tentara Britania Raya dipaksa meninggalkan Concord tanpa sempat menghancurkan
persenjataan.
Pada 10 Mei 1775, tentara Amerika yang dipimpin oleh Ethan Allen dan Benedict
Arnold merebut Fort Ticonderoga di New York. Fort Ticonderoga merupakan tempat
persediaan peralatan militer, termasuk meriam. Selanjutnya, The Second Continental
Conggress mengirimkan sebua petisi perdamaianthe Olive Branch Petitionkepada
Parlemen. Namun demikian, petisi damai tersebut justru direspon dengan dikeluarkannya
kebijakan the Prohibitory Act yang mengembargo perdagangan dengan koloni.
The Battle of Bunker Hill
Di Massachusetts, Boston dan wilayah kecil lainnya berada di bawah kontrol tentara
Britania Raya. Pasukan kolonis kemudian mengepung kota tersebut. Jenderal Gage kemudian
membalas pada 17 Juni 1775 dengan menyerang Breeds Hill dan Bunker Hill. Meskipun
Britania Raya kehilangan banyak tentara dibandingkan dengan pasukan kolonis, namun
Britania Raya akhirnya mampu mengusir pasukan kolonis Amerika. Pasukan kolonis
kemudian terpaksa mundur karena kehabisan banyak amunisi. Area di sekitar Boston pada
akhirnya turut jatuh ke tangan Britania raya. Meskipun kalah dari pasukan Britania Raya,
pasukan kolonis membuktikan bahwa mereka memiliki potensi untuk meng-counter serangan
Britania raya yang pada saat itu terbilang pasukan tentara terbaik di dunia. Dan pada
akhirnya, Britania Raya terpaksa meninggalkan kota dengan syarat tidak membakar kota.
Battle for Boston
Pengepungan kota Boston dimulai pada malam setelah pertarungan di Lexington dan
Concord. Saat itu, pasukan kolonis Amerika membuntuti tentara Britania Raya kembali ke
Boston dan berhasil menduduki sebagian wilayah. Pengepungan didukung pula oleh adanya
aktivitas inteligensi pasukan kolonis yang mengumpulkan informasi mengenai tentara
Britania Raya, namun sebaliknya tentara Britania Raya tidak memiliki informasi apapun
mengenai pasukan kolonis. Pada 25 Meri 1775, Gage menerima 4.500 bala bantuan dan tiga
Jenderal baruMayor Jenderal William Howe, Brigadir John Burgoyne, dan Henry Clinton
melalui pelabuhan Boston. Kemudian, Gage mulai merencanakan pembukaan atau
pembebasan kembali kota Boston dari pasukan kolonis Amerika yang mengepung.
Pada 3 Juli, George Washington tiba di Boston untuk memimpin continental army
pasukan kolonis. Pada saat itu, Washington berhasil merebut kembali Bunker Hill dan

Breeds Hill tanpa perlawanan. Namun hal tersebut masih memiliki efek yang sedikit
terhadap okupasi tentara Britania Raya. Kemudian pada musim dingin tahun 1775-1776,
Henry Knox diperintahkan oleh Washington untuk memindahkan sebanyak 60 ton artileri
yang didapatkan dari Frot Ticonderoga dengan menggunakan kereta luncur, dimana
prosesnya memakan waktu selama 6 minggu. Beberapa minggu kemudian, artileri sampai di
Boston. Washington kemudian mengarahkan artileri tersebut dan sejumlah tentara untuk
persiapan merebut Donchester Heights yang menghadap Boston. Hal ini menyebabkan
armada kapal Britania Raya memiliki keterbatasan pergerakan (manueverability).
Ketika Jenderal Howe melihat meriam-meriam yang dipersiapkan pasukan kolonis
Amerika, ia menyadari bahwa ia tidak akan mampu mempertahankan Boston. Ia kemudian
meminta Washington agar membiarkannya mengevakuasi kota dengan damai. Sebagai
gantinya, Britania Raya tidak akan membakar habis Boston. Washington menyetujui
permintaah Howe karena tidak memiliki pilihan. Ia memiliki meriam namun tidak memiliki
bubuk mesiu untuk mengoperasikan meriam tersebut. Selanjutnya pada April 1776,
Washington mengarahkan sebagian besar pasukan continental army untuk membebaskan
New York City.
The Declaration of Independence and Common Sense
Tahun 1776, seorang pria berkebangsaan Inggris, Thomas Paine, menulis sebuah
pamflet berjudul Common Sense yang berisikan dorongan bagi kemerdekaan Amerika
berdasarkan argumen anti-monarki. Paine berargumen bahwa baik dari perspektif biblical dan
republican virtues, monarki tidak baik bagi masyarakat negara manapun. Pada Juni 1776, the
Second Continental Congress menyatakan keinginan untuk merdeka dan the Committee of
Five ditugaskan untuk membuat draft deklarasi kemerdekaan Amerika. Kelima anggota the
Committee of Five yaitu Thomas Jefferson, John Adams, Benjamin Franklin, Robert
Livingstone, dan Roger Sherman. Akhirnya pada 4 Juli 1776, kongres mendeklarasikan
kemerdekaan kolonis. Deklarasi ini dianggap sebagai tindakan kejahatan terhadap Raja
Britania Raya.
The Turning Point of the War
Juli 1776, Jenderal Howe dan 30.000 tentara Britania Raya tiba di Staten Island, New
York. Pasukan Britania Raya menyerang dan mengalahkan pasukan kolonis dibawah
pimpinan Washington sehingga terpaksa mundur ke Pennsylvania. Britania Raya pada saat itu
juga menyewa tentara bayaran Jerman (Hessians) untuk mengawal benteng Britania Raya di
Trenton. Washington memanfaatkan situasi ini. Ia menyadari bahwa tentara Hessians akan
berada pada titik terlemahnya saat malam natal, sebab pasukan Jerman tersebut akan

mengadakan pesta makan-makan dan minum alkohol. Kemudian pada malam 25 December
1776, Washington memimpin pasukan kolonis untuk menyerang tentara Hessians.
Sebagaimana yang telah diperkirakan Washington, tentara Hessians sedang lengah sehingga
hanya memiliki waktu yang singkat untuk merespon serangan. Pada pagi 26 Desember,
Washington dan continental army akhirnya memenangkan pertikaian di Trenton. Hanya
terdapat 4 orang tentara Amerika yang terluka, sedangkan tentara Hessian menderita 90
tentara terluka, 25 tentara terbunuh, dan sebanyak 920 tentara ditangkap. Pada 2 Januari,
tentara Britania Raya sekali lagi mencob menyerang Trinton. Namun sekali lagi pasukan
Washington mengalahkannya, bahkan New Jersey pun turut direbut dari Britania Raya.
Terdapat pula yang disebut sebagai the battle of Saratoga yang menjadi turning point
dalam perperangan ini. Signifikansi terbesar dari perang di Saratoga yakni pengenalan
bantual Perancis terhadap pasukan kolonis. Perancis sendiri yakin bahwa Amerika memiliki
kesempatan besar untuk mengalahkan Britania Raya. Selain Perancis, Spanyol dan Belanda
juga memihak kepada Amerika dan memberikan bantuan berupa dana untuk berperang
melawan Britania Raya.
Kekalahan di daerah utara membuat Britania Raya mulai memberikan perhatian di
daerah Selatan, tempat para loyalis Britania Raya berada. Pada awalnya, strategi ini berhasil
mengalahkan pasukan Amerika di Waxhaws, Charleston, dan Camden. Namun pad aakhirnya
pasukan Britania Raya yang dipimpin oleh Lord Cornwallis akhirnya dipukul mundur ke
Yorktown Virginia. Ketika mendengar bahwa pasukan Britania Raya berada di Yorktown, dan
terdapat armada kapal Perancis yang datang, Washington segera mengarahkan continental
army dan tentara Perancis untuk mengepung Yorktown beserta pasukan Britania Raya yang
ada di dalamnya. Untuk beberapa hari, pasukan Britania Raya mampu bertahan di Yorktown,
namun tentara sekutu Amerika semakin mendekat dan mulai menghancurkan pertahanan
tentara Britania Raya. Akhirnya pada 19 Oktober 1781, Cornwallis menyerahkan seluruh
pasukannya yang berjumlah 7.000 orang.
Pemerintah di Britania Raya sangat terpukul atas berita kekalahan pasukannya di
Yorktown. Parlemen mem-voting untuk menghentikan segala tindakan operasi ofensif di
daerah koloni. Sebagai kesimpulan, sejumlah loyalis dan keluarganya direlokasi ke Inggris
dan sebagian besar Kanada dan daerah koloni Britania Raya lainnya. Sementara itu, hak
tanah atas Amerika jatuh pada masyarakat Amerika.
Berakhirnya perang ditandai dengan treaty of Paris tahun 1783 sebagai bentuk
negosiasi Britania Raya kepada Amerika Serikat, Perancis, dan Spanyol. Perjanjian ini terdiri
atas 4 poin penting:

1. Amerika Serikat diakui sebagai negara independen


2. Batas negara Amerika Serikat membentang dari Kanada (utara) hingga sungai
Mississippi (barat), serta batas utara Florida (selatan)
3. Britaia Raya harus mengembalikan Florida ke Spanyol, namun tetap memegang
kendali atas Kanada
4. Kongres menyarankan pengembalian hak properti dan tanah kaum loyalis

Sumber: saylor.org

Anda mungkin juga menyukai