Anda di halaman 1dari 18

BAB I

Pedahuluan

1.1 Latar Belakang

Mengamati bagaimana perkembangan pesat yang terjadi terhadap negara


Adidaya seperti Amerika Serikat, tidak terlepas dari proses perkembangan dari
negara Amerika Serikat itu sendiri. Dilihat dari perkembangan sejarahnya,
Amerika Serikat banyak sekali menghadapi yang namanya tantangan dalam
membangun negaranya, mulai dari dijajah bangsa asing, pemberontakan,
kemerdekaan dan menjadi seperti saat ini.

Sejarah dari Amerika Serikat ini memegang peranan penting dan menjadi
saksi yang otentik dari perkembangan suatu negara yang dimulai dari suatu
koloni, hingga menjadi 13 koloni, dan terus berkembang pesat.

Satu kata yang sangat diimpikan masyarakat koloni di Amerika Serikat pada
abad 18 M, yaitu Kemerdekaan walaupun pada awalnya kesadaran akan
kebebasan dan kemerdekaan ini hanya diimpikan oleh segelintir tokoh saja, dan
salah satunya para bapak pendiri Amerika Serikat.

Dengan penuh perjuangan, kekerasan hati, ketabahan dan kesabaran serta


usaha yang tidak mengenal kata menyerah untuk mencapai kata MERDEKA dan
pada akhirnya rakyat amerika pun merasakan arti kata tersebut.

Dalam materi makalah ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana


perjuangan rakyat Amerika mencapai kemerdekaannya, dan yang menjadi pokok
permasalahan dari makalah ini adalah Perang Kemerekaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menyebabkan Perang Kemerdekaan yang terjadi di Amerika
Serikata pada tahun 1774-1783?
2. Bagaimanakah awal pecahnya Perang Kemerdekaan?

1
3. Apa yang menyebabkan Common Sense dapat menggugah hati rakyat
Amerika Serikat
4. Apa itu Declaration of Independence?
5. Bagaimana akhir dari perang Kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun
1783?

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Perang Kemerdekaan Amerika (1774-1783)

2.1.1 Penyebab Umum:

1. Jajahan Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetpi


diciptakan oleh pelarian-pelaria agama yang tidak tahan hidup di Inggris
karena agamanya dilarang oleh Pemerintahan Inggris. Mereka keluar dari
inggris untuk mencari kebebasan hidup dan medarat di Amerika. Yang
terkenal diantara mereka adalah The Pilgrimfathers yang mendarat pada
tahun 1620 dengan kapal “Mayflower” dan mendirikan Massachusetts.
Orang Amerika sekarang menganggap The Pilgrimfathers ini sebagai
pendiri-pendiri Amerika.
Karena itu orang-orang Amerika sangat mencintai kemerdekaan
dan kebebasan. Tetapi Inggris menganggap Amerika itu tanah jajahannya
dalam arti yang kolo.
2. Inggris memerintahkan, bahwa hasil bumi Amerika (tembakau, gula, dan
kapas) boleh dijual kepada Inggris dan orang-orang Amerika hanya
diperbolehkan membeli barang-barang kebutuhan hanya kepada Inggris
saja, hal ini merupakan salah satu langkah monopoli perdagangan yang
dilakukan oleh inggris untuk mengisi kas negaranya.
Dengan demikian harga dapat dipermainkan oleh Inggris. Orang-
orang Amerika juga menganut faham kebebasan dalam bidang
perdagangan juga, dan orang Amerika menentang peraturan Inggris yang
demikian.
3. Inggris yang butuh uang untuk mengisi kekosongan kas negara yang
disebabkan karena biaya untuk perang Tujuh Tahun (1756-1763) memaksa
Amerika juga untuk membayar pajak yang berat, karena Inggris

3
menganggap perang Tujuh Tahun itu juga merupakan perluasan daerah
dan perlindungan bagi Amerika.

2.1.2 Sebab Khusus:

Pesta Teh Boston (1773)

Pada tahun 1773, Inggris memberikan Samuel Adams dan sekutu-


sekutunya sebuah masalah yang bisa dijadikan gara-gara. Perusahaan Hindia
Timur yang kuat berada dalam situasi keuangan yang sulit. Perusahaan ini lantas
minta tolong kepada Inggris yang memberinya monopoli atas semua teh yang
diekspor ke koloni. Pemerintahan Inggris juga mengizinkan perusahaan tersebut
memasok para pengecer secara langsung, dengan meleawati pedagang grosir
koloni yang sebelumnya menjual komoditas itu.

Pada tahun 1770, menjamur perdagangan ilegal sehingga sebagian besar


teh yang dikonsumsi Amerika berasal dari negeri asing, diimpor secara ilegal, dan
bebas pajak dengan menjual tehnya melalui agennya sendiri dengan harga lebih
rendah dari harga pasar, perusahaan Hindia Timur membuat penyelundupan
menjadi tidak menguntungkan dan pada saat yang sama mengancam hilangnya
pedagang-pedagang kolonial independence dan dapat mengganggu kestabilan
ekonomi koloni. Didorong bukan saja oleh perdagangan teh, tetapi juga praktek
monopoli pedagang-pedagang kolonial turut bergabung dengan kaum radikal
bergerak untuk kemerdekaan.(Made, 2004; 74)

Pada tahun 1773 berlabuhlah tiga kapal Inggris yang bermuatan teh di
Boston untuk Amerika. Atas teh ini Amerika harus membayar pajak juga kepada
Inggris. Orang Amerika tidak mau menerima karena harus membayar pajak itu.
Pada malam hari tanggal 16 Desember 1773 orang-orang Amerika menyamar
menjadi orang Indian Mohawk dan dipimpin oleh Samuel Adams menaiki tiga
kapal Inggris yang sedang berlabuh dan melemparkan teh-teh itu kedalam laut
didekat pelabuhan Boston. Mereka mengambil langkah ini karena mereka takut
jika teh tersebut sampai mendarat, maka penduduk koloni akan terpaksa
membayar pajak dan membeli teh tersebut. Pemerintahan Inggris pun marah lalu

4
menghukum orang-orang Boston. Orang Amerika diwilayah lainnya kemudian
membela Boston dan pecahlah perang antara Inggris dan jajahannya di Amerika
(1774) yang dipimpin oleh George Washington.

2.2 Pecahnya Perang Kemerdekaan (1774-1783)

Jenderal Thomas Gage, seorang pria Inggris dengan istri wanita kelahiran
Amerika, memimpin pasukan besar di Boston, dimana kegiatan politik telah
hampir menggantikan seluruh kegiatan perdagangan. Tugas utama Gage di
wilayah koloni adalah memberlakukan Undang-Undang yang Bersifat
Memaksa(Coercive Act). Ketika dia mendengar berita bahwa penduduk koloni
Massachusetts sedang mengumpulkan bubuk mesiu dan perlengkapan militer di
kota Concord, 32 kilometer jauhnya, Gage mengirimkan pasukan yang kuat dari
garnisumnya untuk menyita amunisi-amunisi tersebut.

Setelah semalaman berjalan kaki, pasukan Inggris mencapai desa


Lexington pada tanggal 19 April 1755, dan melihat 70 orang Minutemen, disebut
demikian karena mereka dipercaya siap bertempur dalam hitungan menit yang
berparas cemberut dibalik kabut pagi. Kelompok Minutemen ini semula hanya
bertujuan melakukan protes tanpa suara, tapi Mayor Jhon Pitcairn, pemimpin
pasukan Inggris berteriak, “Bubar, kalian pemberontak-pemberontak laknat!
Anji*g kamu semua larilah!” Pemimpin kelompok Minutemen, Kapten Jhon
Parker menegaskan kepada pasukannya agar tidak melakukan tembakan kecuali
mereka ditembaki terlebih dulu. Tiba-tiba ada seseorang yang memulai tembakan,
yang kemudian membuat pasukan Inggris melakukan serangan kepada
Minutemen. Selanjutnya Pasukan Inggris menyerbu dengan Bayonet,
mengakibatkan 8 orang tewas dan 10 luka-luka. Peristiwa ini kemudian dikenal
dengan nama Ralph Waldo Emerson atau “Tembakan yang terdengar ke seluruh
dunia”.

Pada waktu pecahnya perang kemerdekaan ini oarang-orang Amerika


belum mengetahui pasti apa yang menjadi tujuan mereka melakukan pertempuran
dengan pihak Inggris. Mereka bertempur melawan Inggris karena mereka merasa

5
tertindas oleh aturan-aturan Inggris dan untuk merdeka. Tetapi ini segera berubah
menjadi Perang Kemerdekaan sebenarnya, hal ini bermula ketika orang-orang
Amerika membaca tulisan Thomas Paine yang berjudul “Common Sense”. Tujuan
menjadi terang, yaitu “Kemerdekaan”.

2.2.1 Common Sense dan Kemerdekaan.

Thomas Paine, seorang pemikir politik dan penulis menerbitkan pamflet


setebal 50 halaman, bertajuk Common Sense(akal sehat) pada tahun 1774.Dalam
jangka waktu tiga bulan, 100.000 kopi pamflet terjual habis. Ia menyatakan bahwa
seorang lelaki yang jujur jauh lebih berguna bagi masyarakat ketimbang “semua
cecunguk dan antek-antek kerajaan yang pernah ada”. Ia memberikan pilihan agar
terus tunduk kepada raja tiran dan pemerintahan atau kebebasan dan kebahagiaan
sebagai republik yang merdeka dan mandiri. Common Sense yang beredar di
seluruh koloni, makin membulatkan tekad untuk memisahkan diri.

Untuk mencetuskan deklarasi secara resmi, dibutuhkan kesepakatan dari


semua koloni maka pada tanggal 10 Mei 1776(setahun setelah pertemuan pertama
Kongres Kontinental Kedua) dilaksanakan sebuah resolusi yang meminta
pemisahan diri. Sekarang yang dibutuhkan hanyalah deklarasi resmi. Pada tanggal
7 Juni, Richard Henry Lee dari Virginia mencetuskan sebuah resolusi yang
menyatakan, ”Bahwa Serikat Koloni adalah negara-negara bagian yang bebas dan
independen, karena secara hak mengharuskan demikian.....”Tak lama kemudian,
sebuah komite yang terdiri dari lima orang, dipimpin oleh Thomas Jefferson dari
Virginia, ditunjuk untuk menyiapkan secepatnya sebuah deklarasi secara resmi.

2.2.2 Jalannya Perang.

Pertempuran pertama terjadi antara Inggris dan orang-orang Amerika di


Lexington, kemudian di Boston. Inggris memerintahakan Kanada untuk
membantuh Inggris tetapi ditolak. Inggris menyerbu kanada untuk memaksa
orang-orang di Kanada, dan timbulah juga pertempuran-pertempuran yang terjadi

6
di Kanada dengan pihak Inggris, hal demikian membuka kesempatan George
Washington untuk mengatur tentaranya.

Kemudian pasukan Inggris terus mendesak hingga ke Concord. Pihak


Amerika berhasil membawa sebagian besar amunisi, namun pasukan Inggris
menghancurkan apa saja yang tersisa. Sementara itu pasukan Amerika dipinggiran
kota dimobilisasi, bergerak ke arah Concord dan menyebabkan banyak kerugian
pada pihak Inggris, yang sedang mulai perjalanan panjang pulang itu, dari balik
tembok batu, gundukan tanah, dan rumah, anggota milisi dari “seluruh desa dan
pertanian Middlesex” menjadikan jaket sebagai sasaran mereka. Ketika pasukan
yang kelelahan ini tiba di Boston, jumlah yang tewas dan luka di pihak Inggris
mencapai lebih dari 250. Pihak Amerika sendiri kehilangan 93 orang.

Ketika tanda bahaya dari Lexington dan Concord bergema, kongres


kontinental kedua dilaksanakan di Philadelphia, Pennsylvania, pada tanggal 10
Mei 1775. Pada tanggal 15 Mei Kongres memutuskan untuk berperang dengan
pihak Inggris, mengubah milisi kolonial menjadi tentara kontinental dan
menunjuk kolonel George Washington dari Virginia sebagai pemimpin tertinggi
pasukan Amerika. Sementara itu , Amerika untuk bergerak ke arah utara , menuju
Kanada pada musim gugur. Walaupun pada akhirnya Amerika dapat menguasai
Montreal, mereka gagal dalam serangan musim dingin di Quebec, dan akhirnya
terpaksa mundur ke New York.

Terlepas merambambaknya konflik senjata, pemikiran pemisahan


sepenuhnya dari Inggris masih belum bisa diterima bagi sebagian anggota
Kongres Kontinental. Pada bulan Juli, John Dickinson menulis sebuah resolusi,
yang dikenal dengan nama Petisi Ranting Zaitun ( Olive Branch Petition) , yang
memohon kepada raja untuk mencegah tindakan-tindakan permusuhan lebih lanjut
hingga tercapai kesepakatan bersama. Petisi ini tidak dianggap dan Raja George
III, pada tanggal 23 Agustus 1775, mengeluarkan pernyataan resmi yang
menyebut koloni –koloni berada dalam situasi pemberontakan.

7
Inggris mengaharapkan koloni-koloni selatan untuk tetap setia sebagian
karena ketergantungan mereka pada perbudakan. Banyak orang di koloni-koloni
Selatan ini khawatir bahwa pemberontakan terhadap negeri induk akan memicu
pemberontakan pada budak melawan majikannya, para tuan tanah perkebunan.
Kenyataannya pada bulan November 1775, Lord Dunmore tersebut justru
mengakibatkan banyak rakyat Virginia yang semula tergolong kaum Loyalis
beralih menjadi pendukung kaum pemberontak.

Gubernur North Carolina, Josiah Martin, juga membujuk rakyatnya untuk


tetap setia kepada kerajaan Inggris. Namun ketika 1500 orang tersebut, mereka
sudah dipukul oleh pasukan revolusioner sebelum bantuan dari pasukan Inggris
tiba untuk menolong.

Kapal perang Inggris terus menyusuri pesisir pantai hingga ke Charleston,


South Carolina, dan menembaki kota pada permulaan juni 1776. Tapi rakyat
South Carolina sudah lama bersiap siaga, dan berhasil mengusir Inggris pada
akhir bulan itu juga. Mereka tidak kembali lagi ke Selatan sampai lebih dari dua
tahun lamanya.

Deklarasi kemerdekaan sebagian besar merupakan karya Jefferson, yang


dikumandangkan tanggal 4 Juli 1776, bukan saja mengumandangkan kelahiran
sebuah negara baru, tapi juga mencanangkan sebuah filosofi kebebasan manusia.
Deklarasi ini diangkat dari filosofi politik Prancis dan aliran Pencerahan Inggris.
Tapi satu hal yang sangat mempengaruhinya adalah karangan John Locke
“Second Treatise of Government”.

Locke mengambil konsep hak-hak tradisional orang Inggris dan


menjadikannya sebagai hak-hak asasi seluruh umat manusia. Alinea Deklarasi
Kemerdekaan yang sangat dikenal adalah gema dari teori kontrak sosial Locke
tentang pemerintahan:

“Kami berpegang teguh pada kebenaran-kebenaran ini, bahwa semua


manusia diciptakan sederajat, bahwa mereka dianugerahi pencipta-Nya Hak-Hak
Asasi yang melekat, diantaranya adalah kehidupan,kemerdekaan dan hak untuk

8
mencapai kebahagiaan. Untuk melindungi hak-hak ini, Pemerintah, dibentuk
diantara orang-orang, kekuasaan mereka berasal dari yang diperintah, sehingga
kapan saja sebuah Bentuk Pemerintahan menjadi bersifat merusak terhadap
tujuan-tujuan ini menjadi Hak Rakyat untuk menggantinya atau menghapuskanna,
dan membentuk Pemerintah baru, yang berlandaskan prinsip-prinsip tertentu dan
yang mengatur kekuasaannya dalam bentuk tertentu, sehingga bagi orang-orang
hal ini dinilai paling bisa menjamin Keselamatan dan Kebahagiaan mereka.

Dalam deklarasi tersebut, Jefferson menghubungkan prinsip Locke dengan


situasi yang ada di koloni-koloni. Untuk berjuang demi kemerdekaan Amerika,
sama dengan berjuang untuk mendapat suatu pemerintahan yang berdasarkan
kerjasama sebagai ganti sebuah pemerintah yang dipimpin seorang raja yang telah
”dengan satu dan lain cara menjadikan kita subjek kekuasaan hukum asing diluar
konstitusi kita, dan yang tidak diakui oleh hukum kita.....” Maka, berjuang demi
kemerdekaan Amerika adalah berjuang atas nama hak-dasar seseorang.

Pada tahun itu juga mereka mengumumkan: “Declaration of


Independence”.

2.2.3 “Declaration of Independence”

Amerika menyatakan dirinya merdeka. Proklamasi ini disusun oleh


Thomas Jefferson dalam Kongres di Philadelphia dari 13 negara bagian yang ada
(pada saat itu) dan terkenal karena didalamnya terkandung pernyataan Hak-hak
Manusia (Human Right).

Bagian yang mengandung kalimat atau pernyataan persamaan hak-hak


manusia ialah:

“We hold these truths to be selfevident, that all man are created equal,
that they are endowed by their creator with certain unalienable right, that among
these are life, liberty, and the pursuit of happiness”........

Catatan:

9
“Human Right yang terdapat dalam Proklamasi kemerdekaan Amerika ini yang nantinya
akan dimasukkan dalam UUD 1789”.

2.2.4 Articles of Confederation (1777)

Para kolonis Amerika setelah memproklamasikan kemerdekaan pada 4 Juli


1776, rakyatnya memerlukan suatu hukum/konstitusi yang tetap untuk dijadikan
pedoman hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kongres
konstinental II sejak 10 Mei 11774 telah mengeluarkan resolusi yang
menyarankan kepada koloni-koloni untuk membentuk pemerintahan baru yang
akan mendatangkan kebahagian dan keamanan bagi warga negaranya(Krisnadi,
2012; 126).

Para founding fathers seperti Benjamin Franklin, Thomas Jefferson,


George Washington, John Adams berusaha menyusun konstitusi Amerika Serikat
yang mencakup perlindungan hak-hak asasi manusia (HAM), kebebasan
berbicara, berkumpul, kebebasan pers. Konstitusi tersebut mendukung struktur
pemerintahan yang bercabang tiga, yaitu bidang eksekutif, legislatif, dan yudikatif
yang kekuasaannya saling membatasi dan mengimbangi satu sama
lainnya(Krisnadi, 2012; 126)

Kongres dari negara-negara bagian menyetujui dan menerima rencana


konfederasi dan terbentuklah The United States of America ( U.S.A). Negara yang
mengakui pertama secara de facto adalah Prancis (1778) yang kemudian
membantu USA melawan Inggris dengan mengirimkan jenderal Lefayette ke
Amerika. Tindakan Prancis ini disebabkan oleh:

1. Prancis ingin membalas dendam kepada Inggris, karena dulu kalah


perang terhadap Inggris dalam Perang Tujuh Tahun.
2. Hasil diplomasi Benjamin Franklin di Eropa.
Kemudian pada tahun 1776, Spanyol membantu USA (Ingin
mendapatkan lagi Gibraltar dan Florida) dan mengumumkan
perang terhadap Inggris. Dengan bantuan-bantuan demikian
kedudukan Inggris menjadi kuat.

10
 Pasal-Pasal Konfederasi

Jhon Dickson menghasilkan Articles of Confederetation and Perpetual


Union (Pasal-Pasal Konfederation dan Perserikatan Abadi) di tahun 1776.
Kongres Kontinental memakai tulisan ini pada bulan November 1777, dan
memberlakukan pada tahun 1781 yang disetujui 13 negara bagian, setelah di
ratifikasi oleh semua negara bagian. Rencana kerja pemerintah yang dibentuk
dengan memakai pasal-pasal ini.

Pasal-pasal ini mempunyai banyak kelemahan. Pemerintah nasional


kurang mempunyai wewenang untuk menetapkan besarnya tarif jika diperlukan,
padahal ini diperlukan, untuk mengatur perdagangan dan pemungutan pajak.
Pemerintah nasional kurang mempunyai wewenang untuk menetapkan besarnya
tarif jika diperlukan, padahal ini diperlukan untuk mengatur perdagangan dan
memungut pajak. Pemerintah pusat juga kurang mempunyai kendali atas
hubungan internasional sejumlah Negara bagian mulai negoisasi mereka sendiri
dengan Negara-negara asing.

Kesulitan ekonomi setelah perang membuat orang ingin perubahan sering


terjadi. Berakhirnya perang mempunyai akibta yang hebat pada para pedagang
yang memasok tentara dari kedua belah pihak dan yang telah kehilangan
keuntungan yang bersumber dari keikutsertaan dalam sistem perdagangan Inggris.
Negara-negara bagian tersebut lebih mengutamakan kepentingan barang-barang
buatan Amerika dalam kebijaksanaan tarif mereka, namun kebijakan itu tidak
konsisten, sehingga menimbulakan tuntunan agar pemerintah pusat turun tangan
untuk membuat kebijakan yang seragam.

Para petanilah yang mungkin paling menderita karena kesulitan ekonomi


setelah Revolusi ini. Pengadilan ditumpuki gugatan hutang. Sepanjang musim
panas pada tahun 1786, konverensi rakyat dan pertemuan-pertemuan informal di
beberapa Negara bagian menuntut reformasi pemerintah Negara bagian. Di musim
gugur tahun 1786, kelompok petani di Massachusetts dipimpin seorang mantan
kapten angkatan darat, yang bernama Daniel Shays, mulai mencegah secara paksa

11
pengadilan daerah yang ingin menghukum para peminjam sehingga
mengakibatkan tertundanya pemilu Negara bagian berikutnya. Pada bulan Januari
1737, 1.200 petani gembel bergerak menuju gudang penyimpanan senjata di
Springfield. Para pemerontak yang bersenjatakan tongkat dan garpu rumput di
tahan oleh pasukan kecil milisi Negara bagian. Jendaral Benjamin Lincoln
kemudian datang dengan membawa pasukan bantuan dari Boston dan mengusir
para pemerontak Shaysite yang tersisa, sementara sang pemimpin melarikan diri
ke Vermont.

Setelah kekalahan pemberontakan tersebut, badan legislative yang baru


terpilih, sebagian besar tersimpati terhadap para pemberontakan sehingga
memenuhi tuntunan mereka untuk keringanan pembayaran hutang.

2.3 Kekalahan Dan Kemenangan

Kendati Amerika mengalami banyak pukulan berat selama berbulan–


bulan setelah kemerdekaan di deklarasikan, kekerasan hati dan ketabahan mereka
akhirnya membuahkan hasil. Selama bulan Agustus 1776, dalam petempuran
Long Island di New York, posisi Washington tak bisa dipertahankan, dan dia
terpaksa memberikan perintah mundur secara besar – besaran dalam perahu–
perahu kecil dari Brooklyn ke pantai Manhattan. Jenderal Inggris, William Howe,
sampai dua kali merasa ragu–ragu hingga membiarkan orang–orang Amerika
melarikan diri. Namun, pada bulan November, Howe berhasil menduduki benteng
Washington di pulau Manhattan. Kota New York tetap berada di bawah
kekuasaan Inggris hingga akhir peperangan.

Pada bulan Desember, pasukan Washington nyaris runtuh saat persediaan


dan bantuan yang di janjikan gagal terpenuhi. Tapi Howe sekali lagi melewatkan
peluang untuk mengganyang Amerika dengan memutuskan menuggu hingga
musim semi tiba guna melanjutkan peperangan. Sementara itu, Washington
menyeberangi sungai Delaware, di utara Trenton, New Jersey. Pada dini hari
tanggal 26 Desember, pasukan Washington melakukakan serangan tiba – tiba ke
Garnisun di Trenton dan menawan lebih dari 900 orang. Semnggu kemudian,

12
pada tanggal 3 Januari 1377, Washington menyerang Inggris di Princeton dan
merebut kembali sebagian besar wilayah yang secara resmi diduduki oleh Inggris.
Kemenangan – kemenangan di Trenton dan Princeton mengobarkan kembali
semangat juang Amerika.

Tahun 1777, Howe mengalahkan pasukan Amerika di Brandywine,


Pennsylvania, dan menduduki Philadelphia, sehingga memaksa kabur kongres
kontinental. Washington harus menjalani musim dingin yang sangat menyiksa
pada tahun 1777 sampai 1778 di Valleyforge, Pennsylvania. Pasukannya
kekurangan makanan, pakaian, dan persediaan yang lainnya. Pasukan Amerika
menderita kekurangan, ini bukan karena kekurangan pasokan, melainkan para
petani dan kaum pedagang lebih suka menukarkan barang – barang dagang
mereka dengan emas dan perak Inggris ketimbang uang kertas yang di keluarkan
oleh kongres kontinental dan negara – negara bagian.

Valleyforge menjadi titik paling rendah dalam perjuangan pasukan


Kontinental Washington, tapi pada tahun 1777 tejadi titik balik dalam perang
tersebut. Pada tahun 1776, jendral Inggris, John Burgoyne, merancang suatu
rencana untuk menyerang New York dan New England lewat danau Champlaim
dan sungai Hudson. Malangnya, ia membawa peralatan perang yang terlalu berat
untuk dapat melintasi medan berhutan dan berawa. Di Oriskany, New York,
sekelompok Loyalis dan orang – orang Indian di bawah komando Burgoyne
berpasangan dengan pasukan Amerika kawakan yang bergerak. Di Bennington,
Vermont, banyak dari pasukan Burgoyne, yang sangat membutuhkan pasokan,
bertemu pasukan Amerika. Pertempuran yang terjadi cukup lama menghambat
pasukan Burgoyne hingga memberi kesempatan bagi Washington untuk mengirim
bala bantuan dari arah hilir sungai Hudson, dekat Albani New York.

Pada saat Burgoyne kembali bergerak maju, pasukan Amerika sudah


menuggunya. Di pimpin oleh Bendict Arlond yang telah mengkhianati Amerika
di Westpoint, New York pasukan Amerika berhasil dua kali memukul mundur
Inggris. Burgoyne surut ke Saratoga New York. Di mana pasukan Amerika di
bawah pimpinan Jenderal Horatio Gates langsung mengepung pasukan Inggris.

13
Pada tanggal 17 Oktober 1777 Burgoyne akhirnya menyerah bersama
seluruh pasukannya. Inggris kehilangan 6 Jenderalnya, 300 perwira lain dan 5500
prajurit

2.4 Perdamaian Paris (1783)

Inggris kemudian kalah perang. Kemudian jenderal Inggris Cornwallis


menyerah dengan 7000 tentaranya di Yorktown kepada Washington dan
Lefayette, kemduan perang berakhir dan perjanjian perdamaian dilaksanakan di
Paris

Pembentukan aliansi internasional sebenarnya tidak menjamin sepenuhnya


kemenangan Amerika terhadap Inggris. Akan tetapi, bantuan Internasional
tersebut memiliki peran yang cukup besar bagi tumbuhnya semangat juang
pasukan kontinental Amerika. Hal ini terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika
berhasil mengalahkan pasukan Inggris di berbagai pertempuran. Walaupun daerah
Carolina, Charleston, dan Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada
pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan
gabungan Amerika dan Perancis. Gabungan pasukan George Washington dan
Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil mengalahkan pasukan Inggris
di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia.
Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan
parlemen Inggris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat


dengan Inggris dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara resmi
ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun 1783.

Berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan 13


koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga
menyerahkan daerah bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut.
Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian mengusulkan agar 13
negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/ royalis yang dulu

14
pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca
perang negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan
nasional yang dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

Isi Perjanjian:

Inggris mengakui kemerdekaan USA

15
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Pada tahun 1770, menjamur perdagangan ilegal sehingga sebagian besar teh
yang dikonsumsi Amerika berasal dari negeri asing, diimpor secara ilegal, dan
bebas pajak dengan menjual tehnya melalui agennya sendiri dengan harga lebih
rendah dari harga pasar, perusahaan Hindia Timur membuat penyelundupan
menjadi tidak menguntungkan dan pada saat yang sama mengancam hilangnya
pedagang-pedagang kolonial independence dan dapat mengganggu kestabilan
ekonomi koloni. Didorong bukan saja oleh perdagangan teh, tetapi juga praktek
monopoli pedagang-pedagang kolonial turut bergabung dengan kaum radikal
bergerak untuk kemerdekaan.

Thomas Paine, seorang pemikir politik dan penulis menerbitkan pamflet


setebal 50 halaman, bertajuk Common Sense(akal sehat) pada tahun 1774.Dalam
jangka waktu tiga bulan, 100.000 kopi pamflet terjual habis. Ia menyatakan bahwa
seorang lelaki yang jujur jauh lebih berguna bagi masyarakat ketimbang “semua
cecunguk dan antek-antek kerajaan yang pernah ada”. Ia memberikan pilihan agar
terus tunduk kepada raja tiran dan pemerintahan atau kebebasan dan kebahagiaan
sebagai republik yang merdeka dan mandiri. Common Sense yang beredar di
seluruh koloni, makin membulatkan tekad untuk memisahkan diri.

Kendati Amerika mengalami banyak pukulan berat selama berbulan–


bulan setelah kemerdekaan di deklarasikan, kekerasan hati dan ketabahan mereka
akhirnya membuahkan hasil. Selama bulan Agustus 1776, dalam petempuran
Long Island di New York, posisi Washington tak bisa dipertahankan, dan dia
terpaksa memberikan perintah mundur secara besar – besaran dalam perahu–
perahu kecil dari Brooklyn ke pantai Manhattan. Jenderal Inggris, William Howe,
sampai dua kali merasa ragu–ragu hingga membiarkan orang–orang Amerika
melarikan diri. Namun, pada bulan November, Howe berhasil menduduki benteng

16
Washington di pulau Manhattan. Kota New York tetap berada di bawah
kekuasaan Inggris hingga akhir peperangan.

Para kolonis Amerika setelah memproklamasikan kemerdekaan pada 4 Juli


1776, rakyatnya memerlukan suatu hukum/konstitusi yang tetap untuk dijadikan
pedoman hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kongres
konstinental II sejak 10 Mei 11774 telah mengeluarkan resolusi yang
menyarankan kepada koloni-koloni untuk membentuk pemerintahan baru yang
akan mendatangkan kebahagian dan keamanan bagi warga negaranya

17
Daftar Pustaka

 Krisnadi, IG. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta:


OMBAK
 Soebantardjo. 1956. Sari Sejarah “Asia-Australia dan Eropah-
__________Amerika”. Yogyakarta: Penerbit Bopkri.
 __________. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika. Deartemen
__________Luar Negeri Amerika Serikat.

18

Anda mungkin juga menyukai