Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kondisi politik sebelum Revolusi Amerika dilatarbelakangi oleh sejumlah peristiwa. di awali dengan
dampak yang di rasakan masyarakat koloni di Amerika akibat perang perancis dan Indian/the French and
Indian War (1754-1763). dalam perang ini Prancis dan Inggris memperebutkan daerah kekuasaan di
Amerika utara. perang dimenangi oleh Inggris tetapi Inggris mengalami pembengkakan utang yang besar
akibat perang ini. Untuk menutup biaya perang itu, Inggris mengeluarkan sejumlah peraturan bagi
koloninya. berbagai pajak dan bea dikenakan bagi barang dan perdagangan di koloni Inggris. koloni di
Amerika sebelumnya sudah merupakan penyumbang besar bagi kekayaan Inggris. melihat kemakmuran
koloni ini dan kurangnya dukungan koloni saat perang Prancis dan Indian, pemerintah kerajaan
mengubah aturan perpajakan dan memperketatnya demi menambah pendapatan. peraturan
perpajakan ini diterapkan tapa berkonsultasi dengan pemerintah kolonial. pemerintahan kolonial
menolak pajak yang aturannya dikeluarkan tanpa perwakilan yang layak bagi mereka di parlemen
Inggris.

Kondisi ekonomi sebelum Revolusi Amerika ialah pada saat itu aturan pajak, bea cukai, impor dan
ekspor dan produk-produk sandang dan pangan di kuasai oleh Inggris.

Revolusi Perancisadalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana para
demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa
Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Meski Perancis kemudian akan berganti
sistem antara republik, kekaisaran, dan monarki selama 1 bulan setelah Republik Pertama Perancis jatuh
dalam kudeta yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte, revolusi ini dengan jelas mengakhiri ancien
régime (bahasa Indonesia: Rezim Lama; merujuk kepada kekuasaan dinasti seperti Valois dan Bourbon)
dan menjadi lebih penting daripada revolusi-revolusi berikutnya yang terjadi di Perancis.

Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan
penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian
Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase
berbeda:

- Pertama adalah Revolusi Februari 1917, revolusi ini bertujuan mengganti otokrasi Tsar Nikolas II
Russia, Tsar Russia yang efektif terakhir dan mendirikan republik liberal.

- Fase kedua adalah Revolusi Oktober yang diinspirasikan oleh Vladimir Lenin dari partai Bolshevik,
memegang kuasa dari Pemerintahan Provinsi. Revolusi kedua ini memiliki efek yang sangat luas,
memengaruhi daerah kota dan pedesaan. Meskipun banyak kejadian bersejarah terjadi di Moskwa dan
Saint Petersburg, ada juga gerakan di pedesaan dimana rakyat jelata merebut dan membagi tanah. Pada
awal abad ke-20, Industri dan pertanian di Rusia maju pesat. Hal ini sejalan dengan kebijakan
pemerintah Tsar Nicholas II yang senantiasa memajukan perekonomian dengan jalan meningkatkan
produksi pertanian dan memajukan industri. Pada tahun 1898, Goerge Plekhanov mendirikan Partai
Sosialis Demokrat dengan programnya yang moderat, yaitu persaman dalam hukum, kemerdekaan pers,
berbicara, berkumpul, serta perbaikan nasib buruh dan petani. Tujuan ini hendak dicapai dengan cara
diplomasi politik dan pemogokan. Pada kongres Partai Demokrat dari seluruh dunia pada tahun 1903,
Partai Sosialis Demokrat tersebut pecah menjadi dua, yaitu:

1.Mensyewik (Sosial-Demokrat) yang berhaluan sosialis. dipimpin oleh Goerge Plekhanov yang
kemudian diganti oleh Kerensky

2.Bolsyewik (Radikal Revolusioner) yang berhaluan komunis. Dipimpin oleh Vladimir Ulyanov atau
terkenal dengan nama Lenin, kemudian digantikan oleh Josef Dschugaschvili yang dikenal dengan nama
Stalin. Pada tanggal 22 Januari 1905, ribuan pekerja berdemonstrasi di depan istana. Mereka beramai-
ramai menyayikan lagu-lagu keagamaan sambil membawa gambar tsar, tsar menolak untuk bertemu
dengan mereka. Revolusi 1905 yang dimulai dengan pemogokan umum di Petrograd(kemudian diubah
menjadi Leningrad) segera diakui oleh seluruh Negara. Akhirnya Tsar Nicholas II menyanggupi untuk
memberikan UUD melalui Oktober Manifesto 1905 Pada bulan Agustus, tsar menyetujui pembentukan
Duma(parlemen) namun Duma hanya dimaksudkan sebagai badan Advertisement penasihat. Di
Pertograd dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa, hanya 13.000 penduduk yang memiliki hak
pilih. Dewan Soviet (Dewan Buruh) adalah organisasi untuk mengatur perjuangan ekonomi dan politik
kaum buruh. Dewan-dewan Soviet itu dibentuk untuk melayani keperluan perjuangan kaum buruh
sehari-hari, seperti mengatur aksi pemogokan, menyebarkan brosur, mengumpulkan makanan, obat-
obatan dan angkutan. Tokoh utama pemberontakan ini adalah Aleksander Fyodorovich Kerensky yang
biasa disingkat Kerensky. Peristiwa ini disebut dengan Revolusi Februari 1917.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengertian revolusi di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Apa sajakah revolusi-revolusi besar di dunia?

2) Bagaimanakah latar belakang terbentuknya revolusi-revolusi tersebut?

3) Bagaimana proses terjadinya revolusi-revolusi tersebut?

4) Apakah dampak dari revolusi-revolusi tersebut?

C. Tujuan Pembahasan

Agar dapat mengetahui bagimana terjadinya revolusi-revolusi besar di Dunia,dampak revolusi tersebut
baik bagi Dunia dan Indonesia, serta pengaruhnya terhadap Dunia dan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Revolusi Amerika

1. Latar Belakang Terjadinya Revolusi Amerika

Semula negara induk Inggris memang bersikap lunak terhadap tanah koloni. Pemerintah Inggris tampak
memberikan kebebasan yang relatif kepada daerah koloni. Akan tetapi, setelah mengalami kesulitan
keuangan akibat Perang Laut Tujuh Tahun melawan Prancis, Inggris mulai memperkuat pengaruhnya
terhadap daerah koloni. Dalam hal ini, pemerintah Inggris mulai menerapkan berbagai macam undang-
undang yang lebih mengutamakan kepentingan negara induk, seperti undang-undang teh, undang-
undang gula, undang-undang kopi, dan sebagainya. Semuanya itu jelas merupakan usaha pemerintah
Inggris untuk memperkuat kekuasaannya di tanah koloni. Sebaliknya, daerah koloni yang sudah matang
merasakan tindakan yang negatif tersebut. Akibatnya timbullah konflik antara kepentingan daerah
koloni dan negara induk. Konflik ini akhinya memuncak dalam sebuah revolusi. Adapun sebab-sebab
timbulnya Revolusi Amerika adalah sebagai berikut.

a) Adanya Paham Kebebasan dalam Politik

Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian
dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan
bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan
kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni
adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.

b) Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan

Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham
pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris
memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya,
penduduk koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri negara
induk saja. Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya
kebebasan dagang.

c) Adanya Berbagai Macam Pajak

Berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis keuangan Inggris akibat Perang Laut
Tujuh Tahun. Perang berakhir dengan kemenangan di pihak Inggris. Dengan kemenangan tersebut,
menimbulkan beban baru bagi pemerintah Inggris terutama masalah keuangan. Pemerintah Inggris
kemudian memberlakukan berbagai macam pajak (pajak teh, pajak gula, pajak metera,i dan lain-lain)
yang sangat memberatkan warga koloni. Sebaliknya, warga koloni dengan tokohnya Samuel Adams
menentang kebijakan tersebut dengan semboyan no taxation without representation, artinya tidak ada
pajak tanpa adanya perwakilan.

d) Peristiwa The Boston Tea Party


Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan nama The
Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada saat itu, pemerintah Inggris memasukkan teh ke Pelabuhan
Boston, Amerika. Pada malam harinya, muatan teh itu dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang
menyamar sebagai orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan pemerintah
Inggris (Raja George III) sehingga menuntut pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada
yang mau bertanggung jawab sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi
Amerika.

The Boston Tea Party - Salah Satu Peristiwa Penting Dibalik Revolusi Amerika

2. Proses Terjadinya Revolusi Amerika

Dengan adanya peristiwa teh di Boston, George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan
kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris, dua belas negara
koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di belakangnya. Pada awal Desember 1774, ke tiga
belas koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia (yang kemudian dikenal dengan Kongres
Kontinental I) untuk menentukan langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupa-kan pertama
kalinya bagi ketiga belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I
menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di Amerika tetap setia kepada Raja
Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dan negara
induk Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dan rakyat koloni.
Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke Concord, dan Boston.

Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah koloni
dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan. Pemerintah Inggris segera memperbesar
jumlah pasukannya di Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk
menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak mungkin dapat tercapai. Bahkan, mereka terancam
akan dimusnahkan segalanya sehingga mereka bertekad untuk mempertahankan kebebasannya. Kaum
koloni Amerika kemudian mengangkat Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam
Perang Laut Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris.
Pada mulanya perang ini hanya bersifat menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni
dan belum mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas
setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham
kemerdekaan yang kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari
menentang kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas koloni sepakat
untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan Declaration of Independence
sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris. Naskah Declaration of Independence ini
disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin,
Roger Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima
Tokoh Penyusun Naskah Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani
Declaration of Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

Sementara itu, peperangan semakin meluas hampir di seluruh tiga belas koloni. Pada mulanya tentara
Amerika yang dipimpin oleh George Washington tersebut selalu mengalami kekalahan. Kekalahan yang
dialami oleh Amerika disebabkan oleh faktor kelemahan militer Amerika yang sebagian besar terdiri atas
kalangan sipil yang tidak memiliki pengalaman tempur. Di samping masalah militer, Amerika juga
dihadapkan pada kondisi di dalam masyarakat yang belum seluruhnya mendukung terhadap
kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan masyarakat yang justru umumnya berasal dari kelas
menengah ke atas masih banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau Amerika merdeka
menjadi suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk menyusun strategi agar dapat
mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang kemudian dilakukan adalah dengan meminta dukungan
terhadap negara-negara Eropa lainnya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan
dukungan tersebut terutama diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik dengan Inggris seperti
Prancis, Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya yang bernama Benjamin Franklin, Amerika
berhasil menyusun dukungan dari negara-negara Eropa tersebut terutama dari Prancis untuk membantu
perang kemerdekaan Amerika.

Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika. Hal ini terbukti sejak
tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan Inggris di berbagai pertempuran.
Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada
pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan
Prancis. Gabungan pasukan George Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil
mengalahkan pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia.
Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen Inggris segera
memutuskan untuk menghentikan perang.

Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat dengan Inggris dan baru pada
tanggal 3 September 1783 secara resmi ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian
Paris tahun 1783 berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga belas
koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga menyerahkan daerah
bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut. Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika
kemudian mengusulkan agar 13 negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/royalis
yang dulu pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca perang negara
baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan nasional yang dapat menaungi seluruh
aspirasi rakyat Amerika.

3. Faktor-faktor revolusi Amerika

Faktor utama penyebab Revolusi Amerika:

1. Timbul paham kebebasan dalam bidang politik

2. Timbul paham kebebasan dalam bidang perdagangan

3. Pemungutan pajak yang tinggi. Pajak yang dituangkan dalam Revenue Act and Billeting Act [1764]
menyebabkan kehidupan rakyat Amerika Selatan sengsara. Pelaksanaannya ditentang oleh Samuel
Adam. Semboyannya:"No taxation with out representation" (tak akan ada pajak tanpa ada perwakilan di
parlemen).

4. Peristiwa "Boston Tea Party". Pembongkaran teh yang ada pada kapal

milik Inggris di Pelabuhan Boston yang dilakukan oleh orang-orang koloni.

4. Dampak dari revolusi Amerika

Dampak Revolusi di dalam Negara

Perang ini menimbulkan dampak bagi AS, baik menyangkut masalah- masalah dalam maupun luar
negeri, seperti :

a.Penghapusan sistem perbudakan

b.Kehancuran perekonomian pada negara AS bagian Selatan.

c.Munculnya kaum petualang dari AS bagian utara (yang disebut dengan

Carpetbeggars) datang ke wilayah AS bagian Selatan yang bertujuan

untuk melakukan perampokan.

d.Di tingkat tinggi berusaha untuk memegang jabatan pada tampuk-

tampuk pemerintahan agar dapat melakukan korupsi.

e.Di tingkat rendah mereka melakukan perampokan terhadap harta milik

tuan tanah.

f.Timbulnya rasa benci dari pihak AS bagian Selatan terhadap orang-

orang Negro yang mendapat persamaan kedudukan dengan orang kulit


putih.

g.Kehormatan AS naik di mata dunia internasional, seperti :

AS menuntut Perancis agar menarik tentaranya yang ditempatkan di Meksiko dengan tujuan menjaga
Kaisar Maximilliam (1867). Tuntutan itu dipenuhi oleh Kaisar Napoleon III karena Perancis merasa takut
berperang melawan AS. AS menuntut Inggris untuk mengganti kerugian lewat pengadilan internasional
di Geneva, karena membantu pihak Selatan. AS meminta kepada Rusia untuk menjual Alaska kepada AS
pada 1867, untuk dijadikan bagian wilayahnya dengan maksud mengurung Inggris yang berkuasa di
Kanada.Dengan kedudukan ini, AS dapat mengurung kedudukan Inggris dan Kanada. Pada sekitar abad
ke-19 AS berkembang ke arah barat yaitu dengan menduduki daerah-daerah baru seperti Indiana
(1816), Mississippi (181 7), Missouri (1821), Texas (1845), Iowa (1846), Oregon (1848), California (1850).

Dampak Revolusi Terhadap Negara Lain

Dampak Revolusi Amerika memberikan pengaruh besar pada pergerakan kebangsaan dan sistem politik
di dunia. pertama, Revolusi Amerika memberi contoh bagi koloni-koloni lain bahwa mereka juga bisa
memerdekakan diri dari negara penjajahnya. Nasionalisme yang terbentuk dari masyarakat yang terjajah
menjadi kekuatan besar untuk berusaha berdiri menjadi negara sendiri dan menentukan nasib
sendiri.Kedua, negara yang berbentuk republik dan demokratis menjadi alternative baru yang popular.
pemerintahan yang legitimasinya berasal dari rakyat dan memberikan suaranya lewat badan perwakilan
merupakan pilihan rasional yang disukai rakyat yang tertindas. Banyak negara-negara baru yang bebas
dari kolonialisme di kemudian hari menerapkan bentuk ini. Kini bentuk republic di anut oleh sebagan
besar negara di dunia. Ketiga, frase “ all men are created equal” (semua mansusia diciptakan setara)
yang tercantum dalam deklarasi kemerdekaan menjadi frase yang kuat dan terkenal di seluruh dunia.
Frase ini digunakan oleh berbagai pergerakan prsamaan hak di kemudian hari, sampai sekarang.
Penghapusan kolonialisme, penghapusan perbudakan, gerakan feminisme yang menyuarakan
kesetaraan laki-laki dan perempuan, serta gerakan hak asasi manusia berakar dari pernyataan ini.

B. REVOLUSI PRANCIS

1. Latar belakang terjadinya revolusi prancis

• Kondisi politik yang semakin memburuk

Sistem pemerintahan monarki absolut yang diusung oleh Raja Louis menjadikan raja merasa berkuasa
atas segalanya. Tak cukup sampai disitu kehidupan Raja Louis XVI yang dikenal akan royal terhadap gaya
hidup serta wanita membuat rakyat selalu was-was dan curiga.

Ilustrasi Raja Louis VII

Dilain sisi guna mempertahankan kekuasaan dan kehendaknya Raja Louis XVI mempersiapkan penjara
bagi penentang kebijakan dan kehendak raja. Pada masa tersebut penjari dipenuhi oleh orang-orang
yang berusaha mencari keadilan serta orang-orang yang tidak disenangi oleh raja. Anehnya lagi, mereka
ditangkap dan dijerumuskan ke penjara tanpa adanya surat penahanan yang jelas. Kondisi politik ini
yang nantinya akan memicu terjadinya revolusi perancis.

• Keadaan ekonomi dan kesewenang-wenangan raja

Siapa yang tidak mengetahui bahwa gaya hidup mewah serta berfoya-foya dilingkungan kerajaan tidak
membutuhkan dana dan pemasukan yang besar. Guna menanggung semua beban pengeluaran kerajaan
tentu yang dilakukan adalah menarik pajak atau upeti tinggi kepada rakyat. Dilain sisi rakyat bawah yang
merupakan tonggak dari seluruh kekuatan pemerintahan Perancis tengah mengalami krisis serta
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih sistem pajak yang diterapkan oleh
Raja Louis XVI sangat buruk bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Dalam sejarah
Perancis disebutkan bahwa pada masa kekuasaan Raja Louis XVI pajak yang dibebankan kepada rakyat
sangat besar dan banyak, diantaranya adalah pajak harus dibawayarkan kepada kerajaan, kaum
bangsawan, serta kepada pihak gereja. Kondisi seperti ini diyakini menjadi salah satu pemicu terjadinya
revolusi Perancis

• Kehidupan sosial

Pada masa kekuasaan Raja Louis XVI kehidupan sosial masyarakat terbagi dalam beberapa strata atau
golongan yakni golongan bangsawan, golongan ulama gereja, dan golongan rakyat biasa.

Golongan bangsawan terdiri dari raja dan para pejabat kerajaan, mereka memiliki hak yang istimewa
dibandingkan dengan golongan lain. Golongan bangsawan pajak atas pajak, yang lebih parah lagi mereka
berhak memungut pajak atau upeti dari rakyat jelata.

o Golongan ulama gereja atau pendeta cukup memiliki keistimewaan pula dalam stratifikasi sosial.

o Golongan ulama gereja atau pendeta tidak dikenakan pajak serta memiliki hak atas dari penghasilan
pajak, gaji serta kebutuhan mereka dibebankan terhadap pajak rakyat.

o Golongan rakyat biasa atau rakyat jelata terdiri dari para petani dan kaum borjuis. Mereka jelas
menjadi tumpu dari semua beban yang ada di negara Perancis. Mereka harus menyetor pajak atau upeti
sesuai dengan kehendak raja. Bagi mereka yang membangkang dan menolak membayar pajak, maka
sanksi telah disediakan dan penjara telah dibuatkan. Perlu digaris bawahi bahwa kaum borjuis
merupakan para pedagangn kaya raya serta berpendidikan akan tetapi mereka tidak memiliki stratifikasi
sosial tinggi, sehingga tidak mampu memberikan kontribusi bagi sistem pemerintahan Perancis. Kaum
borjuis inilah yang nantinya akan mengawali revolusi perancis dengan jalan mereka sendiri.

• Kemunculan dan Perkembangan Paham Baru

Salah satu penyebab umum terjadinya revolusi perancis adalah munculnya paham baru yang diusung
oleh beberapa tokoh, adapun paham baru yang muncul dan berkembang menjelang terjadinya revolusi
perancis antara lain sebagai berikut:

o Aufklarung
Dalam bahsa Jerman Aufklarung memiliki arti pencerahan, tak heran jika beberapa sumber menyatakan
bahwa periode ini merupakan periode pencerahan. Paham aufklarung dalam revolusi perancis
merupaka suatu paham yang dipelopori

Immanuel Kant di eropa tepatnya di negara Jerman. Kemunculan paham Aufklarung sendiri diyakini
akibat dampak dari adanya gerakan renaisans dan humanisme dalam menentang kebijakan pendeta
pada khususnya dan geraja pada umumnya yang terjadi di Eropa pada abat XVIII. Paham ini memiliki
semboyan berani berfikir sendiri, yang dalam bahasa jermannya berarti “Sapere Aude”.

o Rasionalisme

Menurut www.wikipedia.org Rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran
haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui
iman, dogma, atau ajaran agama. Dampak pemikiran ini sangat luas termasuk pendorong terjadinya
revolusi perancis.

o Romantisme

Romantisme adalah suatu paham yang menitikberatkan pada perasaan serta mengharga hati nurani
tiap-tiap manusia. Pahan yang lahir pada tahun 1750-an ini disinyalir merupakan paham yang muncul
mengikuti paham rasionalisme.

J.J. Rousseau merupakan salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan paham Romantisme
khususnya dalam peristiwa revolusi Perancis. Dalam sejarah revolusi perancis paham romantisme
memiliki peran yang sangat penting, dimana perjuangan kaum rasionalisme mendapat benturan
sehingga perannya digantikan oleh kaum romantisem.

o Kemerdekaan Amerika

Meskipun kemerdekaan amerika tidak memberikan dampak secara langsung dalam revolusi Perancis,
namun semangat dan usaha Amerika dalam merebut kemerdekaan menumbuhkan semangat bagi
rakyat Perancis yang mengetahui akan kabar berita ini. Terlebih kaum borjuis Perancis yang memiliki
latar belakang pendidikan tinggi menjadikan kemerdekaan Amerika sebagai motivator dalam revolusi
Perancis. Mereka menginginkan negara Perancis dirubah sebagaimana negara Amerika yang dibentuk
serta dipimpin oleh rakyatnya. Dengan kata lain, kemerdekaan Amerika menimbulkan pemikiran dan
keinginan baru dalam kalangan borjuis Perancis untuk mengubah sistem pemerintahan absolute
menjadi demokratis dengan jalan revolusi Perancis.

Ilustrasi Jalannya Revolusi Perancis

@. Dampak revolusi prancis


Dampak terjadinya revolusi Perancis

Revolusi Perancis memiliki banyak dampak terhadap keberlangsungan pemerintahan Perancis sendiri
maupun terhadap negara lain seperti Indonesia sekalipun belum memiliki bentuk negara. Adapaun
dampak terjadinya revolusi Perancis dapat dibagi menjadi beberapa bidang seperti dibawah ini:

• Bidang Politik

Dengan membaca ulasan di atas tentunya kita dapat memahami dampak apa yang terjadi di bidang
politik dengan adanya revolusi Perancis. Namun tidak ada salahnya jika kita singgung sedikit mengenai
dampak politi tersebut.

Dampa utama yang ditimbulkan revolusi perancis terhadap sistem politik jelas berupa kekuasaan
absolut yang sangat dicam oleh rakyat. Lebih dari itu, paham liberal yang muncul dengan adanya
revolusi Perancis sangat pesat menyebar hingga ke penjuru dunia seperti Spanyol, Jerman, Rusia,
Austria, dan Italia. Dengan adanya revolusi Perancis tumbuh pula paham demokrasi, parlementer,
republik, dan lain sebagainya yang tentunya juga mulai tumbuh di negara lain.

• Bidang Sosial

Dalam perjuangan revolusi Perancis jelas dapat kita ketahui bahwa stratifikasi sosial di negara tersebut
dihapuskan, memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh rakyat serta memberikan
kebebasan dalam menentukan agama, pendidikan, dan pekerjaan.

• Bidang Ekonomi

Dihapusnya sistem gilde, yakni sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan dihapusnya sistem ini
maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup baik di Perancis pasca revolusi
Perancis.

Disisi lain kehidupan petani juga memiliki peningkatan, hal ini tidak lain karena dihapusnya pajak feodal
dan selain sebagai penggarap tanah, petani juga diberikan hak untuk memiliki tanah. Dengan demikian
pendapatan dan taraf hidup petani perlahan semakin meningkat.
Pengaruh Revolusi Prancis Terhadap Indonesia

Salah satu wilayah yang terkena dampak positif dari terjadinya revolusi Perancis adalah Indonesia.
Meskipun pada saat itu kedaulatan NKRI dan kemerdekaan Indonesia belum menemu jalannya, namun
peristiwa revolusi Perancis memberikan inspirasi bagi para tokoh di Indonesia. Beberapa paham yang
turut dijadikan sebagai motor penggerak massa mencari jalan Indonesia dalam kebabasan dan
kemerdekaan adalah sebagai berikut:

• Paham Nasionalisme

Sebagaimana catatan sejarah yang ada, paham nasionalisme muncul dan berkembang di daratan Eropa.
Setelah adanya revolusi Perancis paham ini menyebar dengan cepat di daratan Asia dan Afrika, tidak
terkecuali Indonesia dalam melawan negara imperialis Barat yang telah lama berkongko di Indonesia.

Adalah Boedi Oetomo salah satu organisasi nasional yang telah mengikuti paham nasionalisme dan
berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Dari organisasi nasional pertama di Indonesia ini kemudian paham
nasionalisme semakin terkenal dan menyebar di Indonesia sehingga bermunculan pergerakan nasional
di negara kita tercinta.

• Paham Demokrasi

Meskipun tidak secara langsung terkena dampak dari terjadinya revolusi Perancis, namun secara tidak
langsung paham demokrasi yang mulai muncul di Indonesia pada Abad ke-20 merupakan bukti
menyebarnya paham demokrasi ke seluruh penjuru dunia. Hal ini dibuktikan pada saat pemerintah
Belanda yang pada waktu itu berkuasa di Indonesia memutuskan kaum bumi putera wajib militer guna
memperkuat keamanan. Mendengar keputusan tersebut yang terjadi pada tahun 1916 ini maka Boedi
Oetomo mengirimkan wakilnya yakni Dwidjosewoyo untuk melakukan perundingan dan negosiasi
terhadap para pemimpin Belanda di Indonesia. Dari hasil negosiasi tersebut pemerintah Belanda tidak
jadi memberikan wajib militer bagi penduduk pribumi melainkan diganti dengan pendirian Volksraad
yakni Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda yang diresmikan pada tanggal 16 bulan Desember tahun
1916.

Selain hal tersebut diatas, bukti paham demokrasi muncul di Indonesia setelah adanya revolusi Perancis
ialah adanya tuntutan Indonesia Ber-parlemen. Bentuk perjuangan dan asas yang dianut dalam sistem
parlemen tetunya sedikit banyak terinspirasi oleh perjuangan rakyat Perancis pada masa revolusi
Perancis. Dengan adanya paham ini kemudian partai-partai politik di Indonesia bergabung membentuk
wadah baru yang disebut dengan Gabungan Politik Indonesia atau yang sering disingkat GAPI. Dalam
perjuangannya GAPI menyerukan bahwa Indonesia Berparlemen. Hal ini dilakukan guna menghindari
paham fasisme yang pada saat itu sangat meresahkan dunia khususnya pada masa perang dunia II.

• Persatuan

Sebagaimana kita ketahui bahwa revolusi Perancis dapat berjalan dengan lancar karena adanya
persatuan dari rakyat-nya. Hal itu pula menginspirasi Indonesia untuk menumbuhkan sikap persatuan
dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satu bukti awal lahirnya persatuan di Indonesia setelah
adanya revolusi Perancis adalah digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini
diikrarkan oleh para pemuda Indonesia yang kemudian kita kenal dengan “Sumpah Pemuda”.
C. REVOLUSI RUSIA
1. Latar belakang revolusi rusia

Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi selalu tampak di
Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata. Gerakan
tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan
serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia
mengalami kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut.

Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner

Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih
enggan melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah perwakilan
rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya sandiwara belaka. Pemilihan anggota Duma dilakukan
dengan pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma adalah orang-orang yang propemerintahan
Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.

Susunan pemerintahan Tsar yang buruk

Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar
favoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang
dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orang-orang yang disukainya. Dalam hal ini,
Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi
oleh seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan
Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru.

Perbedaan sosial yang mencolok

Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya.
Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan buruh,
sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat,
bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan. Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan
tetap memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.

Persoalan tanah

Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan perubahan
tanah-tanah mir menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah berukuran
luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para kulak (petani-petani besar).
Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil (buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha
menuntut tanah yang seharusnya menjadi miliknya.

Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar

Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi tidak lenyap.
Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu kesempatan
untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran liberal dan sosialis. Kaum liberal yang disebut
Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-
undang dasar. Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang
modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua
aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian berkembang
menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang kemudian
digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.

Kekalahan perang

Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang
tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-
negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I
mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu
menghasilkan kekalahan. Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar
danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan kepercayaan rakyat
kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian.

Ancaman bahaya kelaparan

Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh
negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga kerja,
baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya
kelaparan sebab kurangnya bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.

2. Prosess Terjadinya Revolusi Rusia

Revolusi Rusia tahun 1917 dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni Revolusi Februari 1917 dan Revolusi
Oktober 1917.

1. Revolusi Februari 1917

Revolusi ini dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang menuntut bahan
makanan, kemudian diikuti dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan. Revolusi yang digerakan
oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini kemudian berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II.
Tampuk pemerintahan dikendalikan oleh kaum Kadet dengan bentuk pemerintahan sementara.

Akan tetapi, kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut oleh
rakyat. Kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky kemudian menggulingkan kaum Kadet dan
memegang tampuk pemerintahan. Program kaum Menshewiki pertama-tama ialah menjunjung kembali
kehormatan Rusia di mata dunia internasional (karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan),
setelah itu baru mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besar-besaran terhadap
Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan, namun gagal. Hal inilah mengakibatkan hilangnya
kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Menshewiki. Kesempatan ini digunakan dengan sebaik-
baiknya oleh kaum Bolshewiki untuk menyusun kekuatan guna merebut pemerintahan.

2. Revolusi Oktober 1917

Ketika pemerintahan Menshewiki kehilangan kepercayaan di mata rakyat, kaum Bolshewiki segera
mendekati rakyat dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian tanah. Dengan cara ini kaum
Bolshewiki mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Kaum Bolshewiki yang semula telah
mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada para pekerja (yang kemudian menjadi
Pengawal Merah) di bawah pimpinan Trotsky, siap untuk merebut kekuasaan.

Revolusi di mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan Lenin yang menyerukan untuk mendirikan
Republik Soviet. Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25
Oktober 1917 pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan Kerensky berhasil digulingkan. Kaum
Bolshewiki akhirnya berhasil memegang tampuk pemerintahan baru di Rusia.

3. Dampak dari Revolusi Rusia

Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik) berdampak pada meluasnya
paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada saat itu masih dijajah bangsa lain
dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara yang baru terbentuk dan negara-negara yang
rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan feodalisme penguasa.

Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah menghidupkan
organisasi-organisasi pergerakan ke arah kemerdekaan. Organisasiorganisasi yang menganutnya juga
bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-jelas melakukan
pemberontakan. Contohnya adalah ISDV yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.
D. REVOLUSI TIONGKOK
1. Latar Belakang Revolusi Tiongkok

Latar belakang terjadinya Revolusi Tiongkok disebabkan dari faktor internal negara Tiongkok dan faktor
eksternal. Ini dia penyebab-penyebabnya:

Perlawanan atas dominasi asing

A. Perang Candu I dan II

Karena Kaisar melarang rakyatnya mengkonsumsi opium, tetapi inggris masih memperjualbelikan
komoditas tersebut, Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada
angkatan laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan
Shanghai. Tiongkok-pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan menandatangani Perjanjian
Nanking pada 1842.

Ternyata perangnya tidak berhenti sampai di situ. Pada 1856-1860 terjadi Perang Candu II antara Dinasti
Qing dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis. Penyebabnya karena bangsa barat berambisi untuk
memperluas wilayah kekuasaan ke Tiongkok. Penyebab lainnya adalah karena Tiongkok menghentikan
kapal The Arrow milik Inggris. Untuk mengakhiri perang, muncullah perjanjian Treaty of Nanjing pada
Juni 1858.

B. Invasi Jepang

Tiongkok dan Jepang terlibat dalam perang selama setahun Tepatnya 1894-1895, perang ini disebabkan
karena Pemberontakan Tonghak., pemberontakan ini terjadi di Korea, bukan Tiongkok,

Pemberontakan dilakukan oleh petani-petani Korea yang marah dan pengikut agama Donghak, suatu
agama panteisme yang dipandang sebagai ideologi politik. Mereka marah karena dibuat hukum palsu
bagi mereka untuk membangun waduk, padahal tujuannya hanya untuk mendapatkan pajak. Akhirnya,
para petani mengamuk dan pemerintah Korea yang ketakutan meminta bantuan pada Dinasti Qing
(Tiongkok).
Pemberontakan Tonghak-1

Setelah Tiongkok mengirimkan bantuan, Jepang marah karena posisi Jepang saat itu sedang menguasai
Semenanjung Korea. Tiongkok dianggap tidak menghormati Jepang karena mengirim bantuan untuk
Korea tanpa meminta izin Jepang. Akhirnya perang tidak bisa dihindari. Tiongkok mengalami kekalahan
dalam perang ini dan harus menandatangani Perjanjian Shimonoseki pada 19 Maret 1895. Akibatnya,
Tiongkok harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) kepada Jepang.

Masuknya Dominasi Asing

Masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan liberalisme memunculkan kaum terpelajar.
Salah satunya adalah Dr. Sun Yat Sen (1866-1925).

Perlawanan dari Dalam

Selain menghadapi perlawanan atas dominasi asing, Tiongkok harus menghadapi perlawanan dari
dalam, yaitu rakyatnya sendiri. Di antaranya adalah:

- pemberontakan Taiping (1850-1864), merupakan perang saudara di Tiongkok yang berlangsung dari
tahun 1850 hingga 1864. Terjadi antara Dinasti Qing yang dipimpin oleh suku Manchu dan gerakan
milenarianisme Kristen dari Kerajaan Surgawi Perdamaian.

- Pemberontakan Nian (1853-1868), merupakan pemberontakan senjata. Meski gagal menjatuhkan


Dinasti Qing, pemberontakan ini menyebabkan kekacauan dalam berbagai aspek.

- Pemberontakan Panthay (1855-1873), adalah gerakan separatis yang terdiri dari suku Hui dan Muslim
Tiongkok yang menentang Dinasti Qing di Yunnan barat daya. Gerakan ini muncul sebagai bagian dari
gelombang ketidakpuasan etnis.

Pemberontakan Panthay

- Gerakan Boxer (1900-1901), merupakan pemberontakan terhadap kekuasaan asing di sektor


perdagangan, politik, agama, dan teknologi. Boxer memulai aksinya sebagai gerakan antiasing,
antiimperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Tiongkok utara. Mereka menyerang
orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui, dan juga orang Kristen yang
dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Tiongkok.
2. Proses Terjadinya Revolusi Tiongkok

Proses Revolusi Tiongkok terjadi pada 11 Oktober 1911 dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen dan berhasil
meruntuhkan Dinasti Qing. Revolusi ini terjadi sebab rakyat kecewa dengan kepemimpinan Dinasti Qing,
seperti kekalahan perang atas bangsa Barat, ketidakcakapan kaisar-kaisar dalam memimpin, serta
penderitaan rakyat yang semakin berat menyebabkan revolusi tak terhindarkan lagi.

Pada 1 Januari 1912, Dr. Sun Yat Sen diangkat sebagai presiden dan Republik Tiongkok dianggap mulai
berdiri pada tanggal tersebut. Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri dan mendirikan partai Kuo Min Tang
lalu digantikan oleh Yuan Shih Kai pada 12 Februari 1912. Masa pemerintahan Yuan Shih Kai tak
berlangsung lama karena tahun 1916 ia meninggal dunia.

Pemerintah kembali dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, namun hanya sampai tahun 1924. Kedudukannya
digantikan Chiang Kai Shek dan berhasil mempersatukan Tiongkok bagian utara dan selatan. Sayangnya,
masa pemerintahannya harus menghadapi perlawanan dari Mao Zedong yang berpaham komunis. Mao
Zedong berhasil memenangkan perlawanan sehingga pada 1949 ia mendirikan Republik Rakyat Tiongkok
yang berpaham komunis sedangkan Chiang Kai Shek mendirikan negara Taiwan. Akibatnya, paham
komunis semakin berkembang, terutama di Asia.
E. REVOLUSI INDONESIA

Revolusi Indonesia adalah suatu titik dimana dalam berdirinya negara Indonesia yang mempunyai
kedaulatan penuh. Dalam titik tersebut terjadi berbagai peristiwa konflik bersenjata. Dimana terjadinya
pertentangan antara pihak Republik Indonesia melawan penjajah Belanda yang dibantu oleh para
sekutu-sekutunya.Bentuk revolusi diawali dengan masa yang menggembirakan untuk bangsa Indonesia
yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia pada waktu 17 Agustus 1945.Sampai akhirnya setelah
beberapa lama pihak Belanda baru mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia pada 29 Desember
1949.Tetapi selama waktu empat tahun dari kemerdekaan Indonesia hingga pengakuan akan kedaulatan
republik Indonesia oleh Belanda tahun 1949.Telah terjadi berbagai peristiwa yang menyebabkan banyak
korban jiwa pada waktu tersebut. Pasukan Belanda masih berada pada wilayah Indonesia.Pihak dari
Belanda hanya mampu menguasai kota-kota besar saja di pulau Sumatera dan Jawa. Dan tidak
mengambil wilayah-wilayah dari pedesaan dan pinggiran karen sudah tidak mampu. Hal tersebut karena
usaha perlawanan bersenjata diplomatik dari bangsa Indonesia. Sehingga hal tersebut membuat pihak
dari Belanda berhasil untuk di tekan. Sampai akhirnya bangsa Belanda mengakui dari kemerdekaan
bangsa Indonesia.

Munculnya berbagai organisasi dan pergerakan besar-besaran untuk meraih kemerdekaan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda pada waktu itu.Yaitu Budi Utomo, Organisasi Sarekat Islam, partai
nasional Indonesia dan lainnya yang berkembang dengan cepat pada waktu itu.Mereka menggunakan
strategi yang jitu dengan cara mengirim wakil mereka ke Volksraad (seperti Dewan Rakyat) untuk
berdiplomasi. Supaya pihak Belanda memberikan kedaulatan dan hak otonom kepada bangsa Indoneisa
untuk mengatur wilayahnya sendiri.Ada juga pergerakan yang lebih keras. Yaitu dengan memaksa pihak
Belanda untuk memberikan hak-hak dari bangsa Indonesia dengan waktu yang cepat. Pemimpin dari
gerakan tersebut adalahSoekarno dan Mohammad Hatta.Yang kelak menjadi presiden dan wakil
presiden pertama di Indonesia. Pergerakan tersebut bisa berjalan dibantu kebijakan Politik Etnis yang
memang masih dijalankan oleh Belanda. Ada juga kependudukan oleh warga Jepang di wilayah bangsa
Indonesia dalam waktu tiga setengah tahun. Dan menjadi suatu titik yang penting dalam lahirnya
revolusi nasional Indonesia. Dimana pihak Belanda hanya mampu mempertahankan sedikit daerah
penjajahan di wilayah Hindia Belanda. Tetapi dalam waktu tiga bulan saja Jepang sudah berhasil
menguasai Sumatera. Setelah itu pihak dari Jepang juga membuat strategi jitu dengan mengambil hati
dari rakyat indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Juga mengizinkan bahasa
Indonesia digunakan dalam ruang pubik. Hal tersebutlah yang membuat adanya dari berbagai
organisasi-organisasi perjuangan seluruh Indonesia.

1. Proklamasi dan Pembentukan Pemerintahan Indonesia

Diakhir waktu pada Agustus 1945. Pemerintahan dari republik Indonesia telah terdiri dari Jakarta, lalu
kabinet Presidensial dibentuk dimana Soekarno sendiri sebagai pemimpin tertinggo.
Lalu Komite Nasional Indonesia pusat dibentuk dan bertujuan untuk membantu Presiden. Juga memiliki
fungsi yang hampir sama sebagai badan legislatif.Dengan dibentuknya pemerintahan pusat di Jakarta.
Beberapa raja di daerah-daerah menyatakan untuk menggabungkan diri ke pemerintahan pusat dan ada
juga yang menolaknya. Terutama Raja yang bersekutu dengan Belanda.Pemerintahan Indonesia yang
baru saja dibuat dengan waktu yang cepat. Karena bangsa Indonesia Khawatir jika pihak Belanda
berusaha kembali untuk merebut wilayah Indonesia.Didalam konferensi antara panglima dari militer
pada setiap devisi di Yogyakarta. Seorang berumur 30 tahun yang merupakan mantan dari guru sekolah.
Yaitu Sudirman terpilih untuk menjadi panglima Tentara keamanan Rakyat, dengan gelar Panglima
Besar.

2. Euforia Revolusi Indonesia

Disaat mulai tersebar berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke berbagai wilayah dan pulau. Pada
awalnya banyak dari rakyat Indonesia yang tidak percaya karena jauh dari ibu kota.Dan setelah berita
tersebar dengan luas, banyak yang rakyat menyatakan pro dengan pemerintahan republik Indonesia.
Dalam keadaan tersebut terjadilah kekosongan kekuatan luar yang menduduki wilayah Indonesia

Karena dari pihak Jepang dan pihak Belanda dalam keadaan yang sangat lemah.

Oleh karena itu keadaan politik tersebut menjadi suatu kesempatan untuk membangun pemerintahan
yang kuat.Pada bulan September 1945 pemerintahan republik yang dibantu oleh berbagai organisasi
dari rakyat telahmengambil alih kendali atas infrastruktur-infrastruktur utama.Seperti stasiun kereta api
dan tren di berbagai kota besar di pulau Jawa.

Pada bulan September 1945 golongan muda indoneisa menyatakan ikrar agar kemerdekaan Indoneisa
segera terwujud.Sisi lain dari pihak Belanda memberikan tuduhan kepada Soekarno dan Hatta yang
telah bersekutu dengan Jepang.Ada juga pemerintahan Hindia Belanda yang telah menerima dana
sebesar sepuluh juta dolar dari pihak Amerika Serikat. Untuk membantu Belanda menjajah kembali
Indonesia.

3. Usaha pendudukan kembali wilayah Indonesia

Kelelahan dari perang Dunia II di wilayah Eropa menyebabkan situasi Belanda saat itu sangatlah lemah.
Dan pihak Jepang tidak terlalu tertarik kembali untuk menduduki wilayah Indonesia.Daerah-daerah yang
dulunya dikuasai Jepang maka Tentara Australia yang diikuti dengan pasukan Belanda bergerak cepat
untuk mengambil alih.Dan tidak ada perlawanan yang berarti dari tentara Australia. Sangat mudah
untuk mengambil alih kembali beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.

Ada juga dari pihak Inggris yang berusaha untuk menguasai jalanya pemerintahan sipil di Wilayah Jawa.
Pihak Belanda juga berkeinginan untuk mengambil pemerintahan kolonial dengan dibantu NICA untuk
terus menerus mengklaim akan kedaulatan wilayah Indonesia.
Pertama kali Tentara Inggris mendarat dibeberapa wilayah seperti Palembang, Padang, Medan,
semarang, dan Surabaya.

4. Perjanjian Linggarjati

Belanda melakukan usaha perundingan dengan wakil-wakil republik Indonesia. Konferensi antara kedua
belah pihak diadakan di bawah pemimpin yang netral seorang komisi khusus dari Inggris yang bernama
Lord Killearn.Tempatnya berada di bukit Linggarjati dekat dengan kota Cirebon. Dan tercapailah suatu
tujuan pada tanggal 15 November 1946 yang berisikan pokoknya yaitu:Belanda mengakui secara De
facto republik Indonesia dengan kekuasaan meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura. Dan Belanda harus
meninggalkan wilayah De facto paling akhir pada tanggal 1 Januari 1949.Republik Indonesia dan juga
Belanda sepakat untuk bekerja sama membentuk Republik Indonesia Serikat. Yang salah satunya
bagianya yaitu republik Indonesia. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia – Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.Indonesia Serikat akan menjadi milik Uni
Indonesia-Belanda bengan Belanda, Curasao dan Suriname. Hal tersebut untuk memajukan kepentingan
bersama didalam hubungan luar negeri, keuangan, Pertahanan, ekonomi dan kebudayaan.Indonesia
Serikat juga akan mengajukan diri sebagai anggota dari PBB. Maka setiap perselisihan yang ada bisa
diselesaikan melalui Arbitrase.Kedua delegasi Indonesia pulang ke Jakarta. Soekarno Hatta kembali ke
pedalaman dua hari kemudian. Tanggal 15 November 1946 di rumah Sjahrir, Jakarta, berlangsunglah
musyawarah tentang Perundingan Linggarjati. Dimana Sjahrir menjadi penaggung jawab jika ada yang
tidak beres.
5. Agresi Militer Belanda I

Tengah malam pada tanggal 20 Juli 1947 pihak dari Belanda mengadakan serangan militer untuk tujuan
utama mengahncurkan kekuatan republik Indonesia.Dimana serangan tersebut telah melanggarnilai-
nilai dari perjanjian Linggarjati. Pasukan dari Belanda akhirnya bisa memukul mundur pasukan Republik
Indonesia dari daerah Sumatera, serta Jawa Timur dan Jawa Barat.Dan kemudian pihak dari Indoneisa
memindahkan pusatnya ke wilayah Yogyakarta.Karena hal tersebut negara-negara lain melihat kelakuan
dari Belanda dan memeberikan reaksi keras dari berbagai negara.

Seperti Australia, Uni Soviet, India dan Amerika Serikat langsung mendukung ke pihak Indonesia. Seperti
di Australia, kapal milik Belanda yang diboikot dari bulan September 1945.

Dewan PPB juga bertindak sangat aktif dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk mendorong
negosisasi.PBB akhirnya mengeluarkan resolusi untuk adanya gencatan senjata.

Pada waktu aksi militer tersebut terjadipada tanggal 9 Desember 1947. Pasukan Belanda membantai
sangat banyak dari warga sipil yang ada di wilayah Desa Rawagede(yang saai ini bernama Balongsari). Di
Karawang jawa Barat.

6. Pemberontakan Komunis di Indonesia

Tanggal 18 September 1948 dalam sebuah kelompok yang bernama Republi Soviet Indonesia dibentuk
di wilayah Madiun.

Pendirinya adalah anggota dari PKI yang berkeinginan untuk melakukan suatu pemberontakan terhadap
kepemimpinan Soekarno Hatta.Pertempuran penuh antara PKI dan TNI dan akhirnya dimenangkan oleh
pihak TNI. Dalam jangka waktu beberapa minggu dan pemimpinya Muso, terbunuh dalam perang itu.Di
dunia internasional, Pihak dari Republik Indonesia memegang teguh kebijakan anti komunis.

7. Dampak Revolusi Nasional Indonesia

Pada masa ini sekitar dari 100.000 sampai 200.000 perkiraan jiwa meninggal dalam peperangan baik
tentara maupun sipil.Ada juga sekitar 1200 tentara hilang atau dibunuh pada tahun 1945-1946 di Jawa
dan Sumatera. Dan juga dari tentara Belanda tewas dalam jumlah sekitar 5000 tentara.Gerakan Revolusi
Indonesia tersebut memberikan dampak pada kondisi dari sosial dan ekonomi Indonesia. Seperti
kekurangan bahan bakar dan bahan makanan.

Anda mungkin juga menyukai