Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ARTIKEL SEJARAH

PEMINATAN
REVOLUSIA BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP DUNIA DAN INDONESIA

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FADEL ISKANDAR ZUBAIR
11 IPS 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3


PURWAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita bersama, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik mungkin

Terimakasih juga penulis ucapkan :

1.Kedua orang tua yang selalu mendo’a kan saya.

2. Bapak Feri Kusuma Wijaya sebagai guru sejarah saya

3.Dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberi semangat kepada saya.

Makalah ini berisi tentang revolusi besar di dunia seperti revolusi Amerika Serikat.,
revolusi Inggris, revolusi Prancis,dan revolusi industri yang sangat besar pengaruh nya
terhadap dunia terutama indonesia.

Karna keterbatasan pengetahuan, penulis yakin makalah ini masih banyak kekurangan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi orang banyak.

Purwakarta,13 januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................

Daftar isi ............................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................

Daftar Pustaka ....................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondisi politik sebelum Revolusi Amerika dilatarbelakangi oleh sejumlah peristiwa. di


awali dengan dampak yang di rasakan masyarakat koloni di Amerika akibat perang
perancis dan Indian/the French and Indian War (1754-1763). dalam perang ini Prancis
dan Inggris memperebutkan daerah kekuasaan di Amerika utara. perang dimenangi oleh
Inggris tetapi Inggris mengalami pembengkakan utang yang besar akibat perang ini.
Untuk menutup biaya perang itu, Inggris mengeluarkan sejumlah peraturan bagi
koloninya. berbagai pajak dan bea dikenakan bagi barang dan perdagangan di koloni
Inggris. koloni di Amerika sebelumnya sudah merupakan penyumbang besar bagi
kekayaan Inggris. melihat kemakmuran koloni ini dan kurangnya dukungan koloni saat
perang Prancis dan Indian, pemerintah kerajaan mengubah aturan perpajakan dan
memperketatnya demi menambah pendapatan. peraturan perpajakan ini diterapkan tapa
berkonsultasi dengan pemerintah kolonial. pemerintahan kolonial menolak pajak yang
aturannya dikeluarkan tanpa perwakilan yang layak bagi mereka di parlemen Inggris.

Kondisi ekonomi sebelum Revolusi Amerika ialah pada saat itu aturan pajak, bea cukai,
impor dan ekspor dan produk-produk sandang dan pangan di kuasai oleh Inggris.

Revolusi Perancisadalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di
mana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di
Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal.
Meski Perancis kemudian akan berganti sistem antara republik, kekaisaran, dan monarki
selama 1 bulan setelah Republik Pertama Perancis jatuh dalam kudeta yang dilakukan
oleh Napoleon Bonaparte, revolusi ini dengan jelas mengakhiri ancien régime (bahasa
Indonesia: Rezim Lama; merujuk kepada kekuasaan dinasti seperti Valois dan Bourbon)
dan menjadi lebih penting daripada revolusi-revolusi berikutnya yang terjadi di Perancis.

Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917
dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan
menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991.
Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:

- Pertama adalah Revolusi Februari 1917, revolusi ini bertujuan mengganti otokrasi
Tsar Nikolas II Russia, Tsar Russia yang efektif terakhir dan mendirikan republik liberal.

- Fase kedua adalah Revolusi Oktober yang diinspirasikan oleh Vladimir Lenin dari partai
Bolshevik, memegang kuasa dari Pemerintahan Provinsi. Revolusi kedua ini memiliki
efek yang sangat luas, memengaruhi daerah kota dan pedesaan. Meskipun banyak
kejadian bersejarah terjadi di Moskwa dan Saint Petersburg, ada juga gerakan di pedesaan
dimana rakyat jelata merebut dan membagi tanah. Pada awal abad ke-20, Industri dan
pertanian di Rusia maju pesat. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Tsar Nicholas
II yang senantiasa memajukan perekonomian dengan jalan meningkatkan produksi
pertanian dan memajukan industri. Pada tahun 1898, Goerge Plekhanov mendirikan
Partai Sosialis Demokrat dengan programnya yang moderat, yaitu persaman dalam
hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, serta perbaikan nasib buruh dan petani.
Tujuan ini hendak dicapai dengan cara diplomasi politik dan pemogokan. Pada kongres
Partai Demokrat dari seluruh dunia pada tahun 1903, Partai Sosialis Demokrat tersebut
pecah menjadi dua, yaitu:

1.Mensyewik (Sosial-Demokrat) yang berhaluan sosialis. dipimpin oleh Goerge


Plekhanov yang kemudian diganti oleh Kerensky

2.Bolsyewik (Radikal Revolusioner) yang berhaluan komunis. Dipimpin oleh Vladimir


Ulyanov atau terkenal dengan nama Lenin, kemudian digantikan oleh Josef
Dschugaschvili yang dikenal dengan nama Stalin. Pada tanggal 22 Januari 1905, ribuan
pekerja berdemonstrasi di depan istana. Mereka beramai-ramai menyayikan lagu-lagu
keagamaan sambil membawa gambar tsar, tsar menolak untuk bertemu dengan mereka.
Revolusi 1905 yang dimulai dengan pemogokan umum di Petrograd(kemudian diubah
menjadi Leningrad) segera diakui oleh seluruh Negara. Akhirnya Tsar Nicholas II
menyanggupi untuk memberikan UUD melalui Oktober Manifesto 1905 Pada bulan
Agustus, tsar menyetujui pembentukan Duma(parlemen) namun Duma hanya
dimaksudkan sebagai badan Advertisement penasihat. Di Pertograd dengan jumlah
penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa, hanya 13.000 penduduk yang memiliki hak pilih.
Dewan Soviet (Dewan Buruh) adalah organisasi untuk mengatur perjuangan ekonomi dan
politik kaum buruh. Dewan-dewan Soviet itu dibentuk untuk melayani keperluan
perjuangan kaum buruh sehari-hari, seperti mengatur aksi pemogokan, menyebarkan
brosur, mengumpulkan makanan, obat-obatan dan angkutan. Tokoh utama
pemberontakan ini adalah Aleksander Fyodorovich Kerensky yang biasa disingkat
Kerensky. Peristiwa ini disebut dengan Revolusi Februari 1917.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan pengertian revolusi di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Apa sajakah revolusi-revolusi besar di dunia?

2) Bagaimanakah latar belakang terbentuknya revolusi-revolusi tersebut?

3) Bagaimana proses terjadinya revolusi-revolusi tersebut?

4) Apakah dampak dari revolusi-revolusi tersebut?


C. Tujuan Pembahasan

Agar dapat mengetahui bagimana terjadinya revolusi-revolusi besar di Dunia,dampak


revolusi tersebut baik bagi Dunia dan Indonesia, serta pengaruhnya terhadap Dunia dan
Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Revolusi Amerika

1. Latar Belakang Terjadinya Revolusi Amerika

Semula negara induk Inggris memang bersikap lunak terhadap tanah koloni. Pemerintah
Inggris tampak memberikan kebebasan yang relatif kepada daerah koloni. Akan tetapi,
setelah mengalami kesulitan keuangan akibat Perang Laut Tujuh Tahun melawan Prancis,
Inggris mulai memperkuat pengaruhnya terhadap daerah koloni. Dalam hal ini,
pemerintah Inggris mulai menerapkan berbagai macam undang-undang yang lebih
mengutamakan kepentingan negara induk, seperti undang-undang teh, undang-undang
gula, undang-undang kopi, dan sebagainya. Semuanya itu jelas merupakan usaha
pemerintah Inggris untuk memperkuat kekuasaannya di tanah koloni. Sebaliknya, daerah
koloni yang sudah matang merasakan tindakan yang negatif tersebut. Akibatnya
timbullah konflik antara kepentingan daerah koloni dan negara induk. Konflik ini akhinya
memuncak dalam sebuah revolusi. Adapun sebab-sebab timbulnya Revolusi Amerika
adalah sebagai berikut.

a) Adanya Paham Kebebasan dalam Politik

Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh
pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik.
Kaum koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun
koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni bertentangan dengan paham
pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini
didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.

b) Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan

Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan
dengan paham pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh
karena itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus
dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan pemerintah
Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Kaum koloni
menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan
dagang.

c) Adanya Berbagai Macam Pajak

Berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis keuangan Inggris
akibat Perang Laut Tujuh Tahun. Perang berakhir dengan kemenangan di pihak Inggris.
Dengan kemenangan tersebut, menimbulkan beban baru bagi pemerintah Inggris terutama
masalah keuangan. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan berbagai macam pajak
(pajak teh, pajak gula, pajak metera,i dan lain-lain) yang sangat memberatkan warga
koloni. Sebaliknya, warga koloni dengan tokohnya Samuel Adams menentang kebijakan
tersebut dengan semboyan no taxation without representation, artinya tidak ada pajak
tanpa adanya perwakilan.

d) Peristiwa The Boston Tea Party

Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan
nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada saat itu, pemerintah Inggris
memasukkan teh ke Pelabuhan Boston, Amerika. Pada malam harinya, muatan teh itu
dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyamar sebagai orang Indian suku
Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III)
sehingga menuntut pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau
bertanggung jawab sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya
Revolusi Amerika.

The Boston Tea Party - Salah Satu Peristiwa Penting Dibalik Revolusi Amerika

2. Proses Terjadinya Revolusi Amerika

Dengan adanya peristiwa teh di Boston, George III bertekad untuk menundukkan
Massachusetts dengan kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan
ancaman Inggris, dua belas negara koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di
belakangnya. Pada awal Desember 1774, ke tiga belas koloni mengadakan pertemuan di
Philadelphia (yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan
langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupa-kan pertama kalinya bagi ketiga
belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I
menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di Amerika tetap setia
kepada Raja Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara
daerah koloni dan negara induk Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara
pasukan Inggris dan rakyat koloni. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian
menjalar ke Concord, dan Boston.

Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah
koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan. Pemerintah Inggris
segera memperbesar jumlah pasukannya di Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni
Amerika yakin bahwa jalan damai untuk menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak
mungkin dapat tercapai. Bahkan, mereka terancam akan dimusnahkan segalanya sehingga
mereka bertekad untuk mempertahankan kebebasannya. Kaum koloni Amerika kemudian
mengangkat Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam Perang
Laut Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris.

Pada mulanya perang ini hanya bersifat menentang kekerasan pemerintah Inggris
terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan
tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya
Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang kemudian menyadarkan
kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang kekerasan menjadi
perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas
koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan
Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk
Inggris. Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang
beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger
Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal
dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli
1776 ditandatangani Declaration of Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan
Amerika (Independence Day).

Sementara itu, peperangan semakin meluas hampir di seluruh tiga belas koloni. Pada
mulanya tentara Amerika yang dipimpin oleh George Washington tersebut selalu
mengalami kekalahan. Kekalahan yang dialami oleh Amerika disebabkan oleh faktor
kelemahan militer Amerika yang sebagian besar terdiri atas kalangan sipil yang tidak
memiliki pengalaman tempur. Di samping masalah militer, Amerika juga dihadapkan
pada kondisi di dalam masyarakat yang belum seluruhnya mendukung terhadap
kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan masyarakat yang justru umumnya berasal dari
kelas menengah ke atas masih banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau
Amerika merdeka menjadi suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk menyusun


strategi agar dapat mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang kemudian dilakukan
adalah dengan meminta dukungan terhadap negara-negara Eropa lainnya terhadap
perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan dukungan tersebut terutama
diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik dengan Inggris seperti Prancis,
Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya yang bernama Benjamin Franklin,
Amerika berhasil menyusun dukungan dari negara-negara Eropa tersebut terutama dari
Prancis untuk membantu perang kemerdekaan Amerika.
Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika. Hal ini
terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan Inggris di
berbagai pertempuran. Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan Virginia sempat
dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil
dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan Prancis. Gabungan pasukan George
Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil mengalahkan
pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia.
Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen
Inggris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat dengan Inggris
dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara resmi ditandatangani perjanjian
perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun 1783 berisi tentang pengakuan Inggris
terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga belas koloni menjadi negara merdeka yaitu
Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga menyerahkan daerah bagian barat Mississippi
kepada negara baru tersebut. Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian
mengusulkan agar 13 negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum
moderat/royalis yang dulu pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum
milisi. Pasca perang negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan
nasional yang dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

3. Faktor-faktor revolusi Amerika

Faktor utama penyebab Revolusi Amerika:

1. Timbul paham kebebasan dalam bidang politik

2. Timbul paham kebebasan dalam bidang perdagangan

3. Pemungutan pajak yang tinggi. Pajak yang dituangkan dalam Revenue Act

and Billeting Act [1764] menyebabkan kehidupan rakyat Amerika Selatan

sengsara. Pelaksanaannya ditentang oleh Samuel Adam. Semboyannya:"No

taxation with out representation" (tak akan ada pajak tanpa ada perwakilan

di parlemen).

4. Peristiwa "Boston Tea Party". Pembongkaran teh yang ada pada kapal

milik Inggris di Pelabuhan Boston yang dilakukan oleh orang-orang koloni.


4. Dampak dari revolusi Amerika

Dampak Revolusi di dalam Negara

Perang ini menimbulkan dampak bagi AS, baik menyangkut masalah- masalah dalam
maupun luar negeri, seperti :

a.Penghapusan sistem perbudakan

b.Kehancuran perekonomian pada negara AS bagian Selatan.

c.Munculnya kaum petualang dari AS bagian utara (yang disebut dengan

Carpetbeggars) datang ke wilayah AS bagian Selatan yang bertujuan

untuk melakukan perampokan.

d.Di tingkat tinggi berusaha untuk memegang jabatan pada tampuk-

tampuk pemerintahan agar dapat melakukan korupsi.

e.Di tingkat rendah mereka melakukan perampokan terhadap harta milik

tuan tanah.

f.Timbulnya rasa benci dari pihak AS bagian Selatan terhadap orang-

orang Negro yang mendapat persamaan kedudukan dengan orang kulit

putih.

g.Kehormatan AS naik di mata dunia internasional, seperti :

AS menuntut Perancis agar menarik tentaranya yang ditempatkan di Meksiko dengan


tujuan menjaga Kaisar Maximilliam (1867). Tuntutan itu dipenuhi oleh Kaisar Napoleon
III karena Perancis merasa takut berperang melawan AS. AS menuntut Inggris untuk
mengganti kerugian lewat pengadilan internasional di Geneva, karena membantu pihak
Selatan. AS meminta kepada Rusia untuk menjual Alaska kepada AS pada 1867, untuk
dijadikan bagian wilayahnya dengan maksud mengurung Inggris yang berkuasa di
Kanada.Dengan kedudukan ini, AS dapat mengurung kedudukan Inggris dan Kanada.
Pada sekitar abad ke-19 AS berkembang ke arah barat yaitu dengan menduduki daerah-
daerah baru seperti Indiana (1816), Mississippi (181 7), Missouri (1821), Texas (1845),
Iowa (1846), Oregon (1848), California (1850).

Dampak Revolusi Terhadap Negara Lain

Dampak Revolusi Amerika memberikan pengaruh besar pada pergerakan kebangsaan dan
sistem politik di dunia. pertama, Revolusi Amerika memberi contoh bagi koloni-koloni
lain bahwa mereka juga bisa memerdekakan diri dari negara penjajahnya. Nasionalisme
yang terbentuk dari masyarakat yang terjajah menjadi kekuatan besar untuk berusaha
berdiri menjadi negara sendiri dan menentukan nasib sendiri.Kedua, negara yang
berbentuk republik dan demokratis menjadi alternative baru yang popular. pemerintahan
yang legitimasinya berasal dari rakyat dan memberikan suaranya lewat badan perwakilan
merupakan pilihan rasional yang disukai rakyat yang tertindas. Banyak negara-negara
baru yang bebas dari kolonialisme di kemudian hari menerapkan bentuk ini. Kini bentuk
republic di anut oleh sebagan besar negara di dunia. Ketiga, frase “ all men are created
equal” (semua mansusia diciptakan setara) yang tercantum dalam deklarasi kemerdekaan
menjadi frase yang kuat dan terkenal di seluruh dunia. Frase ini digunakan oleh berbagai
pergerakan prsamaan hak di kemudian hari, sampai sekarang. Penghapusan kolonialisme,
penghapusan perbudakan, gerakan feminisme yang menyuarakan kesetaraan laki-laki dan
perempuan, serta gerakan hak asasi manusia berakar dari pernyataan ini.

B. REVOLUSI PRANCIS

1. Latar belakang terjadinya revolusi prancis

• Kondisi politik yang semakin memburuk

Sistem pemerintahan monarki absolut yang diusung oleh Raja Louis menjadikan raja
merasa berkuasa atas segalanya. Tak cukup sampai disitu kehidupan Raja Louis XVI
yang dikenal akan royal terhadap gaya hidup serta wanita membuat rakyat selalu was-was
dan curiga.

Ilustrasi Raja Louis VII

Dilain sisi guna mempertahankan kekuasaan dan kehendaknya Raja Louis XVI
mempersiapkan penjara bagi penentang kebijakan dan kehendak raja. Pada masa tersebut
penjari dipenuhi oleh orang-orang yang berusaha mencari keadilan serta orang-orang
yang tidak disenangi oleh raja. Anehnya lagi, mereka ditangkap dan dijerumuskan ke
penjara tanpa adanya surat penahanan yang jelas. Kondisi politik ini yang nantinya akan
memicu terjadinya revolusi perancis.

• Keadaan ekonomi dan kesewenang-wenangan raja

Siapa yang tidak mengetahui bahwa gaya hidup mewah serta berfoya-foya dilingkungan
kerajaan tidak membutuhkan dana dan pemasukan yang besar. Guna menanggung semua
beban pengeluaran kerajaan tentu yang dilakukan adalah menarik pajak atau upeti tinggi
kepada rakyat. Dilain sisi rakyat bawah yang merupakan tonggak dari seluruh kekuatan
pemerintahan Perancis tengah mengalami krisis serta kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih sistem pajak yang diterapkan oleh Raja Louis XVI
sangat buruk bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Dalam sejarah
Perancis disebutkan bahwa pada masa kekuasaan Raja Louis XVI pajak yang dibebankan
kepada rakyat sangat besar dan banyak, diantaranya adalah pajak harus dibawayarkan
kepada kerajaan, kaum bangsawan, serta kepada pihak gereja. Kondisi seperti ini diyakini
menjadi salah satu pemicu terjadinya revolusi Perancis

• Kehidupan sosial

Pada masa kekuasaan Raja Louis XVI kehidupan sosial masyarakat terbagi dalam
beberapa strata atau golongan yakni golongan bangsawan, golongan ulama gereja, dan
golongan rakyat biasa.

Golongan bangsawan terdiri dari raja dan para pejabat kerajaan, mereka memiliki hak
yang istimewa dibandingkan dengan golongan lain. Golongan bangsawan pajak atas
pajak, yang lebih parah lagi mereka berhak memungut pajak atau upeti dari rakyat jelata.

o Golongan ulama gereja atau pendeta cukup memiliki keistimewaan pula dalam
stratifikasi sosial.

o Golongan ulama gereja atau pendeta tidak dikenakan pajak serta memiliki hak atas
dari penghasilan pajak, gaji serta kebutuhan mereka dibebankan terhadap pajak rakyat.

o Golongan rakyat biasa atau rakyat jelata terdiri dari para petani dan kaum borjuis.
Mereka jelas menjadi tumpu dari semua beban yang ada di negara Perancis. Mereka harus
menyetor pajak atau upeti sesuai dengan kehendak raja. Bagi mereka yang membangkang
dan menolak membayar pajak, maka sanksi telah disediakan dan penjara telah dibuatkan.
Perlu digaris bawahi bahwa kaum borjuis merupakan para pedagangn kaya raya serta
berpendidikan akan tetapi mereka tidak memiliki stratifikasi sosial tinggi, sehingga tidak
mampu memberikan kontribusi bagi sistem pemerintahan Perancis. Kaum borjuis inilah
yang nantinya akan mengawali revolusi perancis dengan jalan mereka sendiri.

• Kemunculan dan Perkembangan Paham Baru

Salah satu penyebab umum terjadinya revolusi perancis adalah munculnya paham baru
yang diusung oleh beberapa tokoh, adapun paham baru yang muncul dan berkembang
menjelang terjadinya revolusi perancis antara lain sebagai berikut:

o Aufklarung

Dalam bahsa Jerman Aufklarung memiliki arti pencerahan, tak heran jika beberapa
sumber menyatakan bahwa periode ini merupakan periode pencerahan. Paham aufklarung
dalam revolusi perancis merupaka suatu paham yang dipelopori
Immanuel Kant di eropa tepatnya di negara Jerman. Kemunculan paham Aufklarung
sendiri diyakini akibat dampak dari adanya gerakan renaisans dan humanisme dalam
menentang kebijakan pendeta pada khususnya dan geraja pada umumnya yang terjadi di
Eropa pada abat XVIII. Paham ini memiliki semboyan berani berfikir sendiri, yang dalam
bahasa jermannya berarti “Sapere Aude”.

o Rasionalisme

Menurut www.wikipedia.org Rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan


bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang
berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Dampak pemikiran
ini sangat luas termasuk pendorong terjadinya revolusi perancis.

o Romantisme

Romantisme adalah suatu paham yang menitikberatkan pada perasaan serta mengharga
hati nurani tiap-tiap manusia. Pahan yang lahir pada tahun 1750-an ini disinyalir
merupakan paham yang muncul mengikuti paham rasionalisme.

J.J. Rousseau merupakan salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan paham
Romantisme khususnya dalam peristiwa revolusi Perancis. Dalam sejarah revolusi
perancis paham romantisme memiliki peran yang sangat penting, dimana perjuangan
kaum rasionalisme mendapat benturan sehingga perannya digantikan oleh kaum
romantisem.

o Kemerdekaan Amerika

Meskipun kemerdekaan amerika tidak memberikan dampak secara langsung dalam


revolusi Perancis, namun semangat dan usaha Amerika dalam merebut kemerdekaan
menumbuhkan semangat bagi rakyat Perancis yang mengetahui akan kabar berita ini.
Terlebih kaum borjuis Perancis yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi
menjadikan kemerdekaan Amerika sebagai motivator dalam revolusi Perancis. Mereka
menginginkan negara Perancis dirubah sebagaimana negara Amerika yang dibentuk serta
dipimpin oleh rakyatnya. Dengan kata lain, kemerdekaan Amerika menimbulkan
pemikiran dan keinginan baru dalam kalangan borjuis Perancis untuk mengubah sistem
pemerintahan absolute menjadi demokratis dengan jalan revolusi Perancis.

Ilustrasi Jalannya Revolusi Perancis

@. Dampak revolusi prancis


Dampak terjadinya revolusi Perancis

Revolusi Perancis memiliki banyak dampak terhadap keberlangsungan pemerintahan


Perancis sendiri maupun terhadap negara lain seperti Indonesia sekalipun belum memiliki
bentuk negara. Adapaun dampak terjadinya revolusi Perancis dapat dibagi menjadi
beberapa bidang seperti dibawah ini:

• Bidang Politik

Dengan membaca ulasan di atas tentunya kita dapat memahami dampak apa yang terjadi
di bidang politik dengan adanya revolusi Perancis. Namun tidak ada salahnya jika kita
singgung sedikit mengenai dampak politi tersebut.

Dampa utama yang ditimbulkan revolusi perancis terhadap sistem politik jelas berupa
kekuasaan absolut yang sangat dicam oleh rakyat. Lebih dari itu, paham liberal yang
muncul dengan adanya revolusi Perancis sangat pesat menyebar hingga ke penjuru dunia
seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia. Dengan adanya revolusi Perancis
tumbuh pula paham demokrasi, parlementer, republik, dan lain sebagainya yang tentunya
juga mulai tumbuh di negara lain.

• Bidang Sosial

Dalam perjuangan revolusi Perancis jelas dapat kita ketahui bahwa stratifikasi sosial di
negara tersebut dihapuskan, memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh
rakyat serta memberikan kebebasan dalam menentukan agama, pendidikan, dan
pekerjaan.

• Bidang Ekonomi

Dihapusnya sistem gilde, yakni sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan


dihapusnya sistem ini maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup
baik di Perancis pasca revolusi Perancis.

Disisi lain kehidupan petani juga memiliki peningkatan, hal ini tidak lain karena
dihapusnya pajak feodal dan selain sebagai penggarap tanah, petani juga diberikan hak
untuk memiliki tanah. Dengan demikian pendapatan dan taraf hidup petani perlahan
semakin meningkat.

Pengaruh Revolusi Prancis Terhadap Indonesia

Salah satu wilayah yang terkena dampak positif dari terjadinya revolusi Perancis adalah
Indonesia. Meskipun pada saat itu kedaulatan NKRI dan kemerdekaan Indonesia belum
menemu jalannya, namun peristiwa revolusi Perancis memberikan inspirasi bagi para
tokoh di Indonesia. Beberapa paham yang turut dijadikan sebagai motor penggerak massa
mencari jalan Indonesia dalam kebabasan dan kemerdekaan adalah sebagai berikut:
• Paham Nasionalisme

Sebagaimana catatan sejarah yang ada, paham nasionalisme muncul dan berkembang di
daratan Eropa. Setelah adanya revolusi Perancis paham ini menyebar dengan cepat di
daratan Asia dan Afrika, tidak terkecuali Indonesia dalam melawan negara imperialis
Barat yang telah lama berkongko di Indonesia.

Adalah Boedi Oetomo salah satu organisasi nasional yang telah mengikuti paham
nasionalisme dan berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Dari organisasi nasional pertama di
Indonesia ini kemudian paham nasionalisme semakin terkenal dan menyebar di Indonesia
sehingga bermunculan pergerakan nasional di negara kita tercinta.

• Paham Demokrasi

Meskipun tidak secara langsung terkena dampak dari terjadinya revolusi Perancis,
namun secara tidak langsung paham demokrasi yang mulai muncul di Indonesia pada
Abad ke-20 merupakan bukti menyebarnya paham demokrasi ke seluruh penjuru dunia.
Hal ini dibuktikan pada saat pemerintah Belanda yang pada waktu itu berkuasa di
Indonesia memutuskan kaum bumi putera wajib militer guna memperkuat keamanan.
Mendengar keputusan tersebut yang terjadi pada tahun 1916 ini maka Boedi Oetomo
mengirimkan wakilnya yakni Dwidjosewoyo untuk melakukan perundingan dan
negosiasi terhadap para pemimpin Belanda di Indonesia. Dari hasil negosiasi tersebut
pemerintah Belanda tidak jadi memberikan wajib militer bagi penduduk pribumi
melainkan diganti dengan pendirian Volksraad yakni Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-
Belanda yang diresmikan pada tanggal 16 bulan Desember tahun 1916.

Selain hal tersebut diatas, bukti paham demokrasi muncul di Indonesia setelah adanya
revolusi Perancis ialah adanya tuntutan Indonesia Ber-parlemen. Bentuk perjuangan dan
asas yang dianut dalam sistem parlemen tetunya sedikit banyak terinspirasi oleh
perjuangan rakyat Perancis pada masa revolusi Perancis. Dengan adanya paham ini
kemudian partai-partai politik di Indonesia bergabung membentuk wadah baru yang
disebut dengan Gabungan Politik Indonesia atau yang sering disingkat GAPI. Dalam
perjuangannya GAPI menyerukan bahwa Indonesia Berparlemen. Hal ini dilakukan guna
menghindari paham fasisme yang pada saat itu sangat meresahkan dunia khususnya pada
masa perang dunia II.

• Persatuan

Sebagaimana kita ketahui bahwa revolusi Perancis dapat berjalan dengan lancar karena
adanya persatuan dari rakyat-nya. Hal itu pula menginspirasi Indonesia untuk
menumbuhkan sikap persatuan dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satu bukti
awal lahirnya persatuan di Indonesia setelah adanya revolusi Perancis adalah
digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini diikrarkan oleh para
pemuda Indonesia yang kemudian kita kenal dengan “Sumpah Pemuda”.
C. REVOLUSI RUSIA

1. Latar belakang revolusi rusia

Sejak kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi
selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan
kekerasan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah
untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi sungguh-
sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami kekalahankekalahan
besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut.

Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner

Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar
Nicholas II masih enggan melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan
dibentuknya Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya
sandiwara belaka. Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada
praktiknya, anggota Duma adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil
rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.

Susunan pemerintahan Tsar yang buruk

Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan atas
dasar favoritisme. Tsar tidak memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya,
orang-orang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orang-orang
yang disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina
Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan yang menyebut
dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan Rasputin adalah orang-
orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru.

Perbedaan sosial yang mencolok

Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh
perbedaannya. Tsar dan para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat,
terutama petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki
berbagai macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang
diabaikan. Sekalipun perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap
memperlakukan rakyat biasa seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.

Persoalan tanah

Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan
perubahan tanah-tanah mir menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih
banyak tanah berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan
maupun para kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani
kecil (buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya
menjadi miliknya.
Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar

Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi
tidak lenyap. Mereka melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan
sambil menunggu kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran
liberal dan sosialis. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran
ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar. Kaum sosialis
menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang modern dan
demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua
aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian
berkembang menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi
Plekhanou yang kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks
dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.

Kekalahan perang

Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan
perang yang tertentu. Rusia ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-
perjanjiannya dengan negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente.
Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya.
Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan. Kekalahan-
kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danau-danau wilayah
Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan kepercayaan rakyat kepada Tsar.
Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian.

Ancaman bahaya kelaparan

Lima belas juta warga Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus
dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang
berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian.
Macetnya industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya
bahan makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.

2. Prosess Terjadinya Revolusi Rusia

Revolusi Rusia tahun 1917 dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni Revolusi Februari 1917
dan Revolusi Oktober 1917.

1. Revolusi Februari 1917

Revolusi ini dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang
menuntut bahan makanan, kemudian diikuti dengan pemogokan di perusahaan-
perusahaan. Revolusi yang digerakan oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini
kemudian berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II. Tampuk pemerintahan dikendalikan
oleh kaum Kadet dengan bentuk pemerintahan sementara.
Akan tetapi, kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahan-perubahan seperti yang
dituntut oleh rakyat. Kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky kemudian
menggulingkan kaum Kadet dan memegang tampuk pemerintahan. Program kaum
Menshewiki pertama-tama ialah menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata dunia
internasional (karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu baru
mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besar-besaran terhadap
Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan, namun gagal. Hal inilah
mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Menshewiki.
Kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh kaum Bolshewiki untuk
menyusun kekuatan guna merebut pemerintahan.

2. Revolusi Oktober 1917

Ketika pemerintahan Menshewiki kehilangan kepercayaan di mata rakyat, kaum


Bolshewiki segera mendekati rakyat dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian
tanah. Dengan cara ini kaum Bolshewiki mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat.
Kaum Bolshewiki yang semula telah mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib
militer kepada para pekerja (yang kemudian menjadi Pengawal Merah) di bawah
pimpinan Trotsky, siap untuk merebut kekuasaan.

Revolusi di mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan Lenin yang menyerukan untuk
mendirikan Republik Soviet. Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Petrograd memihak
Lenin. Pada tanggal 25 Oktober 1917 pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan
Kerensky berhasil digulingkan. Kaum Bolshewiki akhirnya berhasil memegang tampuk
pemerintahan baru di Rusia.

3. Dampak dari Revolusi Rusia

Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik) berdampak
pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada saat
itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara yang
baru terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam kekangan
feodalisme penguasa.

Paham baru ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah
menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan ke arah kemerdekaan.
Organisasiorganisasi yang menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap
Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-jelas melakukan pemberontakan. Contohnya
adalah ISDV yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.
BAB III

PPENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika utk lepas dari

Inggris

Latar belakang Rev. Amerika:

1. Pertentangan penduduk koloni dengan penduduk negeri induk yang

menginginkan kebebasan.

2. Kurang rasa patriotisme terhadap tanah kelahirannya di Eropa

* 1756-1763 terjadi Perang Laut 7 tahun

* Daerah yang didatangi oleh bangsa Eropa disebut daerah koloni, untuk

memindahkan penduduk

*Faktor utama penyebab Revolusi Amerika:

1. Timbul paham kebebasan dalam bidang politik

2. Timbul paham kebebasan dalam bidang perdagangan

3. Pemungutan pajak yang tinggi. Pajak yang dituangkan dalam Revenue Act and

Billeting Act [1764] menyebabkan kehidupan rakyat Amerika Selatan sengsara.

Pelaksanaannya ditentang oleh Samuel Adam. Semboyannya:"No taxation with

out representation" (tak akan ada pajak tanpa ada perwakilan di parlemen).

4. Peristiwa "Boston Tea Party". Pembongkaran teh yang ada pada kapal milik

Inggris di Pelabuhan Boston yang dilakukan oleh orang-orang koloni.

Dari sekian banyak penyebab terjadinya Revolusi Perancis secara umum

dapat dibagi kedalam beberapa sebab, yaitu yang pertama, munculnya aliran

rasionalisme dan Aufklarung pada abad ke-18 sebagai akibat dari Renaisance dan

Humanisme. Dengan kritik-kritik yang tajam dari mereka untuk menghantam dan

melenyapkan berbagai kesalahan. Peranan mereka adalah sebagai pendorong


munculnya Revolusi Perancis karena Perancis pada waktu itu penuh dengan

kesalahan.

Kedua, munculnya aliran romantika. Romantik adalah faham yang

menganggap perasaan dan kepribadian lebih penting daripada rasio. Romantik

menganjurkan agar masyarakat Eropa kembali pada alam. Aliran Romantik mulai

muncul pada tahun 1750 sebagai reaksi dari kemunculan aliran Rasionalisme.

Ketiga, pengaruh dari faham-faham perang kemerdekaan di Amerika (1774-

1783). Pada saat peperangan tersebut, Perancis mengirimkan tentaranya dibawah

pimpinan Lafayette untuk membantu Amerika dalam menghadapi Inggris. Namun

setelah kembali ke Perancis, pasukan Perancis tersebut mengalami dan merasakan

tentang faham baru tentang hak-hak azasi manusia dan demokrasi.

Keempat, pengaruh peodalisme di Eropa yang berasal dari zaman abad

pertengahan. Dengan adanya pembagian otoritas yang tidak merata menyebabkan

munculnya golongan bangsawan yang mempunyai hak istimewa yang bertindak

semena-mena terhadap rakyat, dengan menghisap semua hak rakyat dan rakyat

hanya dibebani kewajiban (pajak) saja. Sehingga ketidakadilan ini makin lama

makin dirasakan oleh rakyat, yang akhirnya menyebabkan meletusnya Revolusi

Perancis.

Kelima, Absolut Monarki yang begitu buruk. Absolute Monarki pada masa

pemerintahan raja Louis XVI merupakan kekuasaan absolut yang paling buruk pada

masanya, dengan sifatnya yang Despotisme, Sehingga orang-orang yang

mengkritik kebijakan kerajaan akan ditindas dengan kejam. Akibatnya, hidup

masyarakat menjadi terkekang dan tidak ada lagi kemerdekaan.

Keenam, terjadinya Vacuum of Power, yaitu kekosongan kekuasaan. Padahal

hal ini merupakan faktor yang sangat berbahaya bagi Negara karena mrupakan

kiesempatan yang baik bagi musuh-musuh Negara untuk menjatuhkan dan


menguasai Negara tersebut. Hal inilah yang terjadi di Perancis sehingga mendorong

masyarakatnya untuk mengadakan reformasi dan revolusi untuk mengisi

kekosongan kekuasaan pemerintahan.

Pada tahun 1917, rakyat Rusia memberontak terhadap pemimpin

mereka Tsar. Atau bernama lengkap Tsar Nicholas II. Hasilnya adalah

sistem

pemerintahan yang benar-benar baru dengan ideologi komunis

yang

seharusnya merupakan pemberian kekuasaan bagi kelompok biasa, tetapi

hanya dikuasai oleh beberapa orang yang mengontrol negara dengan penuh

teror.

Sebab-sebab terjadinya revolusi Rusia 1917 antara lain karena :

ØKetidaksukaan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar Nicholas II.

ØAdanya perbedaan sosial yang mencolok antara kaum bangsawan dan

rakyat.

ØPerubahan agraria yang tidak memberikan dampak pada para petani.

ØKekalahan perang dengan Jepang pada tahun 1905, juga

B. Saran

Kita harus bisa mengetahui sejarah dari berbagai Revolusi Dunia.

Anda mungkin juga menyukai