Anda di halaman 1dari 5

1.

Revolusi Amerika

britannica.com

Seperti dicatat dalam laman Britannica, Revolusi Amerika terjadi pada 1765


hingga 1783, sedangkan Perang Revolusi terjadi pada 1775 hingga 1783.
Secara mendasar, revolusi ini merupakan bentuk dari reaksi kolonial yang
terdiri dari 13 koloni atas pendudukan Inggris di tanah Amerika.

Revolusi besar ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kemerdekaan


Amerika Serikat dari tangan Britania Raya. Sejak awal 1765 kondisi di tanah
Amerika sudah mulai memanas karena Kolonis Amerika menolak
pemungutan pajak yang dilakukan oleh Parlemen Britania, karena pada
dasarnya Britania tidak memiliki wewenang dalam pemerintahan Koloni
Amerika.

Kondisi politik yang memanas inilah yang membentuk sebuah gerakan


bernama Patriot Koloni Amerika. Para patriot ini menginginkan sebuah
negara yang bebas dan berdaulat, serta lepas total dari genggaman
Britania. Sedangkan kelompok Amerika lainnya memilih untuk setia pada
Inggris yang dikenal dengan julukan Tories.

Perang besar tak dapat terhindarkan manakala Patriot Koloni yang dibantu
oleh Prancis melawan Inggris dan para loyalisnya. Perang yang
berlangsung selama 8 tahun tersebut dikenal sebagai Perang Revolusi
Amerika. Pasukan angkatan darat Amerika kala itu dipimpin oleh jendral
George Washington, yang akhirnya menjadi presiden pertama Amerika
Serikat.
Tentu Revolusi Amerika sangat berpengaruh bagi dunia. Jika revolusi ini
tidak ada, maka negara Amerika Serikat juga tak akan pernah ada. Revolusi
Amerika juga menjadi simbol keruntuhan kekuasaan Inggris di tanah
Amerika.

2. Revolusi Tiongkok 1911

supchina.com

Revolusi Tiongkok 1911 juga dikenal sebagai Revolusi Xinhai (1911-1912)


yang awalnya terjadi akibat Pemberontakan Wuchang. Pemberontakan
tersebut cukup terkenal di dunia, karena berhasil menumbangkan
kekaisaran Tiongkok pada saat itu, yakni Dinasti Qing.

Laman Office of The Historian mencatat bahwa Revolusi Tiongkok 1911


merupakan tonggak sejarah penting bagi pembentukan negara Tiongkok
modern hingga saat ini. Kaisar Puyi, yang kala itu berkuasa di Tiongkok,
terpaksa turun takhta pada 12 Februari 1912.

Revolusi besar ini mengakhiri sistem kekaisaran yang telah ada di Tiongkok
sejak berabad-abad silam. Saat ini, Revolusi Xinhai sering disebut sebagai
Hari Sepuluh Kembar, di mana perayaannya biasa dilakukan di Taiwan,
Macau, dan China Daratan.

Revolusi Tiongkok 1911 juga menandakan bahwa sistem monarki absolut


yang berprinsip pada feodalisme terbukti tak akan bertahan dan akhirnya
runtuh di tangan rakyat. Negara Tiongkok modern saat ini menjadi salah
satu negara yang disegani di dunia, bahkan oleh Amerika Serikat.
3. Revolusi Kuba

telesurenglish.net

Nama Fidel Castro tentunya tak asing bagi banyak orang di dunia. Ya,
faktanya Fidel Castro merupakan sosok penting di balik Revolusi Kuba
yang terjadi pada 1959 silam. Revolusi Kuba adalah sebuah gerakan
perubahan dalam menggulingkan pemerintahan diktator Kuba yang saat itu
dipimpin oleh Fulgencio Batista Zaldivar.

Kesuksesan Fidel Castro dalam menggulingkan pemerintahan sebelumnya,


juga memunculkan sebuah sistem komunis di negara Kuba pada saat itu.
Bagi Fidel Castro dan ideologi sosialisnya, Amerika Serikat adalah musuh
terbesar mereka.

Maklum saja, Amerika adalah salah satu negara antikomunis yang tidak
menginginkan Castro mengambil kursi pemerintahan, seperti diberitakan
dalam laman History. Terbukti, pada 6 tahun awal masa kekuasaan Fidel
Castro, ada banyak kemiskinan dan kegaduhan politik yang terjadi, dan
bahkan dianggap lebih buruk dibandingkan dengan pemerintahan
sebelumnya.

Kemiskinan Kuba terjadi tak lain akibat embargo yang dilakukan oleh
Amerika Serikat dan sekutunya. Di saat kekuasaan Castro berada di ujung
tanduk, ia mengizinkan warganya untuk bermigrasi keluar dari Kuba, di
mana hal ini telah dilarang sebelumnya.

Revolusi Kuba mengajarkan pada dunia bahwa sistem haluan sosialis


murni tak akan dapat bertahan dari gempuran zaman. Lagipula, ada banyak
negara antikomunis di dunia ini yang memiliki pengaruh besar bagi dunia.
Fidel Castro yang awalnya dielu-elukan pun, pada akhirnya harus menerima
hujatan dan caci maki dari rakyatnya sendiri.
4. Revolusi Prancis

vk.com

Revolusi Prancis merupakan salah satu revolusi terbesar yang pernah


terjadi di tanah Eropa. Revolusi ini terjadi pada 1789 hingga 1799. Namun,
jauh sebelumnya gejala-gejala munculnya pergerakan baru di Prancis
sudah ada sejak awal 1700.

Kekuasaan dengan sistem monarki absolut dan feodalisme harus


tumbang. Bahkan, Raja Prancis terakhir kala itu, Raja Louis XVI dan istrinya
harus dihukum pancung karena dianggap mengkhianati rakyat.

Revolusi Prancis juga menjadi salah satu revolusi yang berpengaruh bagi
dunia, terutama bagi negara-negara Eropa Barat. Pasalnya, revolusi ini
melahirkan nama besar macam Napoleon Bonaparte sebagai salah satu
pemimpin yang paling disegani di Eropa.

Saat itu, gerakan yang dilakukan oleh rakyat Prancis juga didasarkan atas
pemikiran Montesquieu, yakni tentang Trias Politika atau pembagian
kekuasaan pemerintahan. Saat ini, Trias Politika (eksekutif, legislatif, dan
yudikatif) diadopsi oleh banyak negara di dunia.
5. Revolusi Industri

medium.com

Seperti dicatat dalam laman BBC, Revolusi Industri yang terjadi pada era
1750 hingga 1800-an adalah revolusi yang terjadi secara masif dalam
dunia industri di Inggris dan Eropa pada umumnya.

Revolusi ini mengakibatkan perubahan besar-besaran di bidang


manufaktur, pertanian, perkebunan, transportasi, dan bahkan teknologi
yang diaplikasikan pada pabrik-pabrik besar. Revolusi Industri telah
menyebar luas hingga ke berbagai negara, bahkan termasuk Jepang dan
Amerika Serikat.

Sebagai salah satu revolusi paling berpengaruh di dunia, Revolusi Industri


membuat negara-negara barat menjadi makmur karena meningkatnya
pendapatan per kapita. Jika biasanya sebuah revolusi terjadi akibat rasa
tidak puas, namun lain halnya dengan Revolusi Industri.

Revolusi Industri terjadi justru akibat masa damai dan tenang yang terjadi
di Inggris. Masa-masa tersebut memunculkan banyak ilmuwan dan
penemu yang akhirnya jasa mereka dapat digunakan dalam peningkatan
kualitas hidup. Selain itu, peraturan atau hukum positif Inggris juga
dijalankan dengan baik oleh warganya kala itu.

Anda mungkin juga menyukai