- Pada akhir abad ke-19 Masehi, paham-paham nasionalisme dan demokrasi mulai masuk di kawasan
Asia.
Hal tersebut menimbulkan beberapa pergolakan sosial dan politik di negara-negara Asia, termasuk
China.
4+
DAPATKAN APLIKASI
Revolusi China adalah sebuah pergolakan politik yang berusaha untuk meruntuhkan kekaisaran Dinasti
Manchu dan mendirikan negara demokrasi China. Revolusi China berlangsung pada awal abad ke-20
Masehi (1911-1912 M).
Dalam buku Sejarah Asia Tenggara I (2012) karya Leo Agung S, dijelaskan latar belakang revolusi China,
sebagai berikut:
Penyelewengan kekuasaan oleh Dinasti Manchu yang mengakibatkan kesengseraan rakyat China
Adanya kesadaran bangsa China untuk melakukan perubahan yang dipimpin oleh golongan cendekiawan
Pada awal abad ke- 20 Masehi, muncul organisasi-organisasi yang bercita-cita untuk melakukan revolusi
dengan menggulingkan kekuasaan Dinasti Manchu. Salah satu tokoh revolusi yang berperan vital dalam
Revolusi China adalah Sun Yat Sen.
Sun Yat Sen memiliki sebuah ajaran bernama San Min Chu I (3 Asas Rakyat). Ajaran San Min Chu I berisi
Nasionalisme, Demokrasi, dan Sosialisme. Dalam ajarannya, Sun Yat Sen mencita-citakan terbentuknya
republik China yang diperintah dengan demokratis.
Li Yuan Hung memimpin kaum revolusioner China untuk melakukan pertempuran di kota Wuchang.
Pada 12 Oktober 1911, pasukan revolusioner mampu merebut dan menduduki 18 provinsi China.
Revolusi China mampu menggulingkan Dinasti Manchu pada Desember 1911. Pada Januari 1912, Sun Yat
Sen diangkat menjadi presiden sementara republik China di Nanking oleh pasukan revolusioner.
Dalam buku Tiongkok Sepanjang Abad (1952) karya Nio Joe Lan, Dinasti Manchu secara resmi
menyerahkan kedaulatan kepada bangsa China pada 12 Februari 1912. Sun Yat Sen mengundurkan diri
sebagai presiden sementara dan digantikan oleh Yuan Shih Kai pada 15 Februari 1912.
Revolusi Perancis terjadi pada tahun 1789-1799 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.
Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat,
khususnya warga Perancis.
Dampak yang diberi dari revolusi ini menimbulkan perubahan yang mendalam terhadap perkembangan
sejarah modern.
Penyebab
Penyebab utama terjadinya Revolusi Perancis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap ancien regime.
Ancien regime adalah suatu sistem aristokratik di Perancis di bawah pemerintahan dinasti Valois dan
Bourbon pada abad ke-14 sampai 18.
Dari masalah tersebut kemudian berimbas dengan adanya perekonomian yang tidak sehat, panen yang
buruk, kenaikan harga pangan, dan sistem transportasi yang tidak memadai, sehingga menimbulkan rasa
benci dari rakyat terhadap pemerintah.
Kebencian terhadap pemerintah ini muncul seiring dengan berkembangnya cita-cita Pencerahan.
Pencerahan adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki kepercayaan
tradisional.
Revolusi Perancis memberikan banyak dampah terhadap pemerintah Perancis sendiri maupun negara
lain, salah satunya Indonesia.
Bidang Politik
Setelah terjadinya Revolusi Perancis, sistem politik di Perancis jelas terlihat, di mana kekuasaan absolut
sangat dikecam oleh rakyat.
Paham liberal pun juga muncul yang kemudian menyebar hingga ke penjuru dunia, seperti Spanyol,
Jerman, Rusia, Austria, dan Italia.
Bidang Sosial
Pada bidang sosial dampak yang terjadi yaitu stratifikasi sosial di negara Perancis telah dihapuskan, serta
memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap seluruh rakyat.
4+
DAPATKAN APLIKASI
Dihapusnya sistem gilde, yaitu sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan dihapusnya sistem gilde ini
maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup baik di Perancis.
Selain itu, kehidupan petani juga mengalami peningkatan, karena dihapusnya pajak feodal. Petani juga
diberikan hak untuk memiliki tanah.
Salah satu wilayah yang terkena dampak positif dari Revolusi Perancis yaitu Indonesia.
Beberapa paham yang turut dijadikan sebagai penggerak untuk mencari jalan kemerdekaan dan
kebabasan Indonesia adalah sebagai berikut:
Paham Nasionalisme
Paham nasionalisme muncul dan berkembang di daratan Eropa yang kemudian menyebar dengan cepat
hingga ke Asia dan Afrika, salah satunya Indonesia.
Salah satu organisasi Indonesia yang menganut paham ini adalah Budi Utomo.