Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG SEJARAH REVOLUSI CHINA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Demokrasi dan Tata Kelola Pemilu

DOSEN PEMBIMBING : DR. SOFYAN ALHADAR, s.p M.ap

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. Widyawati Usman (NIM 231607006)


2. Nurvita S. Gantimali (NIM231607018)
3. Mohammad Haikal (NIM 231607002)
4. Ragil Reski Ishak (NIM 231607007)
5. Mohamad Zulkifli Paramata (NIM 231607009)

PROGRAM STUDI PEMERINTAHAN


FAKULTAS HUKUM, PEMERINTAHAN, DAN SOSIAL
UNIVERSITAH NAHDLATUL ULAMA GORONTALO
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di yaumul akhir
nanti.

Kami bersukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Revolusi China” dapat kami selesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..……………………….………..i
DAFTAR ISI…………………………………………..…………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…………………..1
A. Latar Belakang………………………………….……………….…………..1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………2


1.1. Proses Berlangsungnya Revolusi China………….……...……………….…..2
1.2. Pengaruh Revolusi Cina………………………………………………….…..4
1.3. Dampak Revolusi Cina………………………………………..………….…..5
1.4. Budaya Peradaban Cina………………………………………..………….………….5
1.5. Pengaruh Peradaban Cina………………………………………..………….……....6
1.6. Dampak Revolusi Cina…………………………………………..………….……....6

BAB III PENUTUP………………………………………………..……………..…..7


A. Kesimpulan………………………….………………………………….…….7
B. Saran………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi China merupakan salah satu peristiwa sejarah yang paling signifikan dalam
abad ke-20. Proses revolusi ini melibatkan perubahan dramatis dalam struktur politik, sosial,
dan ekonomi Tiongkok. Di tengah perjalanan revolusi ini, perkembangan demokrasi dan
sistem pemilu memainkan peran penting dalam perubahan negara ini. Pada awal abad ke-20,
Tiongkok adalah negara yang dikuasai oleh Dinasti Qing, yang menghadapi tekanan dari
negara-negara asing dan berbagai gerakan revolusioner di dalam negeri. Rakyat Tiongkok
menderita akibat korupsi pemerintah dan ketidaksetaraan sosial yang tinggi.
Revolusi China adalah pergolakan politik yang terjadi pada awal abad ke-20 Masehi,
tepatnya pada tahun 1911-1912. Revolusi ini bertujuan untuk menggulingkan kekaisaran
Dinasti Manchu dan mendirikan negara demokrasi di China. Revolusi China dipicu oleh
ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan Dinasti Ching yang dianggap lemah dalam
menghadapi pengaruh Barat, korupsi, penjajahan asing, dan nasionalisme.
Latar belakang terjadinya Revolusi China meliputi ketidakpuasan rakyat terhadap
Dinasti Manchu yang dianggap lemah dan tidak mampu melindungi kepentingan nasional
China. Pengaruh Barat yang semakin kuat juga menjadi faktor penting dalam memicu
revolusi ini. Selain itu, penjajahan asing dan korupsi di pemerintahan juga membuat rakyat
semakin tidak puas dengan kekuasaan Dinasti Manchu.
Revolusi China memiliki kronologi yang meliputi berbagai peristiwa penting, seperti
Pemberontakan Wuchang pada 10 Oktober 1911 yang menjadi pemicu terjadinya revolusi.
Setelah itu, revolusi ini semakin meluas ke berbagai wilayah di China dan berhasil
menggulingkan Dinasti Manchu. Pada akhirnya, revolusi ini mengarah pada berdirinya
Republik China yang diproklamirkan pada 1 Januari 1912.

Terjadinya Revolusi Cina bermula dari pedagang-pedagang Inggris yang mengalami


kerugian ketika melakukan perdagangan di Cina. Sehingga untuk menutupi kerugian tersebut,
Inggris menyelundupkan candu yang diperoleh dari India. Pada awalnya hubungan perniagaan
Cina dan Inggris berlangsung damai. Namun, setelah diketahuinya kegiatan Inggris sangat
membahayakan bagi kelangsungan hidup bangsa Cina, Kaisar Manchu memerintahkan
supaya pedagang candu dilarang. Akibat perbuatan kaisar tersebut menimbulkan kemarahan
Inggris yang menyebabkan terjadinya perang candu.
Kekalahan yang dialami Cina pasca perang candu, memaksa Cina harus membayar
ganti rugi dan membuka beberapa pelabuhan bagi Inggris juga bangsa Eropa lainnya,
sehingga Cina terbagi atas beberapa daerah pengaruh yang dikuasai bangsa-bangsa Barat
dengan tidak tunduk kepada hukum yang berlaku di Cina. Di samping harus menghadapi
perlawanan dari bangsa asing, Tiongkok juga harus menghadapi perlawanan dari rakyatnya
sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Proses Berlangsungnya Revolusi China

1. Revolusi Pertama tahun 1911


Ketidakpuasan bangsa Cina terhadap pemerintahan dinasti Qing semakin memuncak
semenjak kekalahan Dinasti Qing dalam perang Candu pada tahun 1842. Kekalahan tersebut.
menyebabkan banyak wilayah Cina yang menjadi pengaruh kekuasaan bangsa asing (Eropa,
Amerika, dan Jepang). Hak konsesi dan hak ekstrateritorial yang dimiliki bangsa asing di
Cina seolah-olah menimbulkan system negara di dalam negara yang menyebabkan Cina
menjadi terpingggirkan.
Ketidakpuasan bangsa cina berlanjut ketika Dinasti Qing tidak mampu mengatasi
masalah-masalah kemiskinan yang dialami rakyat cina. Sehingga mendorong munculnya
gerakan rakyat yang berusaha untuk menggulingkan Dinasti Qing dan menggantinya dengan
kekuasaan dari bangsa Cina sendiri.
Diantara berbagai gerakan yang bermunculan di Cina, salah satu gerakan terkemuka
dipimpin oleh Sun Yat Sen. Beliau merupakan tokoh nasionalis Cina yang dilahirkan di Desa
Xiangshanxian di Propinsi Guangdong pada 12 November 1866. Sun Yat Sen mendirikan
organisasi Dongmenhui yang bertujuan untuk mengusir bangsa Manchu, merebut kembali
China dari bangsa Tionghoa, dan mendirikan suatu negara yang berbentuk Republik.
Di Wuchang, pada tanggal 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen mengobarkan Revolusi
Nasional dan menandai berakhirnya system kekaisaran di Cina (Wuchang Day) la
menghendaki pembentukan pemerintahan Cina yang baru berdasarkan pada paham San Min
Chu 1 (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat), yang terdiri atas. Nasionalisme, Sosialisme dan
Demokrasi. Setelah terjadinya Revolusi Cina, pada tanggal 29 Desember 1911 kaisar
Xuangtong turun dari tahta dan digantikan Sun Yat Sen sebagai presiden pemerintahan.
sementara. Kemudian pada 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dilantik menjadi Presiden Republik
China di Nanking dan hari itu dinyatakn sebagai hari berdirinya Republik Cina. Tanggal 12
Februari 1912 adalah tanggalpeyerahan kedaulatan dari tangan pemerintah Manchu kepada
bangsa Cina. Dinasti Manchu yang memerintah sejak 1644 M berakhir sudah.
Setelah Republik Cina berdiri, Sun Yat Sen mengalami kesulitan dalam membangun.
pemerintahan yang bersatu dan demokratis. Pemerintahan Manchu dan panglima perang
(Warlord) masih mengontrol Cina Utara dan kaisar masih berkuasa di Beijing. Untuk
mempersatukan Cina Utara dan Cina Selatan, akhirnya ia bernegoisasi dengan Yuan Shi Kai,
seorang komandan tentara kekaisaran Beijing. Yuan Shi Kai bersedia bekerjasama dengan
Sun Yat Sen untuk menyuruh kaisar turun tahta asalkan dia menjadi presiden pada
pemerintahan baru. Demi persatuan rakyat Cina, Sun Yat Sen setuju untuk melepas jabatan
presidennya dan menyerahkannya kepada Yuan Shi Kai. Pada 15 Februari 1912 Sun Yat Sen
secara resmi mundur dari jabatan, dan Kaisar pun turun tahta. Yuan Shi Kai
memproklamasikan dirinya sebagai presiden sumur hidup, sehingga membuat Sun Yat Sen
memulai satu partai politik baru. Ia pun menuju daerah kanton dan mendirikan partai Kuo
Min Tang atau KMT (Partai Nasionalis).
Pada tanggal 15 Februari 1912 Yuan Shih Kai menjabat sebagai Presiden Rebublik
China. Pelantikan Yuan Shih Kai sebagai presiden dilakakukan pada tanggal 10 Maret1912.
Dalam perkembangannya, Yuan Shih Kai memimpin secara diktator dengan melarang
keberadaan KMT dan ideologi republik. Pada tahun 1915 ketika bertemu dengan golongan
oposisi yang mengambil bagian dalam Revolusi republik, Yuan Shih Kai merasa bahwa
ideologi republik lebih bertahan lama daripada ambisi pribadi. la meninggalkan republik dan
mengumumkan restorasi Kekaisaran Cina dan mengangkat dirinya sebagai Sang Kaisar.
Akibatnya sebagian besar Propinsi di Cina Selatan melepaskan diri dari kekuasaan
pemerintahan Beijing. Setelah Yuan Shih Kai mengumumkan dirinya sebagai kaisar baru di
Cina, terjadi revolusi terbuka yang dilancarkan di provinsi-provinsi China. Provinsi Yunnan
menjadi provinsi petama yang melancarkan revolusi dan diikuti oleh provinsi-provinsi
lainnya.

2. Revolusi Kedua pada tahun 1928


Pada tahun 1916 Yuan Shih Kai wafat, dan meninggalkan kekacaua, terutama di wilyah
Cina Utara. la mewariskan kesimpangsiuran perundang-undangan dan angkatan bersenjata
Tentara China Utara tanpa seorang panglima yang diakui sebagai pemimpinnya. Akibatnya
era 1916-1928 di China dikenal sebagi periode warlordisme atau periode para jendral perang.
Selama masa ini para warlord saling berperang untuk mendapatkan pengaruh kekuasaan.
Sementara itu di wilayah Cina Selatan Sun Yat Sen masih memiliki pengaruh yang
besar. Dengan bantuan Rusia, Sun Yat Sen mengorganisasi ulang Partai Kuomintang. la pun
berusaha mengatasi kekacauan yang terjadi. Keberhasilannya dalam mengatasi kekacauan
mengantarkannya menjadi presiden. Dalam kebijakannya, ia mengizinkan anggota Partai
Komunis untuk bergabung. Ketika Sun Yat-Sen wafat pada tahun 1925, kepemimpinan Cina
dan Partai Kuomintang dilanjutkan oleh Chiang Kai-Shek. Selama masa pemerintahannya ini,
pada tahun 1928 Chiang Kai Shek berhasil menaklukkan. para warlorddan menyatukan Cina
di bawah pemerintahan Kuomintang melalui Ekspedisi Utara pada tahun 1926-1928.
Keberhasilan Ciang Kai Shek didukung oleh Partai Komunis Cina atau PKC (Kung Chang
Tang) yang mempengaruhi rakyat (petani di utara) untuk menentang para panglima perang.
Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1928 Chiang Kai Shek diangkat menjadi Presiden
Republik Cina di Nanking. Selanjutnya Chiang mengorganisasikan angkatan perang yang
disebut Tentara Revolusi Nasional.

3. Revolusi Cina ketiga pada 1949


Setelah Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Shek tidak mampu menjaga hubungan baik
dengan Partai Komunis Cina. Di bawah kepemimpinan Chiang, kelompok nasionalis
mengobarkan perang saudara melawan Komunis. Mao Zedong pemimpin partai Komunis
Cina pun membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada Uni Soviet, hingga Jepang
menyerah kepadasekutu pada tahun 1945, baik Partai Komunis maupun Partai Kuomintang
tidak saling mempercayai maupun aktif bekerja sama. Perang saudara kembali berlanjut
setelah upaya negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1946 mengalami
kegagalan. Pada tahun 1949 kelompok Komunis mengalahkan kelompok Nasionalis, Mao
Zedong kemudian mendirikan negara Republik Rakyat Cina (RRC) yang berideologi
komunis., dan memaksa pemerintah Chiang mundur ke Taiwan,
Chiang Kai Shek beserta pendukungnya kemudian meninggalkan Cina daratan dan
menetap di Pulau Formosa. Di pulau ini ia meneruskan Republik Cina dengan mendirikan
negara bernama Taiwan dengan ibu kota Taipei Golongan nasioanlis yang tetap setia turut
pindah ke Taiwan. Cina akhirnya dapat dikuasai sepenuhnya oleh pihak komunis.
Perseturuan antara PKC dan PKT berakhir sampai tahun 1937ketika kedua belah pihak
bersatu untuk membentukFront Persatuan Kedua untuk melawan invasi Jepang dan mencegah
Jepang memperluas invasi yang sudah masuk sebelumnya ke Manchuria pada tahun 1931.
Perang Saudara Tiongkok dalam skala penuh berlanjut kembali pada tahun 1946, setahun
setelah berakhirnya pertempuran dengan Jepang. Empat tahun kemudian terjadi gencatan
pertempuran militer besar, dengan baru saja berdirinya Republik Rakyat Cina yang
mengendalikan Cina daratan.
Sampai saat ini tidak ada gencatan senjata atau perjanjian damai yang pernah
ditandatangani, dan terdapat perdebatan mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir
secara resmi. Hubungan Lintas Selat telah terhalang oleh ancaman militerdan tekanan politik
dan ekonomi, khususnya atas status politik Taiwan, dengan kedua pemerintahan secara resmi
berpegang pada "Kebijakan Satu Cina". Republik Rakyat Cina secara aktif masih mengklaim
Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus mengancam Republik Cina dengan invasi
militer jika Republik Cina secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dengan mengganti
namanya dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai "Republik Taiwan". Sebaliknya,
Republik Cina membalas dengan mengklaim Cina daratan, dan mereka berdua melanjutkan
pertarungan atas pengakuan diplomatik. Saat ini perang sepertinya terjadi pada front politik
dan ekonomi dalam bentuk hubungan lintas selat; namun, kedua negara de facto terpisah ini
memiliki hubungan ekonomi yang erat.

1.2. Pengaruh Revolusi Cina

Revolusi Cina menyadarkan bangsa-bangsa di dunia terutama di Asia untuk turut


mengadakan perubahan dalam pemerintahannya. Revolusi Cina mampu mengubah
pemerintahan dinasti yang berlanmgsung secara turun temurun menjadi pemerintahan
republik.
Akibat berlangsungnya Revolusi Cina, paham komunis semakin berkembang dan
mempengaruhi peta politik dunia, termasuk Indonesia. Dari Cina, paham komunis menyebar
ke berbagai negara Asia, Seperti Vietnam, Kamboja, dan Indonesia.
Hingga saat ini komunisme masih melandasi pemerintahan di Republik Rakyat Cina.
Sejak tahun 1949 Partai Komunis Cina menjadi partai tunggal dan berkuasa di Cina. Akan,
tetapi komunisme tidak lagi sepenuhnya diberlakukan di Cina. Dalam bidang ekonomi saat ini
beberapa investor swasta dan asing telah menanamkan modalnya di Cina. Kondisi ini
menunjukkan bahwa komunisme di Cina sedikit mengalami pergeseran. Meskipun demikian,
komunisme tetap mendominasi dalam berbagai segi kehidupan masyarakat Cina. Akibat
pertentangan ideology antara golongan komunis dan nasionalis, akhirnya Cina terpecah
menjadi dua bagian, yaitu Cina daratan (RRC) dan Cina kepulauan (Taiwan).
Pengaruh dari Revolusi Tiongkok pada 1911-1912 yakni meningkatkan semangat
angkatan muda Tionghoa di Hindia Belanda. Dalam bulan Februari 1912, mereka sudah
semakin berani terhadap pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini mengakibatkan, bentrokan
dengan polisi sehingga seorang Tionghoa tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka. Boikot
sudah berubah menjadi kekerasan di sana sini, sebagaimana dikutip dari buku Tionghoa
Dalam Pusaran Politik oleh Benny G. Setiano.

1.3.Sejarah peradaban Cina dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:

 Zaman Prasejarah: Periode ini berlangsung sejak 1,7 juta tahun yang lalu hingga
2070 SM. Pada periode ini, wilayah Cina dihuni oleh manusia purba dari jenis Homo
erectus. Mereka membuat alat-alat dari batu dan hidup berburu dan mengumpulkan
makanan. Pada akhir Neolitikum, masyarakat Cina mulai bercocok tanam di lembah
Sungai Kuning dan membentuk negara-negara kota 1.
 Zaman Kuno: Periode ini berlangsung dari 2070 SM hingga 221 SM. Pada periode
ini, Cina diperintah oleh beberapa dinasti yang saling berturut-turut atau bersaing.
Dinasti pertama adalah Dinasti Xia, yang diikuti oleh Dinasti Shang dan Dinasti
Zhou. Pada masa dinasti ini, masyarakat Cina mulai menulis, membuat perunggu,
membangun tembok besar, dan mengembangkan filsafat dan agama 1.
 Zaman Kekaisaran: Periode ini berlangsung dari 221 SM hingga 1912 M. Pada
periode ini, Cina disatukan oleh Qin Shi Huang, kaisar pertama Cina. Ia mendirikan
sistem birokrasi dan hukum yang kuat. Setelah kematiannya, Cina mengalami
pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politik. Beberapa dinasti yang
terkenal pada periode ini adalah Dinasti Han, Tang, Song, Yuan, Ming, dan Qing 1.
 Zaman Modern: Periode ini berlangsung dari 1912 M hingga sekarang. Pada periode
ini, Cina mengalami revolusi, republikanisme, komunisme, nasionalisme, reformasi,
dan pembukaan. Republik Cina didirikan pada 1912 M setelah runtuhnya Dinasti
Qing. Namun, pada 1949 M, Republik Rakyat Cina didirikan oleh Partai Komunis
Cina setelah menang dalam perang saudara melawan Kuomintang 1.

1.4.Budaya Peradaban Cina


Budaya peradaban Cina adalah hasil dari asimilasi dan integrasi antara berbagai kelompok
etnis dan budaya di wilayah Cina. Budaya ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Bahasa: Bahasa resmi Cina adalah Mandarin (Putonghua), yang merupakan salah satu
dari banyak dialek bahasa Tionghoa. Bahasa Tionghoa memiliki sistem penulisan yang
unik, yaitu aksara Tionghoa. Aksara Tionghoa adalah simbol-simbol yang mewakili
suku kata atau konsep 2.
 Seni: Seni peradaban Cina mencakup berbagai bentuk ekspresi, seperti kaligrafi,
lukisan, ukiran, keramik, musik, tari, teater, opera, puisi, sastra, dan arsitektur. Seni
peradaban Cina memiliki karakteristik yang elegan, harmonis, simbolis, dan filosofis 3.
 Filsafat: Filsafat peradaban Cina berkembang sejak zaman Dinasti Zhou. Filsafat ini
mencerminkan pandangan dunia dan nilai-nilai masyarakat Cina. Beberapa aliran
filsafat yang terkenal adalah Taoisme (berdasarkan ajaran Laozi), Konghucu
(berdasarkan ajaran Kongzi), Legalisme (berdasarkan ajaran Han Feizi), Mohisme
(berdasarkan ajaran Mozi), dan Neo-Konfusianisme (berdasarkan ajaran Zhu Xi) 4.
 Agama: Agama peradaban Cina adalah campuran antara kepercayaan tradisional,
Taoisme, Konghucu, Buddha, dan Islam. Kepercayaan tradisional meliputi pemujaan
leluhur, dewa-dewa, roh-roh, dan alam. Taoisme adalah agama yang mengajarkan
tentang Tao (jalan), yin dan yang (keseimbangan), dan wu wei (tindakan tanpa usaha).
Konghucu adalah agama yang mengajarkan tentang ren (kemanusiaan), li (etiket), dan
xiao (bakti kepada orang tua). Buddha adalah agama yang mengajarkan tentang empat
kebenaran mulia, delapan jalan mulia, dan nirwana. Islam adalah agama yang
mengajarkan tentang tauhid, syariat, dan akhirat .

1.5. Pengaruh Peradaban Cina


Peradaban Cina memiliki pengaruh yang besar terhadap dunia, baik di masa lalu maupun
sekarang. Beberapa contoh pengaruh peradaban Cina adalah:

 Penemuan: Peradaban Cina telah menemukan banyak hal yang bermanfaat bagi umat
manusia, seperti kertas, tinta, cetak, kompas, bubuk mesiu, kembang api, roket, kain
sutra, teh, porselen, jam mekanik, dan akupuntur .
 Perdagangan: Peradaban Cina telah berdagang dengan berbagai negara dan wilayah
sejak zaman kuno. Salah satu jalur perdagangan yang terkenal adalah Jalur Sutra, yang
menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, India, Persia, Arab, Eropa, dan Afrika.
Jalur Sutra membawa barang-barang seperti sutra, rempah-rempah, permata, kuda,
unta, dan budaya .
 Politik: Peradaban Cina telah mempengaruhi politik di berbagai negara dan wilayah
sejak zaman kekaisaran. Beberapa negara dan wilayah yang pernah menjadi bagian
atau bawahan dari Cina adalah Korea, Vietnam, Mongolia, Tibet, Taiwan, Hong Kong,
Macau, dan Singapura. Beberapa negara dan wilayah yang pernah berhubungan
diplomatik atau konflik dengan Cina adalah Jepang, India, Rusia, Inggris, Prancis,
Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa .
 Budaya: Peradaban Cina telah mempengaruhi budaya di berbagai negara dan wilayah
sejak zaman kuno. Beberapa negara dan wilayah yang terpengaruh oleh budaya Cina
adalah Korea, Jepang, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Kamboja,
Laos, Myanmar, Nepal, Bhutan, Sri Lanka, dan India. Budaya Cina mempengaruhi
aspek-aspek seperti bahasa, aksara, agama, seni, sastra, musik, makanan, pakaian,
arsitektur, dan kebiasaan .

1.6. Dampak Revolusi Cina :

 Berakhirnya kekuasaan Dinasti Qing yang telah berlangsung selama lebih dari 260
tahun dan berdirinya Republik Cina sebagai negara demokrasi pertama di Asia .
 Munculnya nasionalisme dan kesadaran politik di kalangan rakyat Cina, yang
kemudian melahirkan berbagai gerakan dan partai politik, seperti Kuomintang (Partai
Nasionalis) dan Partai Komunis Cina .
 Meningkatnya perlawanan terhadap penjajahan asing dan imperialisme, yang
kemudian memicu Pergerakan Empat Mei (1919), Perang Saudara Cina (1927-1950),
Perang Tiongkok-Jepang II (1937-1945), dan Revolusi Komunis Cina (1949) .
 Mempengaruhi gerakan kemerdekaan di negara-negara Asia lainnya, seperti
Indonesia, Vietnam, India, dan Korea, yang mengambil inspirasi dari revolusi Cina .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi China telah mengalami perubahan yang signifikan dalam sejarahnya, mulai
dari Republik Tiongkok yang awalnya menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dan pemilu,
hingga masa pemerintahan Partai Komunis Tiongkok yang mengendalikan semua aspek
politik. Meskipun demokrasi pemilu menjadi lebih terbatas dalam beberapa dekade terakhir,
Tiongkok tetap menjadi negara yang berada di tengah-tengah transformasi politik dan
ekonomi yang signifikan.
Tiongkok mungkin akan menghadapi pertanyaan tentang masa depan demokrasi pemilu
dalam revolusi-revolusi yang akan datang. Pada akhirnya, bagaimana Tiongkok melanjutkan
perkembangan politiknya akan sangat memengaruhi arah perubahan di masa depan, dan peran
demokrasi dalam proses tersebut akan tetap menjadi isu penting.
Peristiwa sejarah revolusi China telah memainkan peran kunci dalam perkembangan
demokrasi dan pemilu di negara ini. Meskipun Republik Tiongkok awalnya memperkenalkan
prinsip-prinsip demokrasi, perkembangan selanjutnya telah menghadirkan tantangan dan
perubahan signifikan dalam sistem politik Tiongkok. Saat ini, Tiongkok tetap menjadi negara
dengan kontrol politik yang ketat dan pemilu yang terbatas, dengan dampak yang signifikan
pada hak asasi manusia dan kebebasan politik di negara ini.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang penulisan diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/407278548/MAKALAH-REVOLUSI-CINA-docx
http://Kompas.com
https://www.academia.edu/8577469/BAB_I_REVOLUSI_CINA

Anda mungkin juga menyukai