Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AURA MIFTAH

NIM : I1A119019

MATA KULIAH : SEJARAH ASIA TIMUR

“Analisa Film 1911 Revolution dari Segi Perkembangan Peradaban China Dimulai dari Sebelum
Revolusi hingga Saat Era Revolusi”

Pada permulaan Film menampilkan seorang wanita Qui Jin (anggota Tongmenghui)
yang akan dieksekusi hukuman mati (Guillotine) demi idealisme yang dijalaninya, untuk
mewujudkan Revolusi yang diharapkan akan membawa kedamaian untuk generasi mereka
selanjutnya.

Kemudian pada “april 26, 1911, San Fransisco” terjadi perjumpaan yang dihadiri warga
China yang tinggal di San Fracsisco dan pertemuan tersebut dihadiri juga Sun Yat Sen (Sun
Wen) yang merupakan pemimpin asosiasi Tongmenghui. Disaat yang bersamaan di hari itu
terjadi pemberontakan oleh kelompok asosiasi Tongmenghui dibawah komando Huang Keqiang
pada 27 Apri, 1911 (waktu setempat) di kediaman Gubernur Guang zhou yakni zhang mingqi.
Namun upaya pemberontakan tersebut tidak berhasil dikarenakan pasukan Tongmenghui telah
banyak yang gugur dan didukung dengan senjata yang sedikit, disatu sisi pihak Zhang Mingqi
terus melancarkan perlawanan yang membuat mau tidak mau memukul mundur kelompok
Tongmenghui dan Zhang Mingqi pun berhasil melarikan diri.

Pemberontakan tersebut gagal namun revolusi terus berlanjut, untuk mengamankan


pinjaman dari Bank empat bangsa, pemerintahan Qing menggadaikan rel kereta apinya, dengan
mengorbankan kedaulatan Negara, yang mana hal tersebut mengakibatkan kerusuhan. Beberapa
bulan kemudian anggota – anggota pasukan baru Hubei dibawah kepemimpinan Tongmenghui
bergabung dalam pemberontakan baru.

Kemudian pada 10 oktober 1911, di Wuchang terjadi pemberontakan yang dilakukan


oleh tentara – tentara Revolusioner. Seorang tentara revolusioner dari Batalion teknisi 8 pasukan
baru menembakan tembakan pertamanya pada pemberontakan Wuchang, membunyikan dering
kematian bagi kekaisaran Qing. Yang mana hal tersebut membuat para anggota Tongmenghui
dan orang – orang yang mendukung terjadinya revolusi di China menemukan secercah harapan
akan terjadinya revolusi itu. Para tentara tersebut mengambil alih daerah Wuchang, kabar
tersebut kemudian diterima oleh Sun Yat Sen yang berada di San Fransisco, ia kemudian
mengirim telegram ke Hongkong untuk Huang Keqiang agar memimpin Revolusi atau
penyerangan yang terjadi di Wuchang.

Setelah mendengar kabar tersebut Sun Yat Sen langsung pergi ke Eropa untuk
membatalkan peminjaman ke bank empat bangsa yang dilakukan oleh kekaisaran Qing, yang
mana hal tersebut dimanfaatkan oleh Sun Wen agar kekaisaran Qing tidak mendapatkan
pinjaman bank tersebut yang mana akan digunakan untuk keperluan perang melawan kaum
Revolusioner. Sun Yat Sen melobi para perwakilan banker dunia agar memikirkan kembali
keputusan untuk meminjamkan uang kepada pihak kerajaan Qing. Disatu sisi pihak kerajaan
Aisin Gioro Yikuang (Senior Imperial Interior Minister) terus mendesak Yehenara Jingfen
(Empress Dowager Longyu) tentang peminjaman kepada bank empat bangsa.

Pada 27 Oktober, Yuan Shikai tiba di garis depan memimpin seluruh pasukan Qing. Dia
menunjuk Feng Guozhang memimpin pasukan pertama dan Duan Qirui memimpin pasukan
kedua. Bersama - bersama mereka menyerang Hankou. Pada awal November, setelah sukses
dalam pemberontakan Wuchang, Huang Xing (Keqiang) memimpin serangan atas Hankou.
Perang besar berakhir 26 november saat Hanyang direbut oleh pasukan Qing. Pertahanan
Wuchang bertahan selama 40 hari, berhasil menahan pasukan Qing dan melindungi Republik
baru, berkat perjuangan anggota – anggota Tongmenghui, Hunan, Shaanxi, Jiangxi, Shanxi,
Yunnan, Zhejiang, Guizhou, Jiangsu, Anhui, Guangxi, Fujian, Guangdong, dan Sinchuan
memproklamirkan kemerdekaan. Semangat Revolusi menyebar ke seluruh negeri. Hanyang
direbut setelah perang yang terjadi secara terus menerus selama 40 hari. Lebih dari 4000 pasukan
revolusioner tewas. Mereka membayar mahal untuk kesuksesan revolusi

Pada tanggal 27 perwakilan provinsi Nanjing menyetujui draft organisasi pemerintahan


sementara dan system presiden juga pencalonan kandidat presiden. Pada 29 desember Sun Yat
Sen ditetapkan sebagai Presiden posisi sementara melalui pemilihan umum. Pada saat hari
pelantikannya ia menyampaikan sumpah dan janji – janjinya sebagai seorang Presiden. Republik
China berdiri di bawah pimpinan Presiden sementara dan berdampingan dengan masih
berkuasanya dan berdirinya kekaisaran Qing.

Disisi lain kerajaan Qing tetap tidak mau mundur meskipun telah terjadi pemberontakkan
di berbagai wilayah dalam upaya mendukung berdirinya Republik China. Juga Yuan Shikai yang
mengkhianati Kaisar Guangxu juga Kaisar Xuantong, yang membuat kerajaan Qing semakin
terdesak.

Pada 12 Februari 1912, kaisar Qing menyerah. Mengakhiri system monarki yang telah
berdiri selama 2000 tahun itu dibawah kekaisaran Qing. Pada 13 Februari Sun Yat Sen menepati
janjinya untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden karena tujuan revolusi telah tercapai.

Sebelumnya pada 18 Desember terjadi konferensi utara-selatan diadakan di Shanghai


untuk membahas masalah masalah Utara dan Selatan, negoisasi antara tang Shaoyi dan wu
tingfang. Edward saldi Little bertindak sebagai negoisator dan menfasilitasi pakta perjanjian
damai mereka sepakat bahwa Yuan shikai akan memaksa Kaisar Qing untuk turun tahta dengan
imbalan provinsi Selatan akan mendukung duluan sebagai Presiden Republik dan Sun Yat Sen
menyetujui proposal Yuan untuk menyatukan Tiongkok di bawah pemerintahan Beijing Yuan
Shikai.

Pada 10 Maret 1912, Yuan Shikai dilantik sebagai Presiden Sementara Republik
Tiongkok yang kedua di Beijing. Pemerintahan yang berbasis di Beijing ini disebut juga
Pemerintahan Beiyang, pemerintahan ini tidak diakui secara internasional sebagai pemerintah
Republik Tiongkok yang sah sampai tahun 1928, sehingga periode dari tahun 1912 hingga 1928
hanya dikenal sebagai Periode Beiyang.

Gerakan Revolusi yang dimulai pada awal abad 20 itu terjadi karena upaya – upaya dari
orang – orang yang merasakan ketidakadilan dibawah system yang ada, yakni system monarki.
Yang mana system tersebut semakin merugikan rakyat dibawah kepemimpinan dinasti Qing
yang para pejabat pemerintahan banyak yang korup juga menderita penindasan dari penguasa
dan kekuatan asing. Seperti kerajaan memberikan Hongkong ke Inggris, Taiwan ke jepang. Yang
hal tersebut cukupnya membuat rakyat geram kepada pihak pemerintahan, menjual asset Negara
kepang asing. Kerajaan menerapkan system Feodalisme yang membuat rakyatnya sengsara,
menderita kelaparan, kemiskinan sedangkan pihak kerajaan sibuk memperkaya dan
mementingkan kepentingan diri sendiri. Sun Yat Sen dan para anggota kelompoknya adalah
golongan yang ingin membawa perubahan untuk masa depan bangsa China, ia menganggap
rakyat China tidak akan hidup makmur dan layak jika masih dipimpin pemerintahan kerajaan.

Tongmenghui adalah organisasi anti-Qing yang didirikan sewaktu Sun berada di


pengasingan di Jepang dan berpusat di sana, tempat di mana banyak revolusioner anti-Qing
berkumpul.

Dalam keseluruhan, film "1911 Revolution" berhasil menggambarkan perjuangan dan


perubahan yang terjadi selama revolusi tahun 1911 dengan cukup mendalam. Dari adegan
perlawanan di medan perang hingga pertemuan para pemimpin revolusi, film ini
mengungkapkan semangat dan tekad kaum revolusioner dalam menghadapi tantangan demi
mencapai perubahan yang lebih baik bagi China. Melalui narasi yang kuat, film ini
mengilustrasikan bagaimana revolusi ini membuka jalan bagi transformasi peradaban China
menuju era Republik yang baru.

Anda mungkin juga menyukai