Anda di halaman 1dari 10

NASIONALISME CHINA

Kelompok :4
Anggota : Arrisma Arsentin
Ayu Fadila
Dian Aprilianti
Meli Purnamasari
Milona M
Priazqani Rampadito
Trie Andini
A. Latar belakang nasionalisme China

Sebab umum yang melatar belakangi timbulnya nasionalisme di China


adalah:
1. Penyelewengan dan kelemahan Dinasti Manchu.
a. Dinasti Manchu memerintah china secara feodal dan memperbudak
orang-orang china.
b. Sesudah kaisar terakhir Manchu meninggal, lenyap sudah
kemakmuran china karena terjadi perebutan kekuasaan dalam
dinasti Manchu.
c. China seolah-olah dijual kepada bangsa barat.Banyak korupsi
dalam kubu dinasti.
2. Kesadaran bangsa China.
a. Kekalahan dari jepang (dalam perang candu II) menyadarkan golongan
progresif betapa lemahnya china saat berada di bawah dinasti Manchu.
b. Keburukan pejabat dinasti Manchu, kekalahan militer dan dipengaruhi
dengan bangsa barat membuat rakyat china tidak lagi percaya dengan
dinasti Manchu.
c. Munculnya tokoh nasionalisme Sun Yat Sen.
● Cita-cita Sun Yat Sen adalah membebaskan China dari pemerintahan
dinasti Manchu yang menyebabkan rakyat china menderita.Prinsip
Sun Yat Sen, San Min Chu I (3 asas rakyat): min tse (nasionalisme),
min chu (demokrasi), min sheng (sosialisme), bertujuan menjadikan
china bangsa merdeka dengan pemerintah pusat yang demokratis,
berkehidupan layak, serta sejajar dengan bangasa lain di dunia.
● Perkembangan nasionalisme china mendorong revolusi chjina tahun
1911. Melalui canton (ibu kota kuantun) masuklah ide-ide,
paham-paham, dan pikiran barat yang liberal. Dibawah Sun Yat Sen,
mereka bersatudan bersama-sama menggulingkan pemerintahan
Manchu dan mengusir bangsa barat dari china.Perkembangan
nasionalisme china setelah revolusi sangat dipengaruhi oleh
modernisasi yang mendapat pengaruh dari paham barat.
Sebab khusus timbulnya nasionalisme China adalah sebagai berikut:

1. Lenyapnya kepercayaan rakyat China terhadap Dinasti Manchu. Dinasti


Manchu yang pernah membawa kejayaan China, kemudian menjadi pudar
setelah kedua kaisar besar (K'ang Hsi dan Ch'ien Lung) meninggal.
Akibatnya, lenyap pula kemakmuran China.
2. Pemerintahan Manchu dianggap kolot dan telah bobrok.
3. Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan
Istana Manchu.
4. Kekalahan China dalam Perang China–Jepang I.
5. Munculnya kaum intelektual China. Mereka telah mengenal
paham - paham barat, seperti liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
Dari kaum intelektual inilah kemudian muncul cita-cita untuk
menggulingkan pemerintahan Manchu.

B.​​ ​Pembahasan Mengenai Nasionalisme China


1. Runtuhnya Dinasti Manchu.

Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1644), China berada di bawah kekuasaan


dinasti asing yakni Dinasti Machu. Dibawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi
(1662–1722) dan Ch'ien Lung (1736–1796), China mengalami masa kejayaan.
Akan tetapi, setelah meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu
berangsur-angsur mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
1. Perang Candu (1839–1842).
Gerakan kebangsaan China tidak hanya berjuang untuk pembaharuan,
tetapi juga untuk menentang pengaruh orang asing, dan meruntuhkan dinasti
Manchu seperti yang telah dijelaskan diawal tadi. Berawal dari aktivitas Inggris
yang memasukkan candu secara besar-besaran ke China tanpa membayar bea
cukai menyebabkan China (Lin Tse Hsu) membuang 20.000 peti candu seharga
9 juta dollar ke laut.
Hal ini menimbulkan ketegangan antara China dan Inggris sehingga
meletuslah Perang Candu. Perang berakhir dengan kemenangan Inggris dan
diakhiri dengan Perjanjian Nanking, 29 Agustus 1842.
Perjanjian Nanking isinya, antara lain sebagai berikut:
a. China menyerahkan Hongkong kepada Inggris.
b. China mengganti kerugian perang sebesar 6 juta dollar.
c. Lima kota pelabuhan (Canton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai)
dibuka untuk perdagangan asing. Kekalahan China dalam Perang Candu
ini mengakibatkan martabat bangsa China menurun dan suramnya Dinasti
Manchu di dunia internasional.

2. Pemberontakan T'ai Ping.


Pemberontakan ini dilakukan oleh rakyat China yang bertujuan untuk
menggulingkan kekuasaan Dinasti Manchu. Adapun sebab-sebab timbulnya
pemberontakan T'ai Ping, antara lain sebagai berikut:
a. Lenyapnya kepercayaan rakyat China terhadap Dinasti Manchuakibat
kekalahannya dalam Perang Candu.
b. Rakyat yang sudah menderita masih dibebani pajak yang tinggi untuk
ganti kerugian perang.
c. Timbulnya semangat nasionalisme.
d. Berkembangnya agama Kristen Pemberontakan meletus pada tahun 1851
di Kwangsi di bawah pimpinan Hung Hsiu Chuan. Dengan paham
Kristennya, Hung ingin membebaskan rakyat China dari kekuasaan
Dinasti Mancu yang korup dan bobrok. Di Nanking, Hung Hsiu Chuan
berhasil mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar T'ien Wang
(Kaisar Langit) dan kerajaannya dinamakan T'ai Ping Tien Kuo (Kerajaan
Surga yang Abadi). Namun, pemberontakan ini akhirnya berhasil
dipadamkan oleh Dinasti Manchu pada tahun 1864.

3. Perang China Jepang I (1894–1895)


Lama sebelum perang berlangsung, Korea adalah negeri jajahan China.
Namun, mulai 1894 Jepang menaruh perhatian yang sangat besar kepada Korea
sehingga berusaha merebutnya dengan melawan China. Perang berakhir dengan
kemenangan Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki, 17 April
1895. Perjanjian Shimonseki isinya, antara lain sebagai berikut:
a. China mengakui kemerdekaan Korea.
b. China harus menyerahkan Kepulauan Pescadores dan Taiwan kepada
Jepang.
c. China harus membayar ganti kerugian besar sebesar 200 juta tael.
d. Pemberontakan Boxers.
Gerakan Boxers semula anti terhadap Dinasti Manchu, namun oleh Kaisar
Janda Tua, yakni Ibu Tzu Hsi, kemudian dibujuk supaya anti terhadap Barat.
Boxes mengepung perwakilan Barat yang ada di Peking. Karena merasa
terancam, negara-negara Barat yang mempunyai perwakilan di Peking
kemudian membentuk pasukan internasional. Berkat pasukan internasional
gerakan Boxers berhasil dipadamkan dan diakhiri dengan Protokol Peking 1901.
2. Tokoh dan Nasionalisme di China.
a. Nasionalisme China.
Dinasti terakhir kekaisaran China adalah dinasti Manchu yang memerintah
sekitar tahun 1644 sampai dengan 1912 yang berasal dari Asia Tengah,
sehingga sebenarnya merupakan dinasti asing bagi rakyat China. Kaum atau
penduduk bangsa Manchu adalah seorang tuan-tuan tanah besar yang telah
memmiliki hak-hak istimewa. Dalam abad ke 19 kekaisaran China dalam
keadaan lemah, sehingga tidak mampu menghadapi kekuasaan Eropa.
Akibat kekalahannya dalam perang candu, China harus menyerahkan
Hongkong dan lima pelabuhan harus dibuka bagi bangsa Eropa saat itu. Dalam
perang dengan Jepang pada tahun 1894-1895 kekaisaran China juga kalah dan
terpaksa harus melepaskan Formosa kepada Jepang berdasarkan perjanjian
Syimonoseki.
b. Riwayat Singkat Dr. Sun Yat Sen.

Dr. Sun Yat Sen merupakan salah satu tokoh nasional dalam sejarah China.
Ia merupakan seorang negarawan Republik China dan sekaligus pemimpin
revulosi China. Sun Yat Sen dilahiran di Suatu desa tani Hsiangshanhsien,
provinsi Kwangtung pada 12 November 1866 M, nama lain dari Sun Yat Sen
adalah Sun Wen. Pada masa kecilnya ia dikenal sebagai anak yang cerdas, dan
berani menentang kebiasaan –kebiasaan yang kolot, mislanya kebiasaan
mengikat kaki wanita supaya tetap kecil. Dalam usia 13 tahun, ia pergi ke
Honolulu mengunjungi abangnya. Di Honolulu oleh abangnya Sun Yat Sen
dimasukkan ke sekolah bioskop (sekolah Kristen). Kemudian ia bersimpati dan
ingin memeluk agama Kristen, akan tetapi ayahnya melarangnya dan bahkan ia
dipanggil pulang ke tanah airnya tahun 1882 M, untuk selanjutnya membantu
ayahnya bekerja d sawah.
Di kampunnya Sun Yat Sen menghasut anak-anak muda untuk menentang
kepercayaan berhala, misalnya mereka merusak patung-patung dewa, hal ini
berakibat Sun Yat Sen diusir dari kampungnya. Pada tahun 1884 M Sun Yat
Sen masuk ke Queen’s College di Hongkong dan lulus pada 1892 M.
Pekerjaannya sebagai tabib tidak memuaskan hatinya, dan ia lebih tertarik pada
bidang politik. Oleh karena itu pula ia memutuskan untuk berkecimpung di
dunia politik dan hendak menggulingkan kekuasaan Dinati Manchu, yang telah
membuat rakyat China menderita. Sejak kecil beliau sudah dihadapkan pada
negaranya yang kacau, dan merasakan betapa sengsara dan menderitanya rakyat
China. Dalam perkembangan selanjutnya, Dr. Sun Yat Sen dikenal sebagai
pemimpin bangsa. Bahkan sesudah revolusi politik berhasil menumbangkan
kekuasaan Dinasti Manchu, ia diangkat menjadi presiden Republik China. Pada
tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dunia setelah mengalami kekecewaan
dan perjuangan berat. Selama 40 tahun ia mengabdikan diri untuk mencapai
kemerdekaan dan persamaan bangsa China.

c. Ajaran Dr. Sun Yat Sen.


Kekalahan demi kekalahan diderita oleh China akibat pemerintahan
Manchu yang makin lemah. Hal ini menyadarkan rakyat China, terutama kaum
muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya. Dari kelompok
inilah, kemudian tampil salah seorang tokoh nasional Sun Yat Sen.
Dalam 1905 M Sun Yat Sen mengunjungi Eropa, tepatnya di Belgia. Di
Brussel ia membentangkan ajarannya yang disebut ​San Min Chu I ​(Tiga Asas
Rakyat). Ia mencita-citakan lenyapnya Dinasti Manchu dan selanjutnya China
akan diatur dan diperintah oleh bangsa China sendiri. Pemerintahan yang
diinginkan adalah Republik yang Demokratis. China harus merupakan negara
kesatuan.
Menurut Dr. Sun Yat Sen, demokrasi terdiri dari 3 dasar, yaitu:
1. Min T’sen (Nasionalisme)
Sun Yat Sen menghendaki adanya suatu bangsa dan negara yakni
bangsa/negara China sebagai satu kesatuan. Asas ini diletakkan paling atas
karena langsung menyangkut bangsa-bangsa barat yang telah membagi bangsa
China sebagai daerah pengaruh atau eksploitasi mereka.
2. Min Chu (Demokrasi)
Pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Pemerintahan
dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Sun Yat Sen menginginkan
pemerintahan China yang baru adalah republik yang demokratis. Sehubungan
dengan itu pemerintahan Monarki harus dilenyapkan karena dapat dipergunakan
sebaga alat bagi para raja dan kaisar untuk melampiaskan kesenangannya.
Perubahan bentuk pemerintahan ini hanya dapat dicapai dengan revolusi.
3. Min Sheng (Sosialisme)
Min Sheng memiliki makna berarti penghidupan. Dengan asas San Min Chu
I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu runtuh akan dibentuk satu
pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu, akan mengangkat harkat
dan martabat bangsa China sejajar dengan negara-negara Barat. Ia berhasil
mengadakan pendekatan kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di
China Selatan untuk menggulingkan Manchu. Pada tanggal 10 Oktober 1911
meletuslah revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di bawah pimpinan Li Yuan
Hung dan berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu.
Itulah sebabnya, tanggal 10 Oktober 1911 kemudian dijadikan hari
Kemerdekaan China. Dengan Revolusi China 1911, berarti runtuhlah kekuasaan
Manchu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dipilih sebagai
Presiden China yang baru. Saat itu, wilayah China baru meliputi wilayah China
Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya. China Utara diperintah oleh
Kaisar Hsuan Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan didampingi oleh Yuan
Shih Kai menyerahkan kekuasaan kepada rakyat China (12 Februari 1912).
Demikian berakhirlah kekuasaan Manchu di China.

Wilayah China Selatan dan China Utara berhasil dipersatukan. Yuan Shih
Kai yang turut menandatangani penyerahan kekuasaan dan diberi kekuasaan
untuk mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk menjadi presiden. Demi tetap
tegaknya Republik China dan untuk terhindar dari perang saudara maka Sun Yat
Sen mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912) dan
menyerahkannya kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke
Canton pada bulan Agustus 1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang
(nasional) dengan asas San Min Chu I. Pada perkembangannya, setelah Yuan
Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak diktator seperti kaisar. Pada tahun 1916,
Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi kesempatan Sun Yat Sen kembali
memimpin China Selatan.
Di China Utara kemudian berdiri Partai Kung Chang Tang (komunis) di
bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min Tang. Sun yat Sen
bercita-cita untuk menyatukan seluruh China, namun sayang cita - citanya
belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang Kai
Shek​. ​Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu
runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu,
akan mengangkat harkat dan martabat bangsa China sejajar dengan
negara-negara Barat. Ia berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan
menghimpun kekuatan rakyat di China Selatan untuk menggulingkan Manchu.

d. Peran Dr. Sun Yat Sen Dalam Nasionalisme di China


​Salah satu tokoh nasionalis China adalah Dr. Sun Yat Sen. Berikut ini
simaklah perjuangan Dr. Sun Yat Sen . Dr. Sun Yat Sen merupakan tokoh
nasionalis China ternama. Ia mencita-citakan China baru yang didasarkan San
Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu nasionalisme, demokrasi dan
sosialisme. Revolusi nasional di bawah pengaruhnya meletu di Wuchang 11
Oktober 1911. Mulanya revolusi ini berperan di China Selatan, sementara China
Utara masih dikuasai orang Manchu (kaisar Pu Yi) dan para Warlord. Demi
membentuk China bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden jendral
Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara
Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang
(Partai Nasionalis). Antara 1916-1922 di China terjadi kekacauan dan akhirnya
dapat dipadamkan dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir
hayatnya 1924.Pengganti Dr. Sun Yat Sen adalah Chuang Kai Shek. Chiang
berhasil mengalahkan panglima perang.

Keberhasilan Chiang ditopang oleh cara agen komunis yang


mempengaruhi rakyat(petani di Utara) untuk menentang para panglima perang.
Tetapi Chiang khawatir kaum komunis akan berbalik menentangnya.
Kemudian, dia memerintahkan pembantaian para pendukung kaum komunis.
Jenderal Chiang Kai Sek dan kaum komunis walaupun telah berjuang
bersamasama, tetapi satu sama lain tidak saling percaya. Salah seorang komunis
yang bernama Mao Zedong selamat dari pembantaian itu. Kemudian dia
memimpin perlawanan dengan membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada
Soviet. Akhirnya pasukan Mao berjaya. Tahun 1949, Mao mendirikan Republik
Rakyat China (RRC). Sementara Chiang Kai Shek yang di dukung Amerika
Serikat namun tidak di dukung oleh rakyat (petani) beserta pendukungnya
meninggalkan China daratan maupun lautan melanjutkan pemerintahan menurut
garis politik kuo Min Tang.

e. Kesadaran Bangsa China.

Perang China-Jepang membuka mata “Golongan Progresif”(Golongan


Intelektual dan cendikiawan) di China, sehingga mereka bukan saja mengetahui
bahwa China telah begitu lemah sehingga kalah dalam perang melawan bekas
“muridnya” (Jepang), melainkan mereka juga mengetahui bahwa Jepang yang
kecil itu telah menarik keuntungan dari ilmu pengetahuan barat sehingga dapat
memodernisasi diri hingga akhirnya dapat memenangkan perang melawan
China. Golngan progresiflah yang kemudian muncul membentuk suatu gerakan
yang bercita-cita menggulingkan pemerintahan Manchu.
Keburukan-keburukan dari para pembesar-pembesar Manchu banyak
diketahui oleh golongan progresif memicu berkobarnya semangat nasionalisme
di China. Kekalahan Dinasti Manchu dalam pergulatan militer atau perang dan
diplomatik dengan negara-negara Barat menyebabkan “Golongan Progresif”
yang revolusioner semakin agresif, mereka semakin merasakan saat-saat untuk
bergerak sudah diambang pintu. Adanya kekacauan di China terlihat dari
banyaknya peperangan yang kemudian diakhiri dengan perjanjian-perjanjian
yang banyak merugikan pihak China. Hal tersebut semakin menyadarkan rakyat
China bahwa meluasanya pengaruh bangsa barat akan sangat membahayakan.

3. Tujuan Nasionalisme China.

Revolusi China 1911 dan China dalam perang dunia I terjadi karena
timbulnya nasionalisme China. Dengan adanya penyelewengan dan kelemahan
dinasti Manchu. Dinasti Manchu merupakan pemerintahan asing sebab bangsa
Manchu bukan penduduk asli China. Dinasti Manchu memerintah secara feodal,
memperbudak rakyat China. Sesudah kaisar besar dari Manchu meninggal
dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran China. Dengan terjadinya perebutan
kekuasaan diantara putra-putra kaisar. Adanya kekacauan di China terwujud
dalam peperangan dan diahkiri dengan perjanjian-perjanjian yang banyak
merugikan China. Sebagai tokoh pahlawan nasional nama Sun Yat Sen tercatat
dalam sejarah dan sekaligus pemimpin revolusi China.
Tokoh inilah yang membawa perubahan sangat besar karena dengan
adanya Sun Yat Sen segalanya berubah menjadi baik. Semisal, Sistem
pemerintahnya komunis menjadi demokrasi karena komunisme sebetulnya tidak
cocok dengan kepribadian bangsa China. Hal lainya adalah meredanya
pertempuran, serta yang paling berarti adalah kemerdekaan China karena telah
menumbangkan dinasti Manchu karena dinasti inilah penyebab terjadinya
perang disebabkan sistem pemerintahanya yang dinilai salah oleh kaum
Revolusioner​. J​ uga pada masa revolusi China juga terjadi penyatuan 5 suku
bangsa yang ada di China, hal inilah yang sebetulnya membawa perdamaian di
China, yang mana secara resmi diresmikan tanggal 10 oktober.
4. Dampak Nasionalisme China.
1. China dengan semangat nasionalisme yang dipimpin oleh Sun yat Sen
berhasil menggulingkan pemerintahan Manchu. China muncul menjadi Negara
republic dan dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari Negara lain
untuk mereka.
2. Jepang dalam nasionalismenya mmapu menjadi ​graet of power d​ engan
mengalahkan rusia, hal ini dipandang sebagai permulaan nasionalisme di asia
yang sebenarnya.
3. Jepang merupakan pendorong bagi nasionalisme asia. Jepang berjasa
menanamkan kesadaran bahwa bangsa kulit putih bukanlah suatu bangsa yang
tidak dapat dikalahkan.
4. Nasionalisme di Korea menjadikan korea utara dan korea selatan menjadi dua
bangsa yang berbeda.

D. Kesimpulan
China merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini
diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah
satu dinasti asing yang pernah menguasai China adalah dinasti Manchu (dinasti
Ching) 1644 – 1912 yang berasal dari Manchuria. Nasionalisme China tersulut
setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti
keturunan China. Kebencian itu semakin memuncak setelah bangsa Inggris
mengungguli pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai
lemah dan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat China akibat penjajahan
bangsa Eropa, AS dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu
tahun 1911 digulingkan oleh rakyatnya sendiri dan China menjadi republik.
Namun republik ini rapuh karena panglima perangnya saling bertikai

Anda mungkin juga menyukai