Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok :4
Anggota : Arrisma Arsentin
Ayu Fadila
Dian Aprilianti
Meli Purnamasari
Milona M
Priazqani Rampadito
Trie Andini
A. Latar belakang nasionalisme China
Dr. Sun Yat Sen merupakan salah satu tokoh nasional dalam sejarah China.
Ia merupakan seorang negarawan Republik China dan sekaligus pemimpin
revulosi China. Sun Yat Sen dilahiran di Suatu desa tani Hsiangshanhsien,
provinsi Kwangtung pada 12 November 1866 M, nama lain dari Sun Yat Sen
adalah Sun Wen. Pada masa kecilnya ia dikenal sebagai anak yang cerdas, dan
berani menentang kebiasaan –kebiasaan yang kolot, mislanya kebiasaan
mengikat kaki wanita supaya tetap kecil. Dalam usia 13 tahun, ia pergi ke
Honolulu mengunjungi abangnya. Di Honolulu oleh abangnya Sun Yat Sen
dimasukkan ke sekolah bioskop (sekolah Kristen). Kemudian ia bersimpati dan
ingin memeluk agama Kristen, akan tetapi ayahnya melarangnya dan bahkan ia
dipanggil pulang ke tanah airnya tahun 1882 M, untuk selanjutnya membantu
ayahnya bekerja d sawah.
Di kampunnya Sun Yat Sen menghasut anak-anak muda untuk menentang
kepercayaan berhala, misalnya mereka merusak patung-patung dewa, hal ini
berakibat Sun Yat Sen diusir dari kampungnya. Pada tahun 1884 M Sun Yat
Sen masuk ke Queen’s College di Hongkong dan lulus pada 1892 M.
Pekerjaannya sebagai tabib tidak memuaskan hatinya, dan ia lebih tertarik pada
bidang politik. Oleh karena itu pula ia memutuskan untuk berkecimpung di
dunia politik dan hendak menggulingkan kekuasaan Dinati Manchu, yang telah
membuat rakyat China menderita. Sejak kecil beliau sudah dihadapkan pada
negaranya yang kacau, dan merasakan betapa sengsara dan menderitanya rakyat
China. Dalam perkembangan selanjutnya, Dr. Sun Yat Sen dikenal sebagai
pemimpin bangsa. Bahkan sesudah revolusi politik berhasil menumbangkan
kekuasaan Dinasti Manchu, ia diangkat menjadi presiden Republik China. Pada
tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dunia setelah mengalami kekecewaan
dan perjuangan berat. Selama 40 tahun ia mengabdikan diri untuk mencapai
kemerdekaan dan persamaan bangsa China.
Wilayah China Selatan dan China Utara berhasil dipersatukan. Yuan Shih
Kai yang turut menandatangani penyerahan kekuasaan dan diberi kekuasaan
untuk mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk menjadi presiden. Demi tetap
tegaknya Republik China dan untuk terhindar dari perang saudara maka Sun Yat
Sen mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912) dan
menyerahkannya kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke
Canton pada bulan Agustus 1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang
(nasional) dengan asas San Min Chu I. Pada perkembangannya, setelah Yuan
Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak diktator seperti kaisar. Pada tahun 1916,
Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi kesempatan Sun Yat Sen kembali
memimpin China Selatan.
Di China Utara kemudian berdiri Partai Kung Chang Tang (komunis) di
bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min Tang. Sun yat Sen
bercita-cita untuk menyatukan seluruh China, namun sayang cita - citanya
belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang Kai
Shek. Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu
runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu,
akan mengangkat harkat dan martabat bangsa China sejajar dengan
negara-negara Barat. Ia berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan
menghimpun kekuatan rakyat di China Selatan untuk menggulingkan Manchu.
Revolusi China 1911 dan China dalam perang dunia I terjadi karena
timbulnya nasionalisme China. Dengan adanya penyelewengan dan kelemahan
dinasti Manchu. Dinasti Manchu merupakan pemerintahan asing sebab bangsa
Manchu bukan penduduk asli China. Dinasti Manchu memerintah secara feodal,
memperbudak rakyat China. Sesudah kaisar besar dari Manchu meninggal
dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran China. Dengan terjadinya perebutan
kekuasaan diantara putra-putra kaisar. Adanya kekacauan di China terwujud
dalam peperangan dan diahkiri dengan perjanjian-perjanjian yang banyak
merugikan China. Sebagai tokoh pahlawan nasional nama Sun Yat Sen tercatat
dalam sejarah dan sekaligus pemimpin revolusi China.
Tokoh inilah yang membawa perubahan sangat besar karena dengan
adanya Sun Yat Sen segalanya berubah menjadi baik. Semisal, Sistem
pemerintahnya komunis menjadi demokrasi karena komunisme sebetulnya tidak
cocok dengan kepribadian bangsa China. Hal lainya adalah meredanya
pertempuran, serta yang paling berarti adalah kemerdekaan China karena telah
menumbangkan dinasti Manchu karena dinasti inilah penyebab terjadinya
perang disebabkan sistem pemerintahanya yang dinilai salah oleh kaum
Revolusioner. J uga pada masa revolusi China juga terjadi penyatuan 5 suku
bangsa yang ada di China, hal inilah yang sebetulnya membawa perdamaian di
China, yang mana secara resmi diresmikan tanggal 10 oktober.
4. Dampak Nasionalisme China.
1. China dengan semangat nasionalisme yang dipimpin oleh Sun yat Sen
berhasil menggulingkan pemerintahan Manchu. China muncul menjadi Negara
republic dan dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari Negara lain
untuk mereka.
2. Jepang dalam nasionalismenya mmapu menjadi graet of power d engan
mengalahkan rusia, hal ini dipandang sebagai permulaan nasionalisme di asia
yang sebenarnya.
3. Jepang merupakan pendorong bagi nasionalisme asia. Jepang berjasa
menanamkan kesadaran bahwa bangsa kulit putih bukanlah suatu bangsa yang
tidak dapat dikalahkan.
4. Nasionalisme di Korea menjadikan korea utara dan korea selatan menjadi dua
bangsa yang berbeda.
D. Kesimpulan
China merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini
diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah
satu dinasti asing yang pernah menguasai China adalah dinasti Manchu (dinasti
Ching) 1644 – 1912 yang berasal dari Manchuria. Nasionalisme China tersulut
setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti
keturunan China. Kebencian itu semakin memuncak setelah bangsa Inggris
mengungguli pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai
lemah dan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat China akibat penjajahan
bangsa Eropa, AS dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu
tahun 1911 digulingkan oleh rakyatnya sendiri dan China menjadi republik.
Namun republik ini rapuh karena panglima perangnya saling bertikai