Anda di halaman 1dari 33

Sejarah Amerika Serikat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Peta perubahan wilayah Amerika Serikat.

Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di
sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat terbentang dari Samudra
Atlantik di pesisir timur hingga Samudra Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauanHawaii di
lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya.
Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000
tahun yang lalu. Mereka menyeberangijembatan darat Bering ke Alaska.
[1]
Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut selama ribuan tahun
sebelumkedatangan para kolonis Eropa. Pada tahun 1492, Christopher Columbus berhasil
mencapai Amerika. Orang-orang Inggris lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607.
Permukiman ini dianggap sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya,
Amerika Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol,
dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.[2]Pada tahun 1770-an, tiga belas koloni
Inggris meliputi dua setengah juta penduduk. Koloni-koloni ini tumbuh dan berkembang dengan
pesat, serta mengembangkan sistem politik dan hukum sendiri. Meskipun demikian,
perkembangan koloni-koloni Inggris berakhir tidak baik bagi penduduk asli Amerika, karena
banyak dari mereka yang tewas akibat penyakit, dan mereka kehilangan negeri mereka.
Parlemen Inggris menegakkan otoritasnya atas koloni-koloni ini dengan menetapkan pajak baru,
yang dianggap inkonstitusional oleh orang Amerika karena mereka tidak terwakili di Parlemen.
[3]
Konflik yang memanas berujung pada perang penuh yang dimulai pada April 1775. Setelah
melalui Revolusi Amerika, koloni-koloni menyatakan kemerdekaan dariKerajaan Britania
Raya pada tanggal 4 Juli 1776 dan mendirikan Amerika Serikat.
Dengan dukungan militer dan keuangan berskala besar dari Perancis serta kepemimpinan
Jenderal George Washington, Pasukan Patriot memenangkan Perang Revolusi dan perdamaian
disepakati pada tahun 1783. Selama dan setelah perang, 13 negara bersatu di bawah
pemerintah federal yang ditetapkan melalui Pasal-Pasal Konfederasi. Ketika dokumen ini tak lagi
bekerja dengan baik, Konstitusi baru ditetapkan pada tahun 1789 dan hingga ini menjadi dasar
bagi pemerintah federal Amerika Serikat, dan kemudian hari meliputi pula Undang-Undang HAM.
Dengan Washington sebagai presiden pertama dan Alexander Hamilton sebagai kepala
penasihat keuangannya, pemerintahan nasional yang kuat pun dibentuk. Pada Sistem Partai
Pertama, dua partai politik nasional berkembang mendukung atau menolak kebijakan Hamilton.
Ketika Thomas Jefferson menjadi presiden, ia membeli Wilayah Louisiana dari Perancis,
menggandakan luas wilayah Amerika. Perang kedua dan terakhir melawan Inggris berlangsung
pada tahun 1812. Hasil utama dari perang tersebut adalah berakhirnya dukungan Eropa bagi
serangan suku Indian terhadap para pemukim barat.
Di bawah dukungan demokrasi Jefferson dan demokrasi Jackson, Amerika Serikat meluas
melalui pembelian Louisiana hingga sejauh California dan Oregon, serta pencarian lahan murah
untuk para petani dan pemilik budak Yeoman yang mempromosikan demokrasi dan perluasan,
yang harus dibayar dengan kekerasan dan kebencian terhadap kebudayaan Eropa. Perluasan
ini, di bawah Manifest Destiny, adalah penolakan terhadap saran Partai Whig yang ingin
meningkatkan dan memodernisasi ekonomi dan masyarakat alih-alih memperluas

wilayah. Perbudakan dihapuskan di semua negara bagian di Utara (sebelah utara garis MasonDixon yang memisahkan Pennsylvania dan Maryland) pada tahun 1804, namun tetap
berlangsung di negara-negara bagian di Selatan karena tingginya permintaan kapas dari Eropa.
Setelah tahun 1820, serangkaian kompromi menunda pertikaian mengenai masalah
perbudakan. Pada pertengahan tahun 1850-an, kekuatan Republik merebut kendali politik atas
Utara dan berjanji untuk menghentikan perluasan perbudakan, yang mengindikasikan
penghapusan perbudakan. Pemilihan presiden pada tahun 1860 yang dimenangkan
oleh Abraham Lincoln dari partai Republik membuat sebelas negara budak melepaskan diri dan
mendirikan Konfederasi pada tahun 1861. Setelah empat tahun pertumpahan darah, Uni, di
bawah Presiden Lincoln dan Ulysses S. Grant sebagai jendera panglima mengalahkan Selatan
dengan Robert E. Lee sebagai jenderalnya yang paling terkenal. Akhirnya perbudakan
dihapuskan dan Selatan menjadi miskin. Pada era Rekontsruksi (186377), Amerika Serikat
mengakhiri perbudakan dan memperluas hak hukum dan hak suara untuk mantan budak (Orang
Afrika Amerika yang pernah menjadi budak). Pemerintah nasional menjadi lebih kuat, dan
karena Amandemen Keempat Belas, pemerintah kini memiliki tugas nyata untuk melindungi hak
individu. Rekonstruksi berakhir pada 1877 dan sejak tahun 1890-an hingga 1960-an sistem Jim
Crow (segregasi) membuat orang kulit hitam berada dalam inferioritas politik, sosial, dan
ekonomi. Seluruh Selatan mengalami kemiskinan hingga paruh kedua abad ke-20, ketika Utara
dan Barat berkembang dan makmur dengan cepat.
Amerika Serikat menjadi kekuatan industri yang unggul pada awal abad ke-20 akibat ledakan
jumlah wirausahawan di Utara dan kedatangan jutaan pekerja imigran serta petani dari Eropa.
Jaringan rel kereta nasional diselesaikan, dan pertambangan serta pabrik berskala besar
mengindustrialisasi kawasan Timur Laut dan Barat Tengah. Ketidakpuasan kelas menengah atas
korupsi, inefisiensi, dan politik tradisional memicu gerakan Progresif sejak tahun 1890-an hingga
1920-an, yang mendorong terjadinya reformasi dan memungkinkan hak suara
perempuan serta pelarangan alkohol (yang dicabut pada 1933). Meskipun pada awalnya netral
dalam Perang Dunia I, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada tahun 1917,
dan mendanai Sekutu hingga meraih kemenangan setahun kemudian. Setelah dekade
kemakmuran pada tahun 1920-an, runtuhnya Wall Street 1929 menandani dimulainya Depresi
Besar yang mendunia selama sedasawarsa. Franklin D. Roosevelt yang Demokrat menjadi
presiden dan menerapkan program barunya, New Deal, untuk bantuan, pemulihan, dan
reformasi, yang mendefinisikan liberalisme Amerika modern. Setelah serangan Jepang ke Pearl
Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II bersama Sekutu dan
membantu mengalahkan Jerman Nazi di Eropa dan mengalahkan Jepang di Timur Jauh.
Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara adidaya yang
saling bersaing dan memulai Perang Dingin. Kedua negara ini saling bertikai secara tak
langsung dalam persaingan senjata dan perlombaan angkasa. Kebijakan luar negeri Amerika
Serikat selama Perang Dingin dipusatkan pada pembendungan Komunisme, dan negara ini ikut
serta dalam perang di Korea dan Vietnam untuk mencapai tujuan ini. Liberalisme memperoleh
banyak kemenangan pada masa New Deal dan juga pada pertengahan 1960-an, khususnya
dalam kesuksesan gerakan hak sipil, namun konservatisme kembali berkembang pada tahun
1980-an di bawah Ronald Reagan. Perang Dingin berakhir setelah bubarnya Uni Soviet pada
tahun 1991, menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adikuasa. Memasuki
abad ke-21, konflik internasional berpusat di sekitar Timur Tengah dan meningkat tajam
menyusul serangan 11 September serta Perang Melawan Terorisme yang dideklarasikan
setelahnya. Amerika Serikat mengalamiresesi ekonomi terburuk sejak Perang Dunia II pada
akhir tahun 2000-an, yang disusul oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010an.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Prasejarah

2Pra-Columbus

3Zaman kolonial
o

3.1Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

3.2Kolonisasi Inggris

3.3Integrasi politik dan otonomi

4Revolusi Amerika

5Awal Republik
o

5.1Konfederasi dan Konstitusi

5.2Pemerintahan Washington

6Abad ke-19
o

6.1Pemerintahan Jefferson

6.2Perbudakan

6.3Era Perasaan Baik

6.4Pemindahan Indian

6.5Abolisionisme

6.6Perluasan ke Barat

6.7Industrialisasi dan ekspansi

6.8Pemisahan Utara dan Selatan

6.9Perang Saudara

6.10Rekonstruksi

6.11Zaman Sepuhan

7Abad ke-20
o

7.1Masa Progresivisme

7.2Imperialisme

7.3Perang Dunia I

7.4Hak suara perempuan


8Periode antar perang: 19191939

9Perang Dunia II

10Perang Dingin

11Era setelah Perang Dingin

12Catatan kaki

13Bacaan lanjutan

14Pranala luar

Prasejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prasejarah di Amerika Serikat
Pada awal era Paleozoikum, Amerika Utara berada di belahan Bumi Selatan, dan banyak
lautnya yang dipenuhi oleh beragam makhluk laut. Pada paruh akhir Paleozoiukum, lautan
berubah menjadi rawa dan menjadi habitat bagi amfibi dan reptil awal. Ketika benua ini menjadi
bagian dari Pangea, terjadi kondisi kering dan leluhur mamalia mendominasi kawasan ini hingga
mengalami kepunahan masal.
Dinosaurus muncul pada masa Trias, periode pertama dari era Mesozoikum, dan dengan cepat
menyebar ke Amerika Serikat. Setelah Pangea terpecah, Amerika Utara mulai bergerak ke ara
utara dan barat. Pada masa Jura akhir, dataran di kawasan barat Amerika Utara menjadi rumah
bagi dinosaurus seperti Allosaurus, Apatosaurus, danStegosaurus. Pada masa Kapur, Teluk
Meksiko meluas dan memecah Amerika Utara. Plesiosaurus dan mosasaurus hidup di
perairannya. Di kemudian hari, dataran pesisir kawasan barat dihuni oleh dinosaurus
seperti Edmontosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus, hingga seluruh dinosaurus mengalami
kepunahan masal.
Pada era Senozoikum, mamalia mulai mendominasi daratan Amerika Utara. Selama
masa Eosen, kawasan barat menjadi habitat bagi unta dan kuda primitif yang kecil serta
karnivora creodonta. Titanotheres yang mirip badak mendominasi Dakota Selatan pada
masa Oligosen. Setelah itu, iklim di Amerika Serikat mendingin hingga masa Pleistosen,
ketika gletser menyebar. Kucing gigi pedang, mammoth berbulu, mastodon, dan serigala
mengerikan menghuni kawasan ini, hingga akhirnya kedatangan manusia membuat mereka
punah melalui perburuan.

Pra-Columbus[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pra-Columbus

Bangsa-bangsa asli yang menempati tanah Amerika sebelum kedatangan bangsa kulit putih.

Tidak ada kepastian mengenai bagaimana dan kapan penduduk asli Amerika pertama
kali menetap di Benua Amerika dan Amerika Serikat modern. Teori paling terkenal menyatakan
bahwa orang bermigrasi dari Eurasia menyeberangi Beringia, sebuah jembatan darat yang

menghubungkan Siberia dengan Alaska modern, dan kemudian menyebar ke selatan di


sepanjang Benua Amerika. Migrasi ini kemungkinan dimulai pada 30.000 tahun silam [4] dan
berlanjut hingga sekitar 10.000 tahun silam, ketika jembatan tanah itu terendam akibat naiknya
permukaan air yang disebabkan oleh berakhirnya periode glasial terakhir.[5] Penduduk awal ini,
yang disebut bangsa Paleoamerika, dengan cepat terbagi menjadi ratusan bangsa dan suku
dengan budaya yang beragam.
Masa Pra-Columbus meliputi semua subdivisi periode dalam sejarah dan prasejarah benua
Amerika sebelum munculnya pengaruh signifikan Eropa di benua Amerika. Masa ini mencakup
masa permukiman asli pada periode Paleolitikum Atas hingga kolonisasi Eropa selama periode
Modern Awal. Meskipun secara teknis merujuk kepada era sebelum perjalanan Christopher
Columbus pada 1492 hingga 1504, pada praktiknya istilah ini biasanya meliputi
sejarah kebudayaan asli benua Amerika hingga ditaklukan atau secara signifikan dipengaruhi
oleh bangsa Eropa, bahkan meskipun ini terjadi puluhan hingga ratusan tahun setelah
kedatangan awal Columbus.
Pada masa itu, penduduk asli Amerika menetap di Amerika Serikat. Mereka memiliki budaya
yang berbeda: penduduk asli di Amerika Serikat timur berburu; penduduk asli di Amerika Serikat
barat laut menangkap ikan; penduduk asli di barat daya menanam jagung dan membangun
rumah yang disebut pueblo; dan penduduk asli di Great Plains berburu bison.[6][7]

Zaman kolonial[sunting | sunting sumber]

Conquistador Spanyol Coronadomenjelajahi sebagian Barat Daya Amerika sejak 1540 hingga 1542.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kolonial Amerika Serikat
Setelah periode penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa, permukiman
pertama didirikan pada 1607.[8] Orang Eropa membawa kuda, sapi, dan babi ke benua Amerika,
dan membawa jagung, kalkun, kentang, kacang, tembakau, dan labu ke Eropa. Lingkungan
berpenyakit terbukti mematikan bagi banyak penjelajah dan para pemukim awal menderita
penyakit-penyakit baru. Dampak penyakit baru bahkan lebih buruk bagi penduduk asli Amerika,
terutama penyakit cacar dan campak. Banyak sekali penduduk asli yang meninggal, biasanya
sebelum permukiman Eropa berskala besar dimulai.[9][10]

Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis[sunting | sunting sumber]


Para penjelajah Spanyol adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika,
melalui ekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai Puerto Rico pada 19 November
1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513. [11] Dengan cepat ekspedisi Spanyol
mencapaiPegunungan Appalachia, Sungai Mississippi, Grand Canyon,[12] dan Great Plains. Pada
1540, Hernando de Soto melakukan penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain
itu, pada tahun yang sama Francisco Vzquez de Coronado menjelajahi Arizona hingga Kansas
tengah.[13] Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan permukiman Eropa permanen
pertama di Amerika Serikat di St. Augustine, Florida pada 1565, namun hanya sedikit yang
menetap permanen di sana. Permukiman Spanyol yang tumbuh menjadi kota-kota penting
antara lain Santa Fe, Albuquerque, San Antonio, Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa
Barbara dan San Francisco.[14]

Klaim teritorial Eropa di Amerika Utara, sek. 1750


Prancis
Kerajaan Britania Raya
Spanyol

New Netherland adalah koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York City modern dan
Lembah Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan suku Indian di utara dan menahan
perluasan Yankee dari New England. Orang Belanda adalah para Kalvinis yang
mendirikan Gereja Reformasi di Amerika, namun mereka toleran terhadap agama dan
kebudayaan lainnya. Koloni ini direbut Inggris pada 1644 dan meninggalkan warisan yang
bertahan lama dalam kehidupan budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan pikiran dan
pragmatisme perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di pedesaan yang dicirikan oleh
kisah Rip Van Winkle, serta politisi sepertiMartin Van Buren, Theodore Roosevelt, Franklin D.
Roosevelt dan Eleanor Roosevelt.[15]
New France adalah daerah yang dikolonisasi oleh Prancis sejak 1534 hngga 1763. Ada sedikit
pemukim permanen di luar Quebec danAcadia, namun Konfederasi Wabanaki menjadi sekutu
militer New France melalui empat Peperangan Prancis dan Indian melawan koloni-koloni Inggris
yang bersekutu dengan Konfederasi Iroquois. Selama Perang Prancis dan Indian, New England
berperang dengan sukses melawan Acadia dan Inggris memindahkan orang Acadia dari Acadia
(Nova Scotia) lalu menggantinya dengan para Petani New England.[16] Pada akhirnya, beberapa
orang Acadia bermukim kembali di Louisiana, di mana mereka mengembangkan kebudayaan
pedesaan Cajun yang unik dan masih ada hingga kini. Mereka menjadi warga negara Amerika
Serikat pada 1803 melalui Pembelian Louisiana.[17] Desa-desa Prancis lainnya di
sepanjang sungai Mississippi dan Illinois direbut ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan
setelah 1770.[18]
Wilayah-wilayah lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman, dan Swedia.[19]

Kolonisasi Inggris[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Kolonisasi Inggris di benua Amerika

Kapal Mayflower membawa Pilgrim Fathers ke Amerika.

Pembantaian para pemukim Jamestown pada 1622. Dengan cepat para kolonis di Selatan memusuhi
semua suku Indian

Lahan di sepanjang pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada abad ke-17,
bersama sejumlah kecil orang Belanda danSwedia. Amerika Kolonial dicirikan oleh amat
kurangnya tenaga kerja yang parah sehingga diberlakukan bentuk kerja
paksa sepertiperbudakan dan kerja wajib, serta oleh kebijakan Inggris berupa pengabaian ramah
(pengabaian salut) yang mengizinkan perkembangan semangat Amerika terpisah dari para
pendiri Eropanya.[20] Lebih dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai
pekerja paksa.[21]
Bangsa Inggris mencoba mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun 1585, tetapi tidak
berlangsung lama.[22] Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama yang dapat bertahan berdiri
di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang memulai Perbatasan Amerika. Permukiman ini
didirikan oleh John Smith, John Rolfe, dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan
kekayaan dan petualangan. Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama
puluhan tahun karena penyakit dan kelaparan, hingga akhirnya mengalami keberhasilan setelah
adanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17 yang mendirikan pertanian
komersial berbasis tembakau.[23] Antara akhir 1610-an dan Revolusi, Inggris mengirimkan sekitar
50.000 narapidana ke koloni di Amerika.[24] Satu contoh konflik yang parah adalah
pemberontakan Powhatan 1622 di Virginia, di mana suku Indian membunuh ratusan pemukim
Inggris. Konflik terbesar antara suku Indian dan pemukim Inggris pada abad ke-17
adalah Perang Raja Phillip di New England.[25] Perang Yamasee di Carolina Selatan juga
menghasilkan banyak korban.[26]
New England pada awalnya dihuni oleh orang Puritan yang mendirikan Koloni Teluk
Massachusetts pada 1630, meskipun sudah ada ada satu permukiman kecil pada 1620 oleh
sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena
berselisih paham dengan gereja) di Koloni Plymouth. Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan
Puritan lebih tertarik untuk membuat masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki "kota di
sebuah bukit."[27] Roger Williams, yang ditendang keluar dari Massachusetts, mendirikan koloni
diRhode Island tahun 1636. Koloni Tengah, terdiri atas negara bagian New York, New
Jersey, Pennsylvania, dan Delaware modern, dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi.
Upaya pertama untuk mendirikan permukiman Inggris di selatan Virginia adalah Provinsi
Carolina. Sementara koloni yang terakhir berdiri di antara Tiga Belas Koloni adalah Koloni
Georgia yang berdiri pada 1733.[28]
Perkembangan koloni merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka
kehilangan negeri mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola,
penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.
Koloni memiliki ciri berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya Kongresionalis di New
England, Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni Tengah, Katolik di Maryland, dan
Prebisterian Skotlandia Irlandia di perbatasan. Banyak pejabat kerajaan dan pedagang adalah
penganut Anglikan.[29]
Pada awal tahun 1700-an, relijiusitas amat meluas melalui kemunculan suatu gerakan
keagamaan yang disebut Gerakan Kebangunan Rohani Pertama, yang dipimpin oleh
pengkotbah seperti Jonathan Edwards.[30] Gerakan Kebangunan merupakan salah satu peristiwa

pertama dalam sejarah Amerika yang merupakan "pergerakan besar", atau sesuatu yang
melibatkan banyak orang Amerika. Gerakan Kebangunan Rohani, bersama
dengan Penghukuman Penyihir Salem, merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan
mungkin memengaruhi pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika. [31] Evangelis Amerika
yang terpengaruh Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam pencurahan ilahi dari Roh
Kudus dan konversi yang mengajarkan kepada para penganut baru cinta intens pada Tuhan.
Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu dan memajukan evangelikalisme yang baru dibentuk
menjadi republik awal, memberi tempat bagi Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai
pada akhir 1790-an.[32]
Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi
New England (New Hampshire, Massachusetts, Rhode Island dan Connecticut), koloni-koloni
Tengah (New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware), dan Selatan
(Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki
peternakan-peternakan kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industriindustri kecil.[33] Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun ini
awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa tahun dengan upah pintu masuk
ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan
dikenal memiliki budaya dan kepercayaan yang beragam. [34]
Ketigabelas koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik", yang meliputi penggunaan kapal
untuk perdagangan budak, tembakau, rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan,kayu, dan barang
hasil produksi, antara Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika.[35][36] New
York, Philadelphia, Boston, dan Charleston merupakan kota dan pelabuhan utama pada masa
itu.[37]

Integrasi politik dan otonomi[sunting | sunting sumber]

Bersatu, atau Mati, kartun politik tahun 1756 karya Benjamin Franklinyang mendorong koloni-koloni untuk
bersatu selama Perang Prancis dan India.

Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang disebut Perang
Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis menyerahkan koloninya
di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana ke Spanyol; Spanyol
menyerahkan Florida kepada Inggris. Perang ini adalah titik balik dalam perkembangan politik
koloni. Pengaruh para pesaing utama Tahta inggris di koloni dan Kanada, Prancis dan suku
Indian Amerika Utara, amat berkurang. Selain itu, upaya perang berakibat pada integrasi politik
koloni yang lebih besar, seperti ditunjukkan dalam Kongres Albany dan disimbolkan oleh
seruan Benjamin Franklin supaya semua koloni "Bersatu atau Mati."
Menyusul penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja George
III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menyatakan bahwa orang yang tinggal di tiga
belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat Pegunungan Appalachia.[38] Tujuan dari
proklamasi ini adalah untuk mengorganisir kekaisaran Amerika Utara baru dan melindungi suku
Indian dari perluasan kolonial ke kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi ketegangan
antara para kolonis dengan Kerajaan. Parlemen Inggris mengeluarkan Undang-Undang Materai
1765, menerapkan pajak terhadap koloni tanpa melalui legislatif kolonial. Pajak-pajak tamaban
juga ditetapkan melalui Undang-Undang Gula (1764), Undang-Undang
Perangko (1765), Undang-Undang Townsend (1767), dan Undang-Undang Teh (1773).Para
kolonis melakukan protes karena tidak memiliki perwakilan di Parlemen Inggris dan merasa

bahwa mereka tidak memperoleh hak-hak mereka. [3]Mereka mengeluarkan seruan "Tolak pajak
tanpa perwakilan rakyat," yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di Parlemen
Britania.[39] Mereka terus menolak membayar pajak seiring ketegangan yang semakin meningkat
pada akhir 1760-an dan awal 1770-an.[40]
Pesta Teh Boston pada 1773 adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston untuk
memprotes pajak baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan kotak berisi teh dari
kapal di Pelabuhan Boston, sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Teh.[41] Parlemen
merespon cepat setahun kemudian. Pasukan Inggris mengambil alih Boston, serta
mengeluarkan Undang-Undang Paksaan, yang mencabut hak pemerintahan mandiri
Massachusetts dan menempatkan wilayah itu di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini
memicu kemarahan dan perlawanan di semua koloni. Para pemimpin patriot dari tiga belas
koloni mengadakan Kongres Kontinental Pertama untuk mengkoordinasikan perlawanan mereka
terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh penting dalam kongres tersebut
adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John Hancock,Roger Sherman,
dan John Jay. Kongres menyerukan boikot terhadap perdagangan Inggris, menerbitkan daftar
hak dan keluhan, serta mempetisi raja untuk mengatasi semua keluhan itu.[42] Semua tindakan ini
tidak terlalu berpengaruh, sehingga Kongres Kontinental Kedua pun digelar pada 1775 untuk
mengorganisir pertahanan koloni melawan Pasukan Inggris.

Revolusi Amerika[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (17761789)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Revolusi Amerika

Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

Pada tahun 1776, Thomas Paine menulis pamflet Common Sense, yang menyatakan bahwa
koloni-koloni harus merdeka dari Britania. Pada 4 Juli 1776, ketigabelas koloni setuju
terhadap Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.[43] Kolonis-kolonis telah terlibat dalam
pertempuran dengan Britania dalam Perang Revolusi Amerika. Perang dimulai pada tahun 1775
diLexington dan Concord.[44]
Pada 1777, pasukan Amerika berhasil merebut Saratoga sehingga membuat Prancis bersedia
bersekutu dengan Amerika. Selain itu, Prancis juga membawa serta Spanyol dan Belanda untuk
ikut bersekutu bersama Amerika, sedangkan Inggris berperang tanpa sekutu. [45]
Meskipun tentara Amerika di bawah kepemimpinan George Washington banyak mengalami
kekalahan, mereka memenangkan perang setelah kemenangan di Yorktown yang dibantu oleh
Perancis. Traktat Paris ditandatangani, dan Britania menarik semua pasukannya dari Amerika
Serikat.
Pada 4 Juli 1776, Kongres Kontinental Kedua berkumpul di Philadelphia dan menyatakan
kemerdekaan Amerika Serikat. Kemerdekaan ini didasarkan pada prinsip-prinsip republik, yang
menekankan kedaulatan rakyat, menuntut kewajiban warga negara, menolak korupsi, dan
menentang aristokrasi.[46] Ahli politik Seymour Martin Lipset menulis bahwa Amerika Serikat

adalah koloni besar pertama yang sukses memberontak melawan kekuasaan kolonial. Dalam
pengertian ini, Amerika Serikat adalah 'bangsa baru' pertama." [47] Menurut sejumlah sejarawan,
revolusi Amerika adalah sumber utama untuk agama sipil Amerika yang tak berdenominasi dan
telah membentuk patriotisme dan kenangan serta makna negara tersebut. [48]

Awal Republik[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (17891849)
Lihat pula: Sistem Partai Pertama dan Sistem Partai Kedua

Konfederasi dan Konstitusi[sunting | sunting sumber]

Konstitusi Amerika Serikat

Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah Uni melalui Pasal-Pasal Konfederasi,
akan tetapi hanya dapat berlangsung selama enam tahun. Sebagian besar kekuasaan
diserahkan kepada negara-negara bagian, dan hanya sedikit kekuasaan yang dimiliki
pemerintah pusat.[49] Selain itu, tidak terdapat presiden. Pasal-Pasal Konfederasi juga tidak dapat
menghentikan penduduk asli Amerika atau orang Britania di perbatasan, dan juga tak mampu
menghentikan pemberontakan seperti Pemberontakan Shays. Setelah pemberontakan Shays',
banyak orang merasa Pasal-Pasal Konfederasi telah gagal. [50] Akibatnya, para nasionalis, yang
sebagian besarnya veteran perang, diorganisir di setiap negara bagian dan meminta Kongres
menyelenggarakan Konvensi Philadelphia pada 1787.[51]
Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang membantu penulisan
konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander Hamilton, dan Gouverneur Morris,
merupakan pemikir-pemikir utama Amerika pada masa itu. Beberapa tokoh akan memegang
posisi penting dalam pemerintahan baru. Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang
lebih kuat dan memiliki tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan
Perwakilan Rayat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal).[52] Selain itu, Kongres diberi
otoritas untuk melarang perdagangan budak internasional setelah 20 tahun. Konstitusi ini
diratifikasi oleh negara-negara bagian pada tahun 1788.

Pemerintahan Washington[sunting | sunting sumber]

George Washington, presiden pertama Amerika Serikat.

Pada tahun 1789, George Washington, presiden Konvensi Konstitusi, terpilih sebagai presiden
pertama Amerika Serikat. Prestasi utama darikepemimpinan Washington adalah terciptanya
pemerintahan nasional yang diakui oleh seluruh rakyat Amerika[53] Pemerintahannya
mendirikan Bank Amerika Serikat untuk menstabilkan sistem keuangan serta menetapkan sistem
tarif seragam dan pajak. Pada masa jabatan Washington, Pemberontakan Wiski meletus. Petanipetani di pedesaan mencoba untuk menghentikan pengumpulan pajak terhadap wiski.
Pada tahun 1795, Kongres menyetujui Traktat Jay, yang membuka perdagangan dengan
Britania.[54] Traktat ini dibuat dengan tujuan memperbaiki hubungan dengan Britania. [55] Thomas
Jefferson dan James Madison sangat menentang traktat ini.[56] Akibatnya sebagian pemilih
mendukung partai oposisi, dan dimulailah Sistem Partai Pertama.
Setelah menjabat selama dua periode, Washington tak mau berkuasa lagi. Ia menulis surat
perpisahan, yang isinya menekankan manfaat pemerintahan federal dan pentingnya etika dan
moral sembari memperingatkan terhadap persekutuan asing dan pembentukan partai politik. [57]
Dalam pemilu tahun 1796, John Adams berhasil mengalahkan Thomas Jefferson. Pemilu ini
merupakan pemilu antar dua partai politik pertama di Amerika Serikat.[58] Sebagai presiden,
Adams membuat Angkatan Darat dan Laut Amerika Serikat menjadi lebih besar, tetapi juga
mengeluarkan hukum untuk menutup koran yang menulis hal-hal jelek tentangnya.

Abad ke-19[sunting | sunting sumber]


Pemerintahan Jefferson[sunting | sunting sumber]
Jefferson berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800. Salah satu hal penting yang
dilakukannya sebagai presiden adalah membeli Louisiana dari Perancis.[59]Jefferson
mengirim Lewis dan Clark melalui Ekspedisi Lewis dan Clark untuk memetakan Pembelian
Louisiana. Jefferson amat meyakini republikanisme dan berpendapat bahwa prinsip tersebut
harus berbasis petani dan pekebun yeoman.
Pesaing utama Jefferson adalah John Marshall, seorang Federalis dari Virginia. Marshall
berhasil mendefinisikan fungsi Mahkamah Agung, khususnya kekuasaan untuk menolak hukum
Kongres yang menyalahi Konstitusi, yang pertama kali ditetapkan pada 1803 dalam Marbury v.
Madison.[60]
Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan dengan Inggris dan Perancis,
yang sedang terlibat dalam perang.[61] Perang meletus antara Amerika Serikat dan Inggris pada
tahun 1812 ketika James Madison menjabat sebagai presiden. Perang ini disebut Perang 1812.
Perang ini berakhir setelah Amerika Serikat memperoleh kemenangan menetukan
dalam Pertempuran New Orleans,[62] dan disepakatinya Perjanjian Ghent.[62]

Perbudakan[sunting | sunting sumber]

Penetap menyeberangi DataranNebraska.

Salah satu masalah pada periode ini adalah perbudakan. Negara-negara bagian di Selatan
Atas sempat melakukan pembebasan banyak budak namun kebutuhan tenaga kerja untuk
perkebunan besar membuat perbudakan kembali meningkat. Pada tahun 1861, lebih dari tiga
juta orang Afrika-Amerika menjadi budak di Selatan.[63] Sebagian besar bekerja memetik kapas di
perkebunan besar. Selatan ingin agar perbudakan tetap ada, sementara Utara berusaha
mengakhirinya.

Era Perasaan Baik[sunting | sunting sumber]


Sebagai penentang perang, kelompok Federalis menggelar Konvensi Hartford pada 1814 yang
mengisyaratkan pemisahan, namun pengaruh mereka melemah setelah kemenangan Amerika di
New Orleans.[64] Sementara itu pemerintah, setelah sebelumnya menutup Bank Amerika Serikat,
memutuskan untuk mendirikan Bank Kedua Amerika Serikat pada 1816.[65][66]
Setelah Perang 1812, Amerika mengakhiri Sistem Partai Pertama dan mengalami "Era Perasaan
Baik" di bawah kepemipinan Presiden James Madison dan James Monroe.[65][66] Di bawah
Monroe, kebijakan Amerika Serikat di Amerika Utara adalah Doktrin Monroe, yang menyatakan
bahwa benua Amerika tidak boleh lagi dijajah oleh negara-negara Eropa. [67] Ini adalah momen
yang menentukan dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pada masa ini pula, Kongres
meminta "sistem Amerika", yaitu dengan menghabiskan dana untuk perbankan, transportasi,
dan komunikasi, agar kota-kota menjadi lebih besar dan pabrik-pabrik dibangun.[68] Salah satu
proyek transportasi besar pada masa ini adalah Kanal Erie di New York. Pada tahun 1840-an,
jalur kereta api juga dibangun. Ribuan mil jalur kereta dan telegraf telah dibangun di Amerika
Serikat pada tahun 1860.[69]

Pemindahan Indian[sunting | sunting sumber]


Pada 1830, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Pemindahan Indian, yang memaksa suku
Indian di kawasan timur untuk berpindah ke wilayah barat di seberang Sungai Mississippi.
[70]
Sementara kelompok demokrat Jackson menuntut pemindahan paksa suku Indian yang
menolak mengakui hukum negara ke Barat. Kelompok Whig dan keagamaan menganggap
bahwa tindakan tersebut tak manusiawi, seperti terlihat pada Jejak Air Mata.[71]

Abolisionisme[sunting | sunting sumber]


Setelah 1840, gerakan abolisionisme menggalang banyak dukungan, terutama di kalangan
perempuan relijius di Timur Laut yang dipengaruhi oleh Gerakan Kebangunan Rohani Kedua,
yang dimulai pada 1800-an di New York.[72] Gerakan Kebangunan Rohani berkaitan erat dengan
gerakan anti perbudakan di Amerika Serikat.[73] William Lloyd Garrisonmenerbitkan surat kabar
antiperbudakan yang paling berpengaruh, yaitu The Liberator, sedangkan Frederick Douglass,
seorang mantan budak, mulai menulis di surat kabar tersebut sekitar 1840 lalu mendirikan surat
kabar abolisionisnya sendiri, North Star pada 1847.[74]

Perluasan ke Barat[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perbatasan Amerika
Penduduk dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan banyak penduduk
yang melakukan migrasi ke barat.[75] Mereka berpindah ke sebelah barat Sungai

Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang pertama yang pindah ke Barat
adalah orang yang menjual kulit binatang.[76][77] "Thesis Perbatasan" yang amat berpengaruh
menyatakan bahwa perbatasan barat membentuk karakter Amerika Serikat. [78] Pada tahun 1840an, banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin banyak orang yang pindah ke Barat
setelah Demam Emas California tahun 1849.[79][80] Sejak awal 1830-an hingga 1869, Jalur
Oregon dan banyak cabangnya digunakan oleh lebih dari 300.000 pemukim. Sementara
Penduduk asli Amerika semakin terdesak oleh peristiwa seperti pengusiran. Selain Jejak Air
Mata, peristiwa penting terkait pengusiran suku Indian adalah Perang Black Hawk.[81]

Industrialisasi dan ekspansi[sunting | sunting sumber]


Industri di Amerika Serikat juga berkembang. Banyak pabrik dibangun di kota-kota timur laut
seperti Lowell, Massachusetts. Kebanyakan pabrik memproduksi pakaian. Sebagian besar
pekerja di pabrik adalah perempuan, dan sebagian merupakan anak-anak
dari Irlandia dan Jerman.[82][83] Meskipun mengalami industrialisasi, mata pencaharian sebagian
besar penduduk Amerika pada saat itu adalah petani. [84]

Ilustrasi Pengepungan Veracruz, bagian dari Perang Meksiko-Amerika.

Andrew Jackson terpilih sebagai presiden pada tahun 1828. Sebagian besar pendukungnya
merupakan orang miskin yang tidak pernah memilih sebelumnya, sehingga ia memberi mereka
pekerjaan sebagai "hadiah". Selain itu, ia juga menetapkan pajak impor tinggi yang tidak disukai
oleh Selatan.[85] Wakil presiden Jackson, John C. Calhoun, yang berasal dari Selatan, menulis
bahwa Selatan sebaiknya menghentikan kebijakan tersebut dan meninggalkan Amerika Serikat.
[85]

Pada masa ini pula muncul Manifest Destiny. Daniel Walker Howe berpendapat bahwa,
"Meskipun imperialisme Amerika tidak mencerminkan konsensus Amerika; hal tersebut memicu
perbedaan pendapat dalam peemrintahan nasional." [86] Manifest Destiny memberikan nada
retorika untuk perluasan, yang didukung oleh Demokrat. Salah satu perluasan ini
adalah aneksasi Republik Texaspada 1845. Texas bergabung dengan Amerika Serikat setelah
meninggalkan Meksiko, sehingga Meksiko tidak menyukai hal ini, dan Amerika menginginkan
wilayah Meksiko di Pantai Barat.[87] Akibatnya, Perang Meksiko-Amerika meletus. AS berhasil
memenangkan perang ini, dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya.
Orang-orang di Utara tidak menyukai perang ini, karena mereka merasa perang ini hanya untuk
keuntungan Selatan.[88]

Pemisahan Utara dan Selatan[sunting | sunting sumber]

Tentara Utara yang tewas di Gettysburg, Pennsylvania. Gambar diambil pada 5 atau 6 Juli 1863
oleh Timothy H. O'Sullivan.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Asal-usul Perang Saudara Amerika
Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan Selatan kurang saling menyukai karena berbagai
perbedaan, seperti:

Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan agraris.


Negara bagian Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan memerlukan budak.
Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-buku seperti Uncle Toms Cabin yang
menyatakan bahwa perbudakan itu salah.
[89]

Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai Demokrat.

Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.

Pejabat-pejabat pemerintahan berusaha membuat perjanjian untuk mencegah perang. Masalah


perbudakan di wilayah baru sempat nampak akan selesai dengan adanya Kompromi 1850 yang
difasilitasi oleh Henry Clay dari partai dan Whig Stephen Douglas dari Demokrat. Kompromi ini
meliputi penunjukkan California sebagai negara bebas. Poin yang bermasalah dalam
kesepakatan ini adalahUndang-Undang Budak Buronan.[90]
Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan perpecahan. [91] Kompromi
1820 dicabut pada 1854 dengan adanyaUndang-Undang Kansas-Nebraska, yang
mempromosikan Senator Douglas atas nama "kedaulatan rakyat" dan demokrasi. Peraturan ini
mengizinkan masing-masing wilayah menetukan sendiri hukum tentang perbudakan. Kelompok
antiperbudakan marah dan mendirikan Partai Republik.
Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di Kansas dalam suatu peristiwa yang
disebut Kansas Berdarah karena masalah perbudakan. Peristiwa ini disebut "Kansas Berdarah".
Pada tahun 1859, John Brown mengambil alih sebuah kota di Virginia untuk menunjukkan
bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba mengajak budak-budak melawan pemiliknya.
[92]
Tokoh-tokoh lainnya yang memimpin pemberontakn budak antara lain Gabriel
Prosser (1800), Denmark Vesey (1822), Nat Turner (1831), dan (1859). Ini membuat Selatan
melakukan pengawasan budak yang lebih ketat dan mengurangi orang kulit hitam bebas.
Keputusan Mahkamah Agung tahun 1857 dalam Dred Scott v. Sandford memihak Selatan dan
menyatakan bahwa perbudakan legal di Amerika Serikat. Keputusan ini membuat Utara marah.

Perang Saudara[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Saudara Amerika
Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1860. Setelah
itu, sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi
Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara Amerika antara Utara dengan Selatan. Bersama
dengan bagian barat laut Virginia, yang menjadi Virginia Barat, empat "negara bagian budak"
tidak memisahkan diri dan kemudian dikenal sebagai negara bagian perbatasan.[93]
Perang Saudara dimulai dengan serangan Konfederasi terhadap instalasi militer Amerika Serikat
di Fort Sumter di Carolina Selatan. Bentrokan besar pertama terjadi padaPertempuran Bull Run
Pertama.[94] Perang dengan cepat terbagi menjadi dua teater, yaitu Timur dan Barat. Di teater
Barat, Uni cukup sukses, dengan kemnengan pada beberapa pertempuran besar,
seperti Pertempuran Perryville Dan Pertempuran Shiloh.[95]
Di teater Timur, Jenderal George B. McClellan memimpin pasukan Uni. Ia
mengorganisir pasukan baru Potomac namun gagal merebut ibukota Konfederasi, Richmond,

Virginiadalam Kampanye Semenanjungnya. Pada akhirnya ia mundur setelah menderita


serangan dari Jenderal Konfederasi yang baru ditunjuk, Robert E. Lee.[96]
Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi memiliki lebih sedikit
jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik senjata.[97] Pada pertengahan perang, Lincoln
mengumandangkan Proklamasi Emansipasi yang akan membebaskan semua budak di
Konfederasi, dan memperbolehkan orang kulit hitam bertempur dalam angkatan bersenjata
Utara.
Merasa percaya diri setelah mengalahkan Uni pada Pertempuran Bull Run Kedua, Lee
melancarkan invasi ke utara yang berhasil dihentikan oleh McClellan dalam Pertempuran
Antietam yang memakan banyak korban. Sementara pengganti McClellan, Jenderal Ambrose
Burnside, menderita kekalahan oleh pasukan Lee yang lebih sedikit dalamPertempuran
Fredericksburg pada akhir 1862. Lee kembali menang dalam Pertempuran Chancellorsville pada
Mei 1863, namun kehilangan ajudan pentingnya, Stonewall Jackson. Lee akhirnya mengalami
kekalhan dalam Pertempuran Gettysburg pada 1-3 Juli 1863. Peristiwa ini adalah titik balik
Perang Saudara Amerika.[98] Uni kembali memperoleh keunggulan setelah Jenderal Ulysses S.
Grant merebut Sungai Mississippi dalam Pertempuran Vicksburg. Akibatnya wilayah Konfederasi
pun terpecah.
Dua tahun terakhir perang memakan banyak korban bagi kedua pihak, dengan Grant
melancarkan perang atrisi melawan Pasukan Virginia Utara pimpinan Jenderal. Perang atrisi ini
terbagi menjadi tiga kampanye utama. Yang pertama, Kampanye Overland memaksa Lee
mundur ke kota Petersburg di mana Grant melancarkan serangan besar keduanya,
yaitu Kampanye Richmond-Petersburg di mana ia mengepung Petersburg. Setelah
pengepungan selama sepuluh bulan, Petersburg menyerah. Namun, pertahanan Fort
Greggmembuat Lee mampu menggerakan pasukannnya keluar dari Petersburg. Grant
mengejarnya dan melancarkan serangan terakhir, Kampanye Appomattox yang membuat Lee
menyerah pada 9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox. Akhirnya, seluruh pasukan
Konfederasi menyerah dan perang pun berakhir.
Berdasarkan sensus tahun 1860, sekitar 8% pria kulit putih usia 13 hingga 43 tahun tewas dalam
perang ini.[99]

Rekonstruksi[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Amerika Serikat (18651918)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Era rekonstruksi Amerika Serikat

Andrew Johnson.

Rekonstruksi berlangsung sejak Proklamasi Emansipasi Lincoln pada 1 Januari 1863


hingga Kompromi 1877.[100]

Lincoln terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1864. Akan tetapi, ketika menghadiri drama
di Ford's Theatre, Washington, D.C., ia ditembak oleh John Wilkes Booth. Lincoln menjadi
presiden Amerika pertama yang tewas dibunuh.[101] Ia digantikan oleh Andrew Johnson.
Pada masa ini, tiga "Amandemen Rekonstruksi", yaitu Amandemen Ketigabelas, Amandemen
Keempatbelas, dan Amandemen Kelimabelas, disetujui, yang isinya memperluas hak sipil untuk
orang kulit hitam. Maka budak-budak dibebaskan dan menjadi warga negara. Mereka juga
memiliki hak suara. Namun para mantan budak ini mengalami ancaman kelaparan dan
pengangguran. Permasalahan in ditangani oleh agensi bantuan federal besar pertama, yaitu Biro
Mantan Budak, yang dijalankan oleh Angkatan Darat.[102]
Kongres pada masa itu dikuasai oleh "Republikan Radikal", yang ingin menghukum Selatan
setelah Perang Saudara.[103] Mereka tidak menyukai Johnson dan hampir menghentikan
jabatannya.[103] Pemerintahan Republik baru berhasil berkuasa dengan berbasis pada koalisi
Mantan Budak, Carpetbagger (pendatang baru dari Utara), dan Scalawag (orang kulit putih
Selatan).
Kongres mengirim banyak tentara ke Selatan dan memaksa Selatan menyetujui amendemen ke14 dan 15. Selatan tidak menyukai hal ini, dan membuat hukum "Jim Crow" yang menempatkan
orang kulit hitam dalam peran-peran yang rendah dan memaksa mereka bekerja sebagai petani
miskin.[104] Orang Kulit Putih di Selatan juga mendirikan Ku Klux Klan yang menyerang orang kulit
hitam. Penegakan hukum yang tegas oleh Presiden Ulysses Grant melalui Undang-Undang Ku
Klux Klan pada 1870 berhasil membubarkan Klu Klux Klan. Akan tetapi, masih ada kelompokkelompok paramiliter lainnya, seperti Liga Putih dan Kaus Merah yang berupaya menegakkan
kembali kekuasaan politik kulit putih di Selatan selama 1870-an. [105]
Rekonstruksi berakhir setelah pemilihan tahun 1876 antara calon dari Republik Rutherford B.
Hayes dan calon dari Demokrat Samuel J. Tilden, yang dimenangkan oleh Hayes.[106] Setelah
1890, Selatan secara efektif membatasi orang kulit hitam. Orang kulit hitam dipisahkan di tempat
umum dan menjadi warga negara kelas dua akibat sistem Jim Crow hingga berhasilnya gerakan
Hak Sipil pada 1964-65.[107][108]
Jalur kereta api transkontinental selesai dibangun pada tahun 1869. Jalur ini membantu
kemudahan transportasi di Amerika Serikat. Chicago, tempat jalur-jalur bertemu, menjadi pusat
perdagangan antara Barat dan Timur.[109]

Zaman Sepuhan[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Sepuhan
"Zaman Sepuhan" adalah istilah yang digunakan oleh Mark Twain untuk menggambarkan
periode pada akhir abad ke-19 di mana terjadi peningkatan besar-besaran dalam hal kekayaan
dan kemakmuran Amerika Serikat. Reformasi pada Zaman ini meliputi Undang-Undang Layanan
Sipil, Undang-Undang Perdagangan Antarnegara Bagian, dan Undang-Undang Antipercaya
Sherman. Twain yakin bahwa di balik kemakmuran itu, terdapat banyak spekulator tanah,
skandal politik, dan praktik bisnis tak etis.[110]
Pada 1890 produksi industri dan pendapatan per kapita Amerika adalah yang tertinggi di dunia.
Untuk mengatasi utang yang besar dan rendahnya harga produk pertanian, para petani
bergabung dengan Partai Populis.[111] Selain itu, Amerika Serikat didatangi oleh pendatang dari
berbagai negara, seperti Irlandia, Italia, Jerman, Eropa Timur, danCina.[112] Sebagian besar dari
mereka bekerja di pabrik-pabrik besar dan tinggal di kota besar, seperti New York City, Chicago,
dan Boston. Mereka biasanya menghuni apartemen yang kecil, miskin, dan berdekatan.
[113]
Pendatang-pendatang ini seringkali digunakan sebagai "mesin politik". Mereka diberi
pekerjaan dan uang, dengan imbalan suara dalam pemilu. [113]
"Mesin-mesin politik" telah menguasai pemerintahan dalam dekade terakhir abad ke-19.
Sebagian besar presiden terpilih karena mesin politik.[114] Pemilik bisnis besar seringkali memiliki
kekuasaan yang lebih besar daripada pemerintahan.[114] Contohnya adalah John D.
Rockefeller, Andrew Carnegie, dan J.P. Morgan.
Depresi yang parah di seluruh Amerika Serikat terjadi pada 1893. Depresi ini disebut Kepanikan
1893 dan berdampak pada petani, pekerja, serta penguasaha karena harga, gaji, dan

keuntungan menurun drastis.[115] Akibatnya, Presiden Grover Cleveland banyak disalahkan.


Kericuhan buruh menimbulkan banyak serangan, yang paling terkenal adalahSerangan
Pullman pada 1894. Partai Populis memperoleh banyak dukungan dari para petani kapas dan
gandum serta para penambang batu bara, namun pengaruhnya kalah oleh gerakan Perak
Bebas yang lebih populer.[116] Kemakmuran kembali dialami Amerika Serikat di bawah pimpinan
Presiden William McKinley, yang mengalahkan William Jennings Bryan dalam pemilihan umum.

Abad ke-20[sunting | sunting sumber]


Masa Progresivisme[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Era Progresif

"Sepuluh ribu mil, dari ujung ke ujung", kartun politik yang menggambarkan kekuasaan Amerika Serikat
pada tahun 1898.

Pada Era Progresif, terjadi Gerakan progresif yang menyerukan modernitas dan reformasi.
Politis terkemuka pada masa ini antara lainTheodore Roosevelt, Charles Evans Hughes,
dan Robert LaFollette dari Republik, serta William Jennings Bryan dari Demokrat, yang
mendukung reformasi progresif. Empat amendemen konstitusi baru, yaitu Amandemen
Keenambelas, Amandemen Ketujuhbelas,Amandemen Kedelapanbelas, dan Amandemen
Kesembilanbelasyang berasal dari aktivisme progresif, membawa reformasi berupa pajak
penghasilan federal, pemilihan langsung Senator, dan hak pilih perempuan. [117]

Imperialisme[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Imperlialisme Amerika
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Amerika Serikat menjadi lebih aktif dalam urusan
luar negeri. Pada tahun 1898, Amerika Serikat berperang melawan Spanyol. AS berhasil
memenangkan perang, dan menguasai Puerto Riko, Guam, Guantanamo, danFilipina.
[118]
Ditambah dengan pembelian Alaska dan pengambilalihan Hawaii, Amerika Serikat telah
memperoleh seluruh wilayahnya hari ini, ditambah beberapa wilayah yang akan lepas
setelah Perang Dunia II.[119]
William Jennings Bryan memimpin Partai Demokrat menentang penguasaan atas Filipina, yang
menurutnya sebagai imperlialisme dan bertentangan dengan demokrasi Amerika.[120] Namun,
Bryan kalah dari William McKinley dalam pemilihan presiden tahun 1900.[121]
Pada tahun 1901, Theodore Roosevelt menjadi presiden Amerika Serikat. Ia memiliki kebijakan
luar negeri yang disebut "Big Stick". Maksudnya ialah bahwa [AS] harus memiliki angkatan laut
yang besar dan melakukan pengawasan terhadap Amerika Latin.[122][123] Antara tahun 1908
hingga 1930, Amerika Serikat beberapa kali mengirimkan tentara ke Amerika Latin. Selain itu,
ketika Theodore Roosevelt masih menjabat, penggalian Terusan Panama dimulai.
Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden pada tahun 1912. Ia adalah seorang progresif, tetapi
tidak sepenuhnya mirip Roosevelt.[124][125] Pada tahun itu pula, Arizona menjadi negara bagian
terakhir dari Amerika Serikat daratan, sehingga Perbatasan Amerika pun berakhir. Inovasi yang
muncul pada masa ini adalah Kebijakan Pintu Terbuka, di mana kekuasaan imperial diberi akses
setara untuk bisnis Cina, namun mereka tak diperbolehkan menguasai Cina. [126]

Perang Dunia I[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masuknya Amerika Serikat dalam Perang Dunia
I dan Front tanah air Amerika Serikat pada Perang Dunia I

Tentara Amerika selama Perang Dunia I.

Amerika Serikat awalnya tidak ingin terlibat dalam Perang Dunia I. Akan tetapi, karena:

Ditenggelamkannya kapal RMS Lusitania oleh torpedo Jerman pada 7 Mei 1915
Terungkapnya Telegram Zimmermann, pesan Jerman kepada Meksiko yang mengajak
untuk bersama-sama menyerang AS

Amerika menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917.[127] AS membantu Sekutu, dan
pada musim panas 1928 mengirim banyak sekali pasukan di bawah Jenderal John J. Pershing.
[128]
dan perang berakhir setahun kemudian dengan kekalahan Blok Sentral. PresidenWoodrow
Wilson meminta Jerman menggulingkan Kaisar dan menerima Empat Belas Poin. Wilson juga
mencoba mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, akan tetapi Amerika Serikat tidak bergabung karena
kaum isolasionis di AS menolak traktat perjanjian.[129] Setelah Perang Dunia I,
sebuah pandemi flu mewabah, dan menewaskan banyak orang di AS dan Eropa. [130] Selain itu,
seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menjadi salah satu negara terkaya dan terkuat di dunia.
[131]

Hak suara perempuan[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Hak suara perempuan di Amerika Serikat

Alice Paul menulis Amandemen Kesetaraan Hak

Gerakan hak suara perempuan dimulai dengan Konvensi Seneca Falls pada 1848, digelar
oleh Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, serta Deklarasi Sentimen yang menuntut
kesetaraan hak untuk perempuan. Banyak aktivis yang menjadi sadar secara politik selama
gerakan abolisionis. Kampanye hak perempuan selama "feminisme gelombang pertama"
dipimpin oleh Mott, Stanton, Susan B. Anthony, dll. Gerakan ini direorganisir setelah Perang
Saudara, memperoleh para juru kampanye berpengalaman, banyak di antaranya telah berjuang
untuk pelarangan di Women's Christian Temperance Union. Pada akhir abad ke-19 beberapa
negara bagian di barat telah memberikan hak suara penuh untuk perempuan, [132] meskipun
perempuan telah memperoleh kemenangan hukum yang signifikan, meraih hak dalam berbagai
bidang seperti properti dan hak asuh anak.[133]
Sekitar 1912 gerakan feminis, yang dulunya tumbuh dengan lambat, mulai bangkit kembali,
menekankan pada tuntutan untuk kesetaraan dan mengklaim bahwa korupsi dalam politik
Amerika harus dibersihkan oleh perempuan karena laki-laki tidak mampu melakukannya. [134]Para
pemrotes kemudian disebut suffragette. Alice Paul memimpin parade di ibukot adan kota-kota
besar. Alice memisahkan diri dariAsosiasi Hak Suara Perempuan Amerika Nasional (AHSPAN),
yang lebih menyukai pendekatan yang lebih moderat dan mendukung Partai Demokrat dan
Woodrow Wilson, yang dipimpin oleh Carrie Chapman Catt. Alice mendirikan Partai Perempuan
Nasional yang lebih militan. Para pejuang hak suara ditangkapi pada piket "Sentinel Sunyi"
mereka di Gedung Putih, yang merupakan pertama kalinya cara tersebut dilakukan. Mereka
kemudian dijadikan tahanan politik.[135]
Setelah Perang Dunia Pertama, semakin banyak negara bagian Barat yang memberi hak suara
untuk perempuan. Salah satu tokoh perempuan pertama yang terpilih adalah Jeannette
Rankin dari Montana. Kongres meloloskan Amandemen Kesembilan Belas pada 1919, dan
perempuan berhak memilih pada 1920.[136]
AHSPAN berubah menjadi Liga Pemilih Perempuan, dan Partai Perempuan Nasional mulai
menyerukan Amandemen Kesetaraan Hak. Pada 1928, hak suara perempuan memperoleh
kekuatan setelah kelompok Katolik menyadari perlunya suara perempuan untuk memilih Al
Smith, tokoh Katolik dari New York City. Sementara kelompok Protestan menggalang perempuan
untuk memilih Herbert Hoover.[137]

Periode antar perang: 19191939[sunting | sunting sumber]


Pada tahun 1920-an, rasisme merebak. Ku Klux Klan semakin menguat dan mengincar orang
kulit hitam, Katolik, Yahudi, dan imigran.[138] Orang-orang menuduh imigran dan pemimpin buruh
(yang dituduh sebagai Bolshevik) bersalah atas perang dan masalah-masalah lain dalam sektor
bisnis.[34][139]
1920-an merupakan era ledakan ekonomi dan kesejahteraan bagi Amerika Serikat. Pada masa
ini, banyak orang Afrika-Amerika yang pindah dari Selatan ke kota-kota besar seperti New York
City, Chicago, St. Louis, dan Los Angeles.[140] Mereka membawa musik jazz, sehingga tahun
1920-an dijuluki sebagai "Zaman Jazz".

Franklin D. Roosevelt

Seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menetapkan kebijakan luar negeri yang isolasionis.
Hukum dan traktat yang mengakhiri perang disetujui. AS juga menolak menjual senjata kepada
mantan sekutunya.[141]
Warren G. Harding menjadi presiden pada tahun 1921. Ia meyakini bahwa jalan terbaik untuk
memperbaiki ekonomi adalah bersahabat dengan bisnis-bisnis besar melalui pemotongan pajak
dan pengurangan regulasi.[142] Performa ekonomi berlangsung dengan baik di bawah kebijakan
ini. Akan tetapi, jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar.[143] Harding meninggal
pada tahun 1923, dan Calvin Coolidge menggantikannya. Seperti Harding, Calvin Coolidge
meyakini bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan dalam urusan bisnis, sehingga ia
meneruskan banyak kebijakan Harding.[144][145] Coolidge memutuskan untuk tidak menjadi
kandidat dalam pemilu 1928 dan selanjutnya Herbert Hoover menjadi presiden.
Pada tahun 1929, Depresi Besar melanda Amerika Serikat. Bursa efek jatuh, dan banyak bank
kehabisan uang dan ditutup.[146] Pada tahun 1932, lebih dari seperempat rakyat Amerika Serikat
menjadi pengangguran.[147]
Herbert Hoover, yang menjadi presiden pada saat itu, mencoba menghentikan Depresi, tetapi
gagal.[148] Pada tahun 1932, ia dikalahkan olehFranklin D. Roosevelt dalam pemilu. Franklin D.
Roosevelt melancarkan kebijakan New Deal, yaitu rangkaian program pemerintah yang
memberikan bantuan, pemulihan, dan reformasi.[149] Contoh program pada New
Deal adalah jaminan sosial, Works Progress Administration(pembangunan jalan, sekolah,
gedung pemerintahan dan karya seni), dan Civilian Conservation Corps (memberikan anak
muda pekerjaan untuk membantu lingkungan). Program-program seperti ini mempekerjakan
jutaan warga Amerika, meskipun dengan gaji yang kecil. [150][151] New Deal seringkali disebut
sebagai periode yang "menyelamatkan kapitalisme" dan menghentikan Amerika menjadi
negara komunis atau fasis.[152] Meskipun New Deal berhasil meningkatkan ekonomi, kebijakan ini
tidak mengakhiri Depresi Besar. Depresi ini diakhiri oleh Perang Dunia II.[153]

Perang Dunia II[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Dunia II, Sejarah militer Amerika Serikat pada
Perang Dunia II, dan Front tanah air Amerika Serikat pada Perang Dunia II

Pasukan Amerika Serikat melakukan invasi diPantai Omaha.

Perang Dunia II meletus pada 1 September 1939, dan Amerika Serikat menyatakan mereka
tidak ingin terlibat. Sebagian besar warga Amerika merasa AS sebaiknya tetap netral.
Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.[154] Akibatnya, Amerika Serikat
menyatakan perang terhadap Blok Poros (Jerman, Jepang, dan Italia). Amerika Serikat terlibat
dalam dua front, yaitu Front Pasifik melawan Jepang, dan Front Eropa dan Afrika melawan
Jerman dan Italia.[155]
Pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal dunia, dan digantikan oleh Harry
Truman. Mussolini dieksekusi oleh partisan Italiapada 28 April.[156] Dua hari kemudian, Adolf
Hitler bunuh diri.[157] Tentara Jerman menyerah di Italia pada 29 April dan di Eropa Barat pada 7
Mei.[158]
Pemimpin-pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman, pada 11 Juli. Mereka meminta agar
Jepang menyerah tanpa syarat.[159] Jepang mengacuhkan seruan ini, sehingga AS menjatuhkan
dua bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945) danNagasaki (9 Agustus 1945) untuk mengakhiri
perang.[155] Enam hari setelah pengeboman, pada 15 Agustus, Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September.

Perang Dingin[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Dingin

Tank Soviet berhadapan dengan tank AS di Checkpoint Charlie, pada 27 Oktober, selama Krisis Berlin
1961.

Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi dua adidaya dunia. Perang
Dingin merupakan periode ketegangan dan persaingan antara Soviet dan AS. Akan tetapi,
tentara Amerika dan Soviet tidak pernah bertemu secara langsung dalam medan perang, namun
bertempur secara tidak langsung, seperti dalam Perang Korea (1950-an) dan Perang
Vietnam (1950-an-1970-an).[160][161] Kedua perang tersebut merupakan perang antara pemerintah
Utara yang komunis (didukung oleh Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok), dan pemerintahan
Selatan yang dibantu oleh AS. Perang Korea berakhir dengan pembagian Korea, sementara

perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam Komunis setelah AS mundur dari Vietnam. [162] Selain
itu, salah satu konflik penting pada masa ini adalah Krisis Rudal Kubapada tahun 1962. Selama
krisis ini, AS dan Uni Soviet berada pada posisi yang sangat dekat untuk saling menyerang
dengan senjata nuklir.[163]

Buzz Aldrin berjalan di permukaan Bulan.

Pada masa Perang Dingin, pemerintah mencoba mencari orang yang diduga sebagai Komunis.
Orang yang diduga komunis akan kehilangan pekerjaan, masuk penjara, atau bakan terbunuh.
[164]
Banyak aktor dan pengarang yang masuk ke daftar hitam.[34][165] Peristiwa ini disebut sebagai
"Red Scare".
Perlombaan senjata juga berlangsung antara Amerika Serikat dengan Soviet. [166] Amerika Serikat
banyak menghabiskan dana untuk proyek-proyek pertahanan.[167] Selain perlombaan senjata,
perlombaan luar angkasa juga berlangsung. Perlombaan ini dimulai ketika Soviet
meluncurkan Sputnik pada tahun 1957.[168] Dalam beberapa tahun, baik AS maupun Soviet telah
meluncurkan satelit, dan juga mengirimkan hewan dan manusia ke luar angkasa. [168] Pada tahun
1969, Apollo 11 berhasil mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan.
Kebijakan luar negeri Amerika Serikat berubah pada tahun 1970-an ketika AS meninggalkan
Vietnam dan Richard Nixon mengundurkan diri karena skandal Watergate.[34] Pada tahun 1970an dan 1980-an, AS memiliki kebijakan "detente" (mengurangi ketegangan) dengan Uni Soviet.
[169][170]
Di bawah kepemimpinan Nixon dan Reagan, Amerika Serikat mengirimkan tentara dan
uang ke negara-negara Amerika Latinagar mereka tidak menjadi komunis.[123] Pada masa ini
pula, ekonomi menderita karena AS tidak memproduksi barang sebanyak dahulu, dan karena
beberapa negara di Timur Tengah melakukan embargo minyak.[160]
Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Soviet pada Desember 1991. [171]

Era setelah Perang Dingin[sunting | sunting sumber]

Serangan 11 September

Setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat menjadi "masyarakat post-industrial". [172] AS
juga mulai mengalami defisit perdagangan.[173] Timur Tengah menjadi penting dalam kebijakan
luar negeri AS, karena Amerika memperoleh miliaran barel minyak dari Timur Tengah. Banyak
negara di Timur Tengah tidak peduli dengan AS karena Amerika merupakan sekutu Israel.

[174]

Pada tahun 1991,Amerika Serikat terlibat dalam Perang Teluk untuk mengusir
invasi Irak dari Kuwait.
Pada tahun 1992, Bill Clinton menjadi presiden. Ia mengirim tentara ke Bosnia yang sedang
dilanda oleh perang etnis.[175] AS juga setuju dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika
Utara (NAFTA).[176] Akan tetapi, masa kepresidenan Clinton dinodai oleh skandal seks dengan
sekretarisnya yang bernama Monica Lewinsky.[177]
George W. Bush memenangkan pemilu pada tahun 2000. Pada masa jabatannya, Serangan 11
September terjadi. Akibat serangan tersebut,World Trade Center runtuh, dan ribuan warga
Amerika tewas. Bush lalu menyetujui USA Patriot Act, yang memperbolehkan pemerintah untuk
mengumpulkan informasi mengenai orang Amerika yang diduga sebagai teroris. AS
dan NATO lalu pergi ke Afganistan untuk mencari Osama bin Laden dan orang lain yang
merencanakan Serangan 11 September. Selanjutnya, AS menyerang Irak pada tahun 2003
karena Saddam Hussein diduga memiliki senjata pemusnah massal. [178] Pada tahun 2005,
Amerika Serikat bagian selatan dilanda oleh badai besar yang disebut Badai Katrina. Partai
Demokrat memenangkan kembali Kongres pada tahun 2006 karena warga Amerika tidak
menyukai kebijakan Bush mengenai Perang Irak dan Katrina. [179]
Pada tahun 2008, Barack Obama terpilih sebagai presiden Afrika-Amerika pertama.[180] Ia terpilih
pada masa resesi terburuk semenjak Depresi Besar. Pada awal jabatannya, Obama dan
Kongres menyetujui reformasi terhadap perawatan kesehatan dan perbankan. Pemerintah juga
memberikan stimulus untuk membantu ekonomi selama resesi.[181]Selama masa resesi,
pemerintah menghabiskan banyak dana untuk menjaga industri perbankan dan otomotif dari
kejatuhan. Selain krisis finansial, Obama juga harus menyelesaikan masalah kebocoran minyak
Deepwater Horizon yang terjadi pada Juni 2010.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]


1.

^ Wilford, John Noble (2008-04-04). "Evidence Supports Earlier Date for People in North
America". The New York Times.

2.

^ "Scots to Colonial North Carolina Before 1775". School of Applied Arts of the University
of Strathclyde. Diakses tanggal 2010-08-27.

3.

^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 91. ISBN 0155656643.Kesalahan

pengutipan: Invalid <ref> tag; name "Freeborn_Englishmen" defined


multiple times with different content
4.

^ "New Ideas About Human Migration From Asia To Americas". ScienceDaily. 2007-10-29.
Diakses tanggal 2011-03-12.

5.

^ Kennedy, Cohen & Bailey 2006, hlm. 6

6.

^ Pekka Hmlinen (December, 2003). "The Rise and Fall of Plains Indians Horse
Cultures". The Journal of American History. American Historical Association, Organization of
American Historians, University of Illinois Press, National Academy Press. Diarsipkan dariversi
asli tanggal 4 August 2012. Diakses tanggal 5 April 2010.

7.

^ Johnston, Robert D. (2002). The Making of America: The History of the United States
from 1492 to the Present. National Geographic. p. 13. ISBN 0792269446.

8.

^ John Mack Faragher, The Encyclopedia of Colonial and Revolutionary America (1996),
passim

9.

^ Joseph Patrick Byrne (2008). Encyclopedia of Pestilence, Pandemics, and Plagues.


ABC-CLIO. pp. 41516.

10.

^ Eric Hinderaker and Rebecca Horn, "Territorial Crossings: Histories and


Historiographies of the Early Americas," William and Mary Quarterly (2010) 67#3 pp. 395-432 in
JSTOR

11.

^ Robert Greenberger, Juan Ponce de Len: the exploration of Florida and the search for
the Fountain of Youth (2003)

12.

^ Pyne, Stephen J. (1998). How the Canyon Became Grand. New York City: Penguin
Books. pp. 47.ISBN 0-670-88110-4.

13.

^ A. Grove Day, Coronado's Quest: The Discovery of the Southwestern States (U. of
California Press, 1940)online

14.

^ David J. Weber, New Spain's Far Northern Frontier: Essays on Spain in the American
West, 15401821(1979)

15.

^ Jaap Jacobs, The Colony of New Netherland: A Dutch Settlement in SeventeenthCentury America (2nd ed. Cornell University Press; 2009) online

16.

^ Brebner, John Bartlet. New England's outpost : Acadia before the conquest of Canada.
Archon Books Hamden, Conn. 1927

17.
18.

^ Dean Jobb, The Cajuns: A People's Story of Exile and Triumph (2005)
^ Allan Greer, "National, Transnational, and Hypernational Historiographies: New France
Meets Early American History," Canadian Historical Review(2010) 91#4 pp 695724

19.

^ "Colonial North America". Internet Modern History Sourcebook. Diakses tanggal 201008-29.

20.

^ Henretta, James A. (2007). "History of Colonial America". Encarta Online Encyclopedia.


Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-31.

21.

^ Barker, Deanna. "Indentured Servitude in Colonial America". National Association for


Interpretation, Cultural Interpretation and Living History Section. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2009-10-24.

22.

^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (6th ed.).
Harcourt Brace Jovanovich. p. 18. ISBN 0155656643.

23.

^ Davis, Kenneth C. (2002). Don't Know Much About American History.


HarperCollins. ISBN 0060840560.

24.

^ James Davie Butler, "British Convicts Shipped to American Colonies," American


Historical Review (1896) 2#1 pp. 12-33 in JSTOR

25.

^ Tougias, Michael (1997). "King Philip's War in New England". HistoryPlace.com.

26.

^ Oatis, Steven J. (2004). A Colonial Complex: South Carolina's Frontiers in the Era of the
Yamasee War, 16801730. University of Nebraska Press. p. 167.Online at Google Books

27.

^ Owen Collins, ed. (1999). Speeches That Changed the World. John Knox Press.
pp. 6365.ISBN 0664221491.

28.

^ Richard Middleton and Anne Lombard Colonial America: A History to 1763 (4th ed.
2011)

29.

^ Patricia U. Bonomi, Under the Cope of Heaven: Religion, Society, and Politics in
Colonial America(2003)

30.

^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (6th ed.).
Harcourt Brace Jovanovich. p. 72-74. ISBN 0155656643.

31.

^ Bailyn, Bernard (1992). The Ideological Origins of the American Revolution. Harvard
University Press. pp. 249,2734, 299300. ISBN 0674443012.

32.

^ Thomas S. Kidd, The Great Awakening: The Roots of Evangelical Christianity in


Colonial America (2009)

33.

^ Morison, Samuel Eliot (1972). The Oxford History of the American People. New York
City: Mentor. pp. 199200. ISBN 0451-62600-1.

34.

^ a b c d Kennedy, David; Lizabeth Cohen and Thomas A. Bailey (2006). The American
Pageant (13th ed.). Boston: Houghton Mifflin.

35.

^ "About.com: The Trans-Atlantic Slave Trade". Diakses tanggal 2010-08-29.

36.

^ Kurlansky, Mark. Cod: A Biography of the Fish That Changed the World. New York:
Walker. ISBN 0-8027-1326-2.

37.

^ U.S. Census Bureau. "Earliest Population Figures for American Cities". Diakses
tanggal 2010-08-29.

38.

^ Calloway, Colin (2006). The Scratch of a Pen. Oxford University Press. ISBN 0-19530071-8.

39.

^ Miller, John C. (1943). Origins of the American Revolution. Little, Brown & Co. pp. 31,
99, 104.

40.

^ Edmund S. Morgan (1956; 4th ed 2012). The Birth of the Republic, 1763-89. U. of
Chicago Press. pp. 1427.

41.

^ Alexander, John K. (2002). Samuel Adams:Americas Revolutionary Politician. Rowman


& Littlefield.ISBN 074252115X.Labaree, Benjamin W. (1964). The Boston Tea Party. Northeastern
University Press. pp. 141144. ISBN 0930350057.

42.

^ Robert Allison (2007). The Boston Tea Party. Applewood Books. pp. 4763.

43.

^ "United States Declaration of Independence". Wikisource. Diakses tanggal 2010-08-14.

44.

^ French, Allen (1925). The Day of Concord and Lexington. Little, Brown & Co. pp. 2,
272273. Diakses tanggal 2010-08-29.

45.

^ John E. Ferling, Independence: The Struggle to Set America Free (2011)

46.

^ Gordon S. Wood, The American Revolution: A History(2003)

47.

^ Lipset, The First New Nation (1979) p. 2

48.

^ Catherine L. Albanese, Sons of the Fathers: The Civil Religion of the American
Revolution (1977)

49.
50.

^ "Articles of Confederation". Wikisource. Diakses tanggal 2010-08-14.


^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United States (6th ed.).
Harcourt Brace Jovanovich. p. 131. ISBN 0155656643.

51.

^ Jack P. Greene, and J. R. Pole, eds. A Companion to the American Revolution (2004)

52.

^ "Constitution of the United States of America". Wikisource. Diakses tanggal 2010-08-15.

53.

^ Forrest McDonald, The Presidency of George Washington (1974)

54.

^ Cole, Wayne S. (1968). An Interpretive History of American Foreign Relations.


p. 55. ISBN 0256014132.

55.

^ Jean Edward Smith, John Marshall: Definer of a Nation (1998) hal. 177

56.

^ Chambers, 80.

57.

^ "George Washington's Farewell Address". Archiving Early America. Diakses


tanggal 2008-06-07.

58.

^ ""From One to Two Political Parties". Cobblestone Publishing. November 1988. pp. 69.

59.

^ "Table 1.1 Acquisition of the Public Domain 1781-1867" (PDF). Diakses tanggal 2010-0829.

60.
61.

62.

^ Jean Edward Smith, John Marshall: Definer of a Nation (1998) pp 309-26


^ Tucker, Spencer (2006). Injured Honor: The Chesapeake-Leopard Affair. Naval Institute
Press.ISBN 1557508240.
^ a b J. C. A. Stagg, The War of 1812: Conflict for a Continent (2012)

63.

^ "Recapitulation of the Tables of Population, Nativity, and Occupation" (PDF). Diakses


tanggal 2010-08-15.

64.

^ James Banner, To the Hartford Convention: the Federalists and the Origins of Party
Politics in Massachusetts, 17891815 (1969)

65.

^ a b George Dangerfield, The Era of Good Feellings: America Comes of Age in the Period
of Monroe and Adams Between the War of 1812, and the Ascendancy of Jackson (1963)

66.

^ a b Paul Goodman, "The First American Party System" in William Nisbet Chambers and
Walter Dean Burnham, eds. The American Party Systems: Stages of Political
Development (1967), 5689.

67.

^ James Monroe di QuickFacts.

68.

^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1 (1st ed.). New York: W.W.
Norton. p. 311.ISBN 0393927822.

69.

^ United States Census Bureau. "Report on Transportation Business in the United States
at the Eleventh Census 1890". p. 4.

70.

^ David Heidler and Jeanne T. Heidler, Indian Removal(2006)

71.

^ Robert Vincent Remini, Andrew Jackson and His Indian Wars (2002)

72.

73.

^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1 (1st ed.). New York: W.W.
Norton. p. 293.ISBN 0393927822.
^ Thomas Van den End. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.

74.

^ John Stauffer, Giants: The Parallel Lives of Frederick Douglass and Abraham
Lincoln (2009)

75.

^ For a recent overview see Robert V. Hine and John Mack Faragher, Frontiers: A Short
History of the American West (2008); for elaborate detail see Howard R. Lamar, ed. The New
Encyclopedia of the American West (1998)

76.

^ Scaliger, Charles (January 8, 2010). "John Colter: The First Mountain Man". The New
American. Diakses tanggal 2010-06-25.

77.

^ Caesar, Gene (1961). King Of The Mountain Men. E.P. Dutton Co,, Inc. Diakses tanggal
30-08-2010.

78.

^ Robert V. Hine and John Mack Faragher, The American West: A New Interpretive
History (Yale University Press, 2000) p. 10

79.

^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1 (1st ed.). New York: W.W.
Norton. p. 407.ISBN 0393927822.

80.

^ "California Gold Rush, 1848-1864". Learn California.org, a site designed for the
California Secretary of State. Diakses tanggal 2008-07-22.

81.

^ Len Green. "Choctaw Removal was really a "Trail of Tears"". University of Minnesota.
Diakses tanggal2008-04-28.

82.

^ Robinson, Harriet (1883). "Early Factory Labor in New England". Internet History
Sourcebooks Project. Diakses tanggal 19 August 2010.

83.

^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 310311.ISBN 0155656643.

84.

^ "Population: 1790 to 1990" (PDF). United States Census Bureau. Diakses tanggal 19
August 2010.

85.

^ a b Stampp, Kenneth (1991). The Causes of the Civil War (3rd ed.). Touchstone.

86.

^ Daniel Walker Howe, What Hath God Wrought: The Transformation of America 18151848, (2007) pp 705-6

87.

^ Rives, George Lockhart. The United States and Mexico 2. p. 658. Diakses
tanggal 2010-08-30.

88.

^ Fuller, John D. P. (1936). The Movement for the Acquisition of All Mexico, 1846-1848.
Diakses tanggal2010-08-30.

89.

^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 296. ISBN 0155656643.

90.

^ Fergus M. Bordewich, America's Great Debate: Henry Clay, Stephen A. Douglas, and
the Compromise That Preserved the Union (2012)

91.

^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1 (1st ed.). p. 411414. ISBN 0393927822.

92.

^ McPherson, James M. (1998). Battle Cry of Freedom: The Civil War era. Ballantine
Books. p. 205.ISBN 0345359429.

93.
94.

^ Kenneth Stampp, The Causes of the Civil War (2008)


^ Allen C. Guelzo, Fateful Lightning: A New History of the Civil War and
Reconstruction (2012) ch 3-4

95.

^ Stephen E. Woodworth, Decision in the Heartland: The Civil War in the West (2011)

96.

^ Bruce Catton, The Army of the Potomac: Mr. Lincoln's Army (1962)

97.

^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 362. ISBN 0155656643.

98.

^ On Lee's strategy in 1863 see James M. McPherson, "To Conquer a Peace?" Civil War
Times (March/April 2007) 46#2 pp 26-33, online at EBSCO

99.

^ Maris Vinovskis (1990). Toward a Social History of the American Civil War: Exploratory
Essays. Cambridge U.P. p. 7.

100.
^ Allen C. Guelzo, Fateful Lightning: A New History of the Civil War and
Reconstruction (2012) pp 445-513 is a brief treatment; see also Eric Foner, A Short History of
Reconstruction (1990)
101.
^ Swanson, James (2006). Manhunt: The 12-Day Chase for Lincoln's Killer. Harper
Collins.ISBN 9780060518493.
102.
^ Paul A, Cimbala, The Freedmen's Bureau: Reconstructing the American South after the
Civil War(2005) includes a brief history and primary documents
103.
^ a b Trefousse, Hans L. (2001). Thaddeus Stevens:Nineteenth-Century Egalitarian.
Stackpole Books. ISBN 0811729451.
104.
^ Woodward, C. Vann; William S. McFeely (2001). The Strange Career of Jim Crow.
Oxford University Press.ISBN 0195146905.
105.
^ George C. Rable, But There Was No Peace: The Role of Violence in the Politics of
Reconstruction (2007)
106.
54

^ Edward L. Ayers, The Promise of the New South: Life After Reconstruction (1992) pp 3-

107.

^ C. Vann Woodward, The Strange Career of Jim Crow(3rd ed. 1974)

108.

^ Howard Sitkoff, The Struggle for Black Equality (3rd ed. 2008) ch 7

109.

^ Cronon, William (1991). Nature's Metropolis. Norton.ISBN 0393308731.

110.

^ Alan Trachtenberg, The Incorporation of America: Culture and Society in the Gilded
Age (2007)

111.

^ Mintz, Steven (2008-06-05). "Learn About the Gilded Age". Digital History. University of
Houston. Diakses tanggal 2008-06-05.

112.

^ "Old fears over new faces", The Seattle Times, 21 September 2006. Diakses pada 30
Agustus 2010}}
^ a b Schlesinger, Sr., Arthur (1933). The Rise of the City, 1879-1898.

113.
114.

^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 498503.ISBN 0155656643.

115.

^ Charles Hoffmann, "The Depression of the Nineties,"Journal of Economic History (1956)


16#2 pp 137164. in JSTOR

116.

^ Worth Robert Miller, "A Centennial Historiography of American Populism," Kansas


History (1993) 16#1 pp 54-69. online edition

117.

^ Mintz, Steven (2006). "Learn About the Progressive Era". Digital History. University of
Houston. Diakses tanggal 2008-02-06.

118.

^ Gould, Lewis (1980). The Spanish-American War and President McKinley. University
Press of Kansas.ISBN 9780700602278.

119.

^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 566. ISBN 0155656643.

120.
^ Fred H. Harrington, "The Anti-Imperialist Movement in the United States, 1898
1900," Mississippi Valley Historical Review (1935) 22#2 pp. 211230 in JSTOR
121.
^ Thomas A. Bailey, "Was the Presidential Election of 1900 a Mandate on
Imperialism?" Mississippi Valley Historical Review (1937) 24#1 pp 4352 in JSTOR
122.
^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 567569.ISBN 0155656643.
123.

^ a b Chasteen, John Charles (2005). Born in Blood and Fire. W.W. Norton.

124.
^ Link, Arthur Stanley (1972). Woodrow Wilson and the Progressive Era, 1910-1917.
Harpercollins.ISBN 006133023X.
125.

^ Cooper, John (1983). The Warrior and the Priest. Belknap Press. ISBN 0674947509.

126.
^ Richard J. Jensen, Jon Thares Davidann, and Yoneyuki Sugital, eds. Trans-Pacific
relations: America, Europe, and Asia in the twentieth century (Greenwood, 2003)
127.
^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 595. ISBN 0155656643.
128.
^ Edward M. Coffman, The War to End All Wars: The American Military Experience in
World War I (1998)
129.
^ Clements, Kendrick A. (1992). The Presidency of Woodrow Wilson. University Press of
Kansas. ISBN 0-7006-0524-X.
130.
^ Patterson, KD; Pyle GF (Spring 1991). "The geography and mortality of the 1918
influenza pandemic". Bull Hist Med. 65 (1): 421.

131.
^ Sunday, Julie. "Globalization and Autonomy". McMaster University. Diakses
tanggal 2010-08-31.
132.
^ Rebecca J. Mead, How the Vote Was Won: Woman Suffrage in the Western United
States, 18681914(2006)
133.

^ Glenda Riley, Inventing the American Woman: An Inclusive History (2001)

134.

^ Aileen S. Kraditor, The Ideas of the Woman Suffrage Movement: 18901920 (1967)

135.
^ Katherine H. Adams and Michael L. Keene, Alice Paul and the American Suffrage
Campaign (2007)
136.
^ Elizabeth Frost-Knappman and Kathryn Cullen-Dupont, Women's Suffrage in
America (2004)
137.
^ Allan J. Lichtman (1979; reprinted 2000). Prejudice and the Old Politics: The
Presidential Election of 1928. Lexington Books. p. 163.
138.
^ "The Various Shady Lives of the Ku Klux Klan".Time. April 1965. Diakses tanggal 201008-24.
139.
^ Murray, Robert K. (1955). Red Scare: A Study in National Hysteria, 1919-1920.
Minneapolis: University of Minnesota Press. ISBN 0313226733.
140.

^ Hahn, Steven (2003). A Nation Under Our Feet. Belknap Press. ISBN 067401765X.

141.
^ Adler, Selig (1957). The Isolationist Impulse: Its Twentieth Century Reaction. New York:
The Free Press.
142.
^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 622. ISBN 0155656643.
143.
^ Sicilia, David. "Business". Companion to Twentieth-Century America. Ed. Stephen
Whitfield. Oxford:Blackfield, 2004
144.
^ Coolidge, Calvin (January 17, 1925). "The Press Under a Free Government". Address
before the American Society of Newspaper Editors Washington, D.C. Calvin Coolidge Memorial
Foundation. Diakses tanggal 2009-11-10.
145.
^ Fuess, Claude M. (1940). Calvin Coolidge: The Man from Vermont. Little, Brown.
p. 320.ISBN 9780700608928.
146.

^ "About the Great Depression". Diakses tanggal2010-08-24.

147.
^ Frank, Robert H.; Bernanke, Ben S. (2007). Principles of Macroeconomics (3rd ed.).
Boston: McGraw-Hill/Irwin. p. 98. ISBN 0073193976.
148.
^ Ohanian, Lee (August 2009). "Hoover's pro-labor stance spurred Great Depression".
Diakses tanggal2010-08-31.
149.
^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 674676.
150.

^ "Work(s) Progress Administration Collection". Diakses tanggal 2010-08-25.

151.
^ Howard, Donald S. (1943). The WPA and Federal Relief Policy. Russell Sage
Foundation.
152.
^ McElvaine, Robert S. (1985). The Great Depression. Three Rivers
Press. ISBN 0812963431.
153.
^ Smiley, Gene (2002). Rethinking the Great Depression. Chicago: Ivan R.
Dee.ISBN 9781566634724.
154.
^ Stewart, Lt. Cmdr. A.J. (1974). Those Mysterious Midgets. United States Naval Institute
Proceedings. p. 56.
155.
^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 677679.
156.
^ O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of Liberation, 19431945.
Lexington Books. p. 244.ISBN 0739101951.
157.

^ Kershaw 2001, hlm. 823

158.
^ Donnelly, Mark (1999). Britain in the Second World War. Routledge.
p. xiv. ISBN 0415174252.
159.
^ Miscamble, Wilson D (2007). From Roosevelt to Truman: Potsdam, Hiroshima, and the
Cold War. Cambridge University Press. p. 201. ISBN 0521862442.
160.
^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. p. 771. ISBN 0155656643.
161.
^ Hermes, Jr., Walter (2002) [1966]. Truce Tent and Fighting Front. United States Army in
the Korean War. United States Army Center of Military History. pp. 2, 69. Diakses tanggal 201008-31.
162.
^ Andrew, John (2001). "Pro-War and Anti-Draft: Young Americans for Freedom and the
War in Vietnam". Di Marc Jason, Gilbert. The Vietnam War on Campus. Westport, Conn.: Praeger.
pp. 12.
163.
^ Marfleet, B. Gregory. "The Operational Code of John F. Kennedy During the Cuban
Missile Crisis: A Comparison of Public and Private Rhetoric". Political Psychology 21 (3): 545.
164.
^ Associated Press (2003-06-17). [://www.usatoday.com/news/nation/2003-06-17rosenbergs_x.htm "Fifty years later, Rosenberg execution is still fresh"]. USA Today. Diakses
tanggal2010-08-26.
165.
^ Schwartz, Richard A. (1999). "How the Film and Television Blacklists Worked". Florida
International University. Diakses tanggal 2010-03-03.
166.
^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M. Schlesinger, Jr.,
Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The National Experience: A History of the
United States (6th ed.). Harcourt Brace Jovanovich. pp. 771772.ISBN 0155656643.
167.
^ Pursell, Carroll W. (1972). The Military-Industrial Complex. New York: Harper and
Row.ISBN 006045296X.
168.
^ a b Burrows, William E. (1998). This New Ocean: The Story of the First Space Age. New
York: Random House. ISBN 9780679445210.

169.
^ "Dtente and the Nixon Doctrine - Cambridge University Press". Cambridge.org.
Diakses tanggal2010-01-31.
170.
^ Suri, Jeremi (2003). Power and Protest: Global Revolution and the Rise of Dtente.
Harvard University Press. ISBN 0674010310.
171.
^ Gaddis, John Lewis (1997). We Now Know: Rethinking Cold War History. Oxford
University Press.ISBN 0198780702.
172.
^ Boeckelman, Keith. "The American States in the Postindustrial Economy". The State
and Local Government Review. Diakses tanggal 2010-08-31.
173.
^ Bivens, L. Josh (2004). Debt and the Dollar (PDF). Economic Policy Institute. Diakses
tanggal 2007-07-07.
174.
^ Rugh, W.A. (2005). American Encounters with Arabs: The Soft Power of U.S. Public
Diplomacy in the Middle East. Praeger Publishers. ISBN 9780275988173.
175.

^ "Clinton Foundation News and Media". Diakses tanggal 2010-08-31.

176.
^ Barth, James. "The Repeal of GlassSteagall and the Advent of Broad Banking" (PDF).
Diakses tanggal2010-08-31.
177.

^ "William J. Clinton". whitehouse.gov. Diakses tanggal 2010-08-31.

178.

^ "Renewel in Iraq". Diakses tanggal 2010-08-28.

179.

^ "Bush Roper Poll".

180.
^ "BBC NEWS | World | Americas | US Elections 2008 | Obama wins historic US
election". BBC News. November 5, 2008. Diakses tanggal November 5, 2008.
181.
^ Censky, Annalyn (July 21, 2010). "Obama on new law: 'No more taxpayer
bailouts'". CNN. Diakses tanggal 07-22-2010.

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Agnew, Jean-Christophe, and Roy Rosenzweig, eds. A Companion to Post-1945 America (2006)

Anderson, Fred, ed. The Oxford Companion to American Military History (2000)

Barney, William. A Companion to 19th-Century America(2006)

Bender, Thomas. A Nation Among Nations : Americas place in world history, New York : Hill and
Wang, 2006.ISBN 978-0-8090-9527-8

Carnes, Mark C., and John A. Garraty, The American Nation: A History of the United States: AP
Edition (2008); university textbook

Diner, Hasia, ed. Encyclopedia of American Women's History (2010)

Foner, Eric. Give Me Liberty! An American History (2nd ed. 2008), university textbook

Gilbert, Martin. The Routledge Atlas of American History(2010)

Hornsby Jr., Alton. A Companion to African American History (2008) excerpt and text search

Kennedy, David M., Lizabeth Cohen, and Thomas Bailey.The American Pageant (2 vol 2008),
university textbookstudy guide

Lancaster, Bruce, Bruce Catton, and Thomas Fleming. The American Heritage History of the
American Revolution(2004)

Milner, Clyde A., Carol A. O'Connor, and Martha A. Sandweiss, eds. The Oxford History of the
American West(1996) excerpt and text search

Perry, Elisabeth Israels, and Karen Manners Smith, eds.The Gilded Age & Progressive Era: A
Student Companion(2006)

Pole, Jack P. and J.R. Pole. A Companion to the American Revolution (2003) excerpt and text
search

Resch, John, ed. Americans at War: Society, Culture, and the Homefront (4 vol 2004)

Schweikart, Larry, and Michael Allen. A Patriot's History of the United States: From Columbus's
Great Discovery to the War on Terror (2007), view from the right excerpt and text search

Tindall, George Brown, and David E. Shi. America: A Narrative History (8th ed. 2009), university
textbook

Vickers, Daniel, ed. A Companion to Colonial America(2006)

Zinn, Howard. A People's History of the United States: 1492 to Present (2005), view from the
left excerpt and text search

Zophy, Angela Howard, ed. Handbook of American Women's History. (2nd ed. 2000). 763 pp.
articles by experts

Anda mungkin juga menyukai