Anda di halaman 1dari 4

Anandio Rendy Pamungkas

13040220130123
UTS ETNOGRAFI EROPA AMERIKA

1. Gerakan Puritanisme di Inggris dan Dampaknya terhadap Tatanan Sosial di


Inggris

Puritanisme muncul sebagai bagian dari upaya Gerakan Reformasi Protestan pada
abad ke-16 dan ke-17 untuk menghapuskan pengaruh Katolik Roma dari Gereja Inggris
(Church of England). Mereka melakukannya karena merasa bahwa Gereja Inggris belum
melakukan reformasi sepenuhnya. Penting untuk dicatat bahwa, pada dasarnya, Puritan
bukan merupakan aliran Protestan yang terpisah atau berbeda secara substansial dari
aliran Protestan yang ada.

Pertikaian antara kelompok Puritan dan kelompok Katolik berhasil diredam


selama pemerintahan Ratu Elisabeth I yang bijaksana. Namun, perselisihan itu kembali
muncul ketika James I naik tahta (1603-1625). James I, seorang penguasa asal Skotlandia
yang dididik di Eropa, lebih tertarik pada teori-teori daripada realitas sehari-hari Inggris.
Oleh karena itu, pemahamannya terhadap tradisi dan masyarakat Inggris menjadi
terbatas. Dalam kepemimpinannya, James I menganut konsep "Hak Ilahi Raja" (Divine
Right of Kings), yang menyatakan bahwa raja memiliki hak istimewa yang dianugerahkan
oleh Tuhan dan tidak dapat diganggu gugat. Menurut konsep ini, raja adalah wakil Tuhan
di bumi, dan kedudukannya berada di atas segala hukum yang dibuat oleh manusia.
Menentang raja dianggap sebagai tindakan menentang Tuhan. Maka dari itu, gerakan
puritan ini muncul sebagai tindakan oposisi atas pemerintahan Raja James I.

Gerakan Puritan berkontribusi pada Revolusi Inggris pada abad ke-17. Kelompok
Puritan memainkan peran penting dalam pemberontakan terhadap monarki dan Gereja
Inggris selama Perang Saudara Inggris. Revolusi ini menghasilkan deklarasi hak-hak
individu dan mengurangi kekuasaan monarki, yang semakin menguatkan konsep
pemisahan agama dan negara.
Gerakan Puritan mempromosikan gagasan kebebasan beragama, yang kemudian
menjadi dasar bagi pemisahan agama dan negara. Penganiayaan yang mereka alami oleh
Gereja Inggris dan pemerintah mendorong mereka mendukung konsep ini, yang akhirnya
menjadi elemen kunci dalam pemikiran pemisahan agama dan negara.

Meskipun pemisahan agama dan negara di Inggris tidak terjadi selama masa
Puritanisme, gerakan ini membentuk dasar-dasar pemikiran dan perubahan sosial yang
berpengaruh pada perkembangan konsep tersebut di masa mendatang. Dengan pengaruh
gerakan Puritan dan perkembangan selanjutnya, pemisahan agama dan negara menjadi
karakteristik penting dalam sistem politik Inggris dan negara-negara Barat lainnya.

2. Posisi Budak Kulit Hitam sebelum dan sesudah Perang di Amerika

Orang kulit hitam pertama kali tiba di negeri AS di New Mexico dan Arizona
pada tahun 1539. Pada saat itu mereka berada di posisi yang sama dengan orang miskin
di Inggris yang dijual ke Amerika, dan dimanfaatkan sebagai pelayan kontrak keturunan
Eropa atau Afrika. Perbudakan di AS dimulai setidaknya sejak 1619, ketika sebuah kapal
Portugis datang membawa sekitar 20 orang Afrika yang diperbudak ke wilayah Virginia.

Diskriminasi ras di Amerika muncul pada tahun 1680-an, yang merupakan akibat
dari pemberontakan Nathaniel Bacon pada tahun 1676. Pemberontakan Bacon adalah
pemberontakan bersenjata yang terjadi pada tahun 1676 yang dilakukan oleh kaum
Virginia (kaum kolonial). Nathaniel Bacon merupakan seorang pedagang kulit putih yang
kaya, dan ia merupakan pemimpin pemberontakan melawan Gubernur Virginia yaitu
William Barkeley.

Perbudakan berkembang dengan cepat sehingga pada saat para kolonis


memperjuangkan kemerdekaan mereka dari Inggris pada 1775, perbudakan telah menjadi
hal yang legal di seluruh 13 koloni. Terlebih lagi, tidak seperti perbudakan di masa kuno,
perbudakan di AS lebih didasarkan pada ras. Pada masa Perang Saudara, orang-orang
yang diperbudak adalah kulit hitam adalah; sedangkan orang kulit putih tidak . Setiap
warga negara AS, baik yang lahir di negara itu maupun yang dinaturalisasi, harus
memahami bahwa konflik perbudakan inilah yang menyebabkan terjadinya Perang
Saudara.
Setelah berakhirnya Perang Saudara Amerika pada tahun 1865, terjadi perubahan
besar dalam kehidupan orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat. Perubahan-
perubahan tersebut adalah tonggak sejarah yang membentuk perjalanan panjang menuju
kesetaraan rasial di negara ini.

Pertama-tama, Perang Saudara menghasilkan Proklamasi Emansipasi pada tahun


1863 yang diumumkan oleh Presiden Abraham Lincoln. Proklamasi ini membebaskan
semua budak di negara-negara Konfederasi yang memberontak dan menjadi langkah awal
menuju pembebasan budak secara luas. Pada tahun 1865, Amendemen Ke-13 Konstitusi
Amerika Serikat secara resmi mengakhiri perbudakan di seluruh negeri..

Penting untuk dicatat bahwa hak pilih juga menjadi fokus perubahan.
Amendemen Ke-15 Konstitusi pada tahun 1870 memastikan bahwa hak memilih tidak
boleh dibatasi berdasarkan ras, warna kulit, atau status sebelumnya sebagai budak.
Namun, hak pilih bagi orang-orang kulit hitam masih sering dihalangi oleh tindakan
diskriminatif dan kekerasan. Perubahan-perubahan ini adalah bagian integral dari
perjalanan panjang menuju kesetaraan rasial di Amerika Serikat dan menunjukkan
keteguhan, keberanian, dan tekad orang-orang kulit hitam serta aktivis hak sipil yang
memperjuangkan hak-hak mereka.

Setelah munculnya amandemen tersebut, para orang kulit hitam di Amerika


akhirnya berhasil keluar dari sistem perbudakan berkat kuatnya perjuangan federal kulit
hitam yang dipimpin oleh Martin Luther King Jr. yang secara perlahan merekonstruksi
identitas budak di sana menjadi warga sipil yang memiliki hak atas konstitusi di
pemerintahan Amerika Serikat.

3. Karakteristik etnis China dan kontribusi mereka di Amerika pada tahun 1800-an

Kedatangan etnis Cina ke Amerika dimulai pada abad ke-19, tetapi pada tahun
1882, imigrasi Cina dibatasi dengan diberlakukannya Chinese Exclusion Act. Undang-
undang ini menghentikan imigrasi Cina dan melarang pekerja Cina memasuki Amerika
Serikat. Pada saat itu, populasi orang Cina di Amerika Serikat mencapai sekitar 110.000
orang. Mereka awalnya menetap di wilayah barat Amerika, terutama di negara bagian
California dan wilayah barat Pegunungan Rocky, yang didominasi oleh industri
pertambangan dan pembangunan rel kereta api. Namun, dengan meningkatnya sentimen
anti-Cina dan penurunan industri pertambangan emas, orang Cina mulai beralih ke sektor
bisnis ekspor-impor kecil dan manufaktur di kota-kota besar seperti San Francisco, New
York, Boston, Philadelphia, Chicago, Los Angeles, dan Seattle.

Pada awal abad ke-20, sebagian besar orang Cina di Amerika Serikat tinggal di
komunitas Pecinan di kota-kota besar. Pada periode kedua (1882-1965), terjadi
perubahan dalam latar belakang pekerjaan dan keahlian imigran Cina, dan mereka terlibat
dalam profesi seperti diplomat, pedagang, dan pelajar. Selama periode ini, orang Cina-
Amerika sering tinggal dalam komunitas khusus seperti Pecinan.

Anda mungkin juga menyukai