Anda di halaman 1dari 15

Pewujudan Pembangunan Kampung Tematik dalam Upaya Menunjang

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Jurang Belimbing

Anandio Rendy Pamungkas

Abstrak
Artikel ini membahas program pemerintah dalam pembangunan desa tematik
yang telah memunculkan berbagai dampak kepada masyarakat Indonesia khususnya
bagi mereka yang berada di kawasan desa tematik tersebut. Pemerintah Kota
Semarang melestarikan dan memajukan seni tradisional dengan mengelompokkannya
dalam bentuk kampung seni budaya tematik. Salah satu yang menjadi kampung seni
tematik diantaranya dikenal dengan kampung seni dan budaya tematik Jurang
Belimbing. Ada beberapa kesenian yang dipertunjukkan dan dilestarikan oleh
masyarakat Jurang Belimbing. Pemkot (Pemerintah Kota) Semarang melalui
perancangan Kampung Tematik Seni dan Budaya berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah, khususnya di Kampung Jurang
Belimbing Semarang.
Pembangunan kampung tematik ini didasarkan pada salah satu tujuan
Sustainable Development Goals (SDG) pada nomor 8 yaitu “Decent Work and
Economic Growth” atau Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Secara garis
besar pelestarian kesenian atau kebudayaan pada desa tematik yang dibangun oleh
pemerintah diharapkan dapat membangun perekonomian masyarakat di Kampung
Jurang Belimbing. Upaya pemerintah Kota tersebut sebagai perwujudan dalam
memenuhi kewajiban untuk memajukan kesejahteraan tiap masyarakat di Indonesia.

Kata Kunci: kampung tematik, sustainable development goals, kesejahteraan


ekonomi

Abstract
This article tell us about government's program in developing thematic
villages has had various impacts on the people of Indonesia, especially for those who
live in the thematic village areas. The Semarang City Government preserves and
promotes traditional arts by grouping them in the form of thematic cultural arts
villages. One of the thematic art villages is known as the Jurang Belimbing thematic
arts and culture village. There are several traditional arts performed and preserved
by the Tembalang Belimbing Gorge community. The Semarang City Government
through the design of the Arts and Culture Thematic Village is trying to improve the
welfare of its people, especially in Jurang Belimbing Village, Semarang.
The development of this thematic village is based on one of the goals of the
Sustainable Development Goals (SDG) in number 8, namely "Decent Work and
Economic Growth". Broadly speaking, the preservation of art or culture in the
thematic villages built by the government is expected to build the economy of the
people in Kampung Jurang Belimbing. The City government's efforts as a
manifestation of fulfilling the obligation to advance the welfare of every community
in Indonesia.

Keywords: thematic village, sustainable development goals, economy

1. PENDAHULUAN

Pembangunan kampung tematik merupakan sebuah program yang dijalankan


pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Kampung
Tematik merupakan salah satu program pembangunan dari Pemerintah Kota (Pemkot)
Semarang yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
mengurangi tingkat kemiskinan. Kampung Tematik dibentuk untuk membuka
destinasi wisata baru dengan menonjolkan kebudayaan lokal yang menjadi salah satu
potensi dari suatu wilayah melalui pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengembangkan kekuatan
yang dimiliki masyarakat supaya dapat mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.

Pemerintah Kota Semarang melestarikan dan memajukan seni budaya lokal


dengan mengelompokkannya dalam bentuk kampung seni budaya tematik. Salah satu
yang menjadi kampung seni tematik diantaranya dikenal dengan kampung seni dan
budaya tematik Jurang Belimbing. Ada beberapa kesenian tradisional yang dilakukan
dan dilestarikan oleh masyarakat Jurang Belimbing Tembalang. Pembangunan
Kampung Tematik Seni dan Budaya oleh pemerintah Semarang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, terlebih di Perkampungan Jurang Belimbing
Semarang. Perencanaan Kampung Tematik dimaksudkan juga sebagai upaya
pelestarian beberapa macam jenis kesenian tradisional yang ada di Kampung Jurang
Belimbing.

Dalam beberapa tahun terakhir, kampung tematik atau kawasan tematik telah
berkembang di berbagai kota. Kampung tematik biasanya dikategorikan sebagai
kawasan yang dibuat atau dirancang untuk melestarikan dan memperkenalkan
kebudayaan atau kesenian di suatu kawasan tertentu. Biasanya tema dalam
kebudayaan tersebut dibuat baik dengan menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan
yang ada di masyarakat, atau memunculkan tema yang baru meskipun pada awalnya
tidak pernah ada di daerah tersebut. Semarang, ibu kota Jawa Tengah, telah berupaya
untuk membangun kampung tematik untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan mengembangkan seni tradisional di berbagai wilayah.

Meningkatkan kesejahteraan disini dimaksudkan untuk pemberantasan


kemiskinan di berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh
Ovita, Faridah, Supawanhar, dan Romdana (2020:386) dengan adanya kampung
tematik masyarakat bisa memiliki berbagai macam usaha menengan diantaranya
seperti berjualan jajanan atau snack untuk menyambut wisatawan yang datang
mengunjungi kampung tematiknya. Dengan begitu warga lokal memiliki kegiatan
tambahan yang bisa menambah pendapatan atau pertumbuhan ekonomi. Dengan
adanya kampung tematik yang berada dalam lingkungan masyarakat perkampungan,
membuat masyarakat lebih mudah dalam meningkatkan aset dan potensi yang ada
dalam daerahnya untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka.

Berdasarkan studi tersebut, kita akan melihat apakah pembangunan kampung


tematik ini sangat berpengaruh dalam membangun kesejahteraan ekonomi
masyarakat di Kampung Jurang Belimbing. Kesejahteraan ekonomi yang dimaksud
disini termasuk dengan peningkatan pendapatan warga dan pekerjaan layak, yang
seharusnya apabila kita meninjau tujuan dari program pembangunan kampung
tematik ini masyarakat Jurang Belimbing sudah mendapatkan kedua hal tersebut.
Pemerintah Kota Semarang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pencanangan desa bertema seni dan budaya khususnya di Desa Jurang
Belimbing Semarang. Pencanangan kampung tematik ini juga dimaksudkan sebagai
upaya melestarikan beberapa jenis kesenian tradisional yang ada di Desa Jurang
Belimbing. Upaya pemerintah kota merupakan wujud pemenuhan kewajiban
memajukan budaya yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Budaya.

Program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Semarang


tersebut bisa dikatakan cukup inovatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
ekonomi di Kota Semarang, namun apakah program tersebut berhasil? Tentunya
dalam artikel ini akan kita bahas secara tuntas. Maka dari itu di dalam artikel ini, saya
akan membahas “Pewujudan Pembangunan Kampung Tematik dalam Upaya
Menunjang Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Jurang Belimbing”, hal ini
berkaitan dengan asumsi dasar dari tujuan pemerintah mengenai meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan juga salah satu tujuan dalam Sustainable Development
Goals (SDG) untuk melihat apakah program yang dilaksanakan pemerintah ini
termasuk pembangunan yang terwujud atau tidak.

2. STUDI LITERATUR

A. Kampung Tematik

Tingginya laju pertumbuhan masyarakat di berbagai perkotaan di Indonesia


tentunya dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Banyaknya jumlah masyarakat dalam satu
kota, tentunya dapat menyebabkan kurangnya sarana dan pra sarana yang disediakan
oleh pemerintah untuk menunjang tingkat ekonomi masyarakat di perkotaan tersebut.
Melihat keadaan tersebut, pemerintah kota di berbagai daerah memiliki banyak cara
untuk menyelesaikan permasalahan di kota yang mereka pimpin.
Pemerintah Kota Semarang pada akhirnya memiliki cara yang tergolong
inovatif dalam menangani tingginya angka kemiskinan di Kota Semarang sendiri
dengan cara melakukan program pembangunan Kampung Tematik. Pendirian
kampung tematik ini di dasarkan kepada aset dan juga potensi yang ada di
perkampungan yang menjadi target pembangunan tersebut (Anindya dan Mardwi,
2018:43). Aset atau potensi disini dimaksudkan kepada kemampuan para warga atau
masyarakat di dalamnya seni tradisional atau kebudayaan, serta potensi alam yang
mereka miliki di kampung mereka.

Kampung tematik mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 2016, memiliki


tujuan mengatasi kemiskinan terutama permasalahan pemenuhan kebutuhan dasar,
mendorong perekonomian lokal dengan menggali potensi-potensi ekonomi
kemasyarakatan sebagai stimulus pembangunan wilayah, serta peningkatan kualitas
lingkungan rumah tinggal masyarakat (Anindya dan Mardwi, 2018:41). Berbagai
tujuan dilaksanakannya program tematik tersebut pada intinya mengharapkan
kesejahteraan yang cukup bagi masyarakat yang terdapat di dalam perkampungan
tersebut.

B. Kesejahteraan Ekonomi

Kesejahteraan ekonomi merupakan suatu tujuan ekonomi yang paling utama.


Kesejahteraan ini menunjukan titik utama pada tingkat ekonomi masyarakat. Kriteria
yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan yaitu pareto
criteria yang dicetuskan ahli ekonomi bernama Vilfredo Pareto. Kategori ini
menyatakan bahwa perubahan keadaan dikatakan baik atau sesuai jika dengan
perubahan tersebut terdapat beberapa pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu
pihakpun yang dirugikan (Ghofar Purbaya, 2016:76)

Dalam artikel ini kesejahteraan ekonomi yang dimaksud berdasarkan


kebutuhan masyarakat Jurang Belimbing yang terpenuhi, serta pendapatan
masyarakat di dalam kampung Jurang Belimbing yang juga meningkat berkat
program pembangunan pemerintah dalam tujuan untuk menggapai salah satu target
dari Sustainable Development Goals (SDG) yaitu pekerjaan layak dan juga
perkembangan ekonomi. Dari program pemerintah tersebut, kesejahteraan ekonomi
dapat dikatakan sebagai salah satu tujuan utama dalam pembangunan kampung
tematik di berbagai daerah salah satunya terdapat di Kampung Jurang Belimbing
Tembalang.

3. METODE PENELITIAN

Metode yang penulis lakukan untuk meneliti studi kasus ini yaitu metode
kualitatif dengan pengambilan data secara wawancara serta observasi partisipan.
Dalam arti lain, pengambilan data ini penulis lakukan secara langsung di lapangan
yang berlokasi di Kampung Jurang Belimbing Kecamatan Tembalang. Penulis telah
mewawancara salah satu orang yang memimpin padepokan kuda lumping “Turangga
Tunggak Semi” di Jurang Belimbing yaitu Bapak Hadi Suwono (42).Setelah
melakukan wawancara, penulis pun ikut dengan berbagai macam kegiatan di
padepokan kuda lumping tersebut dengan ijin dari Bapak Hadi sambil mengobservasi
perkembangan ekonomi masyarakat disana.

Setelah mengumpulkan data, penulis mengolahnya secara kualitatif untuk


mengetahui secara signifikan perkembangan ekonomi tiap masyarakat yang berperan
di dalam Kampung Tematik Jurang Belimbing tersebut. Penulis memilih metode
pengolahan data secara kualitatif karena metode kuantitatif penulis anggap kurang
cocok untuk mengolah penelitian mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi
masyarakat Jurang Belimbing. Hal ini karena beberapa masyarakat di Jurang
Belimbing tidak semuanya berpartisipasi dalam berbagai bentuk pelestarian kesenian
atau kebudayaan (potensi) di sana.

4. HASIL PENELITIAN
A. Bentuk Program Kampung Tematik Jurang Belimbing

Kampung Jurang Belimbing sendiri termasuk ke salah satu dari 32 kampung


tematik yang ada di Semarang. Jurang Belimbing sendiri memiliki potensi berbagai
macam pertunjukan kesenian yang dimiliki oleh warga di sana. Beberapa diantaranya
sudah banyak dikenal masyarakat baik dari dalam maupun luar kota. Hal ini lah yang
menyebabkan Pemerintah Kota Semarang memberikan fokus pembangunan kampung
tematik di wilayah tersebut. Melihat potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki warga Jurang Belimbing tentunya dapat memudahkan pemerintah dalam
mengembangkannya untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Sampai saat ini di Jurang kampung sudah ada beberapa kesenian tradisional
antara lain kethoprak, kuda lumping, dan kaligrafi. Namun, beberapa kesenian belum
berkembang dengan baik dalam beberapa tahun terakhir, baik karena padatnya
aktivitas masyarakat maupun karena kurangnya mendapatkan perhatian khusus.
Menindaklanjuti usulan dari pemerintah kota untuk kampung tematik, masyarakat
dan pemerintah setempat juga dibantu oleh mahasiswa yang sedang melaksanakan
kegiatan lapangan di Jurang Belimbing Tembalang yang menghidupkan kembali
kesenian di kampung Jurang Belimbing dalam mendeklarasikan kampung Jurang
Belimbing sebagai wilayah perkampungan bertema Desa Seni dan Budaya. Dengan
berkembangnya kesenian itu, maka diusahakan agar tetap hidup dan dapat dibina
serta dipertahankan dengan seksama, agar kesenian yang ada memiliki generasi
penerus yang panjang.

Berbagai golongan masyarakat di Jurang Belimbing sendiri bisa banyak yang


antusias ketika pemerintah mulai memperhatikan program Kampung Tematik untuk
meningkatkan kesejahteraan warga lokal disana. Seperti yang diungkapkan oleh Pak
Hadi dalam wawancara dengan penulis mengenai tanggapan maasyarakat ketika
Kampung Jurang Belimbing jadi salah satu fokus pemerintah dalam pelestarian
kesenian tradisional “Ya orang-orang disini jelas seneng sih mas, karena kan kita
tentunya bakal dapat banyak keuntungan seperti di promosikan atau banyak orang
yang menyewa jasa kami untuk tampil di berbagai acara. Kaya gitu kan tentunya
bikin kita jadi lebih mudah to buat memperkenalkan kesenian tradisional dari
kampung kita ini sambil juga mencari uang tambahan” ujarnya.
Ada 3 seni budaya yang menjadi potensi masyarakat Jurang Blimbing yaitu
kethoprak, kuda lumping dan kaligrafi. Ketiganya merupakan potensi besar yang
dimiliki masyarakat Jurang Belimbing, namun sayangnya kurang berkembang. Pada
akhirnya atas kerja sama dengan pemerintah, masyarakat dan organisasi, mahasiswa
Universitas Diponegoro, seni-seni tradisional di Jurang Belimbing ini perlahan
muncul di depan khalayak masyarakat umum. Hal ini berkat kerjasama yang telah
dilakukan selama ini untuk menjadikan Jurang Belimbing sebagai desa bertema seni
dan budaya. Dengan kampung tematik ini, diharapkan seni dan budaya kethoprak
serta kuda lumping di Jurang Belimbing tetap terjaga.

Di Kampung Tematik Jurang Belimbing untuk pelestarian kethoprak, kuda


lumping, dan kaligrafi, telah dilaksanakan dengan cara mengadakan latihan
penampilan yang dipimpin oleh setiap kepala pelatihan di padepokan. Setelah latihan
diadakan pentas kethoprak, kuda lumping dan pameran kaligrafi. Ternyata warga
Jurang Belimbing memiliki antusias tinggi melihat seni budaya tradisional yang
bersifat seni pertunjukan, hal ini diperjelas dengan begitu banyak warga yang
bersama-sama menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional sampai akhir.
Berdasarkan apa yang telah terjadi tersebut, pemerintah Kota Semarang sangat
percaya dan yakin untuk memajukan kesenian yang berpotensi untuk ditingkatkan.
Cara yang mereka lakukan yaitu dengan banyak menyelenggarakan kegiatan latihan
bersama para generasi muda disana dan pementasan secara terus menerus dapat
melestarikan seni dan budaya yang terdapat di Jurang Belimbing tersebut. Dengan
begirtu, apabila masyarakatnya mencintai seni tradisional dan juga kebudayaanya,
maka kelestarian kesenian tradisional juga mendapatkan perhatian khusus dari
generasi yang akan datang dan juga bisa menikmati dan mencintai kebudayaan seni
tradisional mereka sendiri.

Dengan program Kampung tematik seni dan budaya, memunculkan


kedepannya tidak hanya tiga kesenian yaitu kethoprak, kuda lumping dan kaligrafi
saja yang ada, tetapi kegiatan tersebut bisa memunculkan kebudayaan-kebudayaan
yang serupa. Masyarakat juga bisa menunjukan kemampuan yang ada misalnya,
berdagang, membuat karya seni, membuat seni pertunjukan lainnya, dan lain-lain,
yang pada akhirya tingkat kreatifitas masyarakat disana dapat menjadi daya tarik dan
bisa menambah perekonomian masyarakat lokal. Kemampuan masyarakat Jurang
Belimbing sendiri dalam melaksanakan berbagai macam bentuk kesenian merupakan
salah satu dasar utama pemerintah dalam tujuan pembangunan lingkungan untuk
kesejahteraan masyarakat.

B. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kampung Tematik Jurang


Belimbing

Penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri, tetapi


membutuhkan peran aktif masyarakat lokal untuk menciptakan solusi yang tepat
sasaran dan partisipatif. Partisipasi masyarakat sangat penting untuk berpartisipasi
dalam proses pembangunan penanggulangan kemiskinan, mulai dari prosesnya
perencanaan, pengambilan keputusan, implementasi, penggunaan hasil dan evaluasi.
Hal ini diarahkan agar masyarakat memiliki rasa memiliki dan akan berpartisipasi
secara sukarela jika mereka terlibat sejak awal proses pembangunan dan seterusnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, program pembangunan kampung tematik


tidak seharusnya membuat masyarakat di dalamnya bergantung kepada segala bentuk
bantuan dari pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka
melalui program tersebut. Dalam hal ini masyarakat kampung tematik Jurang
Belimbing menunjukuan sikap partisipatif mereka melalui berbagai tindakan
pelestarian kesenian tradisional mereka. Hal-hal tersebut meliputi mendirikan sebuah
padepokan kuda lumping, melatih anak-anak muda di kampung Jurang Belimbing
untuk pertunjukan ketoprak dan sebagainya.

Cara mereka membantu pemerintah dalam melaksanakan program


pembangunan tersebut, memiliki berbagai macam bentuk antara lain:
1. Menjalin hubungan dengan masyarakat umum
2. Partisipasi masyarakat dalam kesenian tradisional

a. Partisipasi dalam bentuk pemikiran (Psychological Participation)


b. Partisipasi dalam bentuk tenaga (Physical Participation)
c. Partisipasi dalam bentuk keahlian (Participation with Skill)
d. Partisipasi dalam bentuk uang (Money Participation)

Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Jurang Belimbing turut aktif serta
mendukung program pembangunan pemerintah dengan cara mereka berpartisipasi
aktif di dalamnya. Berdasarkan cara-cara tersebut dapat disimpulkan kalau kampung
tematik tercipta harus melihat potensi yang ada di dalam masyarakat, dengan adanya
kampung tematik bisa menciptakan lapangan pekerjaan sehinggan bisa meningkatkan
perekonomian masyarakat. Menciptakan Kampung tematik juga harus ada kerja sama
dengan pihak luar untuk bisa dilakukan secara maksimal mengembangkan potensi
yang ada.

Tingginya tingkat partisipasi masyarakat Jurang Belimbing setelah adanya


program, pembangunan dari Pemerintah Kota Semarang, menunjukan bahwa
kesejahteraan ekonomi masyarakat di Jurang Belimbing meningkat secara signifikan.
Hal ini terjadi karena hampir semua orang yang berpartisipasi, merasa bahwa mereka
mendapatkan suatu keuntungan ketika mereka aktif dalam kegiatan kesenian tersebut.
“Ya saya sendiri sih awalnya agak mulai kurang minat ya mas, karena kesenian di
tempat kita ini masih belum mendapatkan perhatian khusus. Tapi setelah beberapa
tahun gitu akhirnya kan pemerintah mulai melaksanakan program ini, nah masyarakat
mulai banyak yang ikut untuk kerjasama dalam pelestarian kesenian yang kita
lakukan sampai sekarang” ujar Bapak Hadi.

Secara garis besar, masyarakat di Jurang Belimbing pada akhirnya hampir


semuanya memiliki pekerjaan sesuai dengan apa yang menjadi potensi mereka. Yang
sebelumnya masih banyak ibu rumah tangga yang tidak bekerja di Kampung Jurang
Belimbing, namun setelah kampung tematik ini dilaksanakan oleh pemerintah, ibu
rumah tangga di Jurang Belimbing sendiri dapat berjualan ketika ada acara kesenian
atau kebudayaan yang dilaksanakan oleh masyarakat disana. Tidak hanya itu,
beberapa dari mereka juga ada yang ikut melatih generasi muda dalam beberapa
kesenian tradisional, serta menjadi orang yang ahli dalam kebudayaan di daerah
mereka sendiri.

Berkat program pembangunan dari pemerintah Kota Semarang, Kampung


Tematik Jurang Belimbing pun menjadi sorotan berbagai organisasi kebudayaan atau
lembaga-lembaga yang memperhatikan kelompok pelestarian kesenian tradisional.
Banyaknya perhatian dari masyarakat luas terhadap Kampung Tematik Jurang
Belimbing tersebut, membuat setidaknya masyarakat disana mendapatkan uang
tambahan dari berbagai macam tamu yang datang untuk menyewa jasa mereka,
ataupun sekedar hanya meliput berbagai macam kegiatan pelestarian kesenian
tradisional di Kampung Jurang Belimbing tersebut.

Meskipun masyarakat Kampung Tematik Jurang Belimbing memiliki


pendapatan yang tidak menentu yang merupakan dampak dari tidak pastinya jasa
mereka selalu digunakan oleh masyarakat luas, akan tetapi sorotan orang-orang
terhadap kesenian tradisional di Jurang Belimbing ini sudah bisa dibilang cukup
untuk membangun semangat masyarakat lokal disana untuk terus mempertahankan
program pelestarian kesenian mereka. Dengan begitu, hal ini menunjukan bahwa
partisipasi masyarakat dalam ikut membangun program pembangunan pemerintah
cukup tinggi dikarenakan perhatian yang mereka dapatkan setelah Kampung Tematik
itu sendiri sudah diterapkan.

Tujuan program pembangunan pemerintah tersbeut bisa dibilang sudah


berhasil dalam mencapai salah satu tujuan Sustainable Develpoment Goals (SDG)
nomor 8 mengenai pekerjaan layak dan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi.
Dengan banyaknya orang-orang yang menganggur sebelumnya di Kampung Jurang
Belimbing, pad akhirnya mereka semua memiliki pekerjaan yang layak di bidang
kesenian tradisional. Tidak hanya itu, pendapatan masyarakat disana pun cenderung
naik atau bertambah karena perhatian khalayak luas yang tertarik terhadap kesenian
tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Jurang Belimbing hingga saat ini.

Hal itu diungkapkan oleh Bapak Hadi Suwono dalam wawancara dengan
penulis mengenai pendapatan dia sebagai salah satu pimpinan padepokan Kuda
Lumping Turangga Tunggak Semi. Beliau mengatakan bahwa setidaknya pendapatan
para penampil dan juga orang-orang yang memimpin padepokan kuda lumping
tersebut tiap bulannya mendapatkan uang tambahan dari berbagai acara atau
kunjungan dari masyarakat luar. Uang tambahan tersebut bisa dibilang cukup besar
bagi mereka semua, karena dalam sebulan setidaknya mereka mendapatkan 1-4 kali
undangan pertunjukan seni kuda lumping.

Kampung tematik ini merupakan sebuah contoh terwujudnya program


pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya bagi
masyarakat Jurang Belimbing. Banyak masyarakat Jurang Belimbing yang
mrngatakan bahwa mereka semua mendapatkan keuntungan yang cukup semenjak
adanya program pemerintah yang memperhatikan pelestarian kesenian tradisional
secara khusus disana. Yang sebelumnya beberapa dari masyarakat ini mulai
kehilangan semangat dalam melestarikan kesenian tradisional tersebut, pada akhirnya
setelah program kampung tematik telah dilaksanakan, mulai banyak masyarakat di
Kampung Tematik Jurang Belimbing yang kembali bergotong royong untuk
melestarikan kesenian di daerah mereka. Hal ini pun mereka lakukan agar nantinya
mereka tetap bisa menjual jasa mereka dan juga keahlian mereka mengenai kesenian
tradisional kepada khalayak luas untuk mendapatkan uang tambahan.

Kampung Tematik ini pada dasarnya meningkatkan ekonomi masyarakat


Jurang Belimbing dengan mengunggulkan potensi dasar masyarakat di dalamnya.
Yang dimana masyarakat Kampung Tematik Jurang Belimbing pada awalnya
memiliki keahlian atau ketertarikan terhadap beberapa kesenian tradisional, sampai
sekarang pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap mereka sebagai media
promosi, publikasi, dan sebagainya. Kesulitan tersebut pada akhirnya dapat terbantu
karena adanya program pembangunan yang di dirikan oleh Pemerintah Kota
Semarang dalam mengurangi angka kemiskinan. Dengan menjadikan Kampung
Jurang Belimbing menjadi salah satu kampung tematik, tentunya publikasi dan juga
media promosi dari pemerintah ini sangat membantu untuk memperkenalkan
Kampung Tematik Jurang Belimbing ke khalayak luas.

5. Kesimpulan

Program Kampung Tematik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota


Semarang ini pada akhirnya telah mencapai salah satu indikator dalam Sustainable
Development Goals (SDG) nomor 8 mengenai pekerjaan layak dan juga pertumbuhan
ekonomi. Tujuan utama pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan
kampung tematik yaitu untuk mensejahterakan masyarakat di berbagai daerah
khususnya di Kampung Jurang Belimbing bisa dikatakan telah berhasil. Berdasarkan
hasil observasi lapangan, banyaknya masyarakat yang berpartisipasi dalam program
pemerintah tersebut karena adanya keuntungan yang mereka dapatkan menjadi lebih
tinggi dari sebelum program tersebut dijalankan.

Kampung Jurang Belimbing di Tembalang merupakan sebuah kampung


tematik kategori seni dan budaya yang memiliki potensi dasar terhadap kesenian
tradisional seperti kethoprak, kuda lumping dan kaligrafi. Ketiganya merupakan
kesenian unggulan warga Jurang Belimbing. Kampung tematik ini bisa menjadi salah
satu cara memperkenalkan berbagai macam kesenian budaya lokal Indonesia pada
Jurang Belimbing pada khususnya. Hal ini pun dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat Jurang Belimbing apabila masyarakat di dalam kampung Jurang
Belimbing tersebut ikut berpartisipasi dalam program pemerintah Kota Semarang.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga lokal disana yang pada akhirnya
mendapatkan pekerjaan yang layak sebagai komponen pelestari kesenian tradisional,
meskipun sebelumnya mereka hanyalah seorang ibu rumah tangga ataupun pekerja
kasar bahkan pengangguran. Anak-anak muda disanapun juga menjadi penampil
kesenian tradisional yang bisa dibilang kegiatan tersebut dapat menambah uang jajan
mereka. Adanya pertumbuhan ekonomi sebab berdirinya program kampung tematik
ini juga dibuktikan dengan lebih banyaknya orang-orang yang menggunakan jasa
warga lokal disana untuk melakukan pertunjukan kesenian.

DAFTAR PUSTAKA

Anindya, dan Mardwi. 2018. “Kajian Pelaksanaan Konsep Kampung Tematik di Kampung
Hidroponik Kelurahan Tanjung Mas Kota Semarang”. Jurnal Wilayah dan Lingkungan.
6(1):40-57.

Ghofar, A. Purbaya. 2016. “Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat: Kasus


Pengusaha Krupuk dan Camilan Hasil Laut di Pantai Kenjeran Lama Surabaya”. Jurnal
Strategi Peningkatan Ekonomi. 1(1):71-97.

Irhandyaningsih, Ana. 2018. “Kampung Tematik Sebagai Upaya Melestarikan Seni Dan
Budaya Daerah di Jurang Blimbing Tembalang Semarang”. Jurnal Anuva. 2 (4): 377-
385.

Nisa, Atika. 2019. “Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pemberdayaan melalui Program
Kampung Tematik (Studi Kasus di Kampung Batik Kelurahan Rejomulyo Kecamatan
Semarang Timur Kota Semarang)”. Jurnal Solidarity. 8(1):515-531.

Ovita, Faridah, Dkk. 2020. “Upaya Peningkatan Perekonomian Keluarga Melalui


Implementasi Kampung Tematik di Kelurahan Padang Nangka Kecamatan Singaran Pati
Kota Bengkulu”. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia. 3(2):385-392.

Triyono, Muhyidin & Ana. 2018. “Pemberdayaan Masyarakat Kampung Jurang Belimbing
Sebagai Kampung Seni dan Budaya di Kota Semarang melalui Pelestarian Seni
Tradisional untuk Menunjang Kesejahteraan Rakyat Berdasarkan Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan”. Jurnal Diponegoro Private Law
Review. 2(1):241-247.
Triyono. 2020. “Seni Kuda Lumping “Turangga Tunggak Semi” di Kampung Seni Jurang
Belimbing Tembalang: Sebuah Alternatif Upaya Pemajuan Kebudayaan di Kota
Semarang”. Jurnal Anuva. 4 (2): 247-254.

Anda mungkin juga menyukai