Anda di halaman 1dari 9

Latar belakang dan identifikasi masalah

Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di ujung paling timur Pulau


Jawa, serta merupakan kabupaten/kota terbesar di pulau Jawa. Luas wilayah yang
dimiliki pun 9 kali lipat lebih luas dari Ibu kota Jakarta, Dengan 87% wilayahnya
yang merupakan pedesaan dapat kita simpulkan bahwa sumber daya alam yang ada di
banyuwangi masih sangat berlimpah, sumber daya manusia yang dimiliki pun
berbanding lurus dengan pertumbuhan sumber daya alam yang dihasilkan di tanah
banyuwangi. Glasson (dalam Nudiatulhuda, 2007), mengatakan bahwa kemakmuran
suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
perbedaan pada struktur ekonominya dan faktor ini merupakan faktor utama.
Perubahan wilayah kepada kondisi yang lebih makmur bergantung pada usaha-usaha
di daerah tersebut dalam menghasilkan barang dan jasa, serta usaha-usaha
pembangunan yang diperlukan.
Kabupaten banyuwangi merupakan salah satu daerah otonom yang andil dalam
mewujudkan pembangunan nasional melalui pencapaian pembangunan daerah.
Keberhasilan akan pembangunan nasional yang juga didukung dari keberhasilan
pembangunan daerah menjadi sangat penting bagi setiap pemerintah daerah termasuk
Kabupaten Banyuwangi untuk selalu mendorong laju pembangunan baik
pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik seperti pembangunan ekonomi
dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang kemudian akan menjadikan
masyarakat semakin sejahtera.

Pembahasan dan Analisis


Letak geografis banyuwangi yang sangat strategis yaitu berada di ujung timur
pulau jawa membuka banyak sekali peluang, sehingga menyebabkan sumber daya
alam cukup melimpah tersedia di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Menurut data
statistik, Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam 10 peringkat terbesar daerah yang
memiliki potensi lahan pertanian paling luas di Jawa Timur. Sehingga tidak
mengherankan apabila Kabupaten Banyuwangi menjadi bagian dari salah satu
lumbung pangan terbesar di provinsi Jawa Timur. Selain potensi dibidang pertanian,

1
Kabupaten Banyuwangi memiliki bentangan pantai yang cukup panjang, sehingga ke
depan, pengembangan sumber daya kelautan dapat menjadi fokus perhatian
pemerintah dalam meningkatkan sektor tersebut melalui berbagai upaya intensifikasi
dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut. Bukan hal
yang tidak mungkin apabila percepatan pengembangan sektor - sektor potensial
seperti kekayaan laut dan sektor potensial lainnya ini dapat segera terwujud
mengingat potensi yang dimiliki oleh kabupaten Banyuwangi cukup besar.
Seperti banyak peristiwa yang telah terjadi, produktivitas yang dihasilkan
banyuwangi memiliki kendala yang beraneka ragam apalagi pada saat musim panen,
dalam bidang keunggulan produksi bahan pangan pemerintah masih belum dapat
meng-cover masalah ini dengan baik sehingga dapat dilihat bahwa masih banyak
masyarakat yang tinggal di desa mengadu nasib di kota untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Padahal masyarakat pedesaan tersebut dapat memiliki cara tersendiri untuk
mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan keunggulan produksi bahan pangan
apa saja yang ada di sekitarnya.
Dengan sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang berlimpah bupati
Banyuwangi yaitu bapak Abdullah Azwar Anas memperkenalkan suatu program yang
cukup unik yaitu Smart Kampung, program ini berjalan di berbagai bidang
diutamakan untuk memudahkan rakyat mendapatkan pelayanan terbaik. Smart
ampung ada untuk melipat jarak mata rantai di publik, program ini merupakan
pengembangan TIK yang bertugas mengedukasi masyarakat desa untuk mendorong
daya saing masyarakat pedesaan. Namun sayangnya program ini tidak digunakan
secara maksimal oleh masyarakat, padahal jika masyarakat dapat menggunakan dan
memanfaatkan fasilitas Smart Kampung ini dengan baik, tanpa perlu pergi ke kota
pun masyarakat yang tinggal di pedesaan ini mampu memiliki daya tarik atau ciri
khas tersendiri yang nantinya akan membantu membangkitkan perekonomian
Kabupaten Banyuwangi serta masyarakat di desa itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan Bupati Banyuwangi nomor 18 Tahun 2016 tentang
Integrasi Program Kerja Berbasis Desa/Kelurahan Melalui Smart Kampung, Smart
Kampung adalah konsep pengembangan masyarakat dalam suatu komunitas untuk

2
melakukan sesuatu secara cerdas/pintar/bijak dalam mengatasi berbagai permasalahan
dengan kemampuan sumber daya yang tersedia dengan efisien di suatu wilayah yang
dihuni oleh masyarakat yang membentuk komunitas sendiri dengan tatanan
kehidupan.
Dengan adanya Smart Kampung ini Banyuwangi menjadi satu satunya kabupaten
peraih predikat A sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kabupaten dengan
jumlah penduduk yang menginjak 2 juta ini diharapkan mampu untuk
memaksimalkan perangkat didesanya masing masing. Program ini sangat efisien
dalam penerapannya yang telah dilakukan di berbagai kecamatan atau desa yang
berada di banyuwangi, seperti desa grogol di kecamatan giri, desa temurejo di
kecamatan bangorejo, desa ketapang dan masih banyak desa desa lainnya yang telah
berhasil menerapkan program ini.
Perlu digaris bawahi disini adalah nama ‘Smart Kampung’ yang perlahan
meredup di mata masyarakat padahal fasilitas yang dimiliki sudah jelas sangat
tercukupi. Kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat ternyata belum digunakan
secara maksimal, bisa dilihat para kaum muda mudi yang berada di desa masih
banyak yang berkeliaran di kota untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, padahal
mereka masih bisa berperan aktif dalam pelaksanaannya, bisa dibilang masyarakat
menyia nyiakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah sedangkan untuk
mensejahterakan keadaan di pedesaan mereka harus berfikir kreatif dan melahirkan
sesuatu yang inovatif agar dapat bisa mengelola sumber daya atau jasa yang mereka
miliki demi mewujudkan kesejahteraan yang terjamin (ber kepanjangan) bagi
masyarakat di pedesaan .
Disini penulis menciptakan suatu inovasi baru untuk mengintegrasi pemanfaatan
program Smart Kampung secara maximal dengan Sumber daya yang dimiliki oleh
banyuwangi termasuk sumber daya alam khususnya sumber pangan dan sumber daya
manusia sebagai pengelolanya. Hal ini tidak semena mena dilakukan tanpa
perencanaan namun dibutuhkan ketelatenan untuk mewujudkannya. Sehingga
strategi untuk memperpendek arus pelayanan cukup dilakukan satu pintu, yaitu di
desa, untuk memperpendek birokrasi. Karang taruna sendiri merupakan wadah bagi

3
para pemuda di desa untuk menyalurkan kreativitasnya. Dengan memaksimalkan
kinerja para pemuda di karang taruna serta mengintegritaskan organisasi tersebut
dengan program Smart Kampung yang di ganyangkan oleh pemerintah, hal ini bisa
meningkatkan kinerja para muda mudi tersebut dan memaksimalkannya mengingat
usia masyarakat yang tergabung dalam Karang Taruna masih merupakan usia
produktif, sehingga banyaknya kreativitas yang mereka miliki dapat tertampung
dengan baik karena akan ada wadah yang merealisasikan ide ide mereka. Sektor
perekonomian yang berada di masing masing desa tersebut juga akan mendapatkan
dampaknya, oleh karena itu para pemuda yang tergabung didalam karang taruna
dituntut menciptakan inovasi baru untuk memberdayakan masyarakat desa yang
berada di sekitarnya sehingga tanpa perlu pergi ke kota mereka masih bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya dengan memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang
berada di desa dan mengolah secara maksimal sumber daya alam yang tersedia di
masing masing desa yang pastinya memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing
masing.
Seperti fenomena yang terjadi beberapa minggu terakhir ini, viralnya video yang
berisi puluhan keranjang buah naga yang terpaksa dibuang ke sungai menuai banyak
opini dari berbagai pihak namun, ternyata setelah diusut lebih dalam lagi buah naga
yang dibuang di sungai itu merupakan buah naga yang memiliki kualitas rendah atau
tidak layak konsumsi dan para petai pun kebingungan mau dibuang ke mana, karena
di wilayah tersebut tidak ada pembuangan sampah umum, dan jika dibuang ke sawah
akan mengganggu aktivitas pertanian. Ternyata alasan petani membuang buah naga
ke sungai hanya karena ingin di notice atau di perhatikan oleh pemerintah. Para
petani itu berkata bahwa mereka ingin diberikan wadah, agar pemerintah dapat
memberikan inovasi atau pengolahan pangan berbahan dasar buah naga sebagai
alternatif lain apabila harga buah naga belum stabil akhir akhir ini. Menanggapi
peristiwa tersebut pada hari selasa tanggal 22 januari 2019 kepala dinas pertanian
kabupaten Banyuwangi, Arief Setyawan turun langsung ke lapangan untuk
melakukan pengecekan bersama dengan tim dari kementrian pertanian dan
membenarkan bahwa buah naga yang dibuang sudah busuk dan tidak layak makan.

4
Arief menjelaskan, pihaknya sudah mendatangkan tiga perusahaan yang akan
membeli buah naga langsung kepada petani buah naga Banyuwangi. Padahal di
Banyuwangi sendiri daerah penghasil buah naga tidak hanya satu namun masih ada di
berbagai daerah lainnya. Sedangkan bantuan yang dilakukan oleh pemerintah jika
dilihat lebih jauh tidak dapat dilakukan secara berkepanjangan melainkan hanya pada
saat itu saja. Padahal sejatinya buah naga sendiri jika diolah dan dipasarkan dengan
baik tentunya dapat menjadi ciri khas suatu daerah atau desa tersebut. Para muda
mudi yang tergabung di dalam karang taruna di desa yang berkaitan nantinya juga di
haruskan berperan aktif untuk menghidupkan organisasi serta juga bisa membantu
untuk mengurus project project besar lainnya yang akan dilaksanakan agar berjalan
dengan lancar.
Dewasa ini pemanfaatan fasilitas Smart Kampung diharapkan sudah berkembang
dengan baik karena tahun ke tahun masyarakat semakin terjebak di arus globalisasi.
Smart kampung sangat erat kaitannya dengan Globalisasi, untuk itu penulis
melakukan beberapa pencarian dan mencoba mengaitkan produk yang dihasilkan
masing masing desa nantinya serta memanfaatan dana dari CSR. Sebagai contoh,
penulis menyediakan beberapa produk olahan buah naga yang nantinya bisa dijadikan
sebagai pembangkit sektor perekonomian masyarakat desa.

Selai Buah Naga Kue Rumput laut rasa buah naga

5
Jika dilihat secara baik dibandingkan dengan buah naga yang asli produk produk
ini terlihat lebih menarik untuk disajikan dan di pasarkan. Dengan modal yang sedikit
serta waktu yang singkat produk ini dapat di produksi secara banyak dalam waktu
yang bersamaan. Ketika pemasaran produk secara konvensional bisa mendapatkan
respon yang baik, maka yang perlu dilakukan adalah menghidupkan kesejahteraan
desa dengan memberdayakan masyarakatnya sebagai pekerja dan hasil sumber daya
yang dimiliki masing masing desa sebagai keunggulan produk yang bisa ditawarkan
kepada masyarakat luas. Home industry bisa di lakukan oleh para ibu ibu rumah
tangga yang tinggal di desa tersebut sembari menunggu suami pulan kerja atau anak
mereka yang pulang sekolah. Project ini nantinya di manage oleh para pemuda yang
tergabung di dalam organisasi karang taruna. Mereka bisa mulai memasarkan
dagangan mereka di banyuwangi mall yang nantinya juga akan menambah umkm dari
Banyuwangi itu sendiri. Memasarkan secara digital kepada desa desa tetangga yang
membutuhkan produk tersebut dalam jumlah banyak secara cepat. Karna sampai saat
ini, orang masih banyak yang belum tau dimana letak daerah yang memproduksi buah
naga, dengan memanfaatkan Smart Kampung ini para pemuda yang berada di desa
tersebut harus memiliki pemikiran yang kreatif terus menurus sehingga dapat
melakukakan hal hal inovatif lainnya agar nantinya produk ataupun desa yang
memproduksinya tidak mati gaya, apalagi jika masyarakat pedesaan diterjang arus
global namun masih tidak dapat mengunakannya. Untuk itu dalam hal ini, peran
generasi muda yang melek teknologi sangat berpengaruh untuk menumbuhkan
perekonomian masyarakat pedesaan yang telah padam.

6
Contoh lain yang dapat di sampaikan adalah daerah wisata desa pancer yang kini
sudah berkembang dibagian pariwisatanya meliputi pulau merah, pantai wedi ireng,
dan pantai mustika. Banyak wisatawan yang tau bahwa destinasi wisata yang
disuguhkan adalah pantai. Yang dilihat mata telanjang adalah indahnya wisata
tersebut namun disini ternyata masih ada lahan kosong yang nantinya bisa
mempekerjakan masyarakat sekitar tanpa perlu keluar daerahnya, cukup mengelola
daerah tersebut dengan baik. Di daerah tersebut, destinasi wisata sudah ada, home
stay juga di tawarkan kepada wisatawan asing yang ingin singgah, namun jika kita
ingat lagi dengan keindahan pantai yang tidak bisa di deskripsikan tersebut, pantai
yang termasuk dalam destinasi wisata tersebut juga merupakan penghasil ikan.
Lapangan pekerjaan yang bisa di hasilkan yaitu dibentuknya tempat pengalengan ikan
yang nantinya akan menguntungkan berbagai pihak. Pertama, masyarakat selagi
menikmati destinasi wisata yang telah disajikan, mereka juga dapat menyaksikan
proses pengalengan ikan. Mungkin bukan suatu pabrik yang besar, namun hal ini
merupakan inovasi besar yang nantinya bisa menjadi pemanis dalam suatu wisata
yang letaknya berada di pingggir pantai. Kedua, nelayan sangat diuntungkan karena
mereka tidak perlu menjual ikan hasil lautnya ke pantai namun mereka bisa memasok
ikan tersebut di tempat penalengan ikan yang tersedia. Ketiga, menjadi lapangan
pekerjaan tambahan bagi para peduduk yang tinggal di daerah tersebut. Keempat,
menjadi faktor pertumbuhan perekonomian desa yang paling utama sekaligus jika hal
ini dikelola oleh pemerintah, pemerintah pun ikut mendapatkan keuntungan.

KESIMPULAN PENUTUP
Dari penjabaran tersebut dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya sektor
perekonomian yang ada di desa tepatnya di kabupaten Banyuwangi mudah
digerakkan. Masyarakat terutama generasi muda hanya perlu memiliki jiwa kreatif
dan aksi yang tanggap, karena ide ide yang dikumpulkan nantinya harus
direalisasikan menjadi suatu gerakan yang bisa membangkitkan sektor perekonomian
rakyat. Akan teteapi program atau project yang akan dilaksanakan nantinya wajib
diberi pengawas untuk memonitor progress peningkatan apa saja yang sudah

7
dilakukan oleh pihak pihak terkait agar dapat terus dipantau dan tidak berhenti di
tengah jalan. Pemerintah bisa melakukan hal tersebut dengan hanya membimbing
mayarakat dengan cara memberi pelatihan berkala pada bulan bulan atau tahun
pertama pelaksanaan.

8
Daftar Pustaka dan Jurnal Rujukan
1. Tree Setiawan P., Panca Oktawirani,&Indra Perdana W. Kajian Model
Akselerasi Pelayanan Desa Terintegrasi Melalui Program Smart Kampung di
Kabupaten Banyuwangi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jember.
2. Siti Mariyam. Implementasi Perbup No. 18 Tahun 2016 Tentang Integrasi
Pelayanan Smart Kampung. Program Studi Filsafat Politik Islam Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
3. Ahmad Afan Ayubi . Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Banyuwangi.
Bank Mandiri Syariah Balikpapan Kalimantan Timur.
4. https://smartkampung.id/
5. https://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/smart-kampung-
banyuwangi-gerakkan-ekonomi-lokal.html
6. https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4223327/wah-smart-kampung-
banyuwangi-juga-dilirik-as
7. https://www.youtube.com/watch?v=sXvEbMAJI74
8. https://www.youtube.com/watch?v=YYmmOFYXjAE
9. https://www.youtube.com/watch?v=-2Tl0SdDOXk
10. https://www.youtube.com/watch?v=kTdNSjzSNII
11. https://www.youtube.com/watch?v=dw5j50sf3js
12. https://www.youtube.com/watch?v=E6Un-ly6COc
13. https://www.youtube.com/watch?v=4T0oa6EEepc

Anda mungkin juga menyukai