Anda di halaman 1dari 5

PEMBERDAYAAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT MELALUI

PENGOLAHAN SINGKONG DI SENTRA INDUSTRI PANGAN

Inovasi pengolahan bahan pangan yang semakin berkembang menghasilkan produk-


produk olahan yang semakin beragam yang banyak beredar di pasaran. Beberapa produk
olahan yang sangat digemari oleh konsumen adalah nugget. Nugget adalah produk daging
direstrukrisasi dengan adonan dan pelapis untuk mempertahankan kualitas (Lukman dkk,
2009; Evanuarini dan Purnomo, 2011). Nugget sangat digemari oleh masyarakat terutama
oleh anak-anak. Nugget yang dijual di pasaran juga sudah sangat banyak, dengan merek yang
berbeda-beda.

Selain terbuat dari daging maupun ikan, nugget juga dapat dibuat dari bahan non
daging (vegetarian) seperti sayuran. Nugget yang terbuat dari sayuran (vegetarian) ini juga
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan minat para konsumen terutama anak-anak
yang tidak menyukai sayur-sayuran. Produk olahan ini juga menjadi pilihan tersendiri untuk
para konsumen vegetarian yaitu konsumen yang tidak mengonsumsi daging dan ikan. Nugget
sayuran ini juga sangat bergizi karena di dalam sayur-sayuran banyak terdapat zat gizi seperti
vitamin dan mineral (Alamsyah, 2007). Tujuan dari penggunaan bahan pengisi dan bahan
dasar ini adalah untuk mengetahui variasi rasa serta tekstur dari produk nugget yang
dihasilkan.

Keunggulan yang bisa diambil melalui substitusi bahan hayati antara lain dapat
meningkatkan gizi serta meningkatkan nilai kesukaan dari produk olahan tersebut.
Pemanfaatan produk nabati yang digabungkan dengan produk olahan daging seperti nugget
menjadi sisi menarik untuk diteliti. Produk nabati yang cukup terkenal mempunyai nilai gizi
tinggi adalah singkong. Nutrisi yang terkandung pada singkong dapat dimanfaatkan dalam
menambah nilai gizi yang terkandung pada produk nugget.

Pemanfaatan potensi alam merupakan salah satu inovasi yang tepat guna karena desa
Suban merupakan salah satu wilayah dengan hasil perkebunan yang melimpah. Salah satu
hasil perkebunan dari desa Suban adalah singkong. Hasil pengamatan dilapangan belum ada
upaya yang dilakukan oleh para petani singkong di desa Suban untuk mengembangkan sektor
hilir atau pasca panen. Selama ini petani lebih fokus pada budidaya dan jual mentahnya saja
dan belum ada upaya yang meningkatkan nilai tambah produk. Perlu dilakukan terobosan
untuk meningkatkan tumbuh dan berkembangnya industri kecil berbasis agroindustri di desa
Suban. Peranan perguruan tinggi sangat diharapkan untuk membantu memberikan
sumbangan pemikiran untuk kemajuan ekonomi pedesaan. Oleh karena itu, program
pengabdian pada masyarakat yang akan dilakukan berupa demo pembuatan nugget singkong
yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan petani singkong di lingkungan desa Suban
sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Singkong (Manihot utillisima) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan
jagung bagi masyarakat Indonesia. Umbi singkong memiliki kandungan gizi yang cukup
lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein,
serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F, Ca), dan zat non gizi, yaitu air. Selain itu,
umbi singkong mengandung senyawa non gizi tanin. Kelebihan singkong terletak pada
kandungan karbohidrat, lemak, protein, kalori, fosfor dan cita rasanya yang lezat. Singkong
segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar
2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%. Menurut pakar tanaman obat
Prof. Hembing Wijayakusuma, efek farmalogis dari singkong adalah sebagai antioksidan,
antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Singkong dapat dimasakdengan berbagai
cara, dapat digunakan pada berbagai macam masakan. Namun sedikit kelemahannya,umbi
singkong tidak tahan di simpan lama meskipun ditempatkan di lemari pendingin, untuk itu
butuh pengolahan lebih lanjut agar lebih tahan lama (Solekha, 2013).

Padahal, olahan pangan lokal menjadi salah satu usaha pengembangan usaha yang
paling mudah untuk dilakukan. Keuntunganya adalah masyarakat tidak perlu mengambil
bahan baku dari wilayah karena bahan baku telah tersedia diwilayahnya sendiri. Latar
belakang kegiatan Program Kemitraan Masyarakat yang akan dilakukan ini dimaksudkan
untuk memanfaatkan pangan lokal yang banyak tumbuh diwilayah tersebut, yaitu singkong.
Oleh karena itu, akan dicoba untuk mengembangkan inovasi pembuatan berbagai produk
dengan memanfaatkan bahan baku dari umbi singkong yang kurang dilirik oleh masyarakat
sendiri karena dianggap kurang memiliki nilai jual yang tinggi.

Diharapkan, inovasi pengolahan singkong menjadi nugget singkong dapat membantu


meningkatkan pendapatan dari sektor perkebunan, sehingga petani dan masyarakat sekitar
dapat merasakan dampak dan manfaat dari pengembangan kegiatan yang akan dilakukan. Hal
ini dapat dimanfaatkan masyarakat desa Suban, kecamatan Merbau Mataram, Lampung
Selatan sebagai roda penggerak perekonomian dengan membuat usaha bersama. Kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada masyarakat desa Suban tentang teknologi pengolahan singkong. Menciptakan bidang
usaha baru yang memanfaatkan potensi desa sehingga mampu menyerap tenaga kerja dalam
rangka mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia(SDM) dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat desa Suban tentang teknologi
pengolahan tanaman singkong menjadi nugget singkong.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka di rumuskan beberapa permasalahan


dalam P2M bagi masyarakat desa Suban, kecamatan Merbau Mataram, Lampung Selatan
adalah: (1) Bagaimana Rencana mahasiswa KKN untuk masyarakat di desa Suban dalam
rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi desa? dan (2)
Bagaimana sosialisasi pengolahan diversfikasi produk singkong berupa nugget?

METODE PEMECAHAN MASALAH

Alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan yakni pelatihan pengolahan


singkong dengan menerapkan teknologi dengan menerapkan teknologi restrukturisasi pada
singkong menjadi nugget singkong. Alternatif ini menjadi pilihan mengingat desa Suban
memiliki potensi cukup besar sebagai pusat pengembangan usaha perkebunan yang selama
ini belum ada upaya pengembangan sektor hilir atau pasca panen. Disamping itu, dipilihnya
jenis produk ini mengingat dewasa ini konsumen membutuhkan produk-produk yang siap
saji. Dipilihnya kegiatan ini juga sebagai upaya dihasilkannya produk yang beraneka ragam
( diversifikasi product). Metode pembuatannya sendiri sangat sederhana dan para peserta
akan segera bisa menerapkannya serta sekaligus produk yang dihasilkan bernilai jual tinggi.
Kegiatan ini melibatkan para dasa wisma dan staf desa Suban serta masyarakat lainnya yang
berminat untuk menambah pengetahuan tentang pengolahan singkong. Kegiatan dilaksanakan
di Kantor Balai Desa Suban, Kecamatan Merbau Mataram pada hari Selasa, 20 Agustus
2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dipaparkan diatas, petani singkong belum
memaksimalkan hasil panennya. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UIN Radenn Intan
Lampung memberikan inovasi baru pengolahan singkong untuk meningkatkat nilai jual
singkong dipasaran melalui pembuatan nugget yang berbahan dasar singkong. Nugget
singkong selain meningkatkan nilai jual singkong, juga bisa membantu meningkatkan
perekonomian petani singkong di desa Suban. Cara pembuatan yang sangat sederhana dan
bahan nya mudah didapatkan dengan harga terjangkau, nugget singkong bisa cocok untuk
dikembangkan pada usaha rumahan. Nugget singkong ini juga tidak memakai pengawet, jadi
aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, dari anak-anak hinggga lansia. Oleh karena itu,
mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung melakukan pengenalan nugget singkong
terlebih lebih dahulu kepada aparat desa serta karang taruna desa Suban untuk mendapatkan
tanggapan mereka terhadap sosialisasi nugget singkong yang akan diadakan oleh mahasiswa
KKN UIN Raden Intan Lampung. Dari hasil survey pengenalan produk nugget singkong
tersebut diperoleh gambaran tentang respon yang cukup positif dari aparat desa.

Berdasarkan pertimbangan dari bapak kepala Desa Suban, disepakati kegiatan


sosialisasi pengolahan nugget singkong akan dilangsungkan bersamaan dengan kegiatan
pengajian akbar pada Selasa, tanggal 20 Agustus 2019, pukul 15.00 WIB – 15.30 WIB,
bertempat di Balai Desa Suban. Dalam pelaksanaannya, masyarakat desa Suban merespon
positif sosialisasi dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung untuk melakukan
komunikasi dengan warganya, khususnya tentang sosialisasi pengolahan singkong menjadi
produk nugget singkong. Lebih lanjut disebutkan bahwa keberadaan usaha kecil berbasis agro
di daerahnya masih dominan pada budidaya dan dengan kegiatan ini ada upaya untuk
mengembangkan hilir/pasca dilakukan oleh mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung
akan terbuka wahana untuk mengembangkan potensi desa. Apalagi kedepan, pemerintah
sedang menggalakan upaya pengembangan UKM berbasis pedesaan. Apa yang disampaikan
oleh Kepala Desa Suban relevan dengan kegiatan yang diberikan. Kegiatan dilanjutkan
dengan pemaparan materi oleh mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung. Pemaparan
materi meliputi nilai gizi pada singkong, teknik pengolahan singkong termasuk bahan-bahan
pendukung dan prinsip penerapan teknologi restrukturisasi pada singkong. Restrukturisasi
pada singkong merupakan proses pembentukan kembali singkong menjadi bentuk-bentuk
yang menarik dan memberi nilai tambah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Suban adalah dengan
mengoptimalkan hasil panen berupa tanaman singkong yg direstrukturisasi menjadi olahan
nugget singkong yang memiliki nilai tambah. Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat
desa Suban ini direalisasikan melalui sosialisasi pengolahan nugget berbahan baku singkong
yang dilakukan di desa Suban, Kecamatan Merbau Mataram. Kegiatan sosialisasi pengolahan
nugget singkong ini mendapat respon yang cukup tinggi dari aparat dan masyarakat desa
Suban. Indikatornya terlihat dari respon cukup positif dari Kepala Desa Suban berharap agar
kegiatan ini bisa lebih diintensifkan dalam upaya pengembangan potensi desanya.

Saran
Perlu dilakukan kegiatan sosialisasi tentang manajemen pengelolaan usaha yang baru
berkembang sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisaso yang telah dilakukan. Disamping
itu, perlu dibuat pilot project sehingga kegiatan yang akan dilakukan lebih mudah dimonev.

DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Yuyun. 2006. Membuat Sendiri Frozeen Food Seafood Nugget. Jakarta: ramedia
Pustaka Alamsyah,
Lukman I, Huda N, Ismail N. 2009. Physicochemical And Sensory Properties Of Commercial
Chicken Nuggets. Asian Journal of Food and Agro-Industry 2(02), 171-180
Evanuarini, H, Purnomo, H. 2011. Physical and Organoleptic Quality Of Chicken Nuggets
Fried at Different Temperature and Time. Journal of Agriculture and Food
Technology 1 (8), 133-1
Solekha, Rofiatun. 2013. Uji Protein dan Organoleptik Limbah Kulit Singkong dan Labu
Kuning (Curcubita moschata Durch.) dalam Pembuatan Cake (Skripsi S-1 Prodi
Biologi). Surakarta: FKIP-UMS.

Anda mungkin juga menyukai