Anda di halaman 1dari 11

AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK

MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN


PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT


UNTUK MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI
PENGEMBANGAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM
DI DESA JETIS KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN
SEMARANG
1
Ayu Meizy Azizah, 2Nur Jihan, 3 Satria Bayu Lesmana, 4Akhmad Afredo
Kurniawan, 5Lisdiana.
1
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang
email; ayumeizy@gmail.com
2
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang
email; nurjihan2008@students.unnes.ac.id
3
Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
email; satriabayu181@gmail.com
4
Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
email; afredo.kurniawan@students.unnes.ac.id
5
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang
email; lisdiana@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK

Mie merupakan makanan yang sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Dunia perdagangan mengenal mie dalam berbagai macam produk serta
berbagai macam olahan. Pada era modern ini, inovasi pada berbagai macam makanan
merupakan hal yang wajar dilakukan. Inovasi pada makanan diperlukan untuk menarik
minat konsumen serta memaksimalkan sumber daya alam yang tersedia. Hal ini juga
dapat diaplikasikan pada mie dengan cara mengolah mie menggunakan alpukat sebagai
bahan dasarnya. Penggunaan alpukat dalam pembuatan mie akan menghasilkan warna
yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat konsumen. Buah alpukat juga
memiliki banyak gizi yang baik bagi tubuh, sehingga diharapkan dapat menghasilkan
produk mie sehat. Selain itu, alpukat merupakan sumber daya yang melimpah pada Desa
Jetis. Tujuan dari inovasi ini adalah eksplorasi alpukat sebagai bahan dasar mie untuk
menghasilkan produk mie sehat sebagai pengembangan penggunaan sumber daya alam
di Desa Jetis.

Kata kunci: inovasi; buah alpukat; mie alpukat

ABSTRACT

Noodle is a food that is very popular and widely consumed by Indonesian people. The
world of commerce knows noodles in a variety of products and various kinds of
processed products. In this modern era, innovation in a variety of foods is a natural thing
to do. Innovation in food is needed to attract consumer’s interest and maximize available
natural resources. It can also be applied to noodles by processing noodles using
avocados as the basic ingredients. The use of avocados in making noodles will produce
attractive color so that it can increase consumer interest. Avocados also have many

1
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

nutrients that are good for the body, so it is expected to produce healthy noodle products.
In addition, avocados are abundant resources in the Jetis Village. The aim of this
innovation is the exploration of avocados as the basic ingredients of noodles to produce
healthy noodle products as the development of the use of natural resources in Jetis
Village.

Keywords: innovation; avocado; avocado noodle

1. PENDAHULUAN

Sejak tahun 1999 pengembangan industri diarahkan pada industri yang

memanfaatkan sumber daya lokal dan mampu memberdayakan ekonomi rakyat.

Dalam hal ini, agroindustri merupakan salah satu subsektor industri yang

memenuhi dua persyaratan tersebut. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenyataan

bahwa tingkat ketergantungan agroindustri (dalam hal bahan dasar dan bahan

mentah, sumberdaya manusia dan teknologi) relatif kecil dibandingkan dengan

industri pengolahan yang lain (Sudaryati, et al. 2013:141). Selain itu sebagian

besar agroindustri di Indonesia berskala usaha kecil-menengah, sehingga apabila

dilakukan pengembangan dengan baik dan tepat akan meningkatkan

perekonomian rakyat.

Perekonomian rakyat rata-rata dari hasil bumi seperti penanaman pohon

atau tumbuhan yang dapat dipasarkan, salah satunya dalam penanaman pohon

alpukat. Buah alpukat merupakan salah satu buah yang sangat digemari oleh

masyarakat Indonesia. Buah alpukat mengandung lemak baik yang tinggi dan

rasanya langu seperti minyak ikan. Buah alpukat tidak hanya enak untuk dimakan

tetapi dapat juga dibuat menjadi minuman seperti juice dan diberi sirup atau bahan

tambahan lainnya. Menurut Department of Agriculture (2011) alpukat terdapat

nutrisi dan fitokimia yang terdiri dari: serat makanan (4,6 g), total gula (0,2 g),

2
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

kalium (345 mg), natrium (5,5 mg), magnesium (19,5 mg), vitamin A (5,0 μg

RAE), vitamin C (6,0 mg), vitamin E (1,3 mg), vitamin K1 (14 μg), folat (60 mg),

vitamin B -6 (0,2 mg), niasin (1,3 mg), asam pantotenat (1,0 mg), riboflavin (0,1

mg), kolin (10 mg), lutein / zeaxanthin (185 μg), cryptoxanthin (18,5 μg),

pitosterol (57 mg) ), dan asam lemak tak jenuh tunggal tinggi (6,7 g) dan 114 kkal

atau 1,7 kkal /g.

Pohon alpukat banyak dijumpai di Desa Jetis Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang, buah alpukat di desa tersebut bisa dibilang sangat

melimpah. Pemasaran buah alpukat di Desa Jetis sudah mencapai pasar dalam

kota maupun luar kota. Melimpahnya buah alpukat di Desa Jetis menjadi sumber

inspirasi untuk mengolah alpukat menjadi berbagai produk yang lain, berupa mie.

Inovasi yang dilakukan diharapkan dapat menjadi variasi lain bagi masyarakat

untuk menikmati alpukat. Inovasi ini tidak hanya untuk santapan saja, melainkan

bisa untuk peluang usaha bagi masyarakat Desa Jetis dengan harga pasar yang

lebih tinggi dibandingkan hanya menjual mentahan dari buah alpukat.

Mie alpukat merupakan inovasi yang sebelumnya belum terpikirkan oleh

masyarakat Desa Jetis untuk dijadikannya peluang usaha. Pada KKN alternatif IIB

Unnes Desa Jetis tahun 2019 telah menyelenggarakan program kerja yaitu

pembuatan mie alpukat. Mie merupakan makanan yang sangat populer dan

banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Mie terdiri atas berbagai jenis,

seperti: 1) mie kering; 2) mie basah; 3) mie soun; dan 4) mie bihun. Setiap jenis

dari mie tersebut memiliki bahan baku dan sistem pengolahan yang berbeda. Mie

menjadi makanan yang populer karena merupakan bahan makanan yang cukup

3
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

praktis dan mudah diolah. Tetapi menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2005) kandungan gizi produk mie dan olahannya masih

sangat rendah terutama kandungan proteinnya.

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah mengkonsumsi

mie tanpa tambahan sayur dan protein. Hal ini merupakan kebiasaan yang kurang

tepat karena kebutuhan gizi pada tubuh tidak terpenuhi. Oleh karena itu dalam

pembuatan mie perlu diberikan penambahan nutrisi. Penambahan nutrisi dapat

dilakukan dengan cara membuat mie dengan bahan dasar buah atau sayur dengan

kandungan nutrisi yang tinggi, yaitu alpukat. Sehingga akan dihasilkan mie sehat

dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan mie pada umumnya.

2. METODE

Metode yang digunakan dalam inovasi ini meliputi: 1) Tahap sosialisasi

manfaat alpukat bagi masyarakat; 2) Tahap demo pembuatan mie alpukat; dan 3)

Tahap praktik pembuatan mie alpukat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuliah Kerja Nyata alternatif IIB Unnes di Desa Jetis telah

menghasilkan inovasi baru yaitu pembuatan mie alpukat dengan

kegiatannya sebagai berikut:

3.1 Sosialisasi Manfaat Alpukat bagi Masyarakat

Alpukat merupakan salah satu tanaman yang sangat melimpah dan banyak

ditemui di Desa Jetis sebagai tanaman unggulan yang diperjualbelikan oleh

masyarakat Desa Jetis. Bibit Alpukat di Desa Jetis sudah terjual tidak hanya

dikawasan Semarang saja, tetapi hingga ke luar kota. Namun dalam penjualannya

4
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

belum ada inovasi yang dapat menambah nilai ekonomi pada alpukat bagi warga

Desa Jetis. Masyarakat Jetis menjual alpukat tanpa adanya pengolahan terlebih

dahulu. Hal itu menjadikan sebuah peluang besar untuk masuknya inovasi

pengolahan alpukat menjadi suatu produk yang mampu menghasilkan nilai jual

lebih sehingga perekonomian di Desa Jetis dapat menjadi lebih baik.

Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan

pelatihan pembuatan mie alpukat sebagai program kerja unggulan yang dilakukan

mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UNNES. Inovasi ini dilakukan atas dasar bahwa

mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UNNES karena telah mengetahui potensi yang ada

di Desa Jetis. Pelatihan pembuatan mie alpukat ini dimaksudkan agar alpukat

yang melimpah di Desa Jetis mampu dikelola masyarakat menjadi produk yang

memiliki nilai jual lebih tinggi. Pelatihan Alpukat ini ditujukan kepada ibu-ibu

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tiap dusun dengan harapan akan

disebarluaskan dalam acara-acara yang ada dalam masyarakat.

Alpukat tidak hanya dapat diolah menjadi mie alpukat saja, namun

berbagai olahan lain seperti brownis alpukat, briket, kompos, bahan dasar untuk

produk kecantikan, serta dapat menunjang program diet. Sosialisasi manfaat

alpukat yang disampaikan dalam pelatihan pembuatan mie alpukat ini ditujukan

agar masyarakat tersadar bahwa alpukat mampu diolah menjadi produk-produk

yang mempunyai nilai ekonomi tinggi serta manfaat pada buah alpukat dapat

digunakan sebagai produk olahan makanan namun dapat menjadi produk

kecantikan hingga produk kesehatan.

5
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

3.2 Demo Pembuatan Mie Alpukat

Tahap demo pembuatan mie alpukat merupakan tahapan dimana pemateri

mempraktikan proses pembuatan secara langsung kepada peserta praktik dengan

tujuan agar peserta praktik dapat melihat secara langsung bagaimana proses

tersebut berjalan. Tahapan demo pembuatan mie alpukat dalam praktik

pengolahan alpukat ini diawali dengan pemateri menunjukkan serta menjelaskan

bahan-bahan yang akan digunakan dengan rincian sebagai berikut: 1) 250gr;

tepung; 2) 75gr alpukat; 3)1 butir telur; 4) 1sdm garam; dan 5) 1sdt pasta alpukat.

Bahan-bahan yang dibutuhkan diberitahu terlebih dahulu agar ibu-ibu PKK atau

peserta praktik yang datang dapat mengetahui mengenai bahan dan alat yang

diperlukan untuk praktik. Disela-sela penjelasan tersebut juga terdapat sesi tanya

jawab seputar bahan-bahan yang akan digunakan, jadi nantinya ibu-ibu PKK

sudah mengerti jika akan membuat dirumah masing-masing.

Setelah tahapan pengenalan bahan, demo pembuatan mie alpukat

dilanjutkan dengan proses pembuatan. Proses pembuatan diawali dengan

pencampuran bahan-bahan yang kemudian diikuti oleh masing-masing kelompok

praktik. Dalam proses pencampuran ini, masing-masing kelompok terlihat sangat

kompak mengikuti demo yang dilakukan pemateri. Tahapan pencampuran bahan

berlanjut ke tahap mixing atau menguleni.

Tahap menguleni adalah tahapan yang sangat menentukan hasil adonan

mie. Apabila tidak dilakukan dengan maksimal, maka bahan-bahan tidak akan

tercampur dengan rata dan akan mempersulit proses penggilingan. Proses

menguleni ini berlangsung dengan baik, ibu-ibu PKK masing-masing kelompok

6
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

terlihat bersemangat dan sesekali bercanda bersama. Setelah tahapan menguleni

selesai, dilanjutkan ke tahapan penggilingan.

Tahap penggilingan terbagi menjadi dua proses, yaitu penggilingan untuk

memipihkan adonan, kemudian proses penggilingan menjadi bentuk mie. Tahap

ini diawali dengan pemateri mempraktikkan penggilingan sembari diberikan

penjelasan tentang cara menggiling dengan baik dan benar mulai dari mengatur

nomor tingkat ketipisan adonan hingga melipat adonan yang sudah dipipihkan

agar membentuk tekstur yang baik ketika masuk ke proses penggilingan menjadi

bentuk mie. Penggilingan ini berlangsung hingga ke proses pembentukan mie.

Selanjutnya masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mencoba

menggiling adonan yang sudah dibuat. Tahapan ini berlangsung cukup lama

karena alat yang tersedia terbatas dan proses penngilingan pertama perlu

dilakukan berulang kali. Masing-masing kelompok terlihat sangat bersemangat

saat proses ini berlangsung. Proses ini dilakukan bergantian dengan tetap

mengikuti arahan dari pemateri. Masing-masing kelompok melakukannya

bergantian hingga semua adonan habis dan mie siap untuk digunakan.

( Gambar 1. Pelaksanaan Demo Pembuatan Mie Alpukat oleh Tim KKN)

7
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

3.3 Praktik Pembuatan Mie Alpukat

Pelatihan pembuatan mie alpukat ditujukan sebagai usaha untuk

memberdayakan ibu-ibu yang ada di masyarakat Desa Jetis agar mempunyai

keahlian membuat sebuah produk olahan berbahan dasar alpukat. Ibu-ibu yang

dundang dalam pelatihan pembuatan mie alpukat ini adalah pewakilan ibu-ibu

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang ada di Desa Jetis. Pelatihan

pembuatan mie tidak hanya memperhatikan mahasiswa praktikan yang melakukan

demo pembuatan mie alpukat, tetapi ibu-ibu PKK yang hadir juga terlibat dalam

praktik pembuatan mie alpukat tersebut. Peserta pelatihan dengan antusias

mengikuti tahapan-tahapan pembuatan mie alpukat dengan bahan-bahan yang

telah disediakan.

Antusias ibu-ibu dalam praktik pembuatan memberikan semangat

tambahan bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata bahwa inovasi yang sedang

dilakukan diperhatikan dengan baik oleh peserta pelatihan. Dalam pelaksanaan

praktik pembuatan mie alpukat, komunikasi dilakukan dua arah antara mahasiswa

praktikan dan peserta. Hal ini menjadikan suasana praktik pelatihan pembuatan

praktik mie alpukat cair dengan canda tawa peserta. Pengolahan mie alpukat

menggunakan bahan-bahan sehat tanpa pengawet dan campuran bahan-bahan

kimia lain, hal ini tentu sangat baik untuk program hidup sehat bagi masyarakat

serta kaum wanita yang mendambakan tubuh ideal.

Praktik pembuatan mie alpukat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil

sesuai dengan dusunnya masing-masing. Setiap dusun mengirimkan tiga orang

peserta sebagai wakil dari dusunnya dengan membawa nampan, baskom, solet,

8
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

dan serbet. Pelatihan pembuatan mie alpukat dihadiri oleh enam dusun yaitu

Dusun Jetis, Dusun Jombor, Dusun Ngawinan, Dusun Krajan, dan Dusun

Ngasem. Dusun Ngunut tidak dapat menghadiri pelatihan pembuatan mie alpukat

karena ada acara lain yang tidak dapat ditingalkan pada saat pelaksanakan

pelatihan tersebut. Peserta melakukan praktik pembuatan mie alpukat dari tahapan

awal pencampuran bahan-bahan yang sudah tersedia seperti telur, tepung, alpukat,

perisa alpukat, garam hingga rata. Kemudian tahap menguleni adonan hingga

kalis dengan campuran air sedikit demi sedikit dan tahapan akhir praktik dengan

menggiling mie secara bergantian setiap kelompoknya.

Praktik yang dilakukan dalam pelatihan pembuatan mie alpukat diakhri

dengan informasi tambahan mengenai cara pengolahan mie alpukat untuk

langsung dikonsumsi dan pengolahan mie alpukat agar mampu bertahan beberapa

hari tanpa penggunaan pengawet. Mie alpukat yang telah dibuat dapat dimasak

secara langsung dengan tambahan bumbu-bumbu sesuai selera masing-masing.

Pengolahan yang kedua adalah mengolah mie alpukat dengan cara dikeringkan.

Mie alpukat dapat bertahan 5-7 hari dengan cara dikeringkan tanpa bahan

pengawet apapun. Pengolahan yang dilakukan dimulai dari pengukusan mie

alpukat selama 30-45 menit kemudian diangkat lalu diangin-anginkan atau dapat

juga dijemur dibawah sinar matahari hingga kering. Jika kondisi cuaca tidak

mendukung, proses pengeringan dapat menggunakan oven dengan suhu yang

paling kecil.

9
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

4. KESIMPULAN

Alpukat merupakan salah satu tanaman yang melimpah dan banyak

ditemui di Desa Jetis sebagai tanaman unggulan yang diperjualbelikan oleh

masyarakat Desa Jetis. Namun dalam penjualannya belum ada inovasi yang dapat

menambah nilai ekonomi pada alpukat bagi warga Desa Jetis. Masyarakat Jetis

menjual alpukat tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Hal itu menjadikan

sebuah peluang besar untuk masuknya inovasi pengolahan alpukat menjadi suatu

produk yang mampu menghasilkan nilai jual lebih sehingga perekonomian di

Desa Jetis dapat menjadi lebih baik. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan

adalah dengan mengadakan pelatihan pembuatan mie alpukat sebagai program

kerja unggulan yang dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UNNES. Pelatihan

pembuatan mie alpukat ini dimaksudkan agar alpukat yang melimpah di Desa

Jetis mampu dikelola masyarakat menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih

tinggi. Pelatihan pembuatan mie alpukat terdiri dari tiga tahap, yaitu 1) Tahap

sosialisasi manfaat alpukat bagi masyarakat ; 2) Tahap demo pembuatan mie

alpukat; dan 3) Tahap praktik pembuatan mie alpukat. Pelatihan pembuatan mie

alpukat berlangsung dengan sangat baik. Setelah melakukan pelatihan pembuatan

mie alpukat, diharapkan ibu-ibu PKK Desa Jetis dapat menyebarluaskannya

dalam acara-acara yang ada dalam masyarakat. Sehingga mie alpukat dapat

menjadi oleh-oleh khas Desa Jetis dengan nilai jual yang lebih tinggi.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Tuhan YME, karena berkat karunia-Nya dan atas

ijin-Nya pengabdian KKN Unnes Desa Jetis ini dapat berjalan dengan lancar

10
AZIZAH INOVASI OLAHAN MIE BERBAHAN DASAR ALPUKAT UNTUK
MENGHASILKAN PRODUK MIE SEHAT SEBAGAI PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM DI DESA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

sesuai dengan rencana. Ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa

Jetis, Bapak Kepala Desa Jetis beserta jajarannya, seluruh tim KKN Desa Jetis

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Universitas Negeri Semarang, dan

semua pihak yang telah terlibat dalam program pengabdian KKN ini. Semoga

kedepannya Desa Jetis menjadi desa yang kreatif akan inovasi-inovasi yang

berpotensi sebagai usaha masyarakat yang lebih baik lagi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Daftar

komposisi bahan makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Sudaryati, D. F. Rosida & D. Islamiyati. 2013. Mie Kaya Serat Sebagai Produk

Unggulan dan Upaya Eksplorasi Umbi-Umbian untuk Peningkatan

Sumber Daya Alam Lokal. Jurnal Rekapangan vol.7 no.2 pp.140-150.

USDA (U.S. Department of Agriculture) Avocado, almond, pistachio and walnut

Composition. Nutrient Data Laboratory. USDA National Nutrient

Database for Standard Reference, Release 24. Washington, DC: U.S.

Department of Agriculture; 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai