PENGABDIAN MASYARAKAT
Desa Tileng memiliki potensi atau sumber daya alam pisang yang melimpah. Pada saat ini
masyarakat desa Tileng khususnya para ibu-ibu PKK merupakan masyarakat yang termasuk
dalam kategori masyarakat yang tidak produktif. Hingga saat ini sumber daya alam pisang
yang melimpah, hanya di olah sedemikian rupa untuk di konsumsi sendiri dan di jual
masyarakat dengan harga yang sangat murah. Masyarakat sekitar belum memanfaatkan
pisang menjadi sesuatu olahan makanan yang kreatif, inovatif serta bisa memiliki nilai jual
yang tinggi. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah keterbatasan pengetahuan dalam
melakukan inovasi untuk mengolah pisang. Solusi untuk menangani permasalahan tersebut
maka tim pengabdian masyarakat dari Universitas Bina Sarana Informatika Prodi Perhotelan
mengadakan pelatihan pengolahan pisang dengan berbagai jenis olahan yang kreatif dan
inovatif. Selain pengolahan pisang peserta juga diberikan pelatihan mengemas olahan
tersebut agar terlihat lebih estetik sehingga memiliki daya jual yang tinggi. Kegiatan ini akan
di laksanakan secara praktek langsung dengan di pimpin oleh koordinator tutor
I. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Desa Tileng yang terletak di Girisubo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan salah satu desa yang memiliki sumber daya alam lokal berupa pisang yang
sangat melimpah. Hampir setiap kebun warga memiliki tanaman pohon pisang, karena
memang tanaman pisang yang sangat mudah tumbuh dan tidak perlu memerlukan banyak
perawatan dalam perawatannya maka warga lebih memilik alternatif untuk menanam
pisang di kebunnya. Tetapi banyaknya pisang tidak di imbangi dengan kemampuan
masyarakat dalam mengolahnya, khususnya kepada ibu-ibu pkk.
Ibu-ibu PKK yang ada di desa Tileng rata-rata merupakan mitra yang tidak produktif.
Hingga saat ini jika panen pisang melimpah mereka hanya mengolahnya menjadi hidangan
pisang goreng atau direbus saja. Selain itu mereka juga menjual pisang hasil panen dengan
harga yang cukup murah. Karena minimnya kemampuan masyarakat dalam mengolah
pisang menjadi makanan yang inovatif menyebabkan harga pisang menjadi rendah. Berikut
ini adalah analsisi situasi di Kalurahan Tileng yang akan di jadikan tempat dalam
pengabdian masyarakat tentang Pelatihan Pengolahan Makanan Yang Inovatif Dari Bahan
Baku Pisang:
v
Melihat dari beberapa referensi bahwa pisang memiliki beberapa kandungan dan
keunggulan. Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan
energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti
kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C,
B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran
fungsi otak. Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100gram, yang secara
keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi
daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori. Buah
Pisang mengandung tiga jenis gula alami, yaitu sukrosa,fruktosa dan glukosa yang
dikombinasikan dengan FIBER, pisang juga memberikan tambahan sokongan energi yang
langsung cukup banyak. (Sunandar, Sumarsono, Benty, & Nurjanah, 2017).
Saat ini produk olahan pisang saat digemari oleh masyarakat, baik generasi muda
hingga generasi tua. Pisang dapat dijadikan menjadi berbagai macam olahan pisang seperti
sale, nuget, keripik, selai pisang, kue basah serta juga dapat di makan secara langsung.
Olahan pisang sangat mudah di jumpai di manapun kita berada, sehingga olahan pisang
menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan. Dalam buku yang ditulis oleh
(Mudjajanto dan Kustiyah, 2006) Ada beberapa keuntungan yang bisa di dapatkan jika
membuka peluang usaha dari oalahan pisang antara lain:
a. Teknologi dalam pembuatannya cukup mudah dan sederhana.
b. Tidak membutuhkan peralatan yang ribet (modern)
c. Modal relatif kecil
d. Bahan baku mudah di dapatkan
e. Pemasaran relative mudah karena bahannya sudah familiar
f. Dapat diolah menjadi beberapa olahan yang variativ
Pisang yang terdapat di desa Tileng memiliki dua jenis secara umum, yaitu pisang buah
yang dapat langsung di makan dan pisang buah yang lazimnya adalah di olah terlebih
dahulu sebelum di makan. Salah satunya yang paling banyak di desa Tileng adalah pisang
kepok. Pisang kepok merupakan salah satu jenis pisang yang menjadi favorit karena
memiliki rasa yang manis dan jika di olah menjadi berbagai jenis olahan makanan
teksturnya tidak lembek.
Pada saat ini yang terjadi di desa Tileng adalah mereka memiliki sumber daya alam
lokal berupa pisang yang melimpah, tetapi mereka tidak bisa memanfaatkan pisang
menjadi makanan yang memiliki nilai jual, sehingga kami Tim Pengabdian Masyarakat
dari Universitas Bina Sarana Informatika khususnya dari program studi Perhotelan akan
memberikan Pelatihan Pengolahan Inovasi Makanan Dari Bahan Baku Pisang.
2. Peta Lokasi Mitra
Mitra dalam kegiatan ini adalah Para Ibu-Ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga) yang berada di Kalurahan Tileng, Girisubo, Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jarak lokasi mitra dari kampus Universitas Bina Sarana Informatika PSDKU
Kota Yogyakarta adalah sekitar 83,9 kilometer yang dapat ditempuh kira-kira 2 jam 15
menit menggunakan mobil atau sepeda motor. Berikut ini adalah peta tempat mitra
pengabdian masyarakat:
3. Permasalahan Mitra
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pada saat ini adalah sumber daya alam lokal
yang berupa pisang khususnya di kalurahan Tileng sangat melimpah, akan tetapi
masyarakat tidak bisa mengolah pisang tersebut menjadi makanan yang kreatif dan
inovatif. Pada saat ini masyarakat sekitar hanya mengkonsumsi sendiri pisang dengan
kemampuan mengolah yang terbatas seperti menggoreng dan merebusnya saja serta
menjual pisang mentah ke pasar dengan harga jual yang cukup murah.
3. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan
metode pendampingan. Pendampingan dan pemberdayaan (empowering) merupakan
bagian dari metode Participation Action Research (PAR). Terdapat beberapa elemen
penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengabdian dengan metode PAR. Yaitu
menurut Mahmudah dkk dalam (Bakhri dan Futiah, 2020) antara lain: (1) Memunculkan
kesadaran dalam masyarakat, memahami, menyadari bahwa ada sistem nilai dalam
masyarakat. (2). Setelah mengetahui informasi sekaligus memahami permasalahan bersama
masyarakat melalui diskusi kelompok kecil dan mencari solusi bersama dengan
dilakukannya dengan hati-hati (3). Metode PAR terdiri dari tiga kata yang saling
berhubungan yang saling keterkaitan, yaitu Partisipasi, riset dan aksi. Artinya hasil riset
yang telah dilakukan secara partisipatif kemudian diimplementasikan ke dalam sebuah
aksi. Aksi yang didasarkan kepada riset partisipatif yang benar akan menjadi tepat sasaran.
Untuk kegiatan pelatihan pengolahan inovasi makanan dari bahan baku pisang dengan
metode PAR metode pendekatan yang digunakan adalah:
Tabel II.2
Metode Pendekatan
https://intermedianews.net/pendidikan/universitas-bsi-
kampus-yogyakarta-adakan-pengabdian-masyarakat-
pengolahan-pangan/
2 Dokumentasi Video Publikasi di media social youtube yang dapat di akses
Pelaksanaan Kegiatan pada link:
https://youtube.com/watch?v=tu_WAwdpoEI&feature=share
3 Wawasan Belum bisa berkreasi dan Lebih memiliki inovasi dan kreasi
berinovasi dalam Pengolahan pisang
Pada pengabdian masyarakat ini manfaat bagi peserta juga dapat ditunjukkan secara
kuantitatif pada penilaian peserta atas materi dan penyelenggaraan kegiatan pengabdian
masyarakat. Tingkat kebermanfaatan menunjukkan angka 100 persen dan tingkat kepuasan
peserta atas penyelenggaraan kegiatan sebesar 100 persen, seperti pada gambar diagram
berikut:
Realisasi biaya yang digunakan pada kegiatan pengabdian pada masyarakat sebesar
Rp. 3.453.000 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.1
Realisasi Biaya
HONOR
Honor
No Item Honor Kegiatan Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
1 Chef pengolahan makanan 2 orang 100.000 200.000
2 Assisten chef pengolahan makanan 2 orang 50.000 100.000
Total Honor 300.000
BELANJA BAHAN
Honor
No Item Bahan Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
1. Kertas HVS 1 rim 55.000 55.000
2. Pengadaan modul untuk pelatihan 25 Paket 5.000 125.000
3. ATK (bolpoint dan buku) 25 Unit 3.000 75.000
4. Tinta printer 1 unit 140.000 140.000
5. Pisang 1 tundun 100.000 100.000
6. Kulit Lumpia 10 bks 13.000 130.000
7. Telur 2 kg 23.000 46.000
8. Tepung terigu 2 kg 13.000 26.000
9. Gula Pasir 2 kg 13.000 26.000
10. Minyak goreng 4 ltr 14.000 56.000
11. Vanili 1 btl 7.000 7.000
12. Coklat Crunchy Goldenfil 4 pail 55.000 220.000
13. Kardus makanan 20 pcs 2.500 50.000
14. Oreo crumb 250 gram 18.000 18.000
15. Keju 4 bks 16.000 64.000
16. Red Velvet Crumb 250 gram 15.000 15.000
Total Belanja Bahan 1.153.000
BELANJA BARANG NON OPERASIONAL
Honor
No Item Bahan Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
1. Penyewaan printer 1 unit 100.000 100.000
2. Pengadaan kenang-kenangan 1 unit 200.000 200.000
Total Belanja Barang Non Operasional 300.000
BIAYA PERJALANAN DAN PUBLIKASI
Honor
No Item Bahan Volume Satuan Total (Rp)
(Rp)
Konsumsi dan snack survey awal dengan
1. mitra dan mahasiswa 10 paket 25.000 250.000
Transportasi survey awal dan koordinasi
2. dengan mitra 2 unit 150.000 300.000
Transportasi pelaksanaan pengabdian
3. masyarakat 2 unit 150.000 300.000
4. Konsumsi peserta dan panitia 30 paket 25.000 750.000
5 Biaya publikasi ke media 1 artikel 100.000 100.000
Total Biaya Perjalanan 1.700.000
Total Keseluruhan 3.453.000
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Ibu-ibu PKK yang kurang produktif dan belum mengetahui bagaimana cara
mengolah pisang menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomis, melalui
kegiatan ini diajarkan dua jenis resep olahan pisang yang dapat dijual dengan nilai
ekonomis yang lebih tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik
semangat dan kreatifitas ibu-ibu PKK di desa Tileng untuk dapat menjadi ibu-ibu
yang lebih produktif dengan mengolah pisang yang sangat melimpah di desa Tileng
menjadi suatu produk makanan bernilai ekonomis tinggi. Kegiatan seperti ini tidak
cukup hanya dilaksanakan satu kali saja. Untuk membuat ibu-ibu di desa Tileng
benar-benar menjadi warga masyarakat yang produktif dengan memanfaatkan
pisang, perlu dilakukan pendampingan secara berkala. Tidak hanya itu, resep-resep
inovatif olahan pisang lainnya pun harus diajarkan kepada ibu-ibu untuk
memperkaya pengetahuan dan teknik memasak mereka. Bisa juga diadakan lomba
inovasi pengolahan makanan berbahan dasar pisang untuk ibu-ibu di desa Tileng
untuk memicu kreativitas dan inovasi mereka, sehingga kedepannya mereka bisa
mandiri dalam hal pengembangan makanan berbahan dasar pisang.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhria, S., & Vuvut Futiahb, V. (2020). Pendampingan dan Pengembangan Manajemen
Pemasaran Produk. Jurnal Loyalitas Sosial, 59-70.
Mudjajanto, E. S., & Kustiyah, L. (2006). Membuat Aneka Olahan Pisang. In T. Yullia,
Membuat Aneka Olahan Pisang Peluang Bisnis Yang Menjajikan (p. 3). Tangerang:
PT Agro Media Pustaka.
Sunandar, A., Sumarsono, R. B., Benty, D. D., & Nurjanah, N. (2017). Aneka Olahan
Pisang Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Jual Pisang Dan Pendapatan
Masyarakat. Jurnal Abdimas Pedagogi, 8-15.
LAMPIRAN