Anda di halaman 1dari 2

ISSC 2014 - WAGENINGEN

November 22, 2014

Signifikasi Ekonomi dan Sosial Produksi Pisang Desa Mluweh: Desa Sentra Pisang dalam
Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
1st Indra Riadi, 2nd Febiani Dwi, 3rd Oktovia Rezki Nurhanafiah, 4th Zul Fajri
Diponegoro University, Indonesia
(rezkioktovia@yahoo.co.id)
Agroindustri merupakan salah satu sub sistem agribisnis yang berperan penting dalam paradigma baru
karena dapat meningkatkan distribusi pendapatan 1. Pengolahan lebih lanjut produk pertanian agar
memiliki nilai tambah atau disebut juga dengan agroindustri memiliki manfaat ekonomis bagi rumah
tangga pedesaan. Desa Mluweh yang terletak di Kecamatan Ungaran Timur merupakan kecamatan yang
terletak di kota Semarang yang sebagian besar wilayahnya yaitu sebesar 11,8 % lahan memiliki potensi
pertanian dan perkebunan2. Pisang merupakan salah satu komoditi yang cukup besar di kecamatan ini,
tiap hektar lahan rata-rata dapat memproduksi sebanyak 1.375 kuintal pisang sepanjang tahunnya.
Pembangunan sector industry sampai saat ini masih merupakan prioritas utama pembangunan ekonomi
dengan tetap memperhatikan pembangunan sector lain. Sebanyak 597 lapangan usaha utama juga berasal
dari tanaman pangan, oleh karena itu tanaman pangan berperan sangat besar dalam mendukung
perekonomian warga di Desa Muweh. Permasalahan muncul ketika masa panen dan pasca panen pisang.
Selama masa panen seringkali produksi pisang melonjak jumlahnya, 1 kg buah pisang dihargai sebesar
Rp 12.000 dan masa penyimpanan buah pisang hanya dapat bertahan selama beberapa minggu saja. Pasca
panen merupakan masa dimana banyak ditemukan limbah pohon pisang yang tidak digunakan lagi.
Tingginya produksi tanaman pisang tersebut dapat dijadikan sebagai peluang usaha dalam meningkatkan
pendapatan perkapita masyarakat dan juga upaya dalam memberdayakan masyarakat usia produktif serta
mengurangi angka pengangguran masyarakat Kabupaten Semarang melalui diversifikasi tanaman pisang.
Masyarakat umumnya hanya mengambil bagian buah pisang dan jantung pisang dari pohonnya kemudian
dijual langsung ke pasar-pasar atau di distribusikan ke kota/kabupaten yang ada di sekitar wilayah
Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi impelementasi
diversifikasi produk dan bagaimana proyeksi perkembangan perekonomian Desa Mluweh setelah
mengembangkan usaha diversifikasi produk tanaman pisang. Sehingga diharapkan desa ini dapat menjadi
desa sentra pisang yang dapat memanfaatkan tanaman pisang menjadi produk yang bernilai tinggi demi
menunjang ketahanan pangan dan perekonomian warga.
Seluruh bagian dari tanaman pisang dapat diolah menjadi produk-produk yang mampu menghasilkan nilai
jual yang lebih tinggi. Buah pisang dapat diolah menjadi produk makanan ringan berupa keripik pisang
dan sale pisang. Jantung pisang dapat diolah menjadi produk abon. Sedangkan batang pisang dapat
dimanfaatkan menjadi produk kerjinan berupa tikar. Kulit pisang yang biasanya dibuang dan menjadi
limbah dapat dijadikan sebagai produk selai. Kegiatan industry yang berbasis hasil pertanian sesuai
diterapkan untuk masyarakat Desa Mluweh. Melalui pengolahan yang tepat, maka akan didapatkan
produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan
dan tidak ada limbah.

1 Fatah, L. 2007. The Potentials of Agro-Industry for Growth Promotion and Equality Improvement in Indonesia.
Asian Journal of Agriculture and Development. Vol 4 (I). http://www.searca.org. Was accessed January, 23th 2013.

2 Indonesia Survey Institute. 2013. Semarang dalam Angka, page: 2. BPS press released

ISSC 2014 - WAGENINGEN


November 22, 2014

Penelitian ini merupakan penelitian analisis kualitatif yang mendeskripsikan strategi impelementasi dan
proyeksi perkembangan perekonomian masyarakat Desa Meluweh, Kecamatan Ungaran Timur,
Kabupaten Semarang setelah mengolah mengembangkan usaha diversifikasi produk tanaman pisang.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Desa
Meluweh. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah petani pisang yang ada di Desa Meluweh. Dalam penelitian ini kami
berusaha untuk mendapatkan data yang terbaik. Oleh karena ini, penulis menggunakan beberapa cara
dalam mengumpulkan data yaitu kajian pustaka dan observasi. Sementara ini analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum strategi
implementasi dan proyeksi ekonomi masyarakat setelah mengembangkan usaha produk tanaman pisang.
Strategi impelementasi dari program pengembangan usaha tanaman pisang ini dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program usaha. Tahapan persiapan meliputi pemetaan
pihak-pihak terkait pengembangan program, pengumpulan data limbah kulit pisang dan potensi pisang,
analisis strategi impelementasi program, penentuan mitra dan rancangan anggaran biaya. Sedangkan
tahap pelaksanaan meliputi pengolahan limbah kulit pisang, uji kelayakan program, sosialisasi dan
pelatihan untuk masyarakat. Tahap yang terakhir yaitu monitoring dan evaluasi program. Pada penelitian
ini dapat di proyeksikan perkembangan perekonomian masyarakat Desa Meluweh setelah
mengembangkan usaha selai kulit pisang ini. Modal yang akan dikeluarkan penduduk relatif kecil
karena pembuatannya yang mudah. Perkiraan modal pengeluaran dan rata-rata penerimaan usaha pada I
unit usaha produk tanaman pisang di Desa Mluweh dapat dijelaskan melalui Table 1.
Uraian
Kuantitas
Harga
No
1.
Bahan baku
Rp 38.900,00
Produk
1.
Selai pisang
1 toples
Rp 26.000,00
2.
Sale pisang
1000 gr
Rp 23.000,00
3.
Keripik pisang
250 gr
Rp 9.500,00
4.
Boneka batang pisang
1 buah
Rp 50.000,00
5.
Abon pisang
50 gr
Rp 10.000,00
6.
Tas batang pisang
1 buah
Rp 45.000,00
Jumlah
Rp 163.500,00
Income-Outcome=Profit/loss
Rp 124.600,00
Tabel 1. Pengeluaran dan penerimaan usaha produk tanaman pisang

Dari penelitian ini didapatkan strategi impelementasi diversifikasi produk tanaman pisang melalui tiga
tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Dimana di antara setiap tahapan tersebut di perlukan
kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Sebelum mengelola usaha ini pendapatan per kapita
masyarakat adalah Rp 2.062.159,32, dan setelah mengimplementasikan diversifikasi produk tanaman
pisang, pendapatan meningkat sebesar 31,2 %. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan pendistribusian
produk menjangkau wilayah yang lebuh luas, pendidikan pentingnya berwirausaha kepada masyarakat
serta peran aktif pemerintah untuk menyediakan alat produksi yang memadahi dan dapat diaplikasikan
dengan mudah untuk masyarakat. Hasil penelitian ini menuunjukkan bahwa strategi implementasi
diversifikasi produk tanaman pisang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 31,2 %.

Anda mungkin juga menyukai