ABSRACT
This study aims to analyze the cost and income of pumpkin farming in Singsingon Raya
Village, East Passi District. The study was conducted from January to February 2017. The data
used were primary and secondary data. Primary data through interviews using questionnaires to
15 respondents and secondary data obtained from Singsingon Raya Village Office. This analysis
uses descriptive analysis. The results showed that the cost used for the largest pumpkin
laboratory is labor cost and transportation cost of 87.28 %. In the marketing of pumpkin,
farmers get large enough revenue so that farmers earn substantial income. The results can be
seen from the total average production cost of Rp 4,012,238.00 / Ha with average revenue of Rp
21,159,420.00 / Ha of farmers earning income of Rp 17,147,182.00 / Ha. Analysis of return cost
ratio get value > 1 so that pumpkin profitable for farmers and break even point analysis results
showed that pumpkin farming is at break even point.
Keywords: Analysis, Farming, Yellow Pumpkin, Village Singsingon Raya, East Passi Sub-
district
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usahatani labu kuning
di Desa Singsingon Raya Kecamatan Passi Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari
sampai Februari 2017. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
melalui wawancara menggunakan kuisioner kepada 15 responden dan data sekunder diperoleh
dari Kantor Desa Singsingon Raya. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa biaya yang digunakan untuk berusahatani labu kuning paling besar adalah
biaya tenaga kerja dan biaya transportasi sebesar 87,28 %. Dalam pemasaran labu petani
memperoleh penerimaan yang cukup besar sehingga petani memperoleh pendapatan yang cukup
besar. Hasilnya dapat dilihat dari total biaya produksi rata-rata sebesar Rp 4.012.238,00/Ha
dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp 21.159.420,00/Ha petani memperoleh pendapatan
sebesar Rp 17.147.182,00/Ha. Analisis return cost ratio memperoleh nilai >1sehingga
berusahatani labu kuning menguntungkan bagi petani dan hasil analisis break even point
menunjukan bahwa usahatani labu kuning berada pada titik impas.
Kata kunci: Analisis, Usahatani, Labu Kuning, Desa Singsingon Raya, Kecamatan Passi Timur
1
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
2
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2, Mei 2017: 87 – 98
3
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
4
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2, Mei 2017: 87 – 98
5
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
persentase 40,00 %, 0 sampai 5 tahun sebanyak Tabel 7 menunjukan luas lahan petani
5 responden dengan persentase 33,33 %, 11 yang digunakan pada usahatani labu kuning
sampai 15 tahun sebanyak 4 responden dengan terbanyak pada 0,5 sampai 1 Ha dengan
persentase 26,67 %. Tingkat pengalaman persentase 86,67 % sedangkan kurang dari 0,5 Ha
berusahatani labu kuning bagi sebagian besar dengan persentase 13,33 %.
petani sudah cukup berpengalaman sehingga
dalam menjalankan aktivitasnya sebagai petani Status Kepemilikan Lahan
labu kuning cukup baik dan tanaman labu kuning Status kepemilikan lahan sangat
sudah cukup produktif. Dalam halnya bertani, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani
petani mengenal tanaman labu kuning sudah karena status kepemilikan lahan juga
lama dan teknik budidaya labu kuning sudah mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan oleh
turun-temurun. petani. Kepemilikan lahan dapat dilihat pada
Tabel 8.
Usahatani Labu Kuning di Desa Singsingon
Lahan Tabel 8. Status Kepemilikan Lahan
Jumlah Responden
Lahan merupakan salah satu faktor (Orang )
No Status Lahan
penting dalam berusahatani. Lahan juga Jumlah Persentase
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi 1 Milik Sendiri 12 80,00
pendapatan yang akan diterima oleh petani dalam 2 Pinjam 3 20,00
berusahatani labu kuning. Dengan adanya lahan Jumlah 15 100
pertanian untuk berusahatani labu kuning maka Sumber : Diolah dari data primer, 2017.
petani akan berusaha untuk meningkatkan
produksi sehingga pendapatan yang akan Pada Tabel 8 menunjukan kepemilikan
diterima petani juga meningkat dan petani dapat lahan petani labu kuning sebagian besar adalah
mengusahakan berbagai komoditi yang sesuai milik sendiri dengan persentase 80,00 %
dengan jenis tanah yang akan ditanami. Hasil sedangkan kepemilkan lahan berstatus pinjam
penelitian menunjukan, luas lahan tanaman dengan persentase 20,00 %. Para petani responden
hortikultura di Desa Singsingon Raya berjumlah menggarap lahannya dengan membudidayakan
928 Ha dan luas lahan yang digunakan untuk berbagai macam jenis tanaman seperti bawang
berusahatani labu kuning berjumlah 10,4 Ha. Luas daun, kentang, wortel, tomat dan labu kuning.
lahan pertanian yang belum diusahakan berjumlah
30 Ha. Jumlah ini menunjukan bahwa, petani Bibit
mempunyai peluang untuk meningkatkan Pembibitan merupakan hal penting
produksi labu kuning dengan mengusahakan lahan yang dilakukan untuk mendapatkan produksi
pertanian yang belum diusahakan. Luas lahan labu kuning yang baik. Salah satu tahapan
yang dimiliki petani akan mempengaruhi peningkatan produksi labu kuning adalah
produksi usahatani labu kuning. Luas lahan juga pemilihan bibit yang baik. Bibit yang baik
merupakan faktor produksi terpenting dalam adalah bibit yang tidak rusak, layu dan busuk.
kegiatan usahatani, karna lahan merupakan Hasil penelitian menunjukan bahwa petani dalam
tempat untuk menanam komoditi yang akan usahataninya membuat bibit labu kuning sendiri
dibudidayakan oleh petani. Luas lahan dapat dan tidak membeli bibit labu kuning. Benih yang
dilihat pada Tabel 7. digunakan merupakan benih hasil produksi
sendiri. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya
Tabel 7. Luas Lahan Petani Labu Kuning produksi. Proses pembuatan bibit labu kuning
Jumlah Responden adalah dengan cara mengambil buah yang matang
Luas Lahan dan yang bagus, setelah itu biji/benih yang ada
No (Orang )
(Ha)
Jumlah Persentase pada buah labu dibersihkan dan dijemur. Setelah
1 < 0,5 2 13,33 biji/benih buah labu kuning menggering, langsung
2 0,5 – 1 13 86,67 bisa dijadikan bibit. Pembuatan bibit labu
Jumlah 15 100
Sumber : Diolah dari data primer, 2017.
kuning dalam 1 Ha diperlukan 5 sampai 10
buah labu kuning.
6
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2, Mei 2017: 87 – 98
Teknik Budidaya Usahatani Labu Kuning labu kuning. Labu kuning dipanen pada umur
Usahatani labu kuning merupakan tanaman 4 sampai 5 bulan. Proses panen labu
usahatani yang tidak sulit dibudidayakan baik kuning secara bertahap dengan melihat buah
dalam pembibitan dan perawatan. Penanaman yang sudah matang. Pemanenan buah labu
labu kuning di Desa Singsingon dilakukan kuning dilakukan dengan memangkas atau
dengan monokultur, dikarenakan ketika ditanam memotong tangkai buah. Pemanenan buah labu
secara tumpang sari tanaman labu kuning akan kuning sampai tujuh kali panen dalam satu kali
merabat pada tanaman lainnya. Kegiatan tanam dengan selang waktu pemanenan adalah
usahatani labu kuning dimulai dari pengolahan 2 sampai 3 minggu. Tanaman labu kuning layu
lahan, penanaman, pemeliharaan, penyiangan pada umur tanaman 6 bulan setelah buah labu
dan pemanenan. Kegiatan pengolahan lahan dipanen tanaman langsung mati. Dalam luasan
bertujuan untuk membersihkan lahan dari lahan 0,5 Ha dengan jarak tanam 3 meter
rumput-rumput liar (gulma) dan untuk terdapat 23 bedeng tanaman labu kuning dan
menggemburkan tanah kemudian membuat disetiap bedeng terdapat 11 pohon labu kuning
bedengan dan juga memberikan pupuk kandang. dan dalam 1 pohon terdapat 4 sampai 7 buah
Petani di Desa Singsingon melakukan labu kuning. Pada tanaman labu kuning yang
penanaman secara langsung dengan cara tidak rusak dan subur, produksi labu kuning
membuat lubang dan menaruh benih labu pada luasan lahan 0,5 Ha berkisar 1.000 buah.
kuning sebanyak 3 sampai 5 benih. Pola tanam Dari hasil penelitian rata-rata produksi labu
yang digunakan petani labu kuning antara kuning yang dihasilkan petani selama 4 sampai
tanaman satu dengan yang lainnya adalah 3 5 bulan di Desa Singsingon mencapai 1.662
sampai 4 meter. Pemeliharaan tanaman pada buah/Ha.
saat tanaman berumur 3 minggu meliputi Kebutuhan tenaga kerja untuk
kegiatan penyulaman yaitu mengganti benih usahatani labu kuning di lokasi penelitian
labu kuning yang mati dengan benih yang baru sangat mudah dipenuhi. Tenaga kerja untuk
selanjutnya, kegiatan pengairan dilakukan pada bidang pertanian dapat berupa tenaga kerja
saat tanaman berumur 4 minggu dan 6 minggu dalam keluarga yaitu tenaga kerja yang berasal
yang ditentukan oleh keadaan tanah dan cuaca dari anggota keluarga petani dan tenaga kerja
kemudian, pemupukan yang dilakukan dua kali luar keluarga yaitu tenaga kerja yang
yaitu ketika tanaman berumur 4 minggu dan 8 merupakan tenaga upahan. Jam atau waktu
minggu. Hal tersebut dilakukan petani sebagai kerja yang diberlakukan di Desa Singsingon
usaha untuk memaksimalkan produksi yang Raya adalah mulai pukul 07:00 sampai pukul
akan dihasilkan selanjutnya, perlindungan 16:00. Tenaga kerja dalam usahatani labu
tanaman dengan penyemprotan unsur kimiawi kuning di Desa Singsingon Raya menggunakan
(pestisida) sesuai dengan jenis dan dosis yang tenaga kerja laki-laki. Tingkat upah rata-rata
dianjurkan. Penggunaan obat-obatan oleh para yang dibayarkan untuk tenaga kerja laki-laki
petani responden beragam atau bermacam- mulai dari pengolahan lahan sampai panen
macam jenis seperti Korakron, Seprin, adalah Rp 1.848.792,00/Ha. Jumlah tenaga
Bayfolan, Grenflora, fastac, Petrovita. Bagi kerja yang digunakan untuk pengolahan lahan
petani di Desa Singsingon seranggan hama dan sebanyak 117 orang, penanaman sebanyak 49
penyakit tanaman labu kuning dapat orang, pemeliharaan tanaman sebanyak 27
menurunkan hasil produksi dan akan orang, pemupukan sebanyak 21 orang,
menimbulkan kerugian pada petani. Kegiatan penyiangan sebanyak 88 orang dan pemanenan
selanjutnya adalah penyiangan yaitu untuk sebanyak 55 orang. Jumlah anggota keluarga
membersihkan tanaman dari rumput-rumput liar yang terlibat dalam usahatani labu kuning rata-
(gulma) yang dilakukan ketika tanaman rata sebanyak 3 sampai 4 orang terdiri dari istri
berumur 3 minggu dan 6 minggu. dan anak-anak petani. Hasil penelitian
Pemanenan adalah saat yang menunjukan bahwa petani labu kuning yang ada
dinantikan oleh petani sebagai perwujudan dari di Desa Singsingon Raya dalam usahataninya
keberhasilan dalam mengusahakan tanaman menggunakan teknik budidaya yang tradisional.
7
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
Dari pengalaman berusahatani, teknik budidaya pendapatan yang diterima oleh petani labu
tradisional lebih memudahkan petani dalam kuning. Semakin besar volume produksi yang
berusahatani dan lebih menguntungkan. dihasilkan, maka akan semakin tinggi pulah
pendapatan para petani labu kuning di Desa
Hambatan Usahatani Labu Kuning Singsingon Raya.
Dalam proses berusahatani, petani
labu kuning tidak mempunyai masalah atau Biaya Produksi
kendala dalam hal budidaya, dikarenakan petani Biaya produksi adalah semua biaya
sudah terbiasa berusahatani labu kuning dan yang dikeluarkan petani untuk memproduksi
tanaman labu kuning tidak membutuhkan barang/jasa. Biaya produksi dalam hal ini
banyak perawatan serta tidak membutuhkan menyangkut semua pengeluaran yang
banyak biaya. Dalam halnya pemasaran petani dikeluarkan dari pengolahan lahan sampai
tidak ada kendala dalam menjual buah labu panen. Biaya produksi pada tanaman labu
kuning, dikarenakan pedagang-pedagang kuning terbagi atas dua macam yaitu biaya tetap
pengumpul yang datang sendiri dirumah petani dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
dan ada petani yang sudah mempunyai pelangan yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang
tetap atau pedagang pengumpul tetap sehingga dikeluarkan sedikit ataupun banyak sedangkan
dalam proses pemasaran petani tidak biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
mempunyai kendala. Petani mempunyai dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
kendala atau masalah ketika adanya hama yang
ada pada tanaman labu kuning yang Biaya Tetap
mengakibatkan buah labu kuning membusuk Biaya tetap adalah biaya yang harus
dan rusak sehingga hasil produksi menjadi dikeluarkan petani dalam berusahatani labu
sedikit dan petani menggalami kerugian. kuning yang sifatnya tetap dan tidak berubah.
Biaya tetap yang dikeluarkan petani dalam
Produksi berusahatani labu kuning yaitu biaya pajak.
Produksi merupakan suatu kegiatan Biaya pajak dapat dilihat pada Tabel 10.
atau proses yang mengubah faktor-faktor
produksi menjadi suatu produk. Volume Tabel 10. Biaya Pajak Labu Kuning
produksi labu kuning dapat dilihat pada Tabel 9. Jumlah Responden
Besarnya
No (Orang)
Pajak (Rp)
Tabel 9. Volume Produksi Labu Kuning Jumlah Persentase
Jumlah Jumlah Responden 1 1.000 – 5.000 2 13,33
No Produksi (Orang) 2 6.000 – 10.000 9 60,00
(Buah) 3 11.000 – 15.000 1 6,67
Jumlah Persentase 4 16.000 – 20.000 3 20,00
1 750 - 1.000 9 60,00
2 1.001 - 1.500 6 40,00 Jumlah 15 100
Jumlah 15 100 Rata-rata 14.412
Sumber : Diolah dari data primer, 2017. Sumber : Diolah dari data primer, 2017
8
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2, Mei 2017: 87 – 98
9
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
10
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2, Mei 2017: 87 – 98
Budiarto, S., 2011. Pemasaran Industri Siagian, P., 2003. Teori dan Praktek
(Business to Business Marketing). Kepemimpinan. Rineka Cipta,
C.V Andi Ofiset, Yogyakarta. Jakarta.
Hasyim, 2012. Tataniaga Pertanian. Diktat Shinta, A., 2011. Ilmu Usahatani.
Kuliah, Fakultas Pertanian Perpustakaan Nasional. Universitas
Universitas Lampung. Brawijaya Press.
Hedrasty, 2011. Kandungan Labu Kuning dan Soekartawi, 2005. Agribisnis Teori dan
Pemanfaatannya. Kanisius, Aplikasinya. Raja Grafindo Persada,
Yogyakarta. Jakarta.
11
Analisis Usahatani Labu Kuning..........(Lina Pendong, Oktavianus Porajouw, Lyndon Pangemanan)
,2011. Ilmu Usaha Tani. Universitas Tjiptono, F., 2000. Manajemen Jasa. Andi,
Indonesia, Jakarta. Yogyakarta.
Suprapti, L., 2005. Dasar – dasar Teknologi Wijayanti, V., 2010. Usahatani Kakao dan
Pangan. Vidi Ariesta, Surabaya. Tingkat Ekonomi Petani di Desa
Banjarasri Kecamatan Kalibawang
Talumepa, J., 2010. Analisis Pendapatan Kabupaten Kulon Progo. Jurnal
Petani Cengkeh di Desa Kombi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Kecamatan Kombi. Skripsi Fakultas Universitas Negeri Yogyakarta.
Pertanian, Universitas Sam
Ratulangi. Manado. Yoko, 2012. Labu. Eley Media Komputindo,
Jakarta.
12