Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 386-395

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN


LAMBANAPU KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR

ANALYSIS OF INCOME FARMING OF VEGETABLES IN LAMBANAPU VILLAGE


KAMBERA SUB-DISTRICT SUMBA TIMUR DISTRICT

Elsa Christin Saragih

Program Studi Agribisnis Universitas Kristen Wira Wacana Sumba


Jl. R. Suprapto No. 35 Waingapu, Kabupaten Sumba Timur - NTT
E-mail: elsacsaragih@unkriswina.ac.id
(Diterima 3-12-2020; Disetujui 2-1-2021)

ABSTRAK
Sayuran merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang berperan penting sebagai
sumber pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup petani. Analisis pendapatan dan
efisiensi usahatani merupakan awal dalam penentuan sikap untuk melakukan usahatani sayur-
sayuran dan umumnya petani sayuran di Kelurahan Lambanapu belum pernah melakukan
perhitungan pendapatan maupun besarnya biaya dalam proses usahataninya dengan terperinci.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pendapatan dan efisiensi usahatani petani
sayuran di Kelurahan Lambanapu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2020 di
Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Dengan menggunakan rumus Slovin ditentukan sampel sebanyak 43 petani. Penelitian
ini menggunakan analisis pendapatan dan R/C ratio. Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa
pendapatan petani sayuran di Kelurahan Lambanapu selama satu musim tanam terakhir sudah
menguntungkan. Pendapatan usahatani atas biaya tunai sayuran per 1000 m2 pada musim tanam
Mei-Juni 2020 mencapai Rp 9.377.295/MT/petani dan pendapatan atas biaya diperhitungkan
sebesar Rp 8.079.380/MT/petani. hasil analisis efisiensi kegiatan usahatani sayuran di Kelurahan
Lambanapu sudah efisien karena rasio R/C lebih dari satu (RC > 1), yaitu sebesar 5,53 untuk biaya
tunai dan 3,37 untuk biaya yang diperhitungkan, yang berarti kegiatan usahatani sayuran ini layak
untuk dikembangkan karena menguntungkan secara ekonomis.

Kata kunci: Biaya diperhitungkan, Biaya tunai, Pendapatan, R/C Ratio, Usahatan sayuran

ABSTRACT
Vegetables are one of the horticultural crops that play an important role as a source of income that
can meet the needs of farmers. The analysis of income and farming efficiency is the beginning in
determining the attitude to do vegetable farming and in general, vegetable farmers in Lambanapu
Village have never calculated the income or the amount of costs in the farming process in detail.
This study aims to analyze the income and farming efficiency of vegetable farmers in Lambanapu
Village. The research was conducted from May to June 2020 in Lambanapu Village, Kambera Sub-
District, East Sumba Regency. This type of descriptive quantitative research. Using the Slovin
formula, a sample of 43 farmers was determined. This research uses income analysis and R / C
ratio. The results of the income analysis show that the income of vegetable farmers in Lambanapu
Village during the last one planting season has been profitable. Farm income from cash costs for
vegetables per 1000 m2 in the planting season from May to June 2020 is Rp. 9,377,295, - / farmer
and the cost of income is calculated at Rp. 8,079,380, - / farmer. The results of the analysis of the
efficiency of vegetable farming activities in Lambanapu Village are efficient because the R/C ratio
is more than one (RC> 1), which is 5.53 for cash costs and 3.37 for calculated costs, which means
that vegetable farming is feasible for developed because it is economically profitable.

Keywords: Calculated costs, Cash costs, Iincome, R / C ratio, Vegetable farming

386
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN LAMBANAPU
KECAMATAN KAMBERA SUMBA TIMUR
Elsa Christin Saragih

PENDAHULUAN dapat memenuhi kebutuhan hidup petani.


Hortikultura merupakan salah satu Pada umumnya sayuran merupakan
subsektor pertanian di Indonesia yang tanaman yang berumur pendek sehingga
cukup potensial. Letaknya yang tepat cepat dipanen, pembudidayaannya
berada di garis khatulistiwa menjadikan menggunakan teknologi yang sederhana
Indonesia memiliki iklim tropis yang dan hasilnya dapat diserap pasar dengan
cocok bagi pengembangan tanaman cepat (Edi & Bobihoe, 2010).
hortikultura. Subsektor tanaman Seiring peningkatan pengetahuan
hortikultura terdiri dari sayuran, buah- dan pendidikan masyarakat meningkat
buahan, tanaman hias dan biofarmaka. juga kesadaran masyarakat akan
Subsektor hortikultura memberikan pentingnya mutu makanan termasuk
kontribusi sebesar 1,44 % dari Produk sayuran. Menurut Hermina & Prihatini
Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan (2016), proporsi jumlah penduduk
memberikan kontribusi sekitar 11% dari perkotaan maupun pedesaan dalam
total nilai tambah sektor pertanian mengkonsumsi sayuran hampir sama.
yangmencapai 1.785 trilyun rupiah (BPS, Untuk menjawab kebutuhan ini pasar
2018). Selain sebagai sumber pendapatan harus bisa menyediakan sayuran segar
negara, komoditas hortikultura bagi setiap hari. Dengan demikian jelaslah
manusia juga bermanfaat sebagai sumber peluang bisnis sayuran cukup besar dan
pangan dan gizi, sumber pendapatan menjanjikan bagi para petani.
keluarga, serta sebagai penyangga Kelurahan Lambanapu merupa-
kelestarian alam (Arief, 1990). kan salah satu pemasok sayuran ke pasar-
Sayuran merupakan salah satu pasar yang ada di kota Waingapu yang
komoditas tanaman hortikultura yang merupakan ibukota Kabupaten Sumba
bermanfaat sebagai sumber vitamin, Timur. Komoditas sayuran yang paling
mineral dan serat bagi manusia. Sayuran banyak diusahakan oleh petani di
merupakan tumbuhan yang mengandung Lambanapu antara lain: bayam,
kadar air yang tinggi yang bisa kangkung, sawi, kubis, kacang panjang,
dikonsumsi dalam keadaan mentah terong, tomat dan bawang. Petani sayuran
(segar) maupun dibuat menjadi olahan di Kelurahan Lambanapu menanam sayur
pangan terlebih dahulu. Sayuran berperan dengan sistem yang bermacam-macam.
penting sebagai sumber pendapatan yang Sebagian petani melakukan sistem

387
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 386-395

penanaman rotasi, dimana setelah besar juga. Petani harus bisa menekan
melakukan pemanenan satu jenis sayuran biaya produksi dalam usahataninya agar
kemudian lahan ditanami jenis sayuran rasionya dibandingkan dengan
yang lain. Namun sebagian besar petani pendapatan yang diterima cukup lebar.
di Lambanapu melakukan sistem Menurut Soekartawi, et al (1985)
polikultur, yaitu petani menanam semakin besar rasio yang didapatkan
berbagai macam sayuran pada satu lahan antara pendapatan dan biaya, maka
pada saat yang bersamaan. Sawi, pilihan petani dalam penggunaan
kangkung dan bayam merupakan tiga sumberdaya yang dilakukan dalam
jenis komoditas sayuran yang selalu kegiatan usahataninya semakin tepat.
ditanami secara polikultur oleh petani Berdasarkan rasio ini dapat dianalisis
sayuran di Lambanapu. efisiensi pendapatan usahataninya.
Dalam melakukan usahatani, Berdasarkan uraian di atas, maka
analisis pendapatan merupakan awal dilakukan penelitian untuk menganalisis
dalam penentuan sikap untuk melakukan pendapatan dan efisiensi usahatani petani
usahatani sayur-sayuran (Normansyah, et sayuran di Kelurahan Lambanapu.
al, 2014). Analisis perhitungan
pendapatan usahatani dilakukan untuk METODE PENELITIAN
memberikan gambaran mengenai Penelitian ini akan dilaksanakan di
produksi dan harga jual yang akan Kelurahan Lambanapu, Kecamatan
mempengaruhi pendapatan petani dalam Kambera, Kabupaten Sumba Timur.
berusahatani sayuran (Azzura, et al, Penentuan lokasi penelitian dilakukan
2017). Walaupun demikian, umumnya dengan sengaja (purposive), dengan
petani sayuran di Kelurahan Lambanapu pertimbangan bahwa Kelurahan
belum pernah melakukan perhitungan Lambanapu merupakan salah satu
pendapatan maupun besarnya biaya wilayah penghasil sayuran di Kecamatan
dalam proses usahataninya dengan Kambera. Penelitian dilaksanakan selama
terperinci. dua bulan yaitu dimulai pada bulan Mei
Pendapatan yang cukup besar yang sampai bulan Juni 2020. Jenis penelitian
diperoleh petani dalam usahatani tidak deskriptif kuantitatif.
ada artinya apabila diperoleh dengan Pada penelitian ini, variabel yang
pengeluaran biaya produksi yang cukup diamati adalah data dan informasi

388
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN LAMBANAPU
KECAMATAN KAMBERA SUMBA TIMUR
Elsa Christin Saragih

usahatani sayuran yang diusahakan oleh 7. Penerimaan usahatani adalah nilai


petani. Variabel-veriabel yang digunkan uang yang diterima dari penjualan
dalam penelitian ini, antara lain: produk usahatani dalam satuan rupiah
1. Petani sayuran adalah petani yang (Rp)
membudidayakan sayuran (sawi, 8. Pendapatan usahatani adalah total
bayam, kangkung) di Kelurahan hasil penerimaan dikurangi total biaya
Lambanapu selama minimal 3 musim yang dikeluarkan petani dalam
tanam terakhir. mengusahakan sayuran dalam satuan
2. Luas lahan garapan adalah luas areal rupiah (Rp).
usahatani sayuran yang dikuasai 9. Tenaga kerja adalah manusia yang
petani untuk melakukan usahatani digunakan dalam proses produksi dari
sayuran dalam satuan meter persegi pengolahan lahan hingga pemanenan.
(m2). Tenaga kerja ini dibedakan menjadi
3. Harga jual adalah besaran uang yang tenaga kerja dalam keluarga (TKDK)
harus dibayarkan oleh konsumen dan luar keluarga (TKLK). Seluruh
untuk membeli sayuran dari petani tenaga kerja disetarakan dengan Hari
dalam satuan rupiah per ikat Kerja Setara Pria (HKSP) dengan
(Rp/ikat). lama kerja tujuh jam per hari.
4. Biaya tunai adalah besarnya nilai Petani yang dijadikan sampel dalam
uang tunai yang dikeluarkan petani penelitian ini adalah petani sayuran yang
untuk membeli barang dan jasa bagi membudidayakan sayuran sawi, bayam
usahatani dalam satuan rupiah (Rp) dan kangkung di Kelurahan Lambanapu.
5. Biaya yang diperhitungkan adalah Dengan menggunakan rumus Slovin
pengeluaran untuk pemakaian input ditentukan sampel sebanyak 43 petani.
milik sendiri dan pemakaian upah Teknik penarikan sampel dilakukan
tenaga kerja dalam keluarga, dengan teknik simple random sampling,
berdasarkan tingkat upah yang dengan pertimbangan bahwa kondisi
berlaku dalam satuan rupiah (Rp) usahatani sayuran di Kelurahan
6. Biaya total merupakan penjumlahan Lambanapu seragam atau homogen
dari biaya tunai dan biaya yang dalam teknik budidaya.
diperhitungkan dalam satuan rupiah Kegiatan pengumpulan data dalam
(Rp) penelitian ini dilakukan dengan survey

389
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 386-395

dan wawancara langsung kepada petani. Dimana:


Teknik wawancara yang dilakukan Ytunai = Pendapatan tunai (Rp)
dengan menggunakan kuesioner (angket) BTU = Biaya tunai (Rp)
yang berisi seperangkat pertanyaan atau
Pendapatan total usahatani (total
pernyataan berdasarkan data-data yang
farm income) merupakan selisih antara
dibutuhkan dalam penelitian yang harus
penerimaan total dengan biaya total,
dijawab oleh responden.
dengan rumus:
Pendapatan usahatani dapat
Ytotal = TR – BTO
diperoleh melalui perhitungan selisih
Keterangan:
penerimaan usahatani dan pengeluaran
Ytotal = pendapatan total (Rp)
total usahatani (Soekartawi et al. 1985).
BTO = biaya total ( penjumlahan biaya
Penerimaan total usahatani merupakan
tunai dan biaya non tunai
nilai produksi dari usahatani, yaitu harga
dalam Rp)
jual dari produksi dikalikan total
produksi, dengan rumus: Pendapatan yang besar tidak selalu
TR = P . Q menunjukkan efisiensi yang tinggi. Oleh
Dimana: karena itu analisis pendapatan selalu
TR = total revenue ( penjumlahan diikuti dengan pengukuran efisiensi. R/C
penerimaan tunai dan non tunai merupakan salah satu ukuran efisiensi
dalam rupiah) yang menggambarkan penerimaan untuk
P = harga output (harga sayur dalam tiap rupiah yang dikeluarkan (revenue
Rp) cost ratio). R/C rasio yang dihitung dalam
Q = jumlah output (produk sayur analisis ini terdiri dari R/C atas biaya
dalam ikat) tunai dan R/C atas biaya total, yang
secara sederhana dapat diturunkan dari
Pendapatan tunai usahatani (farm
rumus:
net cash flow) adalah selisih antara
R/Ctunai =
penerimaan tunai usahatani dan
pengeluaran tunai usahatani (Soekartawi R/Ctotal =
et al. 1985). Perhitungan pendapatan
Dimana:
usahatani atas biaya tunai dapat
R= revenue atau penerimaan (Rp)
dituliskan sebagai berikut:
C = cost atau pengeluaran (Rp)
Ytunai = Penerimaan tunai – BTU

390
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN LAMBANAPU
KECAMATAN KAMBERA SUMBA TIMUR
Elsa Christin Saragih

Nilai R/C secara teoritis berpendidikan setingkat SD, bahkan


menunjukkan bahwa setiap satu rupiah masih ada responden yang tidak
biaya yang dikeluarkan akan memperoleh bersekolah yaitu sebanyak 4,65%. Hal ini
penerimaan, jika R/C >1 maka kegiatan disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi
usahatani efisien untuk dijalankan. Akan masyarakat di daerah tersebut berada
tetapi apabila R/C < 1 maka kegiatan pada kategori rendah sehingga tidak
usaha tani tidak efisien untuk dijalankan. mampu untuk menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Lama pengalaman usahatani
Karakteristik Responden responden petani sayuran di lokasi
Mayoritas petani responden petani penelitian sebagian besar lebih dari 15
sayuran di Kelurahan Lambanapu berada tahun (51,16%). Rata-rata lama
pada usia produktif yaitu berusia lebih 15 pengalaman responden yaitu selama `19
tahun dan kurang dari 65 tahun. Umur tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
responden petani sayuran di lokasi responden memiliki pengalaman yang
penelitian didominasi oleh responden baik karena cukup lama menggeluti
yang berada pada rentang usia 30-39 usahatani. Lama pengalaman
tahun (34,88%) dan 40-49 tahun berusahatani dapat mempengaruhi tingkat
(34,88%) dengan rata-rata usia responden adaptasi petani terhadap berbagai risiko
adalah 43 tahun. Reponden dengan dan perubahan lingkungan untuk
rentang usia di bawah 30 sangat sedikit mempertahankan keberlangsungan
yaitu sebanyak 4,65%, hal ini aktivitas usahatani yang dijalankannya.
mengindikasikan bahwa minat tenaga Jumlah tanggungan keluarga
usia muda di Kelurahan Lambanapu responden responden petani sayuran yang
untuk berkecimpung dalam usaha terbanyak adalah 4-7 orang (69,77%),
pertanian sangat rendah. dengan rata-rata jumlah tanggungan
Responden yang merupakan petani sebanyak 6 orang untuk setiap keluarga.
sayuran di Kelurahan Lambanapu Besarnya jumlah tanggungan keluarga
memiliki tingkat pendidikan yang akan mempengaruhi pengeluaran belanja
beragam, akan tetapi tingkat pendidikan rumah tangga terutama untuk pengeluran
formal reponden sebagian besar rendah. konsumsi. Akan tetapi di sisi lain jumlah
Sebanyak 60,47% responden anggota keluarga yang banyak

391
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 386-395

memberikan keuntungan bagi usahatani, yang berarti bahwa petani dapat


apabila anggota keluarga berada pada mengelola lahannya tanpa terbebani
usia produktif maka dapat terlibat dalam biaya penggunaan lahan seperti sewa
kegiatan usaha sebagai tenaga kerja tanpa ataupun bagi hasil. Biaya sewa lahan
harus mengeluarkan biaya. sendiri dapat mengurangi pendapatan
Luas lahan yang dimiliki responden petani dalam usahataninya.
sebagian besar mempunyai luas lahan
yang sempit yaitu pada kisaran kurang Analisis Pendapatan Usahatani
dari 500 m2 yaitu sebanyak 79,07%. Sayuran
Petani sayuran rata-rata menggarap lahan Analisis Penerimaan
seluas 656 m2. Hal ini menunjukkan Penerimaan usahatani adalah
bahwa umumnya para petani disana perkalian antara total produksi yang
menjalankan usahatani dalam skala kecil. diperoleh petani dengan harga jual
Oleh karena itu, apabila petani ingin (Soekartawi, et al, 1985) Penerimaan
meningkatkan produktivitasnya maka usahatani sayuran di Kelurahan
mereka harus melakukan intensifikasi Lambanapu diperoleh dari jumlah
pertanian. penerimaan usahatani dari tiga jenis
Status kepemilikan lahan reponden sayuran yaitu sawi, kangkung dan bayam
sebanyak 90,70% adalah milik pribadi selama 1 periode musim tanam (Mei-Juni
dan sisanya yaitu sebanyak 9,30% 2020). Penerimaan rata-rata usahatani
merupakan lahan sewa. Dalam hal ini sayuran selama musim tanam terakhir per
dapat disimpulkan bahwa mayoritas 1000 m2 dapat dilihat pada Tabel 1.
responden merupakan petani pemilik,

Tabel 1. Penerimaan Rata-Rata Usahatani Sayuran Per Musim Tanam di Kelurahan Lambanapu
Mei-Juni 2019
Penerimaan Penerimaan per
Sayuran Harga (Rp) Produksi (ikat)
(Rp/MT) 1000 m2
1. Sawi 5.000/6 ikat 1.274 910.050 3.690.401
2. Kangkung 5.000/8 ikat 1.585 990.407 4.771.709
3. Bayam 5.000/4 ikat 470 587.209 3.014.925
Total 2.487.666 11.477.035
Sumber: Data primer diolah (2020)

Biaya Usahatani dikeluarkan oleh petani di Kelurahan


Biaya usahatani sayuran adalah Lambanapu dalam menjalankan usaha
seluruh komponen biaya yang tani sayuran selama satu musim tanam.

392
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN LAMBANAPU
KECAMATAN KAMBERA SUMBA TIMUR
Elsa Christin Saragih

Total biaya yang dikeluarkan terdiri atas Kelurahan Lambanapu selama 1 musim
biaya tunai dan biaya yang tanam (MT) dapat dilihat pada Tabel 3.
diperhitungkan (biaya tidak tunai).
Tabel 3. Rata-Rata Biaya Diperhitungkan
Usahatani Sayuran di Kelurahan
Lambanapu (per 1000 m2/MT)
Biaya Tunai (Out Of Pocket Cost) Uraian Biaya/MT (Rp)
1. Tenaga Kerja Dalam 1.204.229
Dalam penelitian ini biaya tunai
Keluarga
merupakan seluruh biaya dalam bentuk 2. Penyusutan Peralatan 123.686
Total 1.327.915
uang tunai yang dikeluarkan petani dalam
Sumber: Data primer diolah (2020)
proses usahataninya selama 1 musim
tanam (MT). Biaya tunai meliputi biaya Biaya Total
bibit, biaya pupuk (pupuk organik dan Dalam penelitian ini biaya total
pupuk anorganik), biaya pestisida, biaya merupakan jumlah dari biaya tunai dan
transportasi dan gaji tenaga kerja luar biaya diperhitungkan yang dikeluarkan
keluarga (TKLK). Biaya tunai usahatani dalam melakukan kegiatan usahatani
sayuran di Kelurahan Lambanapu dapat sayuran untuk 1 kali musim tanam (MT).
dilihat pada Tabel 2. Biaya total usahatani sayuran di
Kelurahan Lambanapu dapat dilihat pada
Tabel 2. Rata-Rata Biaya Tunai Usahatani
Sayuran di Kelurahan Lambanapu Tabel 4.
(per 1000 m2/MT)
Uraian Biaya/MT (Rp) Tabel 4. Rata-Rata Biaya Total Usahatani
1. Bibit 1.313.791 Sayuran di Kelurahan Lambanapu
2. Pupuk Organik 179.708 (per 1000 m2/MT)
(Kandang) Uraian Biaya/MT (Rp)
3. Pupuk Anorganik 268.322 1. Biaya Tunai 2.069.740
4. Pestisida 90.285 2. Biaya Diperhitungkan 1.327.915
5. Sewa Lahan 61.960 TOTAL 3.397.655
6. Transportasi 155.674
Sumber: Data primer diolah (2020)
TOTAL 2.069.740
Sumber: Data primer diolah (2020)
Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan dalam
Biaya Diperhitungkan
penelitian ini terbagi menjadi dua.
Biaya yang diperhitungkan dalam
Analisis yang pertama yaitu analisis
penelitian ini terdiri dari biaya tenaga
pendapatan atas biaya tunai dan
kerja dalam keluarga (TKDK) dan biaya
pendapatan atas biaya total. Analisis
penyusutan peralatan. Biaya
pendapatan usahatani sayuran di
diperhitungkan usahatani sayuran di
Kelurahan Lambanapu dapat di lihat pada
Tabel 5.

393
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 386-395

Tabel 5. Rata-Rata Pendapatan Usahatani ratio. Nilai R/C ratio adalah


Sayuran di Kelurahan Lambanapu
(per 1000 m2/MT) perbandingan antara penerimaan dengan
Uraian Biaya/MT (Rp)
1. Penerimaan 11.477.035 biaya produksi. Dalam penelitian ini
2. Biaya Tunai 2.069.740
3. Biaya Diperhitungkan 1.327.915
analisis rasio dibedakan menjadi dua
4. Biaya Total 3.397.655 yaitu perhitungan R/C ratio atas biaya
5. Pendapatan atas Biaya 9.377.295
Tunai tunai dan perhitungan R/C ratio atas
6. Pendapatan Atas Biaya 8.079.380
Diperhitungkan biaya total. Analisis R/C ratio usahatani
Sumber: Data primer diolah (2020)
sayuran di Kelurahan Lambanapu dapat
Total pendapatan terhadap biaya dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
tunai yang didapat petani dari usahatani
Tabel 6. Analisis Rasio Penerimaan Atas Biaya
sayuran per 1000 m2 adalah Rp. Usahatani Sayuran di Kelurahan
Lambanapu (per 1000 m2/MT)
9.377.295,-/MT/petani, dan untuk
Uraian Biaya/MT (Rp)
pendapatan atas biaya diperhitungkan 1. Penerimaan 11.477.035
2. Biaya Tunai 2.069.740
sebesar Rp. 8.079.380,-/MT/petani. 3. Biaya Diperhitungkan 1.327.915
4. Biaya Total 3.397.655
Pendapatan usahatani tersebut berada 5. R/C Biaya Ratio Atas 5,53
Biaya Tunai
pada kategori memadai karena telah 6. R/C Biaya Ratio Atas 3,37
cukup untuk membeli seluruh sarana Biaya Total
Sumber: Data primer diolah (2020)
produksi selama proses usahatani.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
Berdasarkan hasil analisis tersebut
bahwa nilai R/C ratio atas biaya tunai
usahatani sayuran di Kelurahan
sebesar 5,53. Hal ini berarti setiap Rp
Lambanapu layak dikatakan berhasil
1.000,- biaya yang dikeluarkan petani
karena jumlah penerimaan yang
dalam menjalankan usahatani sayuran
didapatkan sudah cukup membayar
akan memberikan penerimaan sebesar Rp
semua biaya tunai maupun yang
5.530. Sedangkan nilai R/C ratio atas
diperhitungkan selama 1 musim tanam,
biaya total diperoleh sebesar 3,37 yang
bahkan masih menghasilkan selisih yang
mengindikasikan bahwa setiap Rp.
signifikan merupakan pendapatan petani.
1.000,- atas biaya keseluruhan yang
Efisiensi Usahatani dikeluarkan akan memberikan
Penetuan suatu usahatani apakah penerimaan sebesar Rp 3.370,- kepada
efisien atau tidak dapat dilihat dari petani pengusaha sayuran di Kelurahan
keuntungan relatif dari usahatani sayuran Lambanapu.
yang dihitung dengan rumus analisis R/C

394
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KELURAHAN LAMBANAPU
KECAMATAN KAMBERA SUMBA TIMUR
Elsa Christin Saragih

KESIMPULAN DAN SARAN (2017). Analisis Pendapatan


Usahatani Sayur-Sayuran dan
Berdasarkan hasil analisis
Faktor-Faktor yang
pendapatan menunjukkan bahwa Mempengaruhinya di Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
pendapatan petani sayuran di Kelurahan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Lambanapu selama satu musim tanam Pertanian Unsyiah, 2(3), 92–105.
BPS. (2018). Survei Struktur Ongkos
terakhir sudah menguntungkan.
Usaha Tanaman Hortikultura.
Pendapatan usahatani petani atas biaya Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Edi, S., & Bobihoe, J. (2010). Budidaya
tunai per 1000 m2 pada musim tanam
Tanaman Sayuran. Jambi: Balai
Mei-Juni 2020 mencapai Rp. 9.377.295,- Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Jambi.
/MT/petani.
Hermina, & Prihatini, S. (2016).
Berdasarkan hasil analisis efisiensi Gambaran Konsumsi Sayur dan
Buah Penduduk Idalam Gambaran
kegiatan usahatani sayuran di Kelurahan
Konsumsi Sayur dan Buah
Lambanapu sudah efisien karena R/C Penduduk Indonesia dalam Konteks
Gizi Seimbang : Analisis Lanjut
rasio lebih dari satu (RC > 1), yaitu
Survei Konsumsi Makanan
sebesar 5,53 untuk biaya tunai dan 3,37 Individu ( SKMI ) 2014. Buletin
Penelitian Kesehatan, 44(3), 205–
untuk biaya yang diperhitungkan.
218.
Kegiatan usahatani sayuran yang Normansyah, D., Rochaeni, S., &
Humaerah, A. D. (2014). Analisis
dilakukan oleh petani ini layak untuk
Pendapatan Usahatani Sayuran di
dikembangkan karena menguntungkan Kelompok Tani Jaya, Desa
Ciaruteun Ilir, Kecamatan
secara ekonomis.
Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Jurnal Agribisnis, 8(1), 29–44.
Soekartawi, A Soeharjo, John L, B. H.
DAFTAR PUSTAKA
(1985). Ilmu Usahatani Dan
Arief, A. (1990). Hortikultura. Penelitian Untuk Pengembangan
Yogyakarta: Budi Offset. Petani Kecil. Jakarta: UI Press.
Azzura, D., Marsudi, E., & Usman, M.

395

Anda mungkin juga menyukai