Anda di halaman 1dari 12

KONTRIBUSI NILAI EKONOMIS LAHAN PEKARANGAN TERHADAP EKONOMI

RUMAH TANGGA PETANI DI DESA RAMBAH SAMO KECAMATAN


RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU

ARTIKEL ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian Program Studi Agribisnis

OLEH :

MARHALIM
NIM : 1126061

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2015
NASKAH PUBLIKASI

Untuk Penelitian ini telah disetujui oleh


Tim Pembimbing

Nama Status Pembimbing Tanda Tangan

1. Ikhsan Gunawa SP. MMA Pembimbing Utama …………………………..

2. Rina Febrinova, SE. MMA Pembimbing Pendamping …………………………

*) coret yang tidak perlu


ii
PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing Skripsi Mahasiswa :


Nama : MARHALIM
Nim : 1126061
Program Studi : Agribisnis

Setuju/tidak setuju *) naskah ringkasan penelitian (calon naskah penelitian Program Sarjana)
yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama tim
pembimbing sebagai coauthor.

Pasir Pengaraian , November 2015

Nama Status Pembimbing Tanda Tangan

1. Ikhsan Gunawa SP. MMA Pembimbing Utama …………………………..

2. Rina Febrinova, SE. MMA Pembimbing Pendamping …………………………

*) coret yang tidak perlu


iii
KONTRIBUSI NILAI EKONOMIS LAHAN PEKARANGAN TERHADAP EKONOMI
RUMAH TANGGA PETANI DI DESA RAMBAH SAMO KECAMATAN RAMBAH
SAMO KABUPATEN ROKAN HULU

Marhalim 1), Ikhsan Gunawan, SP. MMA 2), Rina Febrinova, SE. MMA 2)
1)
Mahasiswa Fakultas Pertanian, 2) Dosen Fakultas Pertanian

ABSTRAK
Usahatani lahan pekarangan bukan hanya berfungsi sebagai sumber ekonomi
melainkan juga memberi sumbangan sosial di masyarakat dan sebagai ajang silaturahmi antar
petani di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu serta sebagai
sarana bertukar informasi tentang usahatani yang mereka lakukan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui besarnya kontribusi nilai ekonomis pemanfaatan lahan pekarangan terhadap ekonomi
keluarga. Teknik pengumpulan data menggunakan metode survey dan wawancara. Teknik analisa
data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Hasil penelitian usahatani lahan pekarangan
memberikan sumbangan pendapatan sebesar Rp. 306.694/periode tanam dan berkontribusi sebesar
3,45 % dari total penerimaan keluarga.

Kata Kunci : Usahatani, Pendapatan, Kontribusi

ECONOMIC VALUE CONTRIBUTION TO ECONOMY YARDS FARMER


HOUSEHOLDS IN THE VILLAGE RAMBAH SAMO, RAMBAH SAMO DISTRICT
ROKAN HULU REGENCY

Marhalim 1), Ikhsan Gunawan, SP. MMA 2), Rina Febrinova, SE. MMA 2)
1) Faculty of Agriculture, 2) Faculty of Agriculture

ABSTRACT
Farm yards not only serves as an economic resource but also gives social contributions
in the community and as a means of gathering among farmers in the District of Rambah Samo
Rambah Rokan Hulu as well as a means of exchanging information about the farming they do. The
purpose of this study was to determine the contribution of land use courtyard economic value to
the economy of the family. Techniques of data collection using surveys and interviews. Data
analysis technique used is quantitative analysis. Results of the research farm yard area
contributed revenue of Rp. 306.694 / planting period and accounted for 3.45% of the total receipts
of the family.

Keywords : Farming, Income, Contributions

i
PENDAHULUAN disekitar pekarangan masyarakat untuk
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
Latar Belakang sasaran dari program ini adalah seluruh Desa
Pertambahan populasi penduduk yang ada di Kecamatan Rambah Samo
dan pengaruhnya terhadap ketersediaan khususnya dan Kabupaten Rokan Hulu
lahan sering menimbulkan degradasi sumber umumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk
daya alam, seperti timbulnya dampak negatif memaksimalkan pemanfaatan lahan-lahan
terhadap kualitas hidup manusia. Namun sebagai media untuk menanam komoditi
seiring dengan berjalannya waktu dan yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatnya pengetahuan, manusia bisa pemenuhan kebutuhan harian masyarakat.
menemukan alternatif atau metoda untuk Selain itu program ini juga bertujuan
mengatasi kendala yang ada melalui sistem untuk pemberdayaan masyarakat terutama
penggunaan lahan yang berkelanjutan kaum ibu rumah tangga yang dapat
dengan berbasiskan pada pengetahuan membantu menambah pendapatan rumah
masyarakat (Affandi,2004). tangga. Sedangkan sebagai acuan
Berpikir dan bertindak kreatif pelaksanaan program ini adalah Peraturan
dewasa ini menjadi hal yang tidak Menteri Pertanian Nomor :
diperbantahkan, bahkan menjadi kompetensi 15/Permentan/OT.140/2/1013 Tentang
terdepan dalam segala aspek kehidupan Program Peningkatan Desersifikasi dan
yang makin maju. Demikian pula, dalam Ketahanan Pangan Masyarakat Badan
pembangunan pertanian diperlukan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2013
pendekatan inovasi agribisnis yang kreatif. tepatnya pada Lampiran I (satu) yaitu
Mengingat pertanian adalah salah satu sektor Pedoman Gerakan Percepatan
strategis, terutama sebagai penyedia pangan, Penganekaragaman Konsumsi Pangan
papan, sandang, dan energi bagi masyarakat (P2KP) (Penyuluh, 2013).
(Mulyati Rahayu et al., 2005). Program ini adalah solusi kaum
Demikian pula, dibidang pertanian perempuan untuk ikut memikirkan
khususnya kontribusi pemanfaatan lahan pembangunan pertanian di Indonesia
pekarangan diperlukan pola pikir dan termasuk kaum ibu-ibu tani di Kecamatan
budaya yang kreatif. Jika kita telisik hampir Rambah Samo tepatnya di Desa Rambah
semua tempat di Indonesia dapat dijumpai Samo. Peran ini akan menciptakan
adanya pekarangan, dan pekarangan keuntungan ganda karena disatu sisi
merupakan agroekosistem yang sangat baik kaum perempuan dapat memenuhi
serta mempunyai potensi yang tidak kecil kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan
dalam mencukupi kebutuhan hidup ikut membantu meringankan beban
masyarakat atau pemiliknya, bahkan kalau keluarganya serta menambahkan
dikembangkan secara baik akan dapat pendapatan keluarga sedangkan disisi lain
bermanfaat lebih jauh lagi, seperti ikut membangun pembangunan pertanian
pendapatan ekonomi, kesejahteraan di daerahnya.
masyarakat sekitar, pemenuhan kebutuhan Pemanfaatan lahan pekarangan
pasar bahkan memenuhi kebutuhan nasional. tidak terlepas dari kondisi pentingnya peran
Pemanfaatan lahan pekarangan yang berada keluarga dalam menangkap peluang kerja,
di sekitar rumah tersebut dapat memberi meningkatkan pendapatan, memberikan
tambahan hasil berupa bahan pangan seperti nilai tambah (added value) bagi kehidupan
palawija, buah-buahan, sayur-sayuran, mereka dalam keluarga maupun dalam
bunga-bungaan, rempah-rempah, obat- masyarakat, maka dalam penelitian ini
obatan, kayu-kayuan, bahan kerajinan, penulis memilih judul Kontribusi Nilai
ternak, ikan, kompos, dan madu lebah Ekonomis Pemanfaatan Lahan Pekarangan
(Ashari et al., 2012). Terhadap Ekonomi Rumbah Tangga Petani
Kecamatan Rambah Samo di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah
Kabupaten Rokan Hulu telah Samo Kabupaten Rokan Hulu.
melaksanakan Program Pemanfaatan Lahan
Pekarangan. Program ini telah terlaksana METODE PENELITIAN
sejak tahun 2013 hingga saat ini. Adapun
tujuan Program Pemanfaatan Lahan Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Pekarangan ini adalah memberikan Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo,
motivasi kepada masyarakat untuk Kabupaten Rokan Hulu. Pemilihan lokasi
mengolah dan memanfaatkan lahan atas dasar pertimbangan bahwa di Desa

1
Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I = TR – TC
merupakan salah satu daerah yang telah Keterangan:
menjalankan Program Pemanfaatan Lahan I = Pendapatan (Income);
Pekarangan sejak tahun 2013 hingga saat TR = Total Penerimaan (Total
ini. Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Revenue);
Samo juga merupakan daerah yang termasuk TC = Total Biaya (Total Cost).
wilayah yang penduduknya semakin banyak Total pendapatan keluarga petani
dan memiliki lahan yang semakin sempit pemanfaat lahan pekarangan dihitung
sehingga menjadi menarik untuk dikaji dengan menjumlahkan pendapatan semua
seberapa besar manfaat lahan pekarangan anggota rumah tangga, yaitu :
dapat membantu sosial ekonomi rumah I = I1 + 12 + 13
tangga petani. Penelitian ini dilaksanakan Keterangan:
pada bulan Juni 2015 sampai dengan bulan I1 = Pendapatan Istri
Agustus 2015. Jenis data yang digunakan I2 = Pendapatan Suami
adalah primer dan sekunder sedangkan I3 = Pendapatan Keluarga Lain
metode pengumpulan data diperoleh dengan Sedangkan untuk menghitung kontribusi
mengunakan metode survey dan wawancara. pendapatan dari pemanfaatan lahan
Metode pengambilan sampel menggunakan pekarangan terhadap total pendapatan
metode purposive sampling, dimana sampel keluarga, digunakan rumus sebagai
dalam penelitian ini adalah responden yang berikut (Handayani, 2009) :
memiliki mata pencaharian utama sebagai QX
petani sebanyak 30 orang dari 41 populasi, P X 100%
hal ini dikarenakan 11 Keluarga pemanfaat QY
lahan pekarangan memiliki penghasilan Dimana ;
ganda yaitu sebagai Pegawai Negeri Sipil P = Kontribusi pendapatan hasil
(PNS) dan petani. pekarangan terhadap total pendapatan
keluarga (%)
Metode Analisis Data Qx = Pendapatan dari pemanfaatan lahan
Analisa data yang digunakan pekarangan (Rp)
pada penelitian ini adalah analisa statistik Qy = Total Pendapatan Keluarga
deskriptif yaitu dengan menghitung rata– pemanfaat lahan pekarangan (Rp)
rata penerimaan, pendapatan, persentase,
dan melakukan penyederhanaan data serta HASIL DAN PEMBAHASAN
penyajian data dengan menggunakan table
distribusi frekuensi. Untuk mengetahui Luas Penggunaan Lahan Pekarangan
besarnya pendapatan diperoleh dengan cara Luas penggunaan lahan kebanyakan
mengurangkan total penerimaan dengan menunjukan banyaknya jenis tanaman yang
total biaya, dengan rumus (Suratiyah, 2009) dimiliki oleh responden, luas lahan yang
: dimiliki oleh responden di Desa Rambah
Samo bervariasi. Luas lahan yang dikelola
sebagai media usahatani pekarangan yang
dimiliki oleh responden di Desa Rambah
Samo Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
Rokan Hulu dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan Pekarangan Responden Pemanfaat Lahan Pekarangan di Desa
Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu

Luas Penggunaan Lahan


No Jumlah (Orang) Persentase (%)
(M2)
1 100 – 300 20 66,5
2 310 – 450 6 20,5
3 ≥ 460 4 13
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2015.

Tabel 1, menunjukkan bahwa pemanfaat lahan pekarangan sangat beragam


luas lahan yang digunakan oleh responden yakni mulai dari luas 100 M2 atau 10 x 10

2
meter sampai dengan ≥ 460 M2 atau 20 x cabai, ubi, lengkuas, kecipir dan gambas
23 meter . Luasan lahan yang digunakan yang sebagian besar ditanam disekeliling
responden secara rata-rata dari 30 orang pagar.
responden adalah seluas 281 M2 atau 10,04 x Kangkung merupakan tanaman
28 meter. Luas lahan tersebut jika dikelola sayur yang menjadi pilihan utama pada
secara maksimal akan berpengaruh dengan usahatani lahan pekarangan, hal itu
jumlah penerimaan yang akan didapatkan, dikarenakan selain mudah dalam budidaya,
karena semakin luas lahan yang dikelola umur panenya juga relativ singkat yaitu dua
maka akan banyak tanaman yang ditanam puluh satu hari. Secara rata-rata isi luasan
dan ternak yang dipelihara maka akan lahan yang digunakan petani untuk budidaya
semakin besar pula penerimaan yang akan kangkung adalah seluas 40 M2 atau setara
didapatkan oleh petani. Hal ini sesuai dengan 4 x 10 meter pada skala usaha 100 –
dengan Soekartawi dalam Winardi (2013) 300 M2, 60 M2 atau 4 x 15 meter untuk skala
yang menyatakan bahwa pendapatan usaha 310 – 450 M2 dan 94 M2 atau 4 x 23,5
usahatani sangat dipengaruhi oleh meter pada skala usaha lebih dari atau sama
banyaknya hasil usahatani yang dijual oleh dengan 460 M2. Rata-rata penggunanaan
petani itu sendiri, sehingga semakin lahan untuk usahatai kangung keseluruhan
banyak hasil usahatani maka semakin responden adalah 64,7 M2 atau 4 x 17,5
tinggi pendapatan bersih yang diperoleh, meter.
dan efisiensi usaha sangat dipengaruhi
oleh banyaknya produk yang dijual, Biaya Usahatani Lahan Pekarangan
sehingga semakin banyak produk yang
dijual maka semakin tinggi pendapatan Biaya Variabel
bersih yang diperoleh. Biaya variabel adalah biaya yang
Data dilapangan menunjukkan dikeluarkan oleh petani yang dipengaruhi
bahwa sebagian besar petani memanfaatkan oleh besar kecilnya jumlah produksi, artinya
lahan pekarangannya sebagai sarana semakin meningkatnya biaya jumlah
budidaya tanaman sayuran diantaranya produksi maka semakin besar pula biaya
adalah kangkung, timun, bayam, kacang variable yang dikeluarkan. Adapun rata-rata
panjang, paria, jagung manis dan terong. komponen biaya variable yang
Selain itu ada berbagai macam tanaman dikeluarkan oleh petani dapat dilihat pada
yang ditanam secara tumpang sari namun Tabel 2.
dalam skala kecil misalnya, kencur, jahe,
Tabel 2. Rata-rata komponen biaya variabel usahatani pemanfaatan lahan pekarangan di Desa
Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo seluas 281 M2

Satuan Harga per


No Biaya Variabel Volume Total
Satuan
1 Biaya Tenaga Kerja
- TKDK 13 Hari 40,000 531,667
- TKLK 5 Hari 65,000 303,333
2 Bahan
Penunjang/Benih
1. Kangkung 1,038 Gram 35 36,313
2. Timun 342 Gram 60 20,500
3. Bayam 458 Gram 46 21,083
4. Kacang Panjang 413 Gram 70 28,875
5. Paria 308 Gram 59 18,192
6. Jagung Manis 481 Gram 70 33,658
7. Terong 304 Gram 98 29,808
3 Obat-Obatan
1. Rondap 0.28 Liter 65,000 18,417
2. Decis 0.34 Liter 115,000 39,292
3. Ditane 45 0.28 Kg 57,000 16,150
4. NPK Mutiara 6.29 Kg 10,000 62,917
Sub Jumlah 1,160,204
Sumber : Data Primer, 2015.

3
Keterangan : keseluruhan petani di Desa Rambah Samo
TKDK = Tenaga kerja dalam keluarga Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
TKLK = Tenaga kerja luar keluarga Rokan Hulu hanya membudidayakan
tanaman sayuran. Untuk bibit yang
Tabel 2, menunjukkan bahwa digunakan oleh petani bervariasi tergantung
biaya variabel terbesar yang dikeluarkan kebutuhan dan biaya yang tersedia, rata-
oleh petani pemanfaat lahan pekarangan di rata mulai seharga Rp 20.650/periode - Rp
Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah 45.500/periode.
Samo Kabupaten Rokan Hulu pada tenaga 3. Obat-obatan
kerja yaitu sebesar Rp. 835.000 sedangkan Obat-obatan yang digunakan
biaya variabel terkecil di Desa Rambah petani di Desa Rambah Samo Kecamatan
Samo Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu
Rokan Hulu pada obat-obatan dengan yaitu roundup, decis dan ditane 45.
yaitu sebesar Rp. 59.250. Komponen biaya Roundup digunakan untuk pengendalian
variabel pada usahatani lahan pekarangan di gulma sebelum pengolahan lahan sedangkan
Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah decis dan bayfoland digunakan untuk
Samo Kabupaten Rokan Hulu, sebagai pengendalian hama/penyakit tanaman
berikut : budidaya. Biaya obat-obatan sekitar Rp
1. Tenaga Kerja 14.250 – Rp 28.750/Periode tergantung
Biaya tenaga kerja luar keluarga dari kebutuhan usahatani.
adalah biaya yang dibayar oleh Petani di 1. Pupuk
Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Pupuk merupakan kebutuhan
Samo Kabupaten Rokan Hulu dalam usahatani lahan pekarangan yang berguna
melakukan kegiatan selama usahatani lahan untuk memacu pertumbuhan tanaman
pekarangan yaitu pembuatan pagar budidaya, pupuk yang digunakan oleh petani
penyiapan/pengolahan lahan dan penanaman di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah
sedangkan pemeliharaan, dan pengendalian Samo Kabupaten Rokan Hulu rata-rata
hama/penyakit dilakukan oleh tenaga kerja adalah NPK. Biaya pupuk yang dikeluarkan
dalam keluarga (pelaku usaha tani). Biaya oleh petani rata-rata adalah Rp. 67.000
tenaga kerja ini dihitung berdasarkan lama /periode.
curahan kerja pada usahatani lahan
pekarangan. Biaya Tetap
2. Benih Biaya tetap adalah biaya yang
Benih merupakan kebutuhan dikeluarkan petani yang tidak di pengaruhi
usahatani lahan pekarangan guna memenuhi oleh besar kecilnya produksi. Artinya
kebutuhan budidaya dan produksi. Jenis meskipun terjadi peningkatan atau
tanaman yang dibudidayakan dilahan penurunan jumlah produksi pihak petani
pekarangan adalah bayam, kangkung, tetap mengeluarkan biaya dalam jumlah
kacang panjang, jagung manis, terong, paria yang sama. Komponen biaya tetap yaitu
dan jenis tanaman lain dalam sekala kecil biaya penyusutan peralatan yang
yang merupakan kebutuhan sehari-hari. dikeluarkan oleh petani di Desa Rambah
Hasil pengamatan dilapangan/tempat Samo Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
penelitian diketahui bahwa secara Rokan Hulu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata komponen biaya tetap usahatani lahan pekarangan di Desa Rambah Samo
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu

Luasan Skala Penyusutan Peralatan


No Biaya Tetap (Rp/Periode)
Usaha (M2) (Rp/hari)
100 – ≥ 460 2,131 255,769
Jumlah 255,769
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

Tabel 3, menunjukkan bahwa dapat dilihat pada lampiran. Penyusutan


biaya tetap yang dikeluarkan petani di peralatan diperoleh dengan menggunakan
Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah metode garis lurus dengan membagi
Samo Kabupaten Rokan Hulu yaitu biaya antara biaya pengadaan peralatan dengan
penyusutan peralatan. Untuk lebih rinci umur ekonomis dari peralatan tersebut.

4
diketahui biaya total usahatani. Biaya
Biaya Total Usahatani Lahan Pekarangan total diperoleh dengan menjumlahkan
Setelah mengetahui biaya variabel biaya variabel dengan biaya tetap. Besar
dan biaya tetap usahatani lahan biaya tetap usahatani yang dikeluarkan
pekarangan di Desa Rambah Samo oleh petani di Desa Rambah Samo
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
Rokan Hulu maka selanjutnya dapat Rokan Hulu dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Total Biaya Usahatani di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo
Kabupaten Rokan Hulu

Skala
Biaya Variable Biaya Tetap Total Biaya
No Usaha
(Rp/periode) (Rp/periode) (Rp/periode)
(M2)
1 100 – ≥ 460 1.160.204 255.769 1.415.973
Jumlah 1.415.973
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 5.8, menunjukkan bahwa sampingan dari pekerjaan utama mereka.
biaya variabel merupakan komponen biaya Usahatani lahan pekarangan merupakan
yang memiliki jumlah yang terbesar kegiatan yang positif bagi ibu rumah tangga
dibanding biaya tetap. Maka peningkatan seperti bercocok tanam tanaman yang ramah
jumlah luasan lahan usahatani menyebabkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
biaya produksi yang dikeluarkan semakin gizi keluarganya. Hasil dari pemanfaatan
besar. Biaya total merupakan salah satu lahan pekarangan sebagian besar
komponen yang sangat berpengaruh dimanfaatkan petani untuk memenuhi
terhadap pendapatan petani. Untuk lebih kebutuhan konsumsi keluarga sehingga
rinci dapat dilihat pada (Lampiran 2) mengurangi beban pengeluaran untuk
belanja konsumsi sayur-sayuran sehari-
Penerimaan dan Pendapatan Usahatani hari, namun ada juga petani yang sebagian
Lahan Pekarangan hasil panennya dikonsumsi dan lebihnya
dijual di warung terdekat dengan rumah
Penerimaan mereka. Bagi petani yang menjual hasil
Penerimaan merupakan hasil yang usahataninya, mereka menjual ke warung-
diperoleh petani dari usahatani lahan warung terdekat rumah atau pedagang
pekarangan baik berupa komoditi yang pengumpul yang menjemput ke lahan
dijual maupun komoditi yang dikonsumsi. mereka untuk dijual ke pasar.
Pada penelitian ini, penerimaan rumah Pada Tabel 5 dapat dilihat
tangga berasal dari berbagai sumber, bahwa petani memperoleh penghasilan
yaitu dari kepala keluarga (ayah), petani tambahan dari usahatani lahan pekarangan
responden dan keluarga lain. penerimaan rata-rata adalah sebesar Rp.
yang diperoleh petani dari usahatani lahan 1.722.950/Periode tanam. untuk lebih rinci
pekarangan merupakan penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Distribusi Rata-Rata Penerimaan Petani Responden dari Usahatani Lahan Pekarangan

No Sumber Penerimaan Jumlah (Rp)


1 Kangkung 551,000
2 Timun 193,600
3 Bayam 342,200
4 Kacang Panjang 141,250
5 Paria 196,000
6 Jagung Manis 158,500
7 Terong 140,000
Jumlah 1.722.950
Sumber: Data Lapangan, 2015.

5
Manfaat tidak tunai artinya hasil pengurangan total penerimaan dengan total
panen dari usahatani lahan pekarangan tidak biaya usahatani (Rp. 1.722.667 dikuragi Rp.
hanya berupa uang dan jika diuangkan 1.415.973). Peningkatan pendapatan petani
akan sejumlah nominal yang diuraikan dalam melaksanakan program tidak besar
diatas. Manfaat tidak tunai tersebut adalah sehingga perubahan atau penambahan
hasil usahatani lahan pekarangan lebih pada pendapatan rumah tangga petani
besar dimanfaatkan petani untuk juga tidak terlalu besar. Hal ini
kebutuhan konsumsi sehari-hari rumah disebabkan karena rata-rata petani hanya
tangga sehingga dapat menekan memiliki luasan lahan yang berisi 281 M2
pengeluaran belanja. Rata-rata pendapatan atau setara dengan 10,04 x 28 meter dan
yang merupakan manfaat tidak tunai lahan tidak dimanfaatkan secara optimal
adalah berkisar Rp.12.500,00 hingga ± serta petani belum mempunyai keterampilan
Rp.27.000,00. Artinya dari hasil panen dan pengalaman budidaya yang mendalam
usahatani, petani tidak lagi membeli sehingga mempengaruhi hasil produksi
sayuran untuk konsumsi rumah tangga usahatani.
sehari-hari untuk beberapa hari kedepan dan Menurut Soekartawi (2006),
pengeluaran yang seharusnya digunakan terbatasnya pengetahuan, sikap dan
untuk belanja kebutuhan dapat ditabung keterampilan petani sangat berpengaruh
petani untuk keperluan lainnya seperti terhadap kemampuan untuk berusahatani
kebutuhan sekolah anak dan belanja yang lebih baik sehingga kualitas,
lainnya. Manfaat lain dari adanya kuantitas produksi pertanian berkurang
pemanfaatan lahan pekarangan ini adalah dan tidak berorientasi agribisnis. Untuk
kegiatan ini bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah
menambah pendapatan semata atau sikap petani dan meningkatkan
bersifat komersil namun untuk mengisi keterampilan, dibutuhkan peran penting
kegiatan yang positif dengan berusahatani, seorang penyuluh pertanian. Hasil penelitian
menciptakan keterampilan baru dalam menujukkan rata-rata pendapatan rumah
bercocok tanam bagi petani serta dapat tangga petani sebelum memanfaatkan lahan
memperindah pekarangan rumah dan pekarangan adalah sebesar Rp.
memenuhi gizi keluarga. 1.722.667/bulan untuk lebih jelas dapat
Hasil analisis penelitian dilihat pada lampiran 1 (satu). Distribusi
menunjukkan rata-rata pendapatan petani pendapatan rumah tangga sebelum dan
dalam melaksanakan usahatani lahan sesudah usahatani lahan pekarangan dapat
pekarangan adalah Rp.306.694/periode. dilihat pada Tabel 6.
Angka tersebut diperoleh dari hasil
Tabel 6. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Sebelum dan Sesudah Usahatani Lahan
Pekarangan
Penghasilan Per Bulan Sebelum Sesudah
No. (Rp) Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Orang) (%) (Orang) (%)
1 < 499.999 - - - -
2 500.000 - 999.999 6 20 - -
3 1.000.000 - 1.499.999 10 33.5 8 27
4 1.500.000 - 1.999.999 9 30 11 36,5
5 > 2.000.000 5 16,5 11 36,5
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data Lapangan, 2015.

Data pada Tabel 6, sebagian besar jiwa (16,4%) karena pada umumnya mata
pendapatan keluarga petani setelah usahatani pencaharian utama kepala keluarga adalah
lahan pekarangan yaitu sebanyak 10 (33,3%) usaha kebun kelapa sawit.
orang mempunyai pendapatan diantara Setelah adanya usahatani lahan
Rp.1.000.000 - Rp.1.499.999 dan 9 Orang pekarangan petani yang pendapatan diantara
(30%) berpendapatan diatasnya yaitu Rp.1.500.000 - Rp. 1.999.999 meningkat
Rp.1.500.000 - Rp.1.999.999. Sedangkan menjadi 8%. Begitu juga petani dengan
pendatapan keluarga peatani responden pendapatan diatas Rp. 2.000.000 juga
diatas Rp.2.000.000 yaitu sebanyak 5 mengalami peningkatan. Pendapatan

6
tertinggi petani sebelum usahatani Rp. saat ini, komoditas pekarangan juga
3.500.000 meningkat menjadi Rp. 3.740.020 menjadi sarana sosialisasi dengan
Menurut Yudhohusodo dalam Anita (2005), tetangga sekitar. Ketika petani memanen
tingkat pendapatan seseorang termasuk hasil pekarangannya, mereka berbagi antar
dalam golongan yang berpenghasilan tinggi tetangga dan saling bersilaturahmi bahkan
(high income group) yaitu rata-rata tidak jarang petani saling bertukar
pendapatan lebih dari Rp. 900.000. Jadi, informasi tentang usahatani yang mereka
tingkat pendapatan rumah tangga di daerah lakukan (Poerwadarminta dalam
penelitian ini menunjukkan pendapatan Priyatmoko, 2009).
rumah tangga tinggi karena rata-rata SIMPULAN DAN SARAN
pendapatan rumah tangga seluruh petani
sebesar Rp.1.962.687/bulan atau Kesimpulan
Rp.7.850.747/periode tanam (4 bulan). Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
Kontribusi Pendapatan usahatani kesimpulan sebagai berikut :
pemanfaatan lahan pekarangan 1. Pendapatan petani pemanfaat lahan
Terhadap Total Pendapatan Keluarga pekarangan di Desa Rambah Samo
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
Kontribusi Pendapatan Usahatani Rokan Hulu rata-rata Rp
lahan pekarangan diperoleh dari 1.722.950/bulan sebelum memanfaatkan
perbandingan antara pendapatan usahatani lahan pekarangan dan meningkat
lahan pekarangan dengan total pendapatan menjadi Rp. 1.908.804/bulan setelah
petani selama satu periode tanam. Untuk memanfaatkan lahan pekarangan.
menghitung konrtibusi pendapatan 2. Kontribusi pendapatan petani pemanfaat
usahatani lahan pekarangan digunakan lahan pekarangan terhadap total
rumus : pendapatan keluarga yaitu sebesar 3,45
306.694 %, Walaupun kontribusinya tidak besar,
K = x 100 namun kegiatan usahatani lahan
6.890.667 pekarangan dirasakan petani berperan
cukup penting dalam menambah
pendapatan rumah tangga dan telah
K = 3,45 % memberi manfaat baik secara ekonomi
maupun sosial.

Jadi kontribusi usahatani lahan pekarangan Saran


terhadap pendapatan petani di Desa 1. Melihat kontribusi pendapatan pada
Rambah Samo adalah sebesar 3,45 % usahatani lahan pekarangan terhadap
dari total pendapatan yang diperoleh petani. total pendapatan keluarga di Desa
Apabila dilihat dari kontribusi Rambah Samo Kecamatan Rambah
yang telah diberikan lahan pekarangan, Samo Kabupaten Rokan Hulu belum
hasil penelitian menujukkan rata-rata begitu besar, maka sebaiknya petani
kontribusi yang telah disumbangkan menambah skala usaha yang lebih
petani lahan pekarangan terhadap besar atau memaksimalkan pemanfaatan
ekonomi rumah tangga petani adalah lahan yang telah ada agar mendapat
sebesar 3,45 %. Walaupun kontribusinya kontribusi pendapatan yang lebih
tidak besar, namun kegiatan usahatani lahan tinggi.
pekarangan dirasakan petani berperan 2. Instansi terkait diharapkan sebaiknya
cukup penting dalam menambah melakukan pembinaan dan penyuluhan
pendapatan rumah tangga dan telah memberi agar petani lebih mengembangkan
manfaat baik secara ekonomi maupun sosial. usahataninya.
Peran pemanfaatan lahan pekarangan 3. Usahatani lahan pekarangan adalah
bukan hanya berfungsi sebagai sumber usaha sampingan namun Peran
ekonomi melainkan juga memberi pemanfaatan lahan pekarangan bukan
sumbangan sosial di masyarakat. Di masa hanya berfungsi sebagai sumber
lalu petani, jika hendak memenuhi ekonomi melainkan juga memberi
kebutuhan sandang dan alat -alat rumah sumbangan sosial di masyarakat dan
tangga yang terbuat dari logam, menjual sebagai ajang silaturahmi antar petani
hasil panenan pekarangan ke pasar. Sampai sehingga disarankan agar kegiatan ini

7
tetap dijalankan dan dikembangkan
untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, O. (2004). Home Garden : Sebagai
Salah Satu Sistem Agroforestry
Lokal. Fakultas Pertanian,
Program Ilmu Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara ,
19.
Ashari, S. T. (2012). Potensi dan Prospek
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Untuk Mendukung Ketahanan
Pangan. Pusat Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian , 21.
Handayani. (2009). Kontribusi Pendapatan
Ibu Rumah TanggaPembuat
Makanan Olahan Terhadap
Total Pendapatan Keluarga.
Jurnal Kependudukan dan
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Volume V , 63.
Mulyati Rahayu, S. P. (2005).
Keanekaragaman Tanamanan
Pekarangan dan
Pemanfaatannya di Desa
Lampeapi, Pulau Wawoni,
Sulawesi Selatan. Bidang
Botani, Pusat Penelitian
Biologi, LIPI , 8.
Penyuluhan, B. K. (2013). Petunjuk Teknis
Pemanfaatan Lahan
Pekarangan. Pasir Pengaraian:
BKPPP.
Priyatmoko. (2009, 05 senin). Manfaat
Pekarangan. (online),.
Retrieved 07 jum'at, 2015, from
(http://satimterus.blogspot.com/
2009/10/pekarangan-terancam -
fungsi -danperannya.html.
210410): www.google.com
Soekartawi. (2006). Analisis Usaha Tani.
Jakarta: UI Press.
Suratiyah, K. (2009). Ilmu Usaha tani.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Winardi. (2013). Profil Pertanian Terpadu
Lahan Pekarangan di Kota
Padang. Agribisnis, Fakultas
Pertanian Universitas Negeri

Anda mungkin juga menyukai