Anda di halaman 1dari 48

2012

PROPOSAL AKSI KELURAHAN NUNMAFO


Program Pertamina Membangun Desa
PENERAPAN KEBUN KETAHANAN PANGAN DAN PAKAN BERBASIS
AGRIBISNIS HORTIKULTURA ORGANIK UNTUK KEMANDIRIAN
EKONOMI DI KELURAHAN NUNMAFO

KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA KABUPATEN


TIMOR TENGAH UTARA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

FLipMAS WILAYAH NTT


“HETFEN”
Toshiba
LEMBAR VALIDASI

JUDUL PROGRAM : PENERAPAN KEBUN KETAHANAN PANGAN DAN


PAKAN BERBASIS AGRIBISNIS HORTIKULTURA
ORGANIK UNTUK KEMANDIRIAN EKONOMI DI
KELURAHAN NUNMAFO
LOKASI
KELURAHAN/DESA : KELURAHAN NUNMAFO
KECAMATAN : INSANA
KABUPATEN: : TIMOR TENGAH UTARA
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR

PENDAMPING : -
BIAYA : Rp. 1.160.487.000 (satu miliar seratusenampuluh
juta empatratus delapanpuluh tujuh ribu rupiah)

CATATAN KOORDINATOR WILAYAH:

 Proposal sudah sesuai dengan fakta lapangan


 Tujuan kegiatan merupakan kebutuhan masyarakat berdasarkan
potensi sumberdaya loka, dan memenuhi asasl kemanfaatan.
 Anggaran dapat disetujui dan sudah memenuhi asas kewajaran

(Grace Maranatha)

1. JUSTIFIKASI VP SME & SR PP PERTAMINA

GATOT SISWOWIJONO
PROPOSAL UMUM
PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan

Sebagian besar lahan potensial menyebar di sekitar sumber air di Kelurahan


Nunmafo. Banyak bidang lahan yang dimiliki penduduk tidak tergarap secara
intensif sehingga kurang/tidak produktif. Kurang / tidak produktifnya lahan ini
disebabkan keterbatasan sumberdaya petani. Agar meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mengelola lahan yang produktif dan komersial, maka beberapa
pengurus kelompok tani dan / atau tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki kawasan
lahan kurang / tidak produktif sangat mengharapkan transfer teknologi dalam
menggarap potensi yang ada di Kelurahan Nunmafo. Masalah krusial adalah
mencegah terjadinya bahaya rawan pangan dan penyediaan pakan ternak pada saat
musim kering tiba. Beberapa usulan pernah dibuat oleh pihak Kelurahan Nunmafo
untuk mendapatkan bantuan pembinaan kelompok ternak dan petani, namun sampai
saat ini belum mendapatkan perhatian dari pihak terkait.

Pertamina melalui PKBL dan bermitra dengan FlipMAS Hetfen memberikan


solusi kepada Masyarakat Kelurahan Nunmafo melalui Program Kegiatan
Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis
Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Kelurahan Nunmafo..
Pembangunan Kebun Ketahanan Pangan dan Pakan berorientasi pada potensi
kawasan dan kemampuan masyarakatnya (kearifan lokal). Keunggulan komparatif
yang berupa sumberdaya alam perlu diiringi dengan peningkatan keunggulan
kompetitif yang diwujudkan melalui penciptaan sumberdaya manusia dan
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan. Masyarakat
petani yang tertinggal sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat, perlu terus
dibina dan didampingi sebagai manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera,
dan berkeadilan. Sumberdaya alam dan manusia patut menjadi dasar bagi
pengembangan pertanian masa depan.
Sebenarnya masyarakat tani sudah mempunyai kebun-kebun pangan dan
pakan dalam bentuk pertanian terpadu. Petani dapat memanfaatkan limbah tanaman
pangan sebagai pakan hewannya sehingga tidak perlu mencari pakan lagi, petani
juga dapat menggunakan sebagai investasi (tabungan) yang sewaktu-waktu
membutuhkan dapat dijual untuk keperluan yang mendesak. Konsep pertanian
terpadu ini perlu kita galakan, mengingat sistem ini di samping menunjang pola
pertanian organik yang ramah lingkungan, juga mampu meningkatkan usaha
peternakan. Komoditas sapi merupakan salah satu komoditas yang penting yang
harus terus ditingkatkan, sehingga rencana ditahun 2013 diharapkan mampu
mencapai kecukupan daging nasional.

Ternak yang ada dimasyarakat harus melalui sistem pengandangan agar


kotoran ternak dapat terkumpul dan diolah menjadi pupuk organik. Dengan
penambahan ternak sapi akan meningkatkan populasi ternak sapi yang selanjutnya
mampu menjamin ketersediaan pupuk kandang di lahan pertanian. Sehingga
program pertanian organik dapat terlaksana dengan baik, kesuburan tanah dapat
terjaga, dan pertanian bisa berkelanjutan. Usaha pertanian terpadu ini sekaligus
dalam upaya pengembangan peternakan dapat dilakukan melalui sistem pinjaman
modal, gaduh, dan sistem gulir, dan nantinya akan di atur mekanismenya melalui
kelompok tani dan kelompok ternak yang terbentuk.

Konsep pertanian di Kelurahan Nunmafo akan ditunjang dengan sektor


perikanan darat yaitu budidaya ikan lele yang dibudidayakan menggunakan kolam
buatan dari bak terpal. Komoditas lele saat ini merupakan alternatif protein karena
wilayah Kelurahan Nunmafo jauh dari pesisir laut. Ikan lele di Kota Kupang saat ini
bukan hanya sebagai konsusmsi masyarakat namun sudah menjadi komoditas
ekspor ke Negara Timor Leste. Siklus air dari kolam ikan yang mengandung zat hara
dapat dibalirkan ke pematang kebun/tanaman sehingga akan menjaga kecukupan
zat hara tanah.

Penanaman komoditi kebun seperti Buah Naga akan sangat membantu dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat secara cepat, karena buah dari pohon tipe
kaktus ini sangat mudah tumbuh di wilayah panas dan kering, sedangkan harga jual
buah ini lumayan tinggi. Selama ini buah naga adalah komoditas import dari China.
Dengan peningkatan perekonomian, pangan dan nutrisi diharapkan akan
berimbas pada sektor kesehatan dan kemampuan masyarakat dalam
menyekolahkan putra-putri mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Permasalahan rawan pangan dan ketahanan pangan akan tercipta dengan
sendirinya.

Analisis Situasi

Kelurahan Nunmafo terletak di Kecapatan Insana Kabupaten Kupang. Desa ini


dapat ditempuh perjalanan melalui jalan Raya Kupang- Timor selama 5 jam
perjalanan dengan roda empat.. Kelurahan Nunmafo terdiri dari SD. SMP dan
sebuah Puskesmas pembantu

Kab. Timor Tengah Utara

Kota Kupang

Kec. Insan

Latar Belakang Masalah

Beberapa masalah umum yang telah dirumuskan pada di Kecamatan Insana


meliputi :
a. Sering munculnya kerawanan pangan dan wabah diare pada akhir musim
kemarau.
b. Rendahnya pemanfaatan lahan potensial untuk pengembangan ketahanan
pangan.
c. Rendahnya ketrampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tepat guna
untuk pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan.
d. Masih rendahnya motivasi masyarakat untuk memelihara komoditas yang
mempunyai nilai ekonomis.
e. Usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura masih bersifat subsisten
(untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga).
f. Masyarakat cepat merasa puas dengan apa yang dimiliki sehingga daya juang
pelaksanaan manajemen usaha pada bidang pertanian sangat bergantung pada
kemurahan alam tanpa diikuti dengan aplikasi IPTEKS.
g. Rendahnya pemahaman tentang pengembangan teknologi usaha tani yang
dapat dipadukan dengan kearifan budaya lokal yang dimiliki masyarakat.
h. Rendahnya pengetahuan masyarakat/pendidikan dalam membuat program
permbangunan pertanian yang terpadu dan partisipatif berdasarkan potensi SDA
dan SDM.

Ekstraksi Permasalahan di Kelurahan Nunmafo

A. Sektor Pemberdayaan Ekonomi


1. Lahan yang sangat potensial yang memiliki sumber air sepanjang tahun
namun kurang produktif dan terlantar.
2. Memiliki kelompok ternak (sapi, kambing, babi) yang tidak berkembang
3. Memiliki area persawahan yang hasil panennya tidak memuaskan
4. Sumber air belum dimanfaatkan untuk sektor pertanian, ternak dan perikanan
darat dan belum didistribusikan secara merata ke seluruh masyarakat
B. Sektor Pendidikan
1. Memiliki 2 SD tapi belum fasilitas pendidikan yang lengkap seperti
perpustakaan, . Kondisi sekolah kurang asri dan sejuk (gersang) , tidak
memiliki lokasi bermain/berolahraga
2. Keterampilan mengajar guru masih rendah
C. Sektor Kesehatan
1. Memiliki PUSTU
2. Kondisi Lingkungan masih gersang tanpa tanaman (TOGA)
3. Tingkat kerawanan pangan masih tinggi sehingga menimbulkan kurang
gizi dan busung lapar.
4. Air bersih masih belum sampai ke rumah penduduk
5. Kondisi sumur masyarakat belum permanen (belum dilining)
6. Kondisi kesehatan dengan penyakit menular diare karena masih terjadi
kebiasaan masyarakat buang air sembarang tempat.

Tujuan

Tujuan umum MP3D di Kelurahan Nunmafo adalah :

a. Menjadikan Kelurahan Nunmafo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru


dengan melibatkan masyarakat setempat.
b. Mensinergikan program pengelolaan pertanian terpadu yang pernah dilakukan
oleh dosen-dosen perguruan tinggi di NTT yang saat ini terlibat di FlipMAS dan
bermitra dengan Pertamina
c. Memotivasi masyarakat untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis
pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka
dapat membuat rencana dan tindakan yang lebih ekonomis.
d. Meningkatkan peran masyarakat Desa dalam mengembangkan potensi sosial
ekonomi sumberdaya manusia (pendidikan, kesehatan) dan sumberdaya alam
yang dimilikinya.untuk kemandirian ekonomi desa.
e. Memformulasikan potensi SDM dan SDA, kondisi, situasi ke dalam langkah
langkah pembentukan program kongkrit yang menyentuh kebutuhan
masyarakat sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat yaitu membangun kemampuan masyarakat melalui pengelolaan
pertanian terpadu yang berbasis Ipteks dan kearifan budaya local, sehingga
kegiatan ekonomi menjadi lebih produktif dan berkelanjutan.

Manfaat

Program ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Masyarakat, Pertamina,


Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah Kab. Timor Tengah Utara, seperti yang
diuraikan berikut ini.
a. Terciptanya dan berkembangnya kelompok masyarakat yang dapat memotivasi,
menggerakkan dan memacu pembangunan desa serta menjadi media
penyebaran dan penerapan Ipteks yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi.
b. Membantu Pemerintah Timor Tengah Utara dalam upaya mengidentifikasi
semua potensi yang dimiliki masyarakat dan bersama masyarakat melakukan
aplikasi kegiatan pertanian terpadu untuk pengembangan ekonomi dan sosial
budaya melalui partisipasi masyarakat.
c. Pemda dan Perguruan Tinggi dapat mengintegrasikan ide dan
mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat secara terpadu
untuk pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan, serta
kemandirian.
d. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan, berswakarya dalam rangka membentuk jiwa
mandiri bagi petani/kelompok tani.
e. Terciptanya media belajar pengembangan pertanian berkelanjutan yang aman
bagi petani sehingga dapat menjadi contoh pengelolaan pertanian untuk desa-
desa lain di Kab. Timor Tengah Utara
3. Target Luaran

Adapun target luaran yang hendak dicapai pada tahun 2012 adalah

a. Model pertanian Agribisnis dan Hortikultura di Kelurahan Nunmafo


b. Terciptanya Kebun Buah Naga sebagai tanaman komoditas ekspor dengan
tanaman sela (jagung, sayuran, pisang) dan limbahnya sebagai penyedia
pakan ternak.
c. Terciptanya lahan pertanian jagung sebagai sumber kehidupan masyarakat
dan limbah jagung sebagai sumber pakan ternak
d. Terbentuknya kelompok peternak yang dapat mengelola ternak secara
pengandangan dan memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk organik
e. Terbentunya kelompok ternak ayam pedaging sebagai konsumsi protein
masyarakat
f. Adanya budidaya Lele yang dimiliki kelompok tani sebagai pemanfaatan air
yang lebih efisien.
g. Perbaikan sistem pengairan yang mampu menyediakan kebutuhan usaha
tani terpadu.
h. Menciptakan suasana asri dan hijau pada sekolah, kantor desa dan PUSTU
di Kelurahan Nunmafo sehingga dapat dijadikan percontohan budidaya
tanaman obat, taman bermain sehingga menarik masyarakat untuk mencari
tahu pentingnya kesehatan

4. Metode dan Jadwal Kegiatan

a. Metode pelaksanaan kegiatan, yaitu diawali dengan sharing pengalaman,


pelatihan, diskusi, tanya jawab, penugasan, kunjungan silang dan praktek
penerapan lansung, serta pengkajian rumusan seluruh rangkaian kegiatan yang
akan di lakukan. Berdasarkan hasil pengkajian maka akan diperoleh tahapan
aplikasi kegiatan-kegiatan program pemberdayaan secara nyata seperti yang
disajikan pada Tabel 1.

b. Tahapan implementasi kegiatan lapangan meliputi persiapan sosial,


konsolidasi usaha tani produktif, pengembangan lahan secara terpadu dan
pemasaran hasil, konsolidasi kelembagaan kelompok tani dan konsolidasi
finansial serta evaluasi kegiatan. Setiap fenomena yang timbul akan dianalisis
dan ditindaklanjuti secara bersama-sama dengan seluruh masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan ini. Beberapa komoditas yang akan dibudidayakan oleh
Kelompok Tani dalam sistem pertanian Agribisnis dan Hortikultura adalah,
komoditas buah naga, pisang kepok, jagung, sayuran, sapi , ayam dan budidaya
ikan lele, dengan jumlah anggota kelompok tani yang dibina 15-31 orang

Tabel 1. Bagan Tahapan Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

TAHUN I TAHUN II TAHUN III


(2012) (2013) (2014)
1. Sosialisasi 1. Peningkatan jumlah 1. Pembentukan kelompok
2. Survei dan penyusunan ternak, pohon pisang, baru yang menerima
profil Kelurahan luas lahan jagung, guliran dari kelompok
Nunmafo peningkatan produksi pertama, kelompok
3. Aplikasi Teknologi padi, pembenihan lele , usaha ekonomi.
Pertanian Agribisnis pembuatan pupuk Pemanfaatan limbah
dan Hortikultura kompos limbah ternak ternak sebagai biogas
(kebun,ternak 2. Pengadaan sarana 2. Peningkatan kualitas
sapi,ayam, ikan) belajar (buku, guru (pemberiaan
dengan membentuk meja,kursi, media kursus penyusunan
kelompok usaha . belajar, perpustakaan) kajian tindakan kelas,
4. Penghijauan lingkungan 3. Peningkatan pelayanan magang, dll)
Pustu dengan tanaman kesehatan dan fasilitas 3. Peningkatan layanan
toga puskesmas kesehatan
5. Pelayanan kesehatan

Rekapitulasi Biaya Kegiatan 2012

No Nama Kegiatan Usulan Anggaran


1 Kegiatan budidaya buah naga dengan tanaman Rp 397.225.000
sela
2 Kegiatan budidaya lele dumbo dalam kolam Rp. 109.700.000
terpal
3. Kegiatan budidaya pembibitan sapi bali Rp. 176.962.000
4 Kegiatan Ternak Ayam Pedaging (broiler) Rp 260.200,000
5. Kegiatan penghijauan di halaman sekolah, Rp. 96.000.000
kantor desa, pustu dengan tanaman obat
keluarga (toga)
6 Kegiatan Sanitasi Rumah melalui pembuatan Rp. 120.400,000
Jamban Keluarga
TOTAL Rp. 1.160.487.000
PROPOSAL

KEGIATAN BUDIDAYA BUAH NAGA DAN TANAMAN SELA

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan
Kelurahan Nunmafo yang mempunyai potensi yang besar dan dapat dibina
untuk pengembangan ekonomi kerakyatan melalui Bina Kebun Ketahanan Pangan
dan Pakan Berbasis Produk Organik sebagai Partisipasi UnTUk Kemandirian
Ekonomi yang prospektif. Karena kelurahan ini merupakan salah kelurahan
tertinggal di Kab. TTU. Aksesibilitas sangat mudah terjangkau dan merupakan jalan
raya utama Kota Kupang dengan Kota Dili. Hanya 20 km dari Ibu Kota Kabupaten
TTU (Kota Kefamenanu), 190 km dari Ibu Kota Prov. NTT (Kota Kupang) dan
sekitar200 km dari Kota Dili Ibu Kota Negara Timor Leste. Topografi lahan usaha
tani umumnya datar, dengan jenis tanah alluvial yang subur. Sebagian besar
terdapat sumber air untuk mendukung kesuksesan pembinaan kebun ketahanan
pangan dan pakan. Penduduk yang berpencaharian petani sekitar 90 %. Lahan
usaha tani yang dikelola dengan berbagai komoditas tanaman dan ternak pada
kebun-kebun tradisional tidak optimal dan kurang produktif. Karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan penataan lahan untuk tanaman dan ternak serta tanpa
tindakan agronomis berakibat pada rendahnya pendapatan, rawan pangan dan
pakan untuk kebutuhan bagi sebagian besar warga dan ternaknya Hal ini bemuara
pada rendahnya kemampuan membiayai pendidikan usia din idan usiaproduktif,
gangguan kesehatan terutama penyakit kurang gizi dan bunsunglapar, serta sulitnya
perkembangan ekonomi di Kelurahan. Skala usahatani yang dikelola masih sangat
sempit, penggunan sarana produksi petani dan terutama pupuk dan pestisida an-
organik (kimia) mulai mengancam kelestarian lingkungan hayati yang akan
berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Sejarah Penyebaran Buah Naga.
Tanaman kaktus ini berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika
Utara dan saat ini sudah menyebar diseluruh penjuru dunia. Di daerah asalnya buah
naga ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan
buah ini untuk dihidangkan sebagai buah konsumsi segar dimeja hidangan. Tetapi
dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena
sudah dikembangkan secara besar-besaran di beberapa Negara Asia terutama
Negara Vietnam dan Thailand. Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai
tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga dan berduri pendek dan memiliki
bunga yang indah mirip dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong dan mulai
mekar disenja dan akan mekar sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman
ini juga dijuluki night blooming cereus. Nama buah naga atau dragon fruit mungkin
disebabkan buah ini memiliki warna merah menyala dan memiliki kulit dengan sirip
hijau yang mirip dengan sosok naga dalam imajinasi dinegara China. Dulu
masyarakat China kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya diantara
dua ekor patung naga diatas meja altar dan dipercaya akan mendatangkan berkah.

Seperti didaerah asalnya Mexico dan Amerika, meskipun awalnya tanaman


ini ditujukan untuk tanamanan hias dalam perkembangannya masyarakat Vietnam
mulai mengembangkan sebagai tanaman buah, karena memang bukan hanya dapat
dimakan, rasa buah ini juga enak dan memiliki kandungan yang bermanfaat dan
berkhasiat. Maka tanaman ini mulai dibudidayakan dikebun-kebun sebagai tanaman
yang diambil buahnya. Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar
tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand.
Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia
sangat mendukung pengembangannya.
Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di
Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Tetapi
sampai saat inipun areal penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan
hanya ada di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum
dikenal masyarakat luas. Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dan dapat
beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar
matahari dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah naga
sekitar 60 mm/bln atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600-1.300 mm/tahun
tanaman ini juga masih bisa tumbuh. Tetapi tanaman ini tidak tahan dengan
genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan bisa menyebabkan
kerusakan tanaman terutama pembusukan akar dan merambat sampai pangkal
batang. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan sekitar 70-80 %, karena itulah
tanaman ini sebaiknya ditanam dilahan tanpa naungan dan sirkulasi udara juga baik.
Tanaman ini lebih baik pertumbuhannya bila ditanam didataran rendah antara 0-350
m dpl. Suhu udara yang ideal antara 26-36 derajat Celcius dan kelembaban 70-90
%. Tanah harus beraerasi dengan baik dengan derajat keasaman (pH) 6,5 – 7. Agar
tanaman ini bisa tumbuh dengan baik dan maksimal, media tumbuhnya harus subur
dan mengandung bahan organik cukup dengan kandungan kalsium tinggi. Drainase
harus berjalan baik dan bersifat porous karena tanaman ini tidak tahan genangan
air. Bahan organik yang digunakan harus benar-benar matang karena berfungsi
menyangga kation dan aktivitas mikroorganisme dan penyedia hara. Beberapa
bahan yang dapat digunakan antara lain pupuk kandang, kompos, dan sekam.
Media juga sebaiknya dicampur bahan anorganik seperti pasir dan bubuk bata
merah yang berfungsi untuk memperlancar aerasi dan drainase. Dan yang perlu
diperhatikan media tidak boleh mengandung garam.

Perumusan Masalah
1. Kebutuhan komoditas buah naga masih sangat tinggi, memiliki prospek untuk
memenuhi pasar Kota Kupang maupun untuk antar pulau.
2. Nilai jual yang tinggi akan dapat dengan cepat mengangkat perekonomian
petani.
3. Produksi tumbuhan buah naga bersifat musiman maka diperlukan tanaman
sela produktif lainnya sebagai pemasukan para petani seperti jagung, sayur
dan buah papaya yang tidak mengenal musim, sehingga sambil menunggu
pohon naga ini berbuah ( kurang lebih 2 tahun) maka petani telah merasakan
manfaat dari tanaman sela.

4. Untuk menjaga kesuburan tanaman buah naga maka diperlukan pemupukan


dan penyemprotan anti hama

Metodologi dan Teknologi yang diterapkan


Pembudidayaan buah naga untuk usaha produksi dilakukan dikebun. Untuk
menghasilkan produksi yang maksimal tentu saja harus dengan persiapan yang
matang, perawatan yang baik dan penanggulangan gangguan penyakit yang tepat.
Berikut ini kegiatan pembudidayaan diulas secara lengkap :
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman
buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga
memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan
tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada
tanah. Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan
rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan
mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat
lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah menggunakan
system panjatan tunggal atau sistem kelompok Pada sistem panjatan tunggal
pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan
sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat
penanaman.

Panjatan Tunggal
Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi
pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan
dolomit 300 g kemudian dicampur sampai merata, media tanamnya yaitu pasir 8
kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10
kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah ,
jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit
yang mengandung magnesium sebanyak 600 g. Bahan-bahan tersebut dicampur
merata pada tanah galian. Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian
disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan
agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.
 Sistem Pengairan
Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara
tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan
cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm
yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system
pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh
tanaman.
 Penanaman Pada Lahan
Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang
terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman
adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-
80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit
setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang dicampur dengan 1 liter air untuk
mencegah kebusukan pada pangkal batang setek
 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga meliputi pemupukan, penyiraman dan
pemangkasan cabang yang tidak diperlukan. Selain itu, yang perlu diperhatikan
adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak
roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang
dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak
boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring
pertumbuhannya yang semakin membesar. Cabang hasil pemangkasan bisa
ditanam kembali untuk menambah jumlah bibit yang bisa di tanam

Rencana Anggaran dan Biaya


No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
1 Pengadaan stek buah naga 1000 bibit Rp 50,000 Rp 50,000,000
2 Pengadaan bibit cendana 500 anakan Rp 10,000 Rp 5,000,000
3 Pengadaan anakan turi 1000 anakan Rp 7,000 Rp 7,000,000
4 Pengadaan Pisang Kepok 500 anakan Rp 10,000 Rp 5,000,000
5 Pengadaan benih jagung hibrida 100 kg Rp 65,000 Rp 6,500,000
6 Beton penyangga 1000 tiang Rp 75,000 Rp 75,000,000
7 Pembukaan dan pembersihan lahan 5 ha Rp 5,000,000 Rp 25,000,000
8 Penggalian lubang tanam 1000 lubang Rp 10,000 Rp 10,000,000
9 Pupuk super biota 200 liter Rp 120,000 Rp 24,000,000
10 Pestisida Nabati 100 liter Rp 190,000 Rp 19,000,000
11 Sprayer 5 unit Rp 500,000 Rp 2,500,000
12 Pupuk Kandang 20 truk Rp 500,000 Rp 10,000,000
13 Tiang pagar 1200 batang Rp 8,000 Rp 9,600,000
14 Kawat duri 200 roll Rp 150,000 Rp 30,000,000
15 Penggalian saluran air 2000 meter Rp 10,000 Rp 20,000,000
16 Pompa air+mesin 5 pk 2 unit Rp 6,000,000 Rp 12,000,000
17 Selang air 10 roll Rp 3,500,000 Rp 35,000,000
18 Bak air fiber kapasitas 2200 liter 10 unit Rp 3,000,000 Rp 30,000,000
19 Ember 15 liter 50 unit Rp 30,000 Rp 1,500,000
20 Pacul 25 unit Rp 65,000 Rp 1,625,000
21 Sekop 25 unit Rp 60,000 Rp 1,500,000
22 Linggis 25 unit Rp 40,000 Rp 1,000,000
23. Transportasi 8 kali Rp. 2.000.000 Rp. 16.000.000
Rp 397.225.000
PROPOSAL

KEGIATAN BUDIDAYA LELE DUMBO DALAM KOLAM TERPAL

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan
Ikan lele dumbo (Clariasgariep nus) telah banyak dikenal orang sebagai ikan
peliharaan yang baik, mudah dipelihara dalam kolam dan genangan air biasa. Ikan
lele dumbo juga merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daging yang lezat,
mudah dicerna dan bergizi. Selain itu lele dumbo dapat tumbuh dengan cepat dan
mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pada awal perkembangannya, tahun
1985 sd 1988, lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat
mahal harganya, terutama yang berukuran benih. Hal ini disebabkan karena pada
waktu itu penyebarannya masih langka. Namun setelah penyebarannya meluas,
harganya mulai menurun dan pada akhirnya mencapai kondisi harga normal yang
tidak jauh berbeda dengan harga jenis ikan air tawar lainnya. Dengan kondisi harga
normal seperti sekarang ternyata usaha budidaya ikan lele dumbo ini masih
menguntungkan, baik untuk tahap usaha pembenihan maupun pembesaran. Oleh
karena itu masih layak dan perlu dibudidayakan. Terlebih-lebih dengan adanya
kemudahan dalam pembudidayaannya yang tidak terlalu sulit, tidak memerlukan
lahan yang luas serta tidak memerlukan air yang melimpah.
Banyak lahan tidur dan lahan kering yang tidak tergarap akibat kurangnya air
untuk kegiatan pertanian. Dengan melihat kenyataan yang demikian, maka untuk
menghidupkan kegiatan pertanian dengan membuat tendon air untuk mengatasi
kekurangan air dengan menggunakan terpal sebagai penampungan air yang akan
digunakan mengairi tanaman. Adapun sumber air digunakan sumur galian dan
sumur bor atau dari mataair. Air yang ada di dalam terpal digunakan untuk
memelihara ikan lele dumbo. Sisa buangan/limbah tendon sudah melalui proses
penyuburan secara alami dari hasil metabolisme ikan, hancuran pakan ikan berupa
dedaunan dan kotoran ayam yang ada di atas kolam dialirkan pada lahan pertanian
merupakan air yang mengandung pupuk organic yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Teknologi budidaya ikan dengan menggunakan plastic atau terpal
sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat perikanan, dibeberapa daerah
sudah banyak diterapkan teknologi kolam plastik. Ada beberapa perbedaan kolam
terpal yang lazim digunakan pada umumnya yaitu terletak pada lokasi dan
kegunaannya. Tendon air yang kini diterapkan bisa digunakan pada lahan kering
dengan pemanfaatan limbah buangan atau limpasan airnya dapat digunakan untuk
mengairi lahan pertanian. Teknologi tendon air ini disinergikan dengan kegiatan
pertanian hortikultura yang dapat menghasikan produk pertanian yang tinggi dan
ramah lingkungan.
Kelurahan Nunmafo dahulu pernah mencoba mengembangkan budidaya ikan
nila, namun akhirnya karena kesulitan dalam pembiakan dan pakan ikan maka
budidaya tidak dapat berjalan. Ikan lele dipilih karena saat ini ikan lele mulai
diekspor ke Timor Leste dan menjadi komoditi yang diminati di Kota kupang, hal ini
nampak dengan menu yang tersedia di rumah makan yang menyediakan lele.
Tujuan dan manfaat dari teknologi budidaya ikan dengan tendon air atau
kolam,terpal antara lain adalah:Meningkatkan pemanfaatan lahan kering yang
biasanya digarap sekali setahun dengan komoditas tertentu saja menjadi lahan
produktif sepanjang tahun dengan komoditasnya beraneka ragam; Meningkatkan
pendapatan petani/pengelolanya dengan melakukan beberapa difersikasi usaha
antara lain budidaya ikan, peternakan dan budidaya tanaman dalam satu unit lahan;
Meningkatkan pendapatan petani/pengelola karena kolam terpal sangat efektif dan
efisiensi dan dapat disinergikan dengan kegiatan lainnya; Dapat menghemat air
karena terpal adalah bahan yang kedap air; Menghemat biaya produksi dengan
memanfaatkan pakan alami berupa sayur dan dedaunan yang ada disekitarnya;
Menghemat pupuk untuk pertanian karena air buangan limbah dan kegiatan
budidaya ikan mengandung pupuk organik

Perumusan Masalah
Ada 2 jenis lele yang biasa dikenal yaitu lele lokal dan lele dumbo , kata dumbo
konon berasal dari kata “jumbo” yang berarti besar. Lele dumbo merupakan hasil
persilangan antara lele asli Taiwan dan lele Afrika , masuk ke Indonesia sekitar
tahun 1986. Perbedaan dengan lele lokal yaitu dalam hal kecepatan tumbuh dan
ukuran tubuhnya. Ciri Morfologi (Bentuk Tubuh)
a. Kulit tubuh licin, berlendir, dan tidak bersisik, jika terkena sinar matahari ,
warna tubuh berubah pucat dan jika terkejut warna tubuh berubah loreng
hitam-putih.
b. Mulut lebar, kurang lebih ¼ dari panjang tubuhnya.
c. Kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba
saat bergerak dan mencari makan.
d. Sirip tunggal sebanyak 3 buah di punggung, ekor dan dubur , fungsinya untuk
alat bantu berenang.
e. Sirip berpasangan sebanyak 2 pasang, yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip
dada dilengkapi dengan tulang keras yang disebut patil, fungsinya sebagai
senjata dan alat bantu gerak
Persyarat hidup untuk pembiakan lele tidaklah sukar. Lele Dumbo
merupakan ikan yang paling tahan terhadap kualitas perairan yang jelek seperti
tempat pembuangan air limbah rumah tangga . Dengan dilengkapi organ insang
tambahan yang disebut arborescent atau labyrinth, lele dumbo mampu hidup dalam
lumpur bahkan hidup tanpa air dalam beberapa jam. Walaupun lele dumbo termasuk
ikan yang tahan, akan tetapi agar hasil usaha budidaya kita menghasilkan hasil yang
optimal maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
- Suhu air 27°C
- Kandungan oksigen terlarut 3ppm
- Tingkat keasaman (pH) air 6,5 – 8

Metode dan Teknologi yang diterapkan


Pada kegiatan ini akan dilakukan program pemijahan untuk membuat anakan lele
dengan membuat induced breeding dan program pembiakannya.
A. Pemijahan dengan induced breeding
Yaitu secara Disuntik Dengan Kelenjar Hipofisa Penyuntikan dengan kelenjar
hipofisa adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan atau penanganan
manusia melalui pemberian kelenjar hormon hipofisa pada recipient (penerima)
yang berguna untuk melancarkan proses kematangan gonad, sehingga
mempercepat proses jalannya pemijahan ikan tersebut.
Ciri-ciri Induk Lele Dumbo Yang Siap Memijah
Induk Jantan
 Umur telah mencapai 1 tahun
 Warna tubuh agak kemerah-merahan
 Alat kelamin tampak jelas meruncing
 Tubuh tetap ramping dan gerakannya lebih lincah
Induk Betina
 Perut tampak besar dan bila diraba terasa lembek
 Alat kelamin berwarna kemerahan dan lubangnya agak membesar
 Bila diurut kearah anus keluar telur berwarna kekuningan
Ciri-ciri Induk Yang Baik
 Umur telah mencapai 1 tahun
 Ukuran berkisar 300-1000 gram/ekor
 Nampak sudah jinak
 Badan mengkilat dan gemuk
 Tubuh sehat dan tidak cacat
Donor adalah ikan yang dikorbankan untuk diambil kelenjar hipofisanya untuk
diberikan kepada ikan sebaga recipient (penerima donor). Ikan sebagai ikan donor
untuk ikan lele dumbo dapat diberikan ikan sejenis dan dari ikan mas tanpa
mempertimbangkan jantan atau betina.
1. Cara Menyiapkan Kelenjar Hipofisa Dari Ikan Lele
 Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik
 Potong bagian batas kepalanya
 Dari arah bukaan mulut, kepala lele dibelah, bagian atas kepala diambil
 Ambil kelenjar dengan menggunakan pinset, lalu digerus/dihancurkan dengan
menggunakan alat penggerus sambil ditambah pelarut akuabides 1-2 cc
 Ambil dengan menggunakan spuit dan kelenjar siap disuntikkan
2. Cara Menyiapkan Kelenjar Hipofisa Dari Ikan Mas
 Timbang ikan donor seberat induk yang akan disuntik
 Potong bagian batas kepalanya
Cara Penyuntikan dan Pelepasan Induk
 Induk disuntik pada siang atau sore hari
 Kelenjar hipofisa yang telah disiapkan , setengah disuntikkan pada induk
jantan dan setengahnya lagi pada induk betina
 Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung dengan memasukkan jarum
suntik secara mirin 45° sedalam ± 2 cm
 Induk yang telah disuntik, dilepas kedalam bak pemijahan
 Kemudian bak pemijahan ditutup rapat
 Pemijahan akan terjadi pada malam hari, 8-12 jam setelah penyuntikan
Penetasan Telur dan Perawatan Larva
 Telur ditetaskan pada bak tembok atau pada bak yang terbuat dari plastik
terpal
 Telur menetas antara 20-24 jam dari pemijahan
 Larva (benih) diberi makanan tambahan pada hari ke-3 setelah menetas
berupa kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutera
 Selama pemeliharaan usahakan air tetap bersih dan jernih
 Selanjutnya benih didederkan di tempat lain
B. Untuk memelihara lele digunakan kolam terpal untuk pembesaran.
1. Siapkan kayu/bambu untuk pasak atau tiang dan dinding kolam yang akan
dibuat.
2. Pasang tiang dan dinding kolam sesuai dengan ukuran yang dikehendaki,
bisa 2x3x1m , 4x5x1m atau 4x8x1m.
3. Pasang terpal yang tepinya telah dibuat lubang dari ring logam, untuk kolam
berukuran 2x3x1m luas terpalnya 4x5m, sedangkan untuk kolam berukuran
4x5x1m luas terpalnya 6x7m
4. Pasang pipa atau selang untuk saluran pembuangan atau pengurangan air
pada waktu kolam kelebihan air
Persiapan Kolam
1. Setelah kolam terpal dibuat, bilas terlebih dahulu dengan air bersih.
2. Masukkan air bersih ke dalam kolam dengan ketinggian 50 - 75 cm.
3. Setelah terisi air, biarkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.
Penebaran Benih
Pastikan kolam sudah ditumbuhi pakan alami dan benih siap untuk
ditebar.Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar suhu air tidak terlalu
panas.Proses penebaran dilakukan secara perlahan lahan sehingga benih tidak
stress.Padat penebaran untuk benih ukuran 5-8 cm adalah 200 ekor/m2, untuk
ukuran 8-12 cm adalah 100 ekor/m2.
Pemeliharaan
Beri pakan yang sesuai dengan besarnya lele. Pakan diberikan 3 kali sehari yaitu
pagi,sore, dan malam. Jumlah pakan perhari yaitu 3-5% dari bobot lele yang
dipelihara. Jenis pakan bisa berupa pelet atau pakan alternatif lainnya. Perlu
pengontrolan rutin terhadap hama dan penyakit lele. Lama pemeliharaan lele dumbo
di kolam pembesaran yaitu selama 2-4 bulan tergantung permintaan pasar
Pemanenan
Keringkan kolam secara bertahap mulai pagi hari sampai tersisa sedikit. Tangkap
lele dumbo yang sudah berkumpul menggunakan seser tapi harus hati-hati agar
tidak terjadi luka-luka pada lele. Tampung lele di bak yang airnya bersih agar tubuh
lele bersih dari lumpur. Biarkan beberapa jam, selanjutnya siap dibawa ke pasar .
Rencana Anggaran dan Biaya
No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
1 Pengadaan lele untuk induk 10 pasang Rp. 500.000 Rp. 5.000.000
2 Pengadaan bibit berumur 1 bulan 20.000 ekor Rp. 2.500 Rp. 50.000.000
3. Terpal ukuran 7 x 8 meter 25 lembar Rp. 400.000 Rp. 10.000.000
4. Pipa selang 1 inch 10 roll Rp. 350.000 Rp. 3.500.000
5. Bambu / kayu bulat 500 batang Rp.3000 Rp. 1.500.000
6. Paku (campur) 2 Sak Rp.35.000 Rp.700.000
7. Pupuk cair Superbiota 100 liter Rp.120.000 Rp. 12.000.000
8. Pembuatan rumah pemijahan 2 unit Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000
9. Aerator,pompa udara,selang,dll 2 paket Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000
10 Perawatan 5 bulan Rp.1.000.000 Rp. 5.000.000
11 Transportasi (pelaksana,bahan,alat) 8 kali Rp. 2.000.000 Rp.16.000.000
Total Rp. 109.700.000
PROPOSAL

KEGIATAN BUDIDAYA PEMBIBITAN SAPI BALI

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan
Sapi Bali memiliki berbagai keunggulan sehingga belakangan ini cukup diminati oleh
manca negara. Permintaan dari luar negeri akan bibit sapi Bali cukup banyak, salah
satunya adalah negara Malaysia. Sapi Bali adalah sapi berukuran sedang, berdada
dalam dengan warna bulu merah kecoklatan. Bibir, kaki dan ekor berwarna hitam.
Kakinya dari lutut ke bawah terdapat warna putih. Warna putih juga terdapat pada
bagian bawah paha dan bagian pantatnya. Sapi jantan berwarna lebih coklat (gelap)
dari pada sapi betina. Sapi Bali telah dapat beradaptasi pada iklim di Nusa Tenggara
Timur.
Ketersediaan pakan dan air merupakan kendala utama dalam upaya
menjadikan NTT khususnya Sumba dan Timor sebagai sentra pengembangan
ternak besar khususnya sapi. Karena itu, langkah pertama yang akan dilakukan
adalah fokus menyiapkan pakan dan air. Soal pakan ternak, memang menjadi
kendala utama bagi kita di NTT karena dia hanya tersedia berlimpah pada musim
hujan tapi pada musim kemarau mengalami kekeringan sehingga kita sudah
mengarahkan untuk dilakukan pengawetan terhadap pakan- pakan yang dipanen
pada musim hujan yang akan digunakan pada musim kemarau
Di Kelurahan Nunmafo telah memiliki kelompok tani usaha sapi sebanyak 2
kelompok. Namun karena cara budidayanya secara konvensional sehingga petani
kesulitan dalam pengadaan pakan pada saat musim kering dan ternak dibiarkan
mencari makan di tanah lapang. Hal ini menurunkan kualitas ternak dan tentunya
tidak mencerminkan budaya ternak yang baik dan berkelanjutan.
Perumusan Masalah
Konsep peternakan sapi bali yang akan dilaksanakan dengan sistem demplot
20 ekor sapi yang akan dikelola oleh usaha tani. Kebutuhan pakan ternak akan
ditanggulangi dengan konsep penyediaan pakan berupa silase yang bisa dibeikan
pada saat musim kering. Ternak akan dikandangkan dan kotorannya akan
ditampung sebagai bahan dasar pembuatan kompos yang nanti akan digunakan
sebagai pupuk tanaman di kebun (jagung, pisang, pepaya, dll)

Metode dan Teknologi yang diterapkan


1. Pembuatan Kandang
Agar sapi-sapi dapat terawat dan secara teratur dijaga kesehatannya maka
diperlukan suatu kandang yang baik dan bersih

2. Pembuatan produk limbah ternak


- Pembuatan 1 ton bokashi pupuk kandang
Bahan :
 Pupuk kandang 800 kg
 Dedak 50 kg
 Sekam 150 kg
 Gula 1/4 atau Molase 1/2 liter
 EM-4 1 liter
 Air secukupnya (kadar air 30 - 40 %)
Cara Pembuatan :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
2. Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.
3. Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara
merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal
dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka
adonan akan segar.
4. Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm,
kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari.
5. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC, bukalah karung goni. Suhu
yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses
pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6. Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan
sebagai pupuk organik.
- Pembuatan pestisida organik K (EM-5)
Bahan :
Molas / tetes atau gula 100 ml/0.5 ons, EM-4 100 ml, cuka makan / cuka aren 100
ml, alkohol (40%) 100 ml, air cucian beras yang pertama 1000 ml.
Cara membuat :
Kelima bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam botol / jirigen yang ada tutupnya.
DIkocok setiap pagi dan sore hari. Buka tutup botol / jirigen untuk membebaskan gas
yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Kurang lebih 15 hari
pengocokan dihentikan (setelah tidak ada gas yang terbentuk), biarkan lagi selama 7
hari.
Dosis : Campurkan EM-4 sebanyak 5-10 ml/liter air. Larutan EM5 sebaiknya
disemprotkan pada sore hari menjelang matahari terbenam.
Khasiatnya : Untuk menekan serangan hama dan penyakit pada tanaman pertanian.
Rencana Anggaran dan Biaya
ANALISIS PEMBIBITAN SAPI BALI
( PERIODE 1 Tahun Pembibitan)

NO URAIAN JML SAT HARGA (Rp) JML. BIAYA (Rp)


A. BIAYA-BIAYA
1. BIAYA INVESTASI
1. Bangunan Kandang (Kap. 20) 1 Unit 25.000.000 25.000.000
2. Bangunan Gudang Pakan 1 Unit 8.000.000 8.000.000
3. Bangunan Gudang Kompos 1 Unit 8.000.000 8.000.000
4. Bangunan Pengolah Bio-Urine 1 Unit 8.500.000 8.500.000
5. Peralatan Kandang 1 Paket 250.000 250.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 49.750.000
2. BIAYA VARIABEL
1. Pembelian Bibit Sapi Siap Bunting 20 Ekor 6.000.000 120.000.000
2. Biaya HMT 250 Kg 288.000
3. Mineral 20 Kg 5.000 100.000
4. Vitamin dan Obat-obatan 12 Bulan 20.000 240.000
5. Biaya Listrik 72 Kwh 1.000 72.000
6. Biaya Air 240 M3 2.500 600.000
7. Jasa Petugas IB 20 ekor 50.000 1.000.000
TOTAL BIAYA VARIABEL 102.012.000
3. BIAYA TETAP
1. Penyusutan Kandang 10% %/thn 25.000.000 2.500.000
2. Penyusutan Gudang Pakan 10% %/thn 8.000.000 800.000
3. Penyusutan Gudang Kompos 10% %/thn 8.000.000 800.000
4. Penyusutan Bio Urine 10% %/thn 8.500.000 850.000
5. Penyusutan Peralatan Usaha 100% %/thn 250.000 250.000
TOTAL BIAYA TETAP 5.200.000
TOTAL BIAYA-BIAYA ( B. VARIABEL+B. INVESTASI+B.TETAP) 176.962.000
B. PENERIMAAN
1. Penjualan Pedet Usia 5 Bulan 20 ekor 3.500.000 70.000.000
2. Penjualan Induk Setelah 5x Beranak 20 ekor 6.000.000 120.000.000
2. Penjualan Pupuk Kompos 36.000 Kg 1.000 36.000.000
3. Penjualan Bio Urine 36.000 Liter 1.000 36.000.000
C. TOTAL PENERIMAAN 262.000.000
D. KEUNTUNGAN 85.038.000
PROPOSAL

KEGIATAN TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan
Kebutuhan protein hewani mutlak sangat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan
pangan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Salah satu sumber
protein adalah dari hewan ayam potong yang memiliki masa pembesaran yang
singkat. Bibit ayam potong (broiler) ini semuanya didatangkan dari Pulau Jawa
dengan transportasi pesawat udara. Ayam-ayam yang baru menetas ini dimasukkan
dalam box yang berisi 100 ekor ayam. Dalam masa dua bulan ayam ini telah
berbobot lebih dari 1.5 kg dan seringkali sudah dijual di pasar dengan harga berkisar
25 ribu sampai 27 ribu. Ayam-ayam ini selain sebagai sumber gizi masyarakat juga
telah dijual di wilayah Timor Leste.

Perumusan Masalah
1. Ayam pedaging sangat cocok pada iklim di wilayah yang agak panas dan kering ,
namun harus tetap dilindungi dari panas secara langsung
2. Bibit ayam yang didatangkan dari Pulau Jawa dan masih menempuh perjalanan
hamper 6 jam tetntunya sangat rawan untuk tetap hidup karena mengalami
“stress” di perjalanan. Namun dengan penanganan yang baik tentunya tingkat
kematian bibit ini tentunya dapat ditekan.
3. Kotoran dari ternak ini ayam ini sangat baik bilamana disalurkan ke kolam-kolam
pembiakan lele, karena masih mengandung nutrisi dari pellet makanan ayam
yang bersifat nabati dan natural (bukan konsentrat kimia)

Metode dan Teknologi yang diterapkan


I. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk
tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan
bersih serta lubang kotoran (anus) bersih
II. Kondisi Teknis yang Ideal
1. Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman
penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya
membujur dari timur ke barat.
2. Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu
terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3. Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya
dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
4. Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur Suhu ( 0C
(hari) )
01 - 07 34 - 32
08 - 14 29 - 27
15 - 21 26 - 25
21 - 28 24 - 23
29 - 35 23 - 21
III. Tata Laksana Pemeliharaan
1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung
(litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke
tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi
biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak,
karena lebih mudah dibuat dan lebih murah. Pada awal pemeliharaan, kandang
ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari
pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh.
Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10
ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang
penyakit.
2. Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus
memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average
Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu
tersedia/tidak dibatasi).
 Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan
dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap.
Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang
harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut
penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein
20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan
superbiota lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan
berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan
dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan biota Plus sebagai
suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang
mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
 Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).
Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total
bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama
pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien
(dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).
3.Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.
Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain
B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air
minum.
4.Teknis Pemeliharaan
 Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau
pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah superbiota dengan
dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau bota Plus dengan dosis + 1 cc/liter air
minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.
Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk
100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan
berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
 Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin
dengan penambahan superbiota dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau
biota Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air
minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
 Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih
memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan.
Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu
kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
 Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama
pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8
kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi
yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air
minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum
untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus
sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah superbiota atau biota Plus
dengan dosis tetap.
 Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada
siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan
sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam.
Pertumbuhan yang normal
 mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per
ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus
ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
 Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan
sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk
menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8
kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling
penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 -
2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
 Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai
kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang
baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
5.Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
 Tetelo (Newcastle Disease/ND). Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat
menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu
makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah
1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam
berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah,
karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi
kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai
kandang tetap kering.
 Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD). Merupakan penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan
Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak
tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar.
Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui
kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang
tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan
adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
 Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). Merupakan infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum
Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat
hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh
lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau,
kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau
melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-
obatan yang sesuai.
 Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang
mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan
setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri
Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya
dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.

Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah
atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang
kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan
stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara
drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan.
Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik.
Pemberian superbiota yang mengandung berbagai mineral penting untuk
pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi
protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan
tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.
Untuk hasil lebih optimal, pemberiaan superbiota dapat dicampur dengan Hormonik
dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol
POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan
biota Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan
dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine,
Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai
penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan
dan ketahanan tubuh.
6.Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah
budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal
selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri,
yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

Rencana Anggaran dan Biaya


No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
1 Anakan ayam pedaging / broiler (10.000 ekor) 100 box Rp 700,000 Rp 70,000,000
2 Bangunan Kandang (10 x 5 m) 1 unit Rp 30,000,000 Rp 30,000,000
3 Tempat makan 150 unit Rp 12,000 Rp 1,800,000
4 tempat minum 100 unit Rp 9,000 Rp 900,000
5 Obat-obatan 10000 ekor Rp 350 Rp 3,500,000
6 Sekam 10 truk Rp 600,000 Rp 6,000,000
7 Pakan 300 krng Rp 350,000 Rp 105,000,000
8 Pemasangan listrik 1 unit Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
9 Superbiota/biota plus untuk ternak 200 liter Rp 120,000 Rp 24,000,000
10 Transportasi bahan,alat,pelaksana 8 Kali Rp. 2.000.000 Rp. 16.000.000
Rp 260,200,000
PROPOSAL

KEGIATAN PENGHIJAUAN DI HALAMAN SEKOLAH, KANTOR DESA, PUSTU


DENGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan

Dewasa ini pengobatan secara alami menggunakan tanaman obat sedang menjadi
tren di tengah masyarakat kita. Bahkan sekarang pemerintah daerah tertentu secara
rutin melombakan penghijauan dan tanaman obat setiap kelurahan. Karena lomba
seperti ini dianggap mempunyai banyak manfaat. Selain lingkungan menjadi hijau,
tanaman obat bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Tidak hanya untuk
tanaman obat, tapi juga untuk tanaman hias, bunga atau buah-buahan. Bahkan
beberapa dari warga di tempat tersebut mulai mengolah tanaman obat menjadi
jamu. Mulai jamu dalam bentuk cairan dan langsung minum atau dikemas dalam
bentuk bubuk. Inilah yang dimaksud mempunyai manfaat ganda. Karena hasilnya
dapat menambah ekonomi keluarga. Toga adalah singkatan dari tanaman obat
keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Salah
satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan
yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum. Flora dan fauna serta

36
mineral yang berkhasiat sebagai chat harus dikembangkan dan disebar luaskan
agar maksimal mungkin dapat dimanfaatkan dalam upaya-upaya kesehatan
masyarakat. Khususnya untuk tanaman chat penyebar luasannya dapat dilakukan
melalui TOGA (tanaman obat keluarga).
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman obat keluarga
pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat
dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman
ohat atau bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat ,
khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Perumusan Masalah
Berbicara tentang pemanfaatan tanaman obat atau bahan obat alam pada
umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Sejak terciptanya
manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari Baru
itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi
keper uan alam kehidupannya, termasuk keperluan akan obat-obatan dalam angka
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan menunjukkan
bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan
bahwa chat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan
masyarakat. Adapun pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan
gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal
Fungsi TOGA yaitu:
 Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman
obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-
sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.

37
 Sarana untuk pelestarian alam . Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak
diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber
bahan obat alam itu terutama tumbuh tumbuhan akan mengalami kepunahan.
 Sarana penyebaran gerakan penghijauan. Untuk menghijaukan bukit-bukit
yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan
penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon
asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
 Sarana untuk pemerataan pendapatan . Toga disamping berfungsi sebagai
sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi
sebagai sumber pengbasilan bagi keluarga tersebut.
 Sarana keindahan Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka
hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada di
sekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap
tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan

Metode dan Teknologi yang diterapkan


Pada saat ini di Kelurahan Nunmafo masih banyak lahan di sekitar sekolah, kantor
desa dan pos [elayanan kesehatan yang masih dibiarkan terlantar dan tidak ditanami
tumbuhan yang bermanfaat dan sekaligus sebagai sarana tanaman penghijauan.
o Penanaman
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah
jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
b. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
c. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah
pemukiman
d. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-
buahan dan bumbu masak
e. Jenis tanaman yang hampir punah
f. Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah
tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah
pemukiman. Daftar tanaman obat tradisionil yang dipergunakan dalam buku
"Pemanfaatan Tanaman Obat Dep. Kes RI Edisi III. 1983 adalah :
38
Adas FoeniculumVulareMill
Angsana Pterocarpus Indica Willd
Anyang-anyang Elaecorpus Grandiflora J. Sm
Asam Tamarindus Indica L.
Bawang merah Allium Cepa L
Bawang putih Allium Sativum L
Belimbing waluh Averrhoa Bilimbi L.
Beluntas Pluchea Indica (L) Less
Brotowali Tino Spora Crispa (L)
Cengkeh Eugenia Aromatika O.K
Dadap Serep Erythrina Subumbrans Herr
Daun sendok Plantago Hajor L
Delima Putih Punica Granatum L
Gambir Uncaria gambir Roxb
Jagung ZeaMaysL
Jambu Biji Psidium Guajava L
Jarak Ricinus Communis L
Jarak Pagar Jatropha Curcas L
Jaruk Nipis Citrus Aurantifolia Suningle
Katuk SauropusANDROGYNUSHerr
Kayu Putih Helaleuca Leuca Dendra L
Kecubung DaturaHetel
Kelapa Cocos Nucifera
Kembang Sepatu Hibicus Rosa-Sinensis
Kemiri Aleuritis Holuccana (L)
Kencur Kaempferia Galanga L.
Urang aring Eclipta Alba (L.)
Ketumbar Coriandrum Sativum
Kumis Kucing Orthosiphon Stamineus Benth
Kunyit Curcuma Demestica Val
Labu merah Cucurbita Hoschata Duchesne
Lada Piper Nigrum L
Lengkuas LanguasGalanga (L.)
Lidah buaya Aloe Vera L
39
Lobak RaphanusSativusL.
Mentimun Cucumis Sativus L. Padi OryzaSativaL.
Pare Homordica Charantia L.
Pegagan Centella Asiatica L.
Pepaya Carica Papaya L.
Pinang Areca Catechu L.
Pisang MusaParadisaca L. Pulasari Alyxia Spec
Sambiloto Andrographis Paniculata Nees
Sembung Blumea Balsamifera (L.)
Sirih PiperBetleL.
Sosor Bebek Kalanchoe Pinnata Pers
Teh Thea SinensisL.
Tembakau Nicotiana Tabacum L.
Temu giring Curcuma Heyneana Val & V.Zip
Temu Kunci Boesenbergia Pandurata
Temu lawak Curcuma Xanthorrhiza
Ubi jalar Ipomoea Batatas Poiret

40
o Perawatan
Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat menyadari arti pentingnya tumbuhan
sehingga bersama-sama merawat tumbuhan dari hewan-hewan yang dapat
merusak tanaman (sapi, kambing, ayam) dan secara rutin menyiram tumbuh-
tumbuhan tersebut. .
Rencana Anggaran dan Biaya
No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah
1 Penanaman Toga di Sekolah SD 2 SD Rp. 20.000.000 Rp. 40.000.000
2 Penanaman Toga di Kantor Lurah 1 unit Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
3 Penanaman Toga di PusTu 1 unit Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
4. Transportasi alat,bahan,pelaksana 8 kali Rp. 2.000.000 Rp.16.000.000
Total Rp. 96.000.000

41
PROPOSAL

KEGIATAN SANITASI RUMAH MELALUI PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PKBL PERTAMINA DI KELURAHAN NUNMAFO, KECAMATAN INSANA


KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Kebun Ketahanan Pangan Dan Pakan Berbasis Agribisnis


Hortikultura Organik Untuk Kemandirian Ekonomi Di Kelurahan Nunmafo

Pendahuluan
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air
bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan
sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah
yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan
pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada
saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa
penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria
Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya peningkatan kualitas
kesehatan adalah dengan memperhatikan sanitasi di keluarga salah satunya
pembuatan jamban sehat di masing-masing keluarga. Kelurahan Nunmafo sebagai
sentra pemerintahan selayaknya menjadi contoh awal pembangunan jamban yang
layak dibangun di masing-masing keluarga.

42
Perumusan Masalah
o Masyarakat masih seringkali melakukan buang hajat di sembarang
tempat, sehingga dengan dibangun jamban akan mengubah perilaku
tersebut menjadi perilaku sehat
o Tercemarinya air sumur akibat pembuatan jamban yang tidak benar
o Kondisi MCK penduduk yang masih seadanya dan tidak permanen
o Masih terjadinya wabah diare bilamana pada musim kering
o Kelurahan Nunmafo akan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya
dalam masalah penanganan sanitasi keluarga.

43
Mungkin belum pernah terpikirkan oleh sebagian besar masyarakat pedesaan
mengenai penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban tidak sehat. Jamban sendiri
merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk
mengamankannya, dengan tujuan:
1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya
bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan
lingkungan sekitarnya
Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang
masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab
penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka
besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan
menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas.

Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang
bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah
dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak
membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah
tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air
limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah
pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air
limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan
pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu
badan air penerima.

44
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas
terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa
organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah
yang kurang baik seperti:
1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan
penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia
penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu.
Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan
suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas
penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air
tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara
alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang
ditandai oleh:
1. Timbulnya bau busuk
2. Warna air yang gelap dan pekat
3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.

Metode dan teknologi yang diterapkan


1. pemakainan jamban dengan bentuk leher angsa
2. Lokasi jamban dilengkapi dengan bak penghancur dan bak resapan yang
lokasinya jauh dari sumber air dan sumur keluarga
Jamban Sehat secara prinsip harus mampu memutuskan hubungan antara tinja dan
lingkungan. Sebuah jamban dikatagorikan SEHAT jika :
 Mencegah kontaminasi ke badan air
 Mencegah kontak antara manusia dan tinja
 Membuat tinja tersebut tidak dihinggapi serangga, serta binatang lainnya
 Mencegah bau yang tidak sedap
 Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik & aman bagi pengguna.
45
Secara konstruksi kriteria diatas dalam prakteknya mempunyai banyak bentuk
pilihan, tergantung jenis material penyusun maupun bentuk konstruksi jamban. Pada
prinsipnya bangunan jamban dinagi menjadi 3 bagian utama, bangunan bagian atas
(Rumah Jamban), bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban), serta bangunan
bagian bawah (penampung tinja).
o Rumah Jamban (Bangunan bagian atas)
Bangunan bagian atas bangunan jamban terdiri dari atap, rangka dan dinding.
Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Beberapa
pertimbangan pada bagian ini antara lain :
 Sirkulasi udara yang cukup- Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat
dari luar
 Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas maupun
musim hujan)
 Kemudahan akses di malam hari
 Disarankan untuk menggunakan bahan local
 Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan
o Slab / Dudukan Jamban (Bangunan Bagian Tengah)

46
Slab berfungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat
berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada
kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh
keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari
bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang
digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu
dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab, pada bagian ini juga
dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja (pit)
setelah digunakan akan mengurangi bau dan kelembaban, dan membuatnya tidak
menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air dan sabun digunakan
untuk cuci tangan. Pertimbangan untuk bangunan bagian tengah.
 Terdapat penutup pada lubang sebagi pelindung terhadap gangguan
serangga atau binatang lain.
 Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan
(menghindari licin, runtuh, atau terperosok).
 Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan timbulnya bau.
 Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.
o Penampung Tinja (Bangunan bagian bawah)
Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah, dapat berbentuk persegi, lingkaran,
bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan
permukaan air tanah di musim hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung
tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguatseperti
anyaman bambu, batu bata, ring beton, dan lain – lain.

47
Rencana Anggaran dan Biaya Pembuatan Jamban Sehat (20 unit)

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah


1 Batako 3000 buah Rp 3,000 Rp 9,000,000
2 Semen 200 sak Rp 60,000 Rp 12,000,000
3 Kayu usuk 5 kubik Rp 3,000,000 Rp 15,000,000
4 Seng 0.2 mm 120 lembar Rp 55,000 Rp 6,600,000
5 Paku seng 5 kg Rp 70,000 Rp 350,000
7 Paku usuk 10 kg Rp 25,000 Rp 250,000
8 Besi beton 100 batang Rp 40,000 Rp 4,000,000
9 Jamban leher angsa 20 unit Rp 200,000 Rp 4,000,000
10 Pasir 4 truk Rp 500,000 Rp 2,000,000
11 Plamir 3 galon Rp 300,000 Rp 900,000
12 Cat dinding 5 galon Rp 500,000 Rp 2,500,000
13 Pintu alumunium 20 unit Rp 250,000 Rp 5,000,000
14 instalasi listrik dan lampu 20 unit Rp 300,000 Rp 6,000,000
15 grendel, engsel 20 set Rp 100,000 Rp 2,000,000
16 Bak air fiber 20 unit Rp 300,000 Rp 6,000,000
17 Keramik lantai 80 dos Rp 60,000 Rp 4,800,000
18 Lining / bis beton 80 unit Rp 300,000 Rp 24,000,000
19 Transportasi alat,bahan, pelaksana 8 Kali Rp. 2.000.000 Rp. 16.000.000
Rp 120,400,000

48

Anda mungkin juga menyukai