Anisa Puspitasari
ABSTRAK
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional dan memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi. Kebutuhan cabai rawit merah terus meningkat setiap tahun sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai
rawit. Tujuan penelitian kali ini untuk menganalisis biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani cabai
rawit di Kecamatan Cigalontang. Responden penelitian sebanyak 30 petani. Hasil penelitian
menunjukkan penerimaan usahatani cabai rawit di Kecamatan Cigalontang sebesar Rp
130.733.510/ha/th, biaya tunai Rp 69.582.450/ha/th, dan biaya total Rp 73.765.150. Usahatani
cabai rawit menguntungkan dilihat dari pendapatan sebesar Rp 61.151.060. Efisiensi usahatani
cabai rawit dari biaya tunai sebesar 1,88 dan dari biaya total sebesar 1,77.
ABSTRACT
Chili is one of the leading national vegetable commodities and has quite high economic value. The
need for red cayenne pepper continues to increase every year in line with the increasing population
and the development of industries that need raw cayenne pepper. The purpose of this study is to
analyze the cost, income and efficiency of cayenne pepper farming in Cigalontang District.
Research respondents were 30 farmers. The results showed the revenue of cayenne pepper farming
in Cigalontang Subdistrict amounted to Rp 130,733,510/ha/year, cash costs Rp
69,582,450/ha/year, and a total cost of Rp 73,765,150. The cayenne pepper farming is
advantageous from the income of Rp 61,151,060. The efficiency of cayenne farming from cash
costs is 1.88 and from a total cost of 1.77.
1130
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
1131
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
tidak dapat disubstitusi oleh komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi, banyak
lain. digunakan untuk konsumsi rumah tangga
Cabai merupakan salah satu (80%) maupun keperluan industri
komoditas sayuran unggulan nasional dan pengolahan makanan (20%). (Cahyono,
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. 2013) melaporkan bahwa cabai memiliki
Kebutuhan cabai rawit merah terus aktivitas antioksidan, kandungan fenol
meningkat setiap tahun sejalan dengan dan capsaicinoid yang tinggi.
meningkatnya jumlah penduduk dan Cabai adalah komoditas sayuran
berkembangnya industri yang penting yang dibudidayakan dalam
membutuhkan bahan baku cabai rawit pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat
merah. Selain itu, cabai tidak dapat Indonesia, baik sebagai komoditas yang
disubstitusi oleh komoditas lain, sehingga dikonsumsi di dalam negeri dan ekspor.
bila terjadi ketidakseimbangan antara Jawa Barat adalah salah satu dari
produksi dan serapan pasar pasti akan beberapa provinsi di Indonesia yang
terjadi fluktuasi harga. Salah satu faktor menjadi produsen cabai yang menyebar
yang menjadi penyebab terjadinya di beberapa Kabupaten yakni Ciamis,
ketidakseimbangan tersebut yaitu pola Tasikmalaya, Bandung, Garut, Sukabumi,
produksi (adanya on season dan off Cianjur dan Bogor. Menurut Kustiari,
season) dan pola tanam yang tidak dkk (2009), faktor-faktor yang
terencana dan tidak terkoordinasi antar mempengaruhi fluktuasi harga di pasar
tiap kabupaten sentra produksi cabai eceran, yaitu faktor yang mempengaruhi
rawit merah sehingga petani-petani cabai sisi permintaan dan faktor yang
rawit memperoleh pendapatan yang mempengaruhi sisi penawaran. Dapat
fluktuatif sehingga pendapatan menjadi dijelaskan bahwa kadang-kadang
tidak pasti. keseimbangan harga terjadi pada kondisi
Cabai merupakan komoditas jumlah yang ditawarkan relatif jauh lebih
potensial yang memiliki nilai ekonomi sedikit dibandingkan dengan jumlah yang
tinggi dan berpotensi untuk terus diminta. Hal inilah yang mengakibatkan
dikembangkan. Dirjen Hortikultura harga akan sangat tinggi. Demikian pula
(2015) menyatakan beberapa alasan terjadi sebaliknya sehingga harga sangat
penting dalam pengembangan komoditas rendah.
cabai, antara lain merupakan komoditas
1132
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
Menurut Rahim dan Hastuti (2008), kerja perlu ditambah, pupuk juga
pendapatan usahatani adalah selisih ditambah dan sebagainya.
penerimaan dari hasil usahatani dengan Kabupaten Tasikmalaya merupakan
semua biaya selama proses produksi salah satu sentra produksi aneka cabai di
(biaya usahatani). Biaya usahatani Jawa Barat. Sayuran yang teridentifikasi
tersebut merupakan semua nilai dari sebagai komoditas unggulan di
korbanan ekonomis yang dikeluarkan Kabupaten Tasikmalaya salah satunya
oleh produsen (petani) dalam mengelola cabai rawit. Salah satu sentra produksi
usahataninya untuk mendapatkan hasil cabai di Kabupaten Tasikmalaya adalah
yang maksimal. Biaya usahatani di Kecamatan Cigalontang. Kecamatan
diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya Cigalontang adalah salah satu kecamatan
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap yang ada di Kabupaten Tasikmalaya,
(variable cost). Biaya tetap umumnya dengan luas wilayah 12.626,19 ha dengan
diartikan sebagai biaya yang relatif tetap ketinggian 700 meter di atas permukaan
jumlahnya dan terus dikeluarkan laut (mdpl).
walaupun output yang diperoleh banyak Cabai rawit dapat tumbuh dengan
atau sedikit, seperti: pajak, penyusutan baik di dataran rendah hingga ketinggian
alat, gaji karyawan, sewa lahan, alat 1.200 meter dpl, namun di dataran tinggi
pertanian dan sebagainya, sehingga biaya cabai bisa tumbuh tapi produksinya tidak
ini dikatakan biaya yang tidak maksimal. Sehingga cabai rawit sangat
dipengaruhi oleh besarnya produksi cocok tumbuh pada ketinggian yang
komoditas pertanian. Biaya tidak tetap sedang. Wilayah Kecamatan Cigalontang
merupakan biaya yang besar kecilnya dilihat dari topografinya merupakan
dipengaruhi oleh hasil produksi daerah dengan ketinggian tempat sekitar
komoditas pertanian, seperti: biaya untuk 500-700 mdpl. Berdasarkan ketinggian
saprodi (sarana produksi komoditas tempat tersebut maka cabai merah sangat
pertanian), sehingga biaya ini diartikan cocok dibudidayakan karena tinggi
pula sebagai biaya yang sifatnya berubah- kelembabannya tidak terlalu tinggi (BPS,
ubah sesuai dengan besarnya produksi 2019).
komoditas pertanian yang diperoleh. Jika Permasalahan pada cabang
menginginkan produksi tinggi maka usahatani cabai rawit di Kecamatan
faktor-faktor produksi seperti tenaga Cigalontang dapat didekati dari
1133
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
1134
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
1135
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
Petani responden memiliki tingkat kerja yang lebih lama akan lebih mudah
pendidikan yang cukup tinggi karena ada mengambil keputusan yang baik pada
beberapa petani yang sudah saat yang tepat. Selain itu, pengalaman
menyelesaikan pendidikan di perguruan seseorang merupakan indikator terhadap
tinggi. Persentase pendidikan petani kemampuan dalam mengembangkan
responden tertinggi pada penelitian ini usahataninya. Dengan pengalaman yang
adalah sekolah dasar pada umumnya lebih lama, pengalokasian sumber daya
petani memiliki tingkat pendidikan yang dimiliki akan lebih efektif. (Yulizar,
sekolah dasar sebesar 43,33 persen, 2015).
sedangkan persentase terendah adalah Rata-rata tanggungan keluarga
tingkat perguruan tinggi yaitu 6,67 petani responden adalah 3 jiwa. Dengan
persen. jumlah tanggungan yang besar,
Rata-rata luas lahan yang digarap pencurahan tenaga kerja dalam keluarga
petani responden sebesar 0,649 hektar relatif lebih besar pula terhadap kegiatan
dengan luas lahan terkecil adalah 0,1 usahatani cabai di daerah penelitian. Hal
hektar dan luas terbesar adalah 4 hektar. ini penggunaan pencurahan tenaga kerja
Status kepemilikan lahan petani luar keluarga (LK) harus diprioritaskan,
responden sebagian besar merupakan dengan alasan biaya yang dibayar tenaga
milik sendiri dengan persentase sebesar kerja upahan atau bersifat borongan.
90 persen dan 10 persen merupakan lahan Jumlah tanggungan atau jumlah
sewa. orang yang menjadi tanggung jawab
Pengalaman petani antara 0-5 petani terhadap kelangsungan hidup dan
sebanyak 26,67% dan petani yang pendidikannya juga mempengaruhi
memiliki pengalaman cukup lama adalah pendapatan dan pengeluaran keluarga
6-10 tahun dengan persentase 40%. petani. Jumlah tanggungan juga
Pengalaman petani turut mempengaruhi merupakan aset tersendiri bagi keluarga
kemampuan petani dalam menerima petani. Dengan jumlah tanggungan yang
inovasi baru dalam upaya peningkatan besar maka petani akan memiliki tenaga
produksi. kerja dalam keluarga yang lebih besar
Pengalaman dalam berusaha juga pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap
menentukan keberhasilan suatu biaya yang sebenarnya termasuk dalam
usahatani. Petani dengan pengalaman penerimaan keluarga tani.
1136
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
Tabel 1. Rata-rata Penerimaan usahatani sebesar 2,74 persen dari total biaya yang
Cabai Rawit dikeluarkan.
No Uraian Satuan Nilai
1 Produktivitas kg/ha 4.933,34
2 Harga Rp/ha 26.500
3 Penerimaan Rp 130.733.510
Pengeluaran usahatani adalah
seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
1137
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
1138
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
akibat penggunaan lahan sebelumnya. sebesar 3,88 persen dari total biaya
Penggunaan pupuk kandang pada seluruhnya.
penelitian ini rata-rata sebesar 7.621 per Tenaga kerja merupakan faktor
kilogram per ha, sehingga total biaya penting dalam kegiatan budidaya cabai
yang dikeluarkan sebesar Rp 11.431.500 rawit. Ketersediaan tenaga kerja yang
atau 15,50 persen dari total biaya terampil sangat mempengaruhi
pengeluaran. keberhasilan produksi. Tenaga kerja
Pupuk kimia yang digunakan pada dalam hal ini adalah petani yang sangat
budidaya cabai rawit menggunakan tiga berperan dalam setiap kegiatan usahatani
pupuk kimia yaitu NPK, SP36, dan Kcl, cabai rawit yang diusahakannya.
jika dilihat berdasarkan biaya total pupuk produktivitas juga dipengaruhi oleh
NPK yang digunakan petani responden keahlian tenaga kerja yaitu petani sendiri.
berada pada rata-rata 1,36 persen Sering sekali petani mengandalkan
sedangakan untuk pupuk SP36 dan KCL pengetahuannya sendiri dalam
sebesar 0,69 dan 0,89 persen. memproduksi cabai rawit, karena
Pestisida digunakan untuk menganggap pengalamannya dalam
mencegah hama dan penyakit, bertani sudah cukup. Sehingga temuan
berdasarkan hasil wawancara di lapangan atau informasi terbaru dari berbagai pihak
pestisida yang digunakan adalah pestisida seperti dari dinas pertanian terkait
cair, jumlah rata-rata pestisida yang peningkatan produktivitas cabai kurang
digunakan petani responden adalah 52 diperhatikan. Tenaga kerja yang
liter per hektar, dengan total biaya yang digunakan dalam usahatani cabai rawit
dikeluarkan sebesar Rp 7.807.000 atau terdiri dari tenagakerja dalam keluarga
sekitar 10,58 persen dari total biaya dan tenaga kerja dari luar keluarga, rata-
seluruhnya. rata upah tenaga kerja yang dikeluarkan
Penggunaan nutrisi berguna untuk oleh petani responden adalah sebesar Rp
merangsang sel-sel sehingga mampu 25.000 per HOK (hari orang kerja).
bekerja lebih giat dalam menyerap unsur Tenaga kerja luar keluarga yang
hara, jumlah rata-rata nutrisi yang digunakan sebesar 40,60 persen
digunakan petani responden sebesar 42 sedangkan tenaga kerja dalam keluarga
liter per hektar, dengan total biaya yang hanya 5,59 persen dari total biaya.
dikeluarkan sebesar Rp 2.861.000 atau
1139
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
Tabel 3. Penggunaan TKDK dan TKLK dalam Hasil panen yang diperoleh
usaha tani cabai rawit biasanya dikemas dengan karung, maka
Jumlah
Uraian (HOK) Nilai (Rp) % rata-rata penggunaan karung perhektar
Tenaga kerja
luar keluarga 1.198 29.950.000 88 adalah 226 unit, dengan rata-rata biaya
Tenaga kerja
keluarga 165 4.125.000 12 yang dikeluarkan oleh petani per hektar
Total tenaga
kerja 1.363 34.075.000 100 adalah Rp 678.000 atau 0,92 persen dari
Sumber: diolah (2020)
biaya total.
Lahan yang digunakan pada
Penggunaan alat-alat pertanian
usahatani cabai rawit ini adalah lahan
dalam proses produksi tanaman cabai
milik sendiri dan lahan sewa, lahan sewa
dimaksudkan untuk memudahkan petani
mengeluarkan biaya pada komponen
dalam melakukan usaha taninya. Biaya
biaya tunai. Biaya yang dikeluarkan
yang dikeluarkan untuk alat-alat
dalam menyewa lahan adalah Rp
pertanian berdasarkan nilai penyusutan
16.600.000 dengan persentase 0,75
peralatan yang digunakan setiap tahun.
persen dari total biaya.
Biaya penyusutan adalah selisih antara
Turus atau batang yang digunakan
harga beli dan harga jual saat dibagi
pada usahatani cabai rawit, berfungsi
dengan lama penggunaan alat tersebut
agar tanaman tetap tegak pada saat rawan
rata-rata biaya penyusutan peralatan
angin kencang, rata-rata penggunaan
sebesar Rp 57.700 atau 0,08 persen dari
turus perhektar sebanyak 17.027 dengan
toal biay yang dikeluarkan. Data dapat
persentase 11,54 persen dari total biaya.
dilihat pada Tabel 4.
Tali raffia digunakan pada saat
Tabel 4. Penyusutan Alat Pertanian
pembuatan bedengan sebagai patokan Nama total
No Alat Jum harga biaya umur penyusutan
agar bedengan rapih, rata-rata 1 Cangkul 3 65000 195000 4 48.750
1140
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari
1141
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142
kg/ha dengan nilai R/C bernilai 1,98, Nilai efisiensi usahatani cabai
artinya usahatani cabai merah yang rawit, nilai R/C dari biaya tunai dan biaya
dilakukan petani secara ekonomi total menunjukkan nilai sebesar 1,88 dan
menguntungkan. Hal ini sejalan dengan 1,77, yang berarti bahwa penerimaan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dapat menutupi biaya
dimana usahatani cabai rawit di usahatani yang dikeluarkan. Sehingga.
Kecamatan Cigalontang Kabupaten menunjukkan bahwa usahatani cabai
Tasikmalaya layak untuk dikembangkan rawit di Kecamatan Cigalontang layak
dan memberikan keuntungan untuk para untuk diusahakan.
petani karna R/C > 1. Dengan demikian
tingkat pendapatan bersih rata-rata petani DAFTAR PUSTAKA
cabai di Kecamatan Cigalontang BPS Indonesia. Data Harga Cabai
Nasional. https://www.bps.go.id
Kabupaten Tasikmalaya per satu kali
diakses 04 Juli 20.
musim panen sebesar Rp 56.968.360. Departemen Pertanian (Deptan). (2012).
Sub Sektor Pertanian. Departemen
Pertanian. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Cahyono, D. (2003). Cabai Rawit Teknik
Budidaya dan Analisis Usahatani.
Rata-rata penerimaan usahatani di
Yogyakarta: Kanisius
Kecamatan Cigalontang adalah Rp Kouassi CK, Koffi-nevry R, Guillaume
LY et al. (2012). Profiles of
130.733.510/ha/th dan biaya usahatani
bioactive compounds of some
yang terdiri dari biaya tunai sebesar Rp pepper fruit (Capsicum L.)
Varieties grown in Côte d’ivoire.
69.582.450/ha/th, dan biaya total sebesar
Innovative Romanian Food
Rp 73.765.150. Usahatani cabai rawit Biotechnol 11: 23-31.
Kustiari, T., D. Susanto, Sumardjo dan I.
secara umum dikatakan menguntungkan
Pulungan. (2006). Faktor-faktor
hal ini dapat dilihat ditunjukan dari penentu tingkat kemampuan petani
dalam mengelola lahan marjinal.
pendapatan/ keuntungan bersih rata-rata
Jurnal Penyuluhan IPB. 2(1): 7-16.
sebesar Rp 61.151.060. Rahim, A., dan Hastuti D.R.D. (2008).
Pengantar, Teori, dan Kasus
Ekonomika Pertanian. PS. Jakarta
1142