Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online Universitas Galuh
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT


DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALYSIS OF COST AND INCOME OF CAYENNE PEPPER FARMING


IN CIGALONTANG SUBDISTRICT TASIKMALAYA DISTRICT

Anisa Puspitasari

Fakultas Pertanian Universitas Galuh


Email: nisapuspita253@gmail.com
(Diterima 21-07-2020; Disetujui 29-07-2020)

ABSTRAK
Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional dan memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi. Kebutuhan cabai rawit merah terus meningkat setiap tahun sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai
rawit. Tujuan penelitian kali ini untuk menganalisis biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani cabai
rawit di Kecamatan Cigalontang. Responden penelitian sebanyak 30 petani. Hasil penelitian
menunjukkan penerimaan usahatani cabai rawit di Kecamatan Cigalontang sebesar Rp
130.733.510/ha/th, biaya tunai Rp 69.582.450/ha/th, dan biaya total Rp 73.765.150. Usahatani
cabai rawit menguntungkan dilihat dari pendapatan sebesar Rp 61.151.060. Efisiensi usahatani
cabai rawit dari biaya tunai sebesar 1,88 dan dari biaya total sebesar 1,77.

Kata kunci: Biaya, Pendapatan, Efisiensi, Cabai rawit

ABSTRACT
Chili is one of the leading national vegetable commodities and has quite high economic value. The
need for red cayenne pepper continues to increase every year in line with the increasing population
and the development of industries that need raw cayenne pepper. The purpose of this study is to
analyze the cost, income and efficiency of cayenne pepper farming in Cigalontang District.
Research respondents were 30 farmers. The results showed the revenue of cayenne pepper farming
in Cigalontang Subdistrict amounted to Rp 130,733,510/ha/year, cash costs Rp
69,582,450/ha/year, and a total cost of Rp 73,765,150. The cayenne pepper farming is
advantageous from the income of Rp 61,151,060. The efficiency of cayenne farming from cash
costs is 1.88 and from a total cost of 1.77.

Keywords: Cost, Income, Efficiency, Cayenne Pepper

PENDAHULUAN pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


Indonesia memiliki sumber daya Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 %
alam yang cukup besar, potensi tersebut pada tahun 2015-2018 terhadap PDB
seharusnya dimanfaatkan secara optimal nasional (BPS, 2018).
untuk meningkatkan perekonomian dan Pendapatan masyarakat Indonesia
kesejahteraan masyarakat. Sektor didominasi dari sektor pertanian,
pertanian merupakan salah satu sektor sehingga sektor pertanian di Indonesia
yang cukup berpengaruh terhadap harus terus dikembangkan untuk

1130
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

keberlangsungan hidup masyarakat. tinggi tanaman (92%), diameter buah


Pembangunan pertanian juga dihadapkan (89%), dan panjang buah (78%), dengan
pada perubahan lingkungan strategis, demikian, semakin tinggi tanaman maka
baik domestik maupun internasional yang produksi buah akan semakin meningkat.
dinamis, sehingga menuntut produk Ketika produksi meningkat, maka mutu
pertanian yang mampu berdaya saing di cabai rawit harus dipertahankan.
pasar global. Sebagai upaya peningkatan Karakteristik yang menonjol pada cabai
daya saing dan nilai tambah produk rawit yaitu zat capsaicin yang membuat
pertanian Indonesia, dibutuhkan efisiensi rasa pedas. Selain itu, yang tidak kalah
dalam sistem produksi, pengolahan dan penting adalah tekstur dan warna dari
pengendalian mutu serta kesinambungan cabai rawit. Cabai mengandung 0,1 -1%
produk yang didukung dengan upaya rasa pedas, yang disebabkan oleh
produksi dan pemasaran untuk kandungan zat capsaicin (Cahyono,
peningkatan daya saing tersebut. Sub 2003).
sektor pertanian meliputi, perkebunan, Cabai merupakan komoditas
peternakan, perikanan, hortikultura, dan agribisnis yang besar pengaruhnya
tanaman pangan (Deptan, 2012). terhadap dinamika perokonomian
Cabai rawit (Capsicum frutescens nasional sehingga dimasukkan dalam
L.) merupakan salah satu tanaman jajaran komoditas penyumbang inflasi
hortikultura dari famili Solanaceae yang yang terjadi setiap tahun. Angka inflasi
tidak saja memiliki nilai ekonomi tinggi, tahun 2010 sebesar 6,96 persen dan jenis
tetapi juga karena buahnya yang memiliki bahan makanan yang memberikan andil
kombinasi warna, rasa, dan nilai nutrisi besar dalam inflasi antara lain sebesar
yang lengkap (Kouassi et al, 2012). 1,29 persen, cabai merah sebesar 0,32
Cahyono (2003) mengemukakan bahwa persen, dan cabai rawit sebesar 0,22
tanaman ini termasuk tanaman semusim persen (BPS, 2018). Hal ini karena
atau tanaman berumur pendek yang produk cabai digunakan dalam berbagai
tumbuh sebagai perdu atau semak, produk pangan baik olahan masakan
dengan tinggi tanaman dapat mencapai tradisional maupun modern. Hampir
1,5 m. seluruh menu masakan di Indonesia
Menurut Rahmat & Nirmala menggunakan cabai. Selain itu, cabai
(2011), produksi buah dipengaruhi oleh

1131
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

tidak dapat disubstitusi oleh komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi, banyak
lain. digunakan untuk konsumsi rumah tangga
Cabai merupakan salah satu (80%) maupun keperluan industri
komoditas sayuran unggulan nasional dan pengolahan makanan (20%). (Cahyono,
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. 2013) melaporkan bahwa cabai memiliki
Kebutuhan cabai rawit merah terus aktivitas antioksidan, kandungan fenol
meningkat setiap tahun sejalan dengan dan capsaicinoid yang tinggi.
meningkatnya jumlah penduduk dan Cabai adalah komoditas sayuran
berkembangnya industri yang penting yang dibudidayakan dalam
membutuhkan bahan baku cabai rawit pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat
merah. Selain itu, cabai tidak dapat Indonesia, baik sebagai komoditas yang
disubstitusi oleh komoditas lain, sehingga dikonsumsi di dalam negeri dan ekspor.
bila terjadi ketidakseimbangan antara Jawa Barat adalah salah satu dari
produksi dan serapan pasar pasti akan beberapa provinsi di Indonesia yang
terjadi fluktuasi harga. Salah satu faktor menjadi produsen cabai yang menyebar
yang menjadi penyebab terjadinya di beberapa Kabupaten yakni Ciamis,
ketidakseimbangan tersebut yaitu pola Tasikmalaya, Bandung, Garut, Sukabumi,
produksi (adanya on season dan off Cianjur dan Bogor. Menurut Kustiari,
season) dan pola tanam yang tidak dkk (2009), faktor-faktor yang
terencana dan tidak terkoordinasi antar mempengaruhi fluktuasi harga di pasar
tiap kabupaten sentra produksi cabai eceran, yaitu faktor yang mempengaruhi
rawit merah sehingga petani-petani cabai sisi permintaan dan faktor yang
rawit memperoleh pendapatan yang mempengaruhi sisi penawaran. Dapat
fluktuatif sehingga pendapatan menjadi dijelaskan bahwa kadang-kadang
tidak pasti. keseimbangan harga terjadi pada kondisi
Cabai merupakan komoditas jumlah yang ditawarkan relatif jauh lebih
potensial yang memiliki nilai ekonomi sedikit dibandingkan dengan jumlah yang
tinggi dan berpotensi untuk terus diminta. Hal inilah yang mengakibatkan
dikembangkan. Dirjen Hortikultura harga akan sangat tinggi. Demikian pula
(2015) menyatakan beberapa alasan terjadi sebaliknya sehingga harga sangat
penting dalam pengembangan komoditas rendah.
cabai, antara lain merupakan komoditas

1132
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

Menurut Rahim dan Hastuti (2008), kerja perlu ditambah, pupuk juga
pendapatan usahatani adalah selisih ditambah dan sebagainya.
penerimaan dari hasil usahatani dengan Kabupaten Tasikmalaya merupakan
semua biaya selama proses produksi salah satu sentra produksi aneka cabai di
(biaya usahatani). Biaya usahatani Jawa Barat. Sayuran yang teridentifikasi
tersebut merupakan semua nilai dari sebagai komoditas unggulan di
korbanan ekonomis yang dikeluarkan Kabupaten Tasikmalaya salah satunya
oleh produsen (petani) dalam mengelola cabai rawit. Salah satu sentra produksi
usahataninya untuk mendapatkan hasil cabai di Kabupaten Tasikmalaya adalah
yang maksimal. Biaya usahatani di Kecamatan Cigalontang. Kecamatan
diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya Cigalontang adalah salah satu kecamatan
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap yang ada di Kabupaten Tasikmalaya,
(variable cost). Biaya tetap umumnya dengan luas wilayah 12.626,19 ha dengan
diartikan sebagai biaya yang relatif tetap ketinggian 700 meter di atas permukaan
jumlahnya dan terus dikeluarkan laut (mdpl).
walaupun output yang diperoleh banyak Cabai rawit dapat tumbuh dengan
atau sedikit, seperti: pajak, penyusutan baik di dataran rendah hingga ketinggian
alat, gaji karyawan, sewa lahan, alat 1.200 meter dpl, namun di dataran tinggi
pertanian dan sebagainya, sehingga biaya cabai bisa tumbuh tapi produksinya tidak
ini dikatakan biaya yang tidak maksimal. Sehingga cabai rawit sangat
dipengaruhi oleh besarnya produksi cocok tumbuh pada ketinggian yang
komoditas pertanian. Biaya tidak tetap sedang. Wilayah Kecamatan Cigalontang
merupakan biaya yang besar kecilnya dilihat dari topografinya merupakan
dipengaruhi oleh hasil produksi daerah dengan ketinggian tempat sekitar
komoditas pertanian, seperti: biaya untuk 500-700 mdpl. Berdasarkan ketinggian
saprodi (sarana produksi komoditas tempat tersebut maka cabai merah sangat
pertanian), sehingga biaya ini diartikan cocok dibudidayakan karena tinggi
pula sebagai biaya yang sifatnya berubah- kelembabannya tidak terlalu tinggi (BPS,
ubah sesuai dengan besarnya produksi 2019).
komoditas pertanian yang diperoleh. Jika Permasalahan pada cabang
menginginkan produksi tinggi maka usahatani cabai rawit di Kecamatan
faktor-faktor produksi seperti tenaga Cigalontang dapat didekati dari

1133
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

produktivitas tanaman, dimana pendapatan usahatani cabai rawit yang


peningkatan produktivitas cabai rawit diakibatkan oleh tingkat produksi dan
dapat dilakukan dengan meningkatkan harga cabai rawit tersebut. Berbagai
produksinya. Meskipun keadaan risiko usahatani cabai berdampak pada
geografis yang dimilik oleh Kecamatan tingkat pendapatan petani cabai rawit.
Cigalontag sangat mendukung dalam Pendapatan petani cabai rawit menjadi
pertumbuhan cabai rawit, tapi tidak serta masalah yang penting, dimana
merta meningkatkan produksi dari pendapatan usahatani cabai rawit tidak
usahatani cabai rawit yang dilakukan menentu karena tingkat produksi dan
petani di Kecamatan Cigalontang. Hal ini ketidakpastian harga yang dihadapi oleh
dikarenakan peningkatan produksi tidak petani. Seiring dengan hal tersebut,
hanya dipengaruhi oleh kondisi tanah terdapat hubungan antara risiko yang
yang subur saja. Menurut Rahmat dan dihadapi petani dengan pendapatan
Nurmala (2011), dalam peningkatan usahatani cabai rawit.
produksi yang ditempuh dengan usaha Berdasarkan uraian di atas, maka
penanaman varietas hibrida (Unggul), dilakukan penelitian untuk menganalisis
penggunaan pupuk dan pestisida yang biaya, pendapatan dan efisiensi usahatani
berimbang serta penanganan pascapanen cabai rawit di Kecamatan Cigalontang.
yang tepat.
Produktivitas yang tidak optimal METODE PENELITIAN
diduga dapat mempengaruhi kondisi Penelitian dilakukan di Kecamatan
pendapatan petani cabai rawit. Oleh Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya,
karena itu, untuk melihat dari adanya Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
produktivitas yang tidak optimal tersebut, penelitian dilakukan secara sengaja
maka perlu dilakukan suatu analisis (purposive) berdasarkan pertimbangan
terhadap pendapatan petani cabai rawit, bahwa daerah tersebut merupakan salah
dengan tujuan sejauh mana kegiatan satu sentra produksi cabai rawit di
usahatani cabai rawit memberi Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian
keuntungan bagi petani di Kecamatan dilakukan pada bulan Juni-September
Cigalontang. 2019.
Dari uraian tersebut maka usahatani Data yang digunakan adalah data
cabai rawit mengindikasikan rendahnya primer dan data sekunder. Data primer

1134
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

diperoleh dengan melakukan observasi Rasio keuntungan biaya (π/C) =



langsung melalui pembagian kuesioner
Keterangan:
yang telah disiapkan dengan teknik
π i = Penerimaan
wawancara kepada petani cabai rawit.
Ci = biaya
Petani yang dijadikan responden dalam
Apabila π/C lebih dari satu (π/C
penelitian ini adalah petani cabai yang
>1), maka usaha tersebut efisien, dan
membudidayakan cabai rawit merah di
apabila π/C kurang dari satu (π/C < 1),
Kecamatan Cigalontang.
maka usaha tersebut tidak efisien.
Responden ditentukan secara
simple random sampling sebanyak 30
HASIL DAN PEMBAHASAN
petani cabai rawit di Kecamatan
Jumlah tanggungan yang relatif
Cigalontang.
besar akan menekan biaya produksi yang
Untuk menganalisis data dalam
dibayarkan petani akan kecil. Dengan
penelitian ini maka digunakan analisis
penambahan tenaga kerja dalam keluarga
deskriptif kuantitatif untuk mengetahui
akan menambah pendapatan yang
permasalahan tentang berapa besar
diterima petani. Keseriusan dalam
pendapatan petani cabai rawit Kecamatan
penerapan teknologi juga akan semakin
Ciaglontang menguntungkan petani maka
baik apabila diusahakan oleh anggota
digunakan rumus pendapatan dan analisis
keluarga bila dibandingkan dengan
R/C. Pendapatan usahatani adalah selisih
tenaga kerja borongan (luar keluarga),
antara penerimaan dengan biaya yang
(Yulizar, 2015).
dihitung dengan persamaan berikut:
Kelompok usia tertinggi terdapat
Pd = TR-TC
pada usia 31-40 tahun sebanyak 10 petani
Dimana: atau sebesar 33,33 persen. Kelompok usia
Pd = Pendapatan ini termasuk ke dalam usia produktif atau
TR = Total Penerimaan usia kerja. Di kecamatan ini juga terdapat
TC = Total Biaya petani dengan kelompok usia ≥ 61 atau
Analisis R/C ratio adalah singkatan sebesar 26,67 persen. Hal ini
dari Return Cost Ratio. Atau dikenal menggambarkan bahwa petani yang
sebagai perbandingan (nisbah) antara berusia relatif tua (≤ 61 tahun) juga masih
pemerintah dan biaya. Secara matematik, mampu untuk mengelola lahan untuk
hal ini dapat dituliskan sebagai berikut: kebutuhan hidup.

1135
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

Petani responden memiliki tingkat kerja yang lebih lama akan lebih mudah
pendidikan yang cukup tinggi karena ada mengambil keputusan yang baik pada
beberapa petani yang sudah saat yang tepat. Selain itu, pengalaman
menyelesaikan pendidikan di perguruan seseorang merupakan indikator terhadap
tinggi. Persentase pendidikan petani kemampuan dalam mengembangkan
responden tertinggi pada penelitian ini usahataninya. Dengan pengalaman yang
adalah sekolah dasar pada umumnya lebih lama, pengalokasian sumber daya
petani memiliki tingkat pendidikan yang dimiliki akan lebih efektif. (Yulizar,
sekolah dasar sebesar 43,33 persen, 2015).
sedangkan persentase terendah adalah Rata-rata tanggungan keluarga
tingkat perguruan tinggi yaitu 6,67 petani responden adalah 3 jiwa. Dengan
persen. jumlah tanggungan yang besar,
Rata-rata luas lahan yang digarap pencurahan tenaga kerja dalam keluarga
petani responden sebesar 0,649 hektar relatif lebih besar pula terhadap kegiatan
dengan luas lahan terkecil adalah 0,1 usahatani cabai di daerah penelitian. Hal
hektar dan luas terbesar adalah 4 hektar. ini penggunaan pencurahan tenaga kerja
Status kepemilikan lahan petani luar keluarga (LK) harus diprioritaskan,
responden sebagian besar merupakan dengan alasan biaya yang dibayar tenaga
milik sendiri dengan persentase sebesar kerja upahan atau bersifat borongan.
90 persen dan 10 persen merupakan lahan Jumlah tanggungan atau jumlah
sewa. orang yang menjadi tanggung jawab
Pengalaman petani antara 0-5 petani terhadap kelangsungan hidup dan
sebanyak 26,67% dan petani yang pendidikannya juga mempengaruhi
memiliki pengalaman cukup lama adalah pendapatan dan pengeluaran keluarga
6-10 tahun dengan persentase 40%. petani. Jumlah tanggungan juga
Pengalaman petani turut mempengaruhi merupakan aset tersendiri bagi keluarga
kemampuan petani dalam menerima petani. Dengan jumlah tanggungan yang
inovasi baru dalam upaya peningkatan besar maka petani akan memiliki tenaga
produksi. kerja dalam keluarga yang lebih besar
Pengalaman dalam berusaha juga pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap
menentukan keberhasilan suatu biaya yang sebenarnya termasuk dalam
usahatani. Petani dengan pengalaman penerimaan keluarga tani.

1136
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

Analisis pendapatan usahatani petani dalam usahatani cabai rawit, biaya


penting untuk diketahui, untuk usahatani pada penelitian ini terbagi
memberikan gambaran mengenai menjadi dua. Biaya usahatani yang
keuntungan dari kegiatan usahatani. tergolong pada biaya tunai dan biaya
Analisis pendapatan usaha tani meliputi yang diperhitungkan. Dapat dilihat pada
analisis pendapatan atas biaya tunai dan Tabel 2.
analisis pendapatan atas biaya total. Biaya tunai pada suatu usahatani
Analisis pendapatan usaha tani lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
penting untuk diketahui untuk yang diperhitungkan. Berdasarkan Tabel
memberikan gambaran mengenai 2 diperoleh biaya tunai sebesar Rp
keuntungan dari kegiatan usahatani. 69.582.450. Total biaya yang diperoleh
Pendapatan merupakan selisih antara pada usahatani cabai rawit ini adalah Rp
penerimaan total dengan biaya total. 73.765.150. Dari hasil penelitian ini
Penerimaan total dipengaruhi oleh jumlah dapat dilihat bahwa biaya yang paling
produksi yang dihasilkan dan tingkat tinggi diperoleh dalam usahatani cabai
harga yang berlaku pada saat produk rawit di Kecamatan Cigalontang adalah
tersebut dijual. biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK)
Penerimaan yang diperoleh oleh yaitu sebesar 40,60 persen dan biaya
petani responden dari produktivitas rata- yang paling kecil adalah penyusutan yaitu
rata adalah sebesar 49.333 kg per ha, 0,08 persen.
dengan harga rata-rata yang diperoleh Benih yang digunakan pada
dari januari-juni adalah Rp 26.500 per kg, penelitian kali ini adalah jenis varietas si
sehingga diperoleh penerimaan sebesar madun, biaya yang dikeluarkan untuk
Rp. 130.733.510. benih adalah sebesar Rp 2.024.000 atau

Tabel 1. Rata-rata Penerimaan usahatani sebesar 2,74 persen dari total biaya yang
Cabai Rawit dikeluarkan.
No Uraian Satuan Nilai
1 Produktivitas kg/ha 4.933,34
2 Harga Rp/ha 26.500
3 Penerimaan Rp 130.733.510
Pengeluaran usahatani adalah
seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

1137
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

Tabel 2. Komponen Biaya Usaha Tani Cabai Rawit di Kecamatan Cigalontang


No Komponen Jumlah Harga Nilai Persentase
A Biaya Tunai
1 Benih 88 23.000 2.024.000 2,74
2 Pupuk kandang(kg) 7621 1.500 11.431.500 15,50
3 Pupuk NPK (kg) 309 3.250 1.004.250 1,36
4 Pupuk SP-36 231 2.200 508.200 0,69
5 Pupuk KCL (Kg) 262 2.500 655.000 0,89
6 Pestisida (Liter)
Winder 6,9 170.000 1.173.000 1,59
Curacron 9,8 135.000 1.323.000 1,79
Lanet 5,9 175.000 1.032.500 1,40
Decis 12,9 165.000 2.128.500 2,89
Pelengket 8 35.000 280.000 0,38
Cymbush 8,5 220.000 1.870.000 2,54
7 Nutrisi (Liter)
Gandasil B 8,9 40.000 356.000 0,48
Gandasil D 6,5 45.000 292.500 0,40
Supergo 10,8 50.000 540.000 0,73
Atonik 6,5 150.000 975.000 1,32
Bayfolan 9,3 75.000 697.500 0,95
8 Tenaga kerja luar 1198 25.000 29.950.000 40,60
Keluarga (HOK)
9 Sewa lahan 553.333 0,75

10 Turus (Batang) 17.027 500 8.513.500 11,54


11 Tali rafia (Gulung) 22 35.000 770.000 1,04
12 Polybag (kg) 60 40.000 2.400.000 3,25
13 Karung (buah) 226 3.000 678.000 0,92
14 Pajak Lahan 426.667 0,58
Jumlah Total Biaya Tunai 69.582.450
B Biaya Diperhitungkan
1 Tenaga kerja dalam 165 25.000 4.125.000 5,59
Keluarga (HOK)
2 Penyusutan Peralatan 57.700 0,08
Jumlah Total Biaya
Diperhitungkan
C Jumlah Total Biaya Diperhitungkan 4.182.700
Jumlah Total Biaya 73.765.150 100
Sumber: Analisis Data Primer (2020)

Usahatani cabai rawit merah penamabahan unsur hara, mengurangi


menggunakan pupuk kandang dan pupuk kerusakan tanah, dan untuk memperbaiki
kimia, penggunaan pupuk kandang untuk struktur organik tanah yang sudah hilang

1138
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

akibat penggunaan lahan sebelumnya. sebesar 3,88 persen dari total biaya
Penggunaan pupuk kandang pada seluruhnya.
penelitian ini rata-rata sebesar 7.621 per Tenaga kerja merupakan faktor
kilogram per ha, sehingga total biaya penting dalam kegiatan budidaya cabai
yang dikeluarkan sebesar Rp 11.431.500 rawit. Ketersediaan tenaga kerja yang
atau 15,50 persen dari total biaya terampil sangat mempengaruhi
pengeluaran. keberhasilan produksi. Tenaga kerja
Pupuk kimia yang digunakan pada dalam hal ini adalah petani yang sangat
budidaya cabai rawit menggunakan tiga berperan dalam setiap kegiatan usahatani
pupuk kimia yaitu NPK, SP36, dan Kcl, cabai rawit yang diusahakannya.
jika dilihat berdasarkan biaya total pupuk produktivitas juga dipengaruhi oleh
NPK yang digunakan petani responden keahlian tenaga kerja yaitu petani sendiri.
berada pada rata-rata 1,36 persen Sering sekali petani mengandalkan
sedangakan untuk pupuk SP36 dan KCL pengetahuannya sendiri dalam
sebesar 0,69 dan 0,89 persen. memproduksi cabai rawit, karena
Pestisida digunakan untuk menganggap pengalamannya dalam
mencegah hama dan penyakit, bertani sudah cukup. Sehingga temuan
berdasarkan hasil wawancara di lapangan atau informasi terbaru dari berbagai pihak
pestisida yang digunakan adalah pestisida seperti dari dinas pertanian terkait
cair, jumlah rata-rata pestisida yang peningkatan produktivitas cabai kurang
digunakan petani responden adalah 52 diperhatikan. Tenaga kerja yang
liter per hektar, dengan total biaya yang digunakan dalam usahatani cabai rawit
dikeluarkan sebesar Rp 7.807.000 atau terdiri dari tenagakerja dalam keluarga
sekitar 10,58 persen dari total biaya dan tenaga kerja dari luar keluarga, rata-
seluruhnya. rata upah tenaga kerja yang dikeluarkan
Penggunaan nutrisi berguna untuk oleh petani responden adalah sebesar Rp
merangsang sel-sel sehingga mampu 25.000 per HOK (hari orang kerja).
bekerja lebih giat dalam menyerap unsur Tenaga kerja luar keluarga yang
hara, jumlah rata-rata nutrisi yang digunakan sebesar 40,60 persen
digunakan petani responden sebesar 42 sedangkan tenaga kerja dalam keluarga
liter per hektar, dengan total biaya yang hanya 5,59 persen dari total biaya.
dikeluarkan sebesar Rp 2.861.000 atau

1139
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

Perbedaan penggunaan tenaga kerja dapat polybag sebanyak 60 kilogram dengan


dilihat pada Tabel 3. persentase 3,25 persen dari biaya total.

Tabel 3. Penggunaan TKDK dan TKLK dalam Hasil panen yang diperoleh
usaha tani cabai rawit biasanya dikemas dengan karung, maka
Jumlah
Uraian (HOK) Nilai (Rp) % rata-rata penggunaan karung perhektar
Tenaga kerja
luar keluarga 1.198 29.950.000 88 adalah 226 unit, dengan rata-rata biaya
Tenaga kerja
keluarga 165 4.125.000 12 yang dikeluarkan oleh petani per hektar
Total tenaga
kerja 1.363 34.075.000 100 adalah Rp 678.000 atau 0,92 persen dari
Sumber: diolah (2020)
biaya total.
Lahan yang digunakan pada
Penggunaan alat-alat pertanian
usahatani cabai rawit ini adalah lahan
dalam proses produksi tanaman cabai
milik sendiri dan lahan sewa, lahan sewa
dimaksudkan untuk memudahkan petani
mengeluarkan biaya pada komponen
dalam melakukan usaha taninya. Biaya
biaya tunai. Biaya yang dikeluarkan
yang dikeluarkan untuk alat-alat
dalam menyewa lahan adalah Rp
pertanian berdasarkan nilai penyusutan
16.600.000 dengan persentase 0,75
peralatan yang digunakan setiap tahun.
persen dari total biaya.
Biaya penyusutan adalah selisih antara
Turus atau batang yang digunakan
harga beli dan harga jual saat dibagi
pada usahatani cabai rawit, berfungsi
dengan lama penggunaan alat tersebut
agar tanaman tetap tegak pada saat rawan
rata-rata biaya penyusutan peralatan
angin kencang, rata-rata penggunaan
sebesar Rp 57.700 atau 0,08 persen dari
turus perhektar sebanyak 17.027 dengan
toal biay yang dikeluarkan. Data dapat
persentase 11,54 persen dari total biaya.
dilihat pada Tabel 4.
Tali raffia digunakan pada saat
Tabel 4. Penyusutan Alat Pertanian
pembuatan bedengan sebagai patokan Nama total
No Alat Jum harga biaya umur penyusutan
agar bedengan rapih, rata-rata 1 Cangkul 3 65000 195000 4 48.750

penggunaan tali raffia adalah 22 gulung 2 Kored 4 35000 140000 4 35.000

3 Sprayer 2 320000 640000 5 128.000


per hektar dengan persentase 1,04 persen
4 Ember 10 12000 120000 3 40.000
dari total biaya. Sedangkan penggunaan 5 Garpu 3 49000 147000 4 36750
Sumber: Data primer (2020)
polybag dilakukan saat persemain dimana
membeli polybag dengan ukuran per Pendapatan merupakan salah satu
kilogram. Adapun rata-rata penggunaan indikator keberhasilan kegiatan usaha
tani. Pendapatan usahatani juga

1140
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT
DI KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Anisa Puspitasari

memberikan gambaran mengenai pada penelitian ini dapat dikatakan layak


keuntungan dari kegiatan usahatani. untuk diusahakan karena nilai R/C atas
Pendapatan usahatani cabai rawit pada kedua pengelompokan biaya tersebut
penelitian ini berasal dari selisih antara lebih besar dari satu. Nilai R/C atas biaya
penerimaan dengan biaya yang tunai sebesar Rp 1,88 dan yang berarti
dikeluarkan. Analisis pendapatan dapat setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan
dibedakan berdasarkan biaya yang dalam usahatani cabai rawit akan
dikeluarkan yaitu pendapatan atas biaya diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,88
tunai dan pendapatan atas biaya total. rupiah.
Berdasarkan hasil analisis usahatani, R/C atas biaya total sebesar Rp
penerimaan yang diperoleh pada 1,77 yang berarti setiap pengeluaran
penelitian kali ini adalah sebesar Rp biaya satu rupiah maka akan diperoleh
130.733.510, biaya tunai yang diperoleh tambahan sebesar Rp 1,77. Nilai R/C
adalah Rp 69.582.450 dan biaya total pada biaya tunai lebih tinggi dari R/C
sebesar Rp 73.765.150, sedangkan biaya total hal ini dikarenakan biaya total
pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp terdiri atas biaya tunai dan biaya yang
61.151.060 dan pendapatan atas biaya diperhitungkan.
total sebesar Rp 56.968.360. data dapat Berdasarkan hasil penelitian
dilihat pada table 5. terdahulu yang secara umum
Tabel 5. Rata-rata efisiensi dan pendapatan menunjukkan bahwa sayuran umumnya
Cabai rawit di Kec.Cigalontang
komoditas cabai menguntungkan bagi
Per ha
No Uraian
Rp petani. Sama halnya dengan yang telah

1 Penerimaan usahatani 130.733.510 dilakukan siregar (2011) tentang analisis

2 Biaya usahatani tunai 69.582.450 pendapatan usahatani cabai kriting di

3 Biaya usahatani total 73.765.150 Desa Citapen secara umum dikatakan

4 Pendapatan biaya tunai 61.151.060 menguntungkan dan layak untuk

5 Pendapatan biaya total 56.968.360 diusahakan dimana keuntungan rata-rata


6 Efisiensi (R/C) tunai 1,88 sebesar Rp 86.863.853 dan R/C sebesar
7 Efisiensi (R/C) total 1,77
Sumber: Data primer (2020) 2,65. Adapun penelitian menurut Sholiah
(2017) menunjukkan pendapatan
Efisiensi usahatani cabai rawit
usahatani cabai merah di Kecamatan
ditunjukkan dengan nilai R/C rasio, nilai
Kedondong sebesar Rp 21.790.275,34
R/C atas biaya tunai dan biaya biaya total

1141
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Juli 2020. 6(2): 1130-1142

kg/ha dengan nilai R/C bernilai 1,98, Nilai efisiensi usahatani cabai
artinya usahatani cabai merah yang rawit, nilai R/C dari biaya tunai dan biaya
dilakukan petani secara ekonomi total menunjukkan nilai sebesar 1,88 dan
menguntungkan. Hal ini sejalan dengan 1,77, yang berarti bahwa penerimaan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dapat menutupi biaya
dimana usahatani cabai rawit di usahatani yang dikeluarkan. Sehingga.
Kecamatan Cigalontang Kabupaten menunjukkan bahwa usahatani cabai
Tasikmalaya layak untuk dikembangkan rawit di Kecamatan Cigalontang layak
dan memberikan keuntungan untuk para untuk diusahakan.
petani karna R/C > 1. Dengan demikian
tingkat pendapatan bersih rata-rata petani DAFTAR PUSTAKA
cabai di Kecamatan Cigalontang BPS Indonesia. Data Harga Cabai
Nasional. https://www.bps.go.id
Kabupaten Tasikmalaya per satu kali
diakses 04 Juli 20.
musim panen sebesar Rp 56.968.360. Departemen Pertanian (Deptan). (2012).
Sub Sektor Pertanian. Departemen
Pertanian. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Cahyono, D. (2003). Cabai Rawit Teknik
Budidaya dan Analisis Usahatani.
Rata-rata penerimaan usahatani di
Yogyakarta: Kanisius
Kecamatan Cigalontang adalah Rp Kouassi CK, Koffi-nevry R, Guillaume
LY et al. (2012). Profiles of
130.733.510/ha/th dan biaya usahatani
bioactive compounds of some
yang terdiri dari biaya tunai sebesar Rp pepper fruit (Capsicum L.)
Varieties grown in Côte d’ivoire.
69.582.450/ha/th, dan biaya total sebesar
Innovative Romanian Food
Rp 73.765.150. Usahatani cabai rawit Biotechnol 11: 23-31.
Kustiari, T., D. Susanto, Sumardjo dan I.
secara umum dikatakan menguntungkan
Pulungan. (2006). Faktor-faktor
hal ini dapat dilihat ditunjukan dari penentu tingkat kemampuan petani
dalam mengelola lahan marjinal.
pendapatan/ keuntungan bersih rata-rata
Jurnal Penyuluhan IPB. 2(1): 7-16.
sebesar Rp 61.151.060. Rahim, A., dan Hastuti D.R.D. (2008).
Pengantar, Teori, dan Kasus
Ekonomika Pertanian. PS. Jakarta

1142

Anda mungkin juga menyukai