Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG


SAYUR-SAYURAN DAUN DI PASAR SORE SIRIWINI
DISTRIK NABIRE KABUPATEN NABIRE

Simon Matakena
Staf Pengajar Faperta USWIM-Nabire, e-mail : -

ABSTRAK

Pedagang sayur-sayuran yang melaksanakan aktifitas sehari-harinya pada


pasar sore Siriwini Distrik Nabire Kabupaten Nabire sebagian besar
merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga
yang dijadikan sebagai aktifitas sampingan dengan tujuannya untuk
meningkatkan pendapatan keluarga. Penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan kelayakan usaha pedagang
serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan ini dilakukan
pada bulan Maret sampai dengan April 2009 dan berlokasi pada pasar sore
Siriwini Kabupaten Nabire. Berdasarkan hasil penelitian, dimana nilai R/C
(Return Cost Ratio) untuk masing-masing komoditi sayur-sayuran daun
yang diperdagangkan yaitu untuk Kangkung sebesar 1,63, untuk bayam
sebesar 1,65 dan sayur sawi sebesar 1,65 dimana rata-rata nilai R/C adalah
1,64 dimana lebih besar dari 1 maka layak diusahakan karena
menguntungkan bagi pedagang. Karena rata-rata nilai R/C lebih besar dari
1 serta layak diusahakan dan menguntungkan, maka otomatis penghasilan
pedangan menguntungkan dan dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga pedagang sehingga kesejahteraan rumah tangga pedagangpun dapat
ditingkatkan. Dari hasil analisa regresi untuk komoditi kangkung variabel
umur dan jumlah tanggungan memiliki hubungan yang positif dengan
pendapatan dan untuk variabel pendidikan serta lama berdagang memiliki
hubungan yang negatif dengan pendapatan.

Kata Kunci : Pedagang, Nabire, sayur-sayuran.

I. PENDAHULUAN mendapat perhatian khusus dari pemerintah


1.1. Latar Belakang dalam mengatasi masalah-masalah
Pertanian mempunyai kontribusi pertanian. Masalah tersebut juga
yang besar dalam proses pembangunan menyangkut masalah ekonomi pertanian
ekonomi. Kontribusi pertanian terhadap dalam hubungannya dengan analisis
pembangunan ekonomi pertanian negara perekonomian pertanian.
yang mana mencakup kontribusi produksi, Komoditas pertanian memiliki
kontribusi pasar, kontribusi faktor produksi karakteristik seperti bersifat musiman
dan kontribusi devisa (Widodo, 1993 : 2). (siclic fluctuations), mudah rusak
Semakin pentingnya pertanian dalam (perishable), kaku (bulky) dan
pembangunan Indonesia, terutama dalam membutuhkan tempat (volummenous). Hal
rangka tujuan swasembada pangan, maka ini yang menjadi masalah bagi petani,
komoditas pertanian penting untuk maka pembangunan ekonomi pertanian

72
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

memegang peranan penting dalam untuk berjualan dengan konsep atau


memberikan kontribusi bagi pembangunan strateginya masing-masing untuk menjual
perkembangan ekonomi pertanian. harga pemasaran tidak sesuai dengan harga
Pembangunan pertanian sebagai persaingan pemasarannya tetapi
salah satu pembangunan ekonomi disesuaikan dengan harga pemasaran yang
di Indonesia yang bertujuan : berlaku pada saat itu, atau naik turun harga
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sayur-sayuran daun di Pasar Sore Siriwini.
tani di pedesaan, ini dapat dicapai bila Pada lokasi penelitian yaitu di Pasar
pendapatannya dapat ditingkatkan dari Sore Siriwini, para pedagang sebagian
sumber pendapatan dari pertanian yang besar adalah para ibu rumah tangga,
diproduksi petani dijual kepada konsumen. mereka rajin dan bersemangat untuk
Dilihat dari pembangunan pertanian, melakukan aktifitas jualan sayuran ini,
khususnya tanaman pangan di Kabupaten sehingga ada yang setiap harinya selalu
Nabire perlu ditingkatkan dalam rangka berdagang sementara para suaminya juga
mencapai swasembada pangan serta bekerja ada yang sebagai pegawai negeri
meningkatkan pendapatan masyarakat dan maupun swasta serta petani dan nelayan,
perbaikan gizi melalui penganekaragaman dengan sendirinya dapat dilihat bahwa
jenis bahan pangan dan masih diarahkan motivasi kerja yang tinggi ini dadasari pada
pada upaya meningkatkan produksi penghasilan yang menguntungkan dan
palawija dan hortikultura yang layak sehingga semangat kerjapun
penekanannya terutama pada tanaman meningkat. Disamping itu umur dan
sayur-sayuran daun yang merupakan salah tingkat pendidikan dari pedagang yang
satu bagian produksi hortikultura yang bervariasi serta jumlah anggota keluarga
perlu ditumbuh kembangkan menjadi atau jumlah tanggungan dalam rumah
agribisnis dalam rangka memanfaatkan tangga juga beragam, dimana banyaknya
peluang yang ada berupa iklim yang jumlah anggota rumah tangga
bervariasi, lahan yang subur dan tersedia mengakibatkan kebutuhan dalam
tenaga kerja. Prospek pengembangan usaha rumahpun meningkat sehingga mau tidak
tani sayur-sayuran daun ini cukup cerah mau harus mencari tambahan pendapatan
karena permintaan akan komoditi ini cukup rumah tangga dan ini merupakan faktor
tinggi. yang mempengaruhi para pedagang dalam
Penjualan merupakan kegiatan yang hal ini para ibu rumah tangga untuk lebih
bertujuan untuk mencari atau giat berusaha dengan jalan berdagang
mengusahakan agar ada pembeli atau sayur-sayuran di Pasar Sore Siriwini
permintaan pasar yang cukup baik atau Distrik Nabire Kabupaten Nabira.
banyak terhadap barang dan jasa yang Menurut pengakuan pedagang sayur-
dipasarkan pada tingkat harga yang sayuran pada pasar sore Seriwini
menguntungkan. Penjualan juga Kabupaten Nabire sangat menguntungkan
merupakan perencanaan tentang cara-cara dan dapat meningkatkan penghasilan
atau pola penjualan yang bagaimana yang keluarga mereka, oleh sebab itu penulis
dapat menjamin adanya kemantapan pasar tertarik untuk melihat pedagang sayur-
dari barang dan jasa yang diusahakan sayuran khususnya pedagang sayuran daun
(Limbong, 1987). karena para pedagangnya bervariasi baik
Pedagang sayur-sayuran daun yang pendatang maupun pribumi dan ada yang
ada di pasar sore Seriwini beragam, baik merupakan pedagang pengecer dan ada
orang muda dan orang dewasa serta tidak juga pedagang yang menjual hasil
melihat orang Papua dengan non Papua pertaniannya sendiri.
tetapi semuanya menjual sayur-sayuran
diantaranya sayur buah maupun sayur daun
sesuai dengan dagangan yang dibawa

73
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

1.2. Permasalah 2. Umur, tingkat pendidikan, pengalaman


Berdasarkan latar belakang diatas berdagang, dan jumlah tanggungan
maka permasalahan yang dapat diangkat dalam rumah tangga, mempengaruhi
dalam penelitian ini adalah : pendapatan pedagang sayur-sayuran
1. Apakah pendapatan yang diterima oleh daun di pasar Sore Siriwini.
pedagang sayur-sayuran daun di pasar
sore Siriwini Distri Nabire Kabupaten II. METODOLOGI
Nabire menguntungkan dan layak 2.1. Metode Penelitian
diusahakan? Metode yang digunakan dalam
2. Faktor umur, tingkat pendidikan, penelitian ini adalah metode deskriptif.
lamanya berdagang dan jumlah Yang mana mengggambarkan keadaan
tanggungan mempengaruhi pendapatan kondisi suatu tempat pada saat melakukan
pedagang sayur-sayuran daun di pasar penelitian
sore Seriwini.
2.2. Metode Penentuan Sampel
1.3. Tujuan Penelitian Penentuan sampel pedagang
Tujuan dalam penelitian ini adalah dilakukan secara acak sederhana (Simple
untuk : Random Sampling), 30 % dari jumlah
1. Mengetahui besarnya pendapatan pedagang sayuran daun di Pasar Sore
yang diterima oleh pedagang Kelurahan Siriwni, atau sebanyak 18
sayur-sayuran daun. responden.
2. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan pedagang 2.3. Metode Pengumpulan Data
sayur-sayur daun. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
1.4. Kegunaan Penelitian sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
Adapun yang menjadi kegunaan survey melalui kegiatan wawancara dan
dalam penelitian ini adalah : pengisian daftar pertanyaan (kuseioner)
1. Dapat mengetahui bagaimana petani pedagang, sedangkan data sekunder
sayur-sayuran daun dapat menambah diperoleh dari Kantor Kelurahan Siriwini
pendapatan dalam memenuhi kebutuhan dan instansi-instansi lain yang terkait
keluarganya. dengan penelitian ini.
2. Dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti
lain yang topiknya pilihan dengan 2.4. Kerangka Analisa
penelitian ini. Untuk menguji hipotesis pertama
3. Dapat menjadi bahan masukan bagi yaitu mengetahui besarnya pendapatan
Pemerintah Daerah dalam mengambil yang diterima dari harga jual yang berlaku
kebijakan. ditingkat petani, maka digunakan rumus
sebagai berikut :
1.5. Hipotesis
Pd = TR1 - TC 1 .......................(1)
Berdasarkan latar belakang masalah
Dimana :
dan tujuan penelitian maka hipotesis yang
Pd = Pendapatan Pedagang Sayuran
dapat diangkat sebagai dasar dalam
TR = Total Penerimaan
pemecahan masalah adalah sebagai
TC = Total Biaya
berikut :
Kemudian digunakan untuk menilai
1. Pendapatan yang diperoleh oleh
kelayakan usaha tani, dimana indikatornya
pedagang sayur-sayuran daun di Pasar
sebagai berikut :
Sore Siriwini Distrik Nabire Kabupaten
Nabire menguntungkan dan layak RCR = TR/ TC …………………(2)
diusahakan.

74
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

Dimana : Biaya produksi merupakan faktor


RCR = Return/Revenue and Cost yang sangat menentukan kelangsungan
Rasio proses produksi, mengingat biaya adalah
TR = Total Penerimaan (Total pengorbanan-pengorbanan yang mutlak
Revenue) harus diadakan, dikeluarkan agar dapt
TC = Total Biaya Produksi (Total diperoleh suatu hasil (Wasis, 1992). Biaya
Cost) yang dikeluarkan seorang pedagang dalam
Kriteria keuntungan dengan proses produksi sehingga membawanya
indikator ini adalah : RCR > 1 dianggap menjadi produk disebut biaya produksi
layak, sedangkan RCR < 1dianggap tidak yang meliputi biaya tetap dan biaya
layak ( Sitorus, 1993 : 21 ). variabel. Adapun biaya tetap dalam usaha
Dan untuk menguji hipotesis kedua pedagang sayuran di pasar sore siriwini ini
menggunakan persamaan Regresi berganda antara lain biaya retribusi pasar .
dengan bentuk persamaannya sebagai Sedangkan biaya variabel meliputi harga
berikut: beli sayuran yang dipedagangkan serta
biaya transportasi yang dikeluarkan oleh
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 …(3) pedagang itu sendiri. Untuk lebih jelasnya
Dimana ; dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini,
Y = Pendapatan tentang rata-rata biaya produksi,
a = Konstanta penerimaan dan pendapatan dari pedagang
b = Koefisien Regresi sayur-sayuran di pasar sore siriwini.
X1 = Umur Berdasarkan hasil analisa pada tabel
X2 = Tingkat Pendidikan 1, rata-rata biaya produksi atau yang biaya
X3 = Pengalaman Berdagang dikeluarkan oleh pedagang sayur-sayuran
X4 = Jumlah Tanggungan dalam berbeda namun perbedaannya tidak terlalau
Rumah Tangga menyolok dimana sayur kangkung sebesar
Rp 788.000, sayur bayam sebesar Rp
2.5. Waktu dan Tempat Penelitian 738.667 dan untuk sayuran sawi rata-rata
Pelaksanaan Penelitian ini biaya pengeluaran sebesar Rp 746.000. dari
berlangsung selama dua bulan dari bulan ketiga komoditi sayuran daun yang
Maret sampai dengan April 2009, dan diperdagangkan oleh pedagang sayura-
berlokasi pada pasar sore Siriwini Distrik sayuran di pasar sore Siriwini tidak
Nabire Kabupaten Nabire Propinsi Papua. berbeda jauh disebabkan karena dari 18
responden yang dijadikan sampel
III. HASIL DAN PEMBAHASAN semuanya menjual ketiga jenis sayur ini
3.1. Analisis Pendapatan dan biaya retribusi sama untuk setiap
3.1. 1. Biaya Produksi harinya. Yang menjadi perbedaan yaitu
Kegiatan para pedagang sayuran di lamanya waktu atau jumlah hari kerja
pasar sore siriwini hanya memerlukan dalam sebulan yang berbeda serta jumlah
biaya produksi yang meliputi biaya sayur yang diperdagangkan juga berbeda.
transportasi selama berjualan, biaya 3.1.2. Harga Jual
retribusi atau pajak penggunaan tempat Harga merupakan indicator yang
untuk berjualan selama aktifitas berjualan penting bagi penjual maupun pembeli
dilaksanakan serta modal untuk beli dalam melakukan suatu perdagangan,
sayuran yang diperdagangkan. Kegiatan dalam hal ini perdagangan sayur-sayuran
pedagang ini tidak memerlukan biaya- daun di pasar sore siriwini distrik nabire
biaya lainnya seperti biaya tenaga kerja kabupaten Nabire. Bagi pedagang yang
atau buruh karena para pedagang sendiri dalam hal ini merupaka produsen harga
yang memperdagangkan sayurannya. menjadi pedoman untuk melaksanakan
produktifitas dan bagi pembeli harga

75
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

merupakan keputusan akhir untuk membeli Sementara harga jual juga sama yaitu Rp
hasil produksi. Hasil penelitian 3.000,- per ikat, sehingga tidak terjadi
menunjukan bahwa antara pedagang sayur- selisih harga antar pedagang, hanyalah para
sayuran daun yang satu dengan yang pelanggan dari pedagang inilah yang
lainnyatidak terjadi perbedaan harga jual, menentukan banyak sedikitnya pedagang
ini dikarenakan harga beli per ikat satu menjual sayuran mereka.
komoditi sayuran daun baik kangkung,
bayam maupun sawi sama yaitu Rp 1.500.

Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi/Pengeluaran, Penerimaan, Pendapatan dan R/C selama


Sebulan Pedagang Sayur-Sayuran di Pasar Sore Siriwini Distrik Nabire
Kabupaten Nabire
Komoditi Biaya Penerimaan Pendapatan
No R/C
Sayuran Produksi (RP) (RP)
1 Kangkung 788.000 1.288.000 500.000 1.63
2 Bayam 738.667 1.216.000 477.333 1.65
3 Sawi 746.000 1.230.666 484.667 1.65
Rata-rata 757.555,67 1.244.888,67 487.333,33 1.643
Sumber : Data Primer, 2008.

3.1.3. Pendapatan Pedagang Sayur- pedagang kegiatan berjualan yang mereka


Sayuran Daun lakukan di pasar sore merupakan mata
Pendapatan merupakan hasil dari pencaharian tambahan dimana masing-
pengurangan penerimaan dengan total masing memiliki pekerjaan tetap yang
pengeluaran atau total produksi yang mereka lakukan dipagi hari sampai siang
dihitung dalam satu bulan. Bisa dikatakan hari, jadi dengan jumlah yang didapat
juga keuntungan yang diperoleh para sudah cukup untuk membantu atau
pedagang sayur-sayuran daun selama satu meningkatkan penghasilan keluarga para
bulan. pedagang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3.1.4. Analisis Return Cost Ratio (RCR)
pendapatan setiap pedagang dihitung per Analisis R/C dilakukan untuk
hari kerja dan hari kerja pedagang dilihat mengetahui perbandingan (ratio) antara
dalam sebulan sehingga mendapat penerimaan (output) dengan biaya-biaya
pendapatan pedagang selama satu bulan. yang dikeluarkan (input) oleh pedagang
Rata-rata pendapatan pedagang sayur sayuran dipasar sore siriwini, sehingga
kangkung sebesar Rp 500.000,- per bulan. apakah layak untuk diusahakan atau tidak.
Ini menunjukkan bahwa komoditi Berdasarkan kriteria penilaian dimana nilai
kangkung cukup menguntungkan bila R/C lebih kecil dari satu maka tidak layak
diusahakan atau dijual oleh pedagang sayur diusahan karena pedagang akan mengalami
di pasar sore siriwini. Sementara untuk kerugian atau nial R/C sama dengan satu
komoditi bayam dan sawi rata-rata maka berada pada kondisi impas (Break
pendapatan setiap bulannya adalah Rp Event Point/BEP) atau tidak untuk dan
477,333,- dan Rp 484.667,- . hal ini tidak rugi pulan. Sementara apabila nilai
menunjukkan bahwa antara ketiga R/C lebih dari satu maka layak diusahakan
komoditi sayur-sayuran yang karena pedagang mengalami keuntungan.
diperdagangkan di pasar sore cukup Berdasarkan hasil analisa rata-rata
menguntungkan. Dan dapat ditingkatkan nilai R/C untuk sayuran kangkung adalah
apabila ada keinginan dari para pedagang sebesar 1,64 (tabel 5). ini berarti sayur
untuk menambah jumlah dagangan mereka, kangkung layak diusahakan karena
namun berdasarkan pengakuan para memiliki nilai R/C lebih dari satu maka

76
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

pendapatan yang diperoleh 3.2. Hubungan Umur, Tingkat


menguntungkan. Nilai R/C ini sebesar 1,64 Pendidikan, Pengalaman
menunjukkan bahwa jika peningkatan Berdagang dan Jumlah
input atau pengeluaran sebesar Rp 1 maka Tanggungan dengan Pendapatan
output atau pendapatan akan meningkat Pedagang Sayur-Sayuran
sebesar Rp 1,64. Untuk sayuran bayam Hubungan umur, tingkat pendidikan,
yang diperdagangkan berdasarkan hasil pengalaman berdagang dan jumlah
analisis menunjukkan nilai R/C sebesar tanggungan dalm rumah tangga dengan
1,65 ini berarti bahwa sayuran bayam juga pendapatan pedagang sayur-sayuran pada
layak diusahakan dan menguntungkan pasar sore Siriwini Distrik Nabire
dimana apabila kenaikan input Kabupaten Nabire pada penelitian ini
(pengeluaran) sebesar Rp 1 maka akan dilihat berdasarkan masing-masing
meningkat output (pendapatan) sebesar Rp komoditi sayur yang diperdagangkan yaitu
1,65. Dan pada sayuran sawi juga sayuran kangkung, bayam dan sawi
menguntungkan untuk diusahakan dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
nilai R/C sebesar 1,65 ini menunjukkan dilakukan pada pasar sore Siriwini Distrik
bahwa penambahan Rp 1 pengeluaran akan Nabire Kabupaten Nabire terlihat bahwa
meningkatkan pendapatan sebesar Rp ada hubungan antara umur, tingkat
1,65 (tabel 5). Dengan demikian usaha pendidikan, pengalaman berdagang dan
dagang sayur-sayuran ini menguntungkan jumlah tanggungan berpengaruh terhadap
dan layak untuk diusahakan karena nilai tinggak pendapatan pedagang sayur-
R/C nya lebih dari satu, dengan pendapatan sayuran yang mana berdasarkan hasil
yang menguntungkan ini maka dengan analisis regresi untuk masing-masing
sendirinya para pedagang yang sebagian komoditi sayur yang dijual antara lain
besar para ibu rumah tangga dapat kangkung, bayam dan sawi memiliki nilai
meningkatkan pendapatan rumah tangga yang berbeda baik positif maupun negatif.
mereka. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2. Hasil Analisi Regresi Untuk masing-masing komoditi Sayur yang Dijual
di Pasar Sore Siriwini Distri Nabire Kabupaten Nabire
Komoditi
Analisis regresi
Kangkung Bayam Sawi
Constanta 87,651 15,569 587,554
X1 (umur) 11,548 14,366 -3,791
X2 (pendidikan) -7,877 25,309 -16,118
X3(lama berdagang) -8,741 -23,016 -5,774
X4 (jml tanggungan) 29,871 17,912 15,312

3.2.1. Komoditi Kangkung kangkung dengan nilai konstanta sebesar


Berdasarkan perhitungan regresi 87,651, berarti bahwa pendapatan dari hasil
berganda yang dituangkan dalam tabel 2 penjualan kangkung tidak terjadi
terlihat untuk komoditas kangkung dapat perubahan apabila variabel-variabel
disusun hasil hitungan regresi sebagai lainnya yang mempengaruhi pendapatan
berikut : dari penjualan kangkung tidak mengalami
Y = 87,651 + 11,548 X1 - 7,877 X2 - perubahan dengan asumsi cateris paribus.
8,741 X3 + 29,871 X4 Dan apabila terjadi perubahan pada
Dari persamaan diatas dapat variabel-variabel yang mempengaruhi
dijelaskan bahwa ; pada komoditi pendapatan maka nilai konstanta tetap pada

77
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

87,651 dan nilai variabel-variabel lain memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Baik
berubah. Untuk nilai koefisien pada dengan jalan meningkatkan jumlah barang
variabel X1 yaitu sebesar 11,548, dagangan maupun jumlah jenis barang
menunjukan bahwa faktor umur yang diperdagangkan dalamhal ini sayur-
mempunyai pengaruh yang positif terhadap sayuran yang merupakan komoditi
peningkatan pendapatan pedagang dagangan dalam penelitian ini.
kangkung dimana kenaikan 1 unit usia 3.2.2. Komoditi Bayam
akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp Berdasarkan perhitungan regresi
11,548,- ini berarti bahwa umur atau usia berganda yang dituangkan dalam tabel 16
dari pedagang berpengaruh terhadap terlihat untuk komoditas kangkung dapat
pendapatan yang mana semakin tinggi disusun hasil hitungan regresi sebagai
umur berarti semakin berpengalaman berikut : Y = 15,569 + 14,366 X 1 +
dalam berdagang sehingga pedangan sudah 25,309 X2 - 23,016 X3 + 17,912 X4
banyak memiliki langganan serta memiliki Dari persamaan diatas dapat
kiat-kiat dalam berdagang sehingga dijelaskan bahwa ; pada komoditi
pendapatannya juga meningkat jika kangkung dengan nilai konstanta sebesar
dibandingkan dengan pedagang yang 15,569, berarti bahwa pendapatan dari hasil
berusia muda dimana variabel-variabel lain penjualan kangkung tidak terjadi
tetap. perubahan apabila variabel-variabel
Sementara untuk koefisien nilai X2 lainnya yang mempengaruhi pendapatan
dan X4 yaitu pendidikan dan pengalaman dari penjualan kangkung tidak mengalami
berdagang masing masing memiliki nilai perubahan dengan asumsi cateris paribus.
negatif yaitu - 7,877 dan - 8,741 , hal ini Dan apabila pendapatan berubah karena
menunjukan hubungan yang negatif antara dipengaruhi oleh variabel-variabel yang
pendapatan dengan pendidikan dan lain maka nilai konstanta tetap pada
lamanya berdagang. Hasil perhitungan 15,569.
regresi X2 dan X4 bermakna peningkatan Untuk koefisien variabel X1 , X2
pendidikan dan lamanya berdagang sebesar dan X4 memiliki nilai positif yang masing-
1 unit akan menurun pendapatan sebesar adalah untuk variabel umur 14,569. untuk
Rp 7,877 dan Rp 8,741. Tingkat tingkat pendidikan 25,309 dan untuk
pendidikan dan lamanya berdagang variabel jumlah tanggungan sebesar
berpengaruh terbalik dengan pendapatan. 17,912. ini bermakna bahwa kenaikan 1
Hal ini dapat dilihat bahwa para pedagang unit usia pendapatan akan meningkat Rp
memiliki pendidikan yang rata-rata sangat 14,569,- variabel lain tetap, dan apabila
rendah sementara pendapatan pedagang kenaikan 1 unit pendidikan pendapatan
diatas UMR Propinsi Papua dengan akan meningkat Rp 25, 309,- variabel
sendirinya pendidikan tidak mempengaruhi lainnya tetap, sedangkan 1 unit tanggungan
pendapatan begitu juga dengan lamanya naik akan memberi peningkatan
berdagang. Sementara asumsi untuk pendapatan sebesar Rp 17,912 dimana
variabel-variabel lainnya konstan (cateris variabel-variabel lainnya tetap. Dan untuk
paribus). koefisien variabel X3 memiliki nilai negatif
Dan untuk koefisien X4 yaitu jumlah yang berarti jika peningkatan 1 unit
tanggungan dalam keluarga pedagang lamanya berdagang maka pendapatan akan
berpengaruh positif yaitu sebesar 29,871 menurun sebesar Rp 23,016,- hal ini terjadi
yang bermakna kenaikan 1 unit tanggungan karena nilai koefisien negatif sehingga
keluarga maka pendapatan akan meningkat pendapatan dengan lamanya berdagang
sebesar Rp 29,871,- hal ini menunjukan berhubungan negatif tau terbalik,
bahwa semakin besar jumlah tanggungan sementara variabel-variabel lainnya dalam
maka para pedagang akan berusaha untuk keadaan cateris paribus.
meningkatkan pendapatannya guna

78
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

3.2.3. Komoditi Sawi 1. Berdasarkan hasil penelitian, dimana


Berdasarkan perhitungan regresi nilai R/C (Return Cost Ratio) untuk
berganda yang dituangkan dalam tabel 16 masing-masing komoditi sayur-
terlihat untuk komoditas kangkung dapat sayuran daun yang diperdagangkan
disusun hasil hitungan regresi sebagai yaitu untuk Kangkung sebesar 1,63,
berikut : Y = 587,554 - 3,791 X1 - untuk bayam sebesar 1,65 dan sayur
16,118 X2 - 5,774 X3 + 15,312 X4 sawi sebesar 1,65 dimana rata-rata
Dari persamaan diatas dapat nilai R/C adalah 1,64 dimana lebih
dijelaskan bahwa ; pada komoditi besar dari 1 maka layak diusahakan
kangkung dengan nilai konstanta sebesar karena menguntungkan bagi
587,554, berarti bahwa pendapatan dari pedagang.
hasil penjualan kangkung tidak terjadi 2. Karena rata-rata nilai R/C lebih besar
perubahan apabila variabel-variabel dari 1 serta layak diusahakan dan
lainnya yang mempengaruhi pendapatan menguntungkan, maka otomatis
dari penjualan kangkung tidak mengalami penghasilan pedangan menguntungkan
perubahan dengan asumsi cateris paribus. dan dapat meningkatkan pendapatan
Dan nilai konstanta juga tetap pada rumah tangga pedagang sehingga
587,554 bila terjadi perubahan pendapatan kesejahteraan rumah tangga
akibat perubahan variabel-variabel lainnya. pedagangpun dapat ditingkatkan.
Untuk koefisien variabel X1 , X2 3. Dari hasil analisa regresi untuk
dan X3 meiliki nilai negatif, ini berarti komoditi kangkung variabel umur dan
hubungan antara variabel umur, pendidikan jumlah tanggungan memiliki
dan lamanya berdagang berhubungan hubungan yang positif dengan
negatif dengan pendapatan dimana nilai pendapatan dan untuk variabel
koefisien regresi variabel umur sebesar – pendidikan serta lama berdagang
3,791, nilai koefisien pendidikan sebesar – memiliki hubungan yang negatif
16,118 dan nilai koefisien variabel lamanya dengan pendapatan. Untuk komoditi
berdagang sebesar – 5,774, hal ini bayam umur, pendidikan dan jumlah
menunjukan bahwa hubungan antara umur tanggungan berhubungan positif dan
dengan pendapatan yaitu penambahan lama berdagang berhubungan negatif
umur sebesar 1 unit akan menurunkan dengan pendapatan sedangkan untuk
pendapatan sebesar Rp 3,791,- dan 1 unit komoditi sawi umur,pendidikan dan
kenaikan pendidikan akan menurunkan lama berdagang berhubungan negatif
pendapata sebesar Rp 16,118,- sedangkan dengan pendapatan serta jumlah
untuk variabel lamanya berdagang naik 1 tanggungan berhubungan positif
unit maka pendapatan akan berkurang Rp dengan tingkat pendapatan.
5,774,- begitu sebaliknya dengan koefisien 4. Hubungan positif berarti peningkatan
variabel X4 atau variabel jumlah satu unit sebuah variebal akan
tanggungan berhubungan positif dengan mempengaruhi kenaikan satu rupiah
pendapatan yaitu sebesar 15.312. dimana pendapatan dengan asumsi variabel
kenaikan 1 unit beban tanggungan lain cateris paribus . sementara untuk
pedagang akan meningkatkan pendapatan hubungan negatif kenaikan satu unit
sebesar Rp 15,312,-. variabel akan menurunkan pendapatan
stu rupiah dengan variabel lainnya
VI. KESIMPULAN tetap (cateris paribus)
Berdasarkan hasil penelitian serta
pembahasan pada bab sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

79
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Angipora, 1999. Ekonomika Pertanian, Penerbit, Penebar Swadaya,Jakarta

Anonim, 2008. Nabire Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nabire. Papua.

Beirerlein, 1991.Pengantar Teori Ekonomi dan Kasus, Abd.Rahim, Jakarta

David. W. D dan P. E. Steven, 1987. Managemen Agribisnis. Erlangga, Jakarta. Ahli


Bahasa Rochidayat G. S dan A. Sirait, 1989.

Downey. W. David dan Steven. P. Erickson, 1992. Manajemen Agribisnis Erlangga,


Jakarta.

Hamid. A. K, 1972. Tataniaga Pertanian Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.

Hanafiah. A. M dan A. M. Saefuddin 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. UI, Jakarta.

Hendriks, 1998. Analisis Sistem Pemasaran Komoditi Kopi di Dusun Tanah Goyang Desa
Lokki Kecamatan Seram Barat Kabupaten Maluku Tengah. (Skripsi) Fakultas
Pertanian Universitas Pattimura, Ambon.

Kartasapoetra, 1986. Managemen Pertanian (Agribisnis). Bina Aksara, Jakarta.

Kotler Philip, 1984. Manajemen Pemasaran, Penerbit, PT.Intan Sejati Klaten,Indonesia.

Limbong W. H, 1987. Managemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian.


Airlangga, Jakarta.

Rodiosunu, 1980. Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.

Saefuddin, 1981. Pemasaran Produk Pertanian dan Pengkajian Pemasaran Komoditi.


Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.

Soekartawi, 1999. Prinsip Dasar Manajemen Pertanian dan Aplikasi. Rajawali Pers,
Jakarta.

80

Anda mungkin juga menyukai