Anda di halaman 1dari 17

PEMASARAN BAWANG MERAH

Berton E. L. Tobing1, Donny Ivan Simatupang2, Benaris Situmorang3


1&2
Dosen Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia
3
Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia
Email : tobingberton20@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran, fungsi-fungsi pemasaran,


besarnya keuntungan dan ratio, biaya pemasaran, margin pemasaran,
distribusi margin pemasaran untuk biaya dan keuntungan serta bagian harga
jual ditingkat produsen (farmer share) dan pedagang perantara (middleman)
bawang merah di daerah penelitian, dan tingkat efisiensi masing-masing
saluran pemasaran bawang merah di daerah penelitian. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) di desa Simamora Kecamatan
Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.
Metode penentuan sampel produsen adalah simple random sampling dan
pedagang perantara adalah snowball sampling dengan jumlah masing-masing
sampel adalah 30 orang produsen dan 7 orang pedagang. Metode analisis data
secara deskriptif dan perhitungan matematis untuk menganalisis keuntungaan
dan ratio keuntungan, biaya pemasaran, margin pemasaran, farmer share, dan
efisiensi pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Saluran pemasaran bawang merah di Desa Simamora terdiri dari dari 2
saluran yaitu saluran I : Produsen Bawang Merah Desa Simamora – Pedagang
Pengumpul Desa Simamora – Pedagang Besar Sibolga – Pengecer Sibolga –
Konsumen. Saluran II : Produsen Desa Simamora – Pedagang Pengecer
Nainggolan – Konsumen. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan setiap
lembaga pemasaran, antara lain fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi
fasilitas. Pada saluran I, keuntungan sebesar Rp 19.664,39/kg dan ratio
keuntungan rata-rata sebesar 973 %, biaya pemasaran sebesar Rp
3.355,61/kg, margin pemasaran sebesar Rp.23.000/Kg. Selanjutnya, Pada
saluran II Keuntungan sebesar Rp 4.339,55/kg dan ratio Keuntungan rata-rata
sebesar 549,46%, biaya pemasaran sebesar Rp.600,45/kg, margin pemasaran
sebesar Rp 5.000/kg. Saluran pemasaran di daerah penelitian tidak efisien
dimana EP pada saluran I sebesar 6,33%, dan EP pada saluran II sebesar 1,50
%.

Kata Kunci : Saluran Pemasaran, Biaya Pemasaran, Marketing Margin,


Share Margin, dan Efisiensi Pemasaran.

I. PENDAHULUAN buah-buahan, sayuran, tanaman hias,


Komoditas hortikultural dan tanaman obat. Salah satu produk
merupakan salah satu komoditas dari komoditas sayuran adalah
pertanian yang memiliki nilai bawang merah.
ekonomi tinggi serta mempunyai Hortikultura merupakan
potensi besar untuk dikembangkan aplikasi ilmu pengetahuan dan seni
sebagai usaha di bidang agribisnis. untuk memecahkan masalah dan
Komoditas hortikultura terdiri dari mengembangkan teknologi tanaman

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 57
buah, sayuran, bunga , tanaman hias mengikuti jumlah produksi yang
dan tanaman biofarmaka, serta dihasilkan pada bulan tersebut. Pada
sumber daya alam yang saat jumlah produksi bawang merah
mendukungnya agar bermanfaat tinggi, harga bawang merah
sebagi sumber pangan, serat, cenderung turun, dan sebaliknya pada
kesehatan, keindahan, kenyamanan saat produksi bawang merah rendah
dan memperkaya budaya, sehingga harga cenderung naik. Harga bawang
kehidupan manusia dan masyarakat merah menjadi penting bagi
menjadi lebih baik dan alam semesta konsumen, karena harga bawang
tetap lestari (Roedhy, 2014). merah yang sering mengalami
Dalam kehidupan masyarakat fluktuasi menjadi salah satu masalah
Indonesia sehari-hari, bawang merah yang terjadi hampir di seluruh
tidak pernah ketinggalan sebagai wilayah Indonesia banyak faktor yang
pelengkap bumbu dalam masaka. mempengaruhi fluktuasi harga suatu
Bawang merah juga dibutuhkan komoditas salah satunya yaitu pola
sebagai bahan baku industri bawang distribusi produk pada masing-
goreng yang semakin tahun masing lembaga pemasaran.
bertambah jumlahnya. Bahwasannya Bawang merah sudah dikenal
kebutuhan akan komoditas bawang dari zaman kuno sebagai obat rumah
merah semakin meningkat karena dan obat tradisional karena diketahui
hampir smeua masakan memiliki nilai kuratif dari zaman
membutuhkan bawang merah. Selain dahulu (zaman kuno). Bawang merah
dipakai sebagai bahan bumbu tidak hanya sebagai sayuran, tetapi
masakan, bawang merah juga juga termasuk ke dalam kelompok
digunakan sebagai bahan obat untuk rempah tidak bersubstitusi yang
penyakit tertentu. Karena berfungsi sebagai bumbu penyedap
kegunaannya sebagai bahan bumbu makanan dan bahan obat tradisional.
dapur dan bahan obat-obatan, maka Bahkan organisasi Kesehatan Dunia
dari itu bawang merah juga dikenal menegaskan bahwa bawang merah
sebagai tanaman rempah dan baik untuk orang dengan nafsu
obat.(Sugianto, 2014) makannya kurang dan mereka yang
Tanaman bawang merah di menderita aterosklerosis. Komoditas
Indonesia telah lama diusahakan oleh ini juga merupakan sumber
petani sebagai usahatani komersial. pendapatan dan kesempatan kerja
Tingkat permintaan dan kebutuhan yang memberikan kontribusi cukup
bawang merah yang tinggi tinggi terhadap perkembangan
menjadikan komoditas ini sangat ekonomi wilayah.
menguntungkan untuk diusahakan. Bawang merah sebagai salah
Permintaan bawang merah akan terus satu komoditas holtikultura hampir
meningkat seiring dengan kebutuhan selalu digunakan oleh setiap
masyarakat yang terus meningkat konsumen rumah tangga. Oleh karena
karena adanya pertambahan jumlah itu, konsumen rumah tangga
penduduk, semakin berkembangnya merupakan konsumen yang paling
industri makanan siap saji dan banyak jumlahnya dan variasinya
pengambangan pasar. dibandingkan dengan segmen
Harga bawang merah konsumen lainnya.
berfluktuasi setiap bulannya. Bawang merah berbeda
Fluktuasi harga tersebut cenderung dengan bawang putih. Daunnya

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 58
hanya mempunyai satu permukaan, bawang merah, (2) Untuk mengetahui
berbentuk bulat kecil memanjang, apa saja fungsi-fungsi pemasaran
dan berlubang seperti pipa. Bagian yang dilakukan produsen dan
ujung daunnya meruncing dan bagian pedagang perantara, (3) Untuk
bawahnya melebar seperti kelopak menganalisis Rasio keuntungan,
dan membengkak. Daunnya ada juga biaya pemasaran, margin pemasaran,
yang membentuk setengah lingkaran distribusi margin pemasaran untuk
pada bagian penampang melintang biaya dan keuntungan serta share
daun. Warna daun hijau muda. harga jual pada setiap lembaga
Kelopak- kelopak daun sebelah luar pemasaran, (4) Untuk menganalisis
selalu melingkar dan menutup daun apakah sistem pemasaran bawang
yang ada di dalamnya. Demikian merah efesien.
seterusnya, sehingga jika dipotong
melintang di bagian ini akan terlihat II. METODE PENELITIAN
lapisan- lapisan berbentuk cincin. ( 2.1. Metode Penentuan Daerah
Putri, 2018). Kecamatan Baktiraja Penelitian
memang bukan satu-satunya daerah Penelitian ini dilakukan di
penghasil bawang merah. Kecamatan desa Simamora Kecamatan Baktiraja
Baktiraja sebagai salah satu daerah Kabupaten Humbang Hasundutan,
produksi bawang merah memiliki Tapanuli Utara. Penentuan daerah
potensi yang cukup besar dalam penelitian ini dilakukan secara
memproduksi bawang merah. Desa purposive yaitu secara sengaja.
Simamora merupakan satu-satunya Daerah ini ditetapkan menjadi daerah
desa di kecamatan Baktiraja yang penelitian dengan pertimbangan
secara konsisten mengusahakan berdasarkan data sekunder yang
komoditi bawang merah yang belum diperoleh, desa Simamora merupakan
pernah diteliti sebelumnya dan sentra produksi bawang merah terluas
kurangnya informasi pasar bagi dengan luas panen 32 Ha dari tujuh
produsen di pedesaan merupakan desa yang berada di Kecamatan
masalah pemasaran yang perlu di Baktiraja dengan total areal 117 Ha.
perbaiki dengan tujuan meningkatkan Dari data sekunder yang
kesejahteraan produsen bawang diperoleh peneliti menetapkan satu
merah. Khususnya bagi para petani di desa sentra produksi bawang merah
Desa Simamora. Penelitian ini sebagai sampel. Dengan jumlah
bertujuan untuk (1) Untuk produsen sebagai sample 30 KK dari
mengetahui saluran pemasaran total petani 200 KK.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi Dan Jumlah Produsen Bawang Merah
Menurut Desa/ Dusun Tahun 2018
No Desa Produksi (Ton) Luas Lahan (Ha) KK
1 Simamora 272 32 200
2 Marbun Tonga Marbun Dolok 170 20 301
3 Marbun Toruan 153 18 264
4 Sinambela 144,5 17 258
5 Simangulampe 127,5 15 125
6 Siunang-unang Julu 102 12 156
7 Tipang 24 3 418
JUMLAH 993 117 1.722
(Sumber: PPL Kecamatan Baktiraja 2018)

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 59
Adapun pertimbangan subjektif pemasaran dan fungsi pemasaran
dalam menentukan Desa Simamora yang dilakukan di daerah penelitian.
Kecamatan Baktiraja, Sumatera Utara
sebagai tempat penelitian Rumusan Masalah Ketiga dihitung
dikarenakan memiliki potensi dengan menggunakan analisis
pertanian khususnya tanaman tabulasi sederhana yaitu menghitung
holtikultura yang mana dapat keuntungan (profit), biaya
meningkatkan pendapatan dan pemasaran, margin pemasaran, share
meningkatkan kesejahteraan harga jual dan tingkat efisiensi pada
penduduk di desa tersebut. setiap saluran pemasaran.

2.2. Metode Pengumpulan a. Keuntungan


Data Untuk Keuntungan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
Data yang dikumpulkan untuk berikut:
analisis pemasaran bawang merah di
Desa Simamora, meliputi data primer P = Mp -TB
dan sekunder Dimana:
P = Profit/Keuntungan (Rp/Kg)
a. Pengumpulan Data Primer. Mp = Margin Pemasarann (Rp/Kg)
Pengumpulan data primer TB = Total biaya Pemasaran
dilakukan dengan teknik (Rp/Kg) (Rahim, 2015).
wawancara, pengamatan, Untuk menghitung persentase
diskusi, dan melakukan keuntungan terhadap biaya
verifikasi secara langsung pemasaran pada masing- masing
terhadap para petani bawang lembaga pemasaran digunakan untuk
merah dengan menggunakan mengetahui penyebaran margin.
daftar kuesioner yang akan Perhitungan tersebut dapat dilakukan
diarsipkan. dengan menggunakan:
b. Pengumpulan Data Sekunder. 𝛑𝐢
Pengumpulan data sekunder x 100%
𝐜𝐢
dilakukan melalui beberapa
metode, antara lain studi Dimana :
literature, dan laporan-laporan
dari dinas maupun instansi yang πi : Keuntungan yang diterima oleh
terkait dengan penelitian ini. lembaga pemasaran
2.3. Metode Analisis Data ci : Biaya yang dilakukan oleh
lembaga pemasaran
Rumusan masalah pertama & Dengan Kriteria :
kedua digunakan metode deskriptif, R/C > 1% = Untung
yaitu dengan cara mengidentifikasi R/C < 1% = Rugi
lembaga – lembaga pemasaran yang R/C = 1% = Impas (Muhammad,
terlibat dan fungsi-fungsi pemasaran 2015
yang dilakukan dalam penyaluran
produk dari tingkat produsen atau b. Margin Pemasaran dihitung
petani sampai konsumen akhir. dengan rumus :
Aktivitas tersebut dijadikan sebagai Mp = Pr – Pf
dasar untuk menggambarkan saluran Dimana:
𝐌𝐩 = Marjin pemasaran (Rp/Kg)

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 60
𝐏𝐫 = Harga jual bawang merah di Dengan Kriteria:
tingkat konsumen EP > 5 % = Tidak Efisien
(Rp/Kg) EP ≤ 5 % = Efisien
f = Harga bawang merah di tingkat ((Soekartawi (2002) dalam Susanti
produsen (Rp/Kg)(Mursid, (2014)).
2014).
Untuk menghitung besarnya bagian III. HASIL DAN
yang diterima oleh masing-masing PEMBAHASAN
lembaga pemasaran atau share serta
distribusi margin pemasaran untuk 3.1. Saluran Pemasaran Bawang
biaya dan keuntungan adalah sebagai Merah
berikut : Berdasarkan hasil penelitian
terdapat 2 (dua) jenis saluran
1. Share produsen pemasaran yang terdapat di daerah
𝑃𝑓
Sp = 𝑋 100% penelitian dimana pada saluran I
𝑃𝑟
semua produsen sudah berlangganan
2. Distribusi MP terhadap Biaya tetap yang menjual barangnya ke
pemasaran pedagang besar Sibolga, berikut
𝐶𝑖𝑗 penjelasannya :
Sbij = 𝑋 100%
𝑀𝑝
3. Distribusi MP terhadap 1. Saluran Pemasaran I
Keuntungan Berdasarkan hasil penelitian
𝑃𝑗
Skj = 𝑀𝑝 𝑋 100% diketahui bahwa pemasaran bawang
merah yang berlangsung di Desa
Dimana :
Simamora melibatkan beberapa
Sp : Bagian (share) yang diterima
padagang, antara lain pedagang
produsen (%)
pengumpul desa, pedagang besar.
Pf : Harga di tingkat
Selain itu diketahui pula bahwa
produsen/pedagang perantara
bawang merah yang dihasilkan oleh
(Rp/Kg)
Desa Simamora telah dipasarkan ke
Pr : Harga di tingkat konsumen
luar daerah tersebut, yaitu di kota
akhir atau harga di tingkat
Sibolga. Hal ini mengakibatkan tidak
pengecer (Rp)
adanya pemasaran bawang merah
Sbij : Bagian biaya yang
secara langsung dari produsen ke
melaksanakan fungsi
konsumen di Sibolga karena jarak
pemasaran
yang jauh. Adapun saluran pemasaran
Skj : Bagian keuntungan lembaga
I bawang merah di daerah penelitian
pamasaran
dilakukan oleh 25 orang produsen
Cij : Biaya pemasaran
sampel yang menjual bawang merah
Pj : Keuntungan Pemasaran
kepada pedagang pengumpul desa
(Rp/Kg)
dengan rata-rata volume penjualan
Rumusan masalah keempat
sebanyak 144 kg dan rata-rata harga
tingkat efisiensi pemasaran yang
penjualan sebesar Rp 31.000/kg.
dihasilkan oleh masing-masing
pemasaran dapat dihitung dengan Dimana jumlah pedagang
menggunakan rumus : pengumpul desa yang terlibat pada
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 saluran I sebanyak 3 (tiga) orang yang
EP = x 100% juga berdomisili di lokasi produsen
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐚𝐬𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧
bawang merah yang ada di Desa

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 61
Simamora. Selanjutnya, diketahui Pedagang besar pertama yang
bahwa pedagang pengumpul desa beralamat dari Sibolga, yang membeli
pertama membeli bawang merah dari bawang merah dari pedagang
9 (sembilan) orang produsen dengan pengumpul desa pertama dan kedua
rata-rata volume pembelian sebanyak dengan rata-rata volume pembelian
205 kg diikuti dengan rata-rata harga 177 Kg dengan rata-rata harga
beli sebesar Rp.30.000/kg. Pedagang 34.000/Kg. Selanjutnya, pedagang
Pengumpul desa kedua membeli besar kedua berlokasi di Jalan Sm.
bawang merah dari 8 (delapan) orang Raja Pacurun Sibolga Kota yang
produsen dengan rata-rata volume membeli bawang merah pengumpul
pembelian sebanyak 150 Kg diikuti desa ketiga dengan rata-rata volume
dengan rata-rata harga beli sebesar Rp pembelian sebanyak 78 Kg dengan
29.000/Kg. Pedagang Pengumpul rata-rata harga 37.000/Kg,
desa ketiga membeli bawang merah Selanjutnya pedagang besar menjual
dari 8 (delapan) orang produsen bawang merah ke pedagang pengecer
dengan rata-rata volume pembelian yang berlokasi di perumahan Pandan
sebanyak 78 Kg diikuti dengan rata- yang mempunyai jarak ±4 Km dari
rata harga beli sebesar Rp 34.000/Kg. pasar Sibolga Kota dengan rata-rata
pembelian sebanyak 330 Kg dengan
Selanjutnya, jumlah pedagang rata- rata harga Rp.50.000/Kg dan
pemgumpul desa yang menjual pedagang pengecer menjual
bawang merah kepada pedagang lamgsung ke konsumen akhir dengan
besar sebanyak 2 orang (dua), rata- rata harga sebesar
Dimana pedagang pengumpul pada Rp.53.000/Kg.
saluran I bertemu langsung di lokasi
pasar Dolok Sanggul. Adapun rincian Secara ringkas saluran
rata-rata volume pembelian dan harga pemasaran I bawang merah yang
beli untuk setiap pedagang besar berlangsung di Dolok Sanggul dapat
adalah adalah sebagai berikut. dilihat pada gambar 1 berikut
.

Produsen bawang
Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Besar
merah Desa
Simamora Sibolga
Simamora
Pedagang
Konsumen
Pengecer Sibolga

Gambar 1. Skema Saluran Pemasaran I

2. Saluran Pemasaran II jual sebanyak 64 Kg dan rata-rata


Adapun saluran pemasaran II harga penjualan sebesar
bawang merah di daerah penelitian Rp.35.000/Kg, Dimana jumlah
dilakukkan oleh 5 (lima) orang pedagang pengecer yang terlibat pada
produsen sampel yang menjual saluran II Sebanyak 1 (satu) orang
bawang merah kepada pedagang yang berdomisili di kecamatan
pengecer dengan rata-rata volume Nainggolan yang ada di kabupaten

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 62
Samosir. Selanjutnya, pedagang Kg dan rata-rata harga jual sebesar
pengecer menjual bawang merah Rp.40.000/Kg. Secara ringkas saluran
langsung ke konsumen yang datang pemasaran II dapat dilihat pada
ke kecamatan tersebut dengan rata- gambar 4 berikut
rata volume penjualan sebanyak 64
.
Pedagang
Produsen Bawang Konsumen
Pengecer Bawang
Merah Desa
Merah Kecamatan
Simamora
Nainggolan

Gambar Skema 2. Saluran Pemasaran II


3.2. Fungsi Pemasaran pengangkutan, fungsi pengemasan,
fungsi penyimpanan, fungsi
Fungsi pemasaran merupakan penanggungan resiko, dan informasi
unsur penting dalam pemasaran pasar. Secara lebih jelas fungsi-
bawang merah yang dilakukan oleh fungsi pemasaran yang dilakukan
masing-masing lembaga pemasaran oleh setiap lembaga pemasaran
untuk memperlancar penyanpaian bawang merah pada kedua saluran
hasil produksi bawang merah dari pemasaran bawang merah dapat
produsen ke konsumen akhir. Fungsi diuraikan sebagai berikut.
Pemasaran biasanya dilakukan untuk 3.2.1. Fungsi- fungsi Pemasaran
mengurangi hambatan-hambatan pada Saluran I
terkait waktu, jarak, lokasi, dan alur
informasi. Adapun fungsi –fungsi Adapun fungsi –fungsi
pemasaran yang dilakukan oleh pemasaran yang dilakukan oleh setiap
produsen dan pedagang perantara pemasaran bawang merah pada
bawang merah terdiri dari fungsi saluran I dapat dilihat pada tabel 12
pembelian, fungsi penjualan, fungsi berikut.

Tabel 2. Fungsi-Fungsi Pemasaran yang dilakukan Setiap Lembaga


Pemasaran pada Saluran I Tahun 2020
No Fungsi Pemasaran Produsen PPD PB PP
1 Pembelian × √ √ √
2 Pengangkutan × √ √ ×
3 Pengemasan × √ √ ×
4 Penjualan √ √ √ √
5 Penyimpanan √ √ × √
6 Informasi Pasar √ √ √ √
7 PBB √ √ √ √
8 Penjemuran √ × × ×
Keterangan :
× : Tidak Melaksanakan Fungsi Pemasaran
√ : Melaksanakan Fungsi Pemasaran

3.2.2.2. Fungsi – fungsi Pemasaran Adapun fungsi-fungsi


Pada Saluran II pemasaran yang dilakukan oleh setiap

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 63
lembaga pemasaran bawang merah penelitian dengan metode
pada saluran II dapat dilihat pada pembayaran secara tunai.
tabel 13 berikut. b. Fungsi Fasilitas
Adapun fungsi fasilitas yang
Tabel 3. Fungsi- Fungsi Pemasaran dilakukan oleh produsen bawang
yang Dilakukan Setiap merah adalah berupa informasi pasar.
Lembaga Pemasaran Informasi pasar yang diperoleh oleh
pada Saluran II Tahun produsen yaitu mengenai harga
2020 bawang merah dari pedagang
N Fungsi Produse P pengumpul desa.
o Pemasaran n P c. Fungsi fisik
1 Pembelian × √ Adapun fungsi fisik yang
2 Pengangkuta × √ dilakukan oleh produsen bawang
n merah adalah berupa penyimpanan
3 Pengemasan × √
hal ini dilakukan selama pengeringan
4 Penjualan √ √
bawang merah sebalum dijual ke
5 Penyimpanan × √
6 Informasi √ √
pedagang pengumpul desa.
Pasar
7 PBB √ √ 2. Fungsi Pemasaran yang
8 Penjemuran √ × Dilakukan Oleh Pedagang
Pengumpul Desa
Fungsi Pemasaran yang
Keterangan: dilakukan oleh pedagang pengumpul
desa adalah berupa fungsi pertukaran
√ : Melaksanakan Fungsi antara lain fungsi pembelian dan
Pemasaran penjualan, fungsi fisik berupa fungsi
× : Tidak Melaksanakan Fungsi pengangkutan dan fungsi fasilitas
Pemasaran. berupa informasi pasar.
1. Fungsi Pemasaran yang
Dilakukan Oleh Produsen a. Fungsi Pertukaran
Fungsi pemasaran yang Adapun fungsi pertukaran yang
dilakukan produsen bawang merah di dilakukan oleh pedagang pengunpil
daerah penelitian adalah fungsi desa adalah fungsi pembelian dan
pertukaran berupa fungsi penjualan fungsi penjualan. Pada saluran I,
dan fungsi fasilitas berupa informasi pedagang pengumpul desa membeli
pasar, serta fungsi fisik yang berupa bawang merah dari produsen secara
penyimpanan. langsung dengan metode pembayaran
secara tunai dengan harga per satuan
a. Fungsi Pertukaran kilo yang telah ditentukan oleh
Produsen menjual bawang pedagang besar. Selanjutnya,
merah kepada pedagang pengumpul pedagang pengumpul desa menjual
desa dengan harga yang telah bawang merah kepada pedagang
ditentukan berdasarkan kesepakatan besar,dimana pedagang pengumpul
harga antara produsen dengan mengantar bawang merah ke lokasi
pedagang pengumpul desa. Pedagang pedagang besar dengan metode
pengumpul desa membeli secara pembayaran secara tunai.
langsung bawang merah dari b. Fungsi Fisik
produsen yang ada di daerah

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 64
Adapun fungsi fisik yang barang ke tempat penjualan pedagang
dilakukan oleh pedagang pemgumpul besar menggunakan mobil truk untuk
desa adalah fungsi pengangkutan. membawa bawang merah ke Sibolga.
Dimana pada saluran I dalam c. Fungsi Fasilitas
penelitian ini terdapat 3 (tiga) orang Adapun fungsi fasilitas yang
pedagang pengumpul desa yang dilakukan oleh pedagang besar
menjual bawang merah kepada bawang merah adalah berupa fungsi
pedagang besar Sibolga dengan alat informasi pasar. Fungsi informasi
pengangkutan seperti mobil truk. pasar yang didapatkan oleh pedagang
c. Fungsi fasilitas besar yaitu mengenai harga beli dan
Adapun fungsi fasilitas yang harga jual bawang merah diperoleh
dilakukan oleh pedagang pengumpul dari pasar nasional.
desa adalah berupa informasi pasar.
Dimana informasi pasar yang 4. Fungsi Pemasaran yang
diperoleh oleh pedagang pengumpul dilakukan Oleh Pedagang
desa yaitu menegenai harga beli dan Pengecer
harga jual bawang merah diperoleh
Fungsi pemasaran yang
dari pedagang besar.
dilakukan oleh pedagang pengecer
meliputi fungsi pertukaran berupa
3. Fungsi Pemasaran yang
fungsi pembelian dan fungsi
dilakukan oleh Pedagang
penjualan, fungsi fisik berupa
Besar
penyimpanan serta fungsi informasi
Fungsi pemasaran yang pasar.
dilakukan oleh pedagang besar adalah
a, Fungsi Pertukaran
fungsi pertukaran berupa fungsi
Adapun fungsi pertukaran
pembelian dan fungsi penjualan,
yang dilakukan oleh pedagang
fungsi fisik berupa fungsi
pengecer adalah fungsi pembelian
pengangkutan, penyimpanan dan
dan fungsi penjualan. Pedagang
informasi pasar.
pengecer membeli bawang merah dari
a. Fungsi petukaran produsen dengan metode pembayaran
Adapun fungsi pertukaran secara tunai sesuai dengan
yang dilakukan oleh pedagang besar kesepakatan. Kemudian pedagang
adalah fungsi pembelian dan fungsi pengecer menjual bawang merah
penjualan. Dimana pedagang besar kepada konsumen secara langsung
saluran pemasaran I membeli bawang dengan metode pembayaran secara
merah dari pedagang pengumpul tunai.
desa. Kemudian pedagang besar
b. Fungsi Fisik
menjual bawang merah dengan
Adapun fungsi fisik yang
metode yang telah disepakati oleh
dilakukan oleh pedagang pengecer
pedagang besar dan perusahaan
antara lain fungsi pengangkutan dan
importir bawang merah di Sibolga.
penyimpanan. Dimana fungsi
b. Fungsi Fisik pengangkutan yang dilakukan
Adapun fungsi fisik yang pedagang pengecer saat membeli
dilakukan oleh pedagang besar yaitu bawang merah ke Desa Simamora
melakukan fungsi pengangkutan, dan menggunakan kapal penyeberangan.
penyimpanan. Untuk penyampain Sebelum menjual bawang merah ke

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 65
konsumen maka pedagang pengecer 3.2.2. Analisis Komponen Biaya
melakukan penyimpanan bawang Pemasaran Bawang Merah
merah di rumah. Pengecer melakukan Pada Setiap Saluran
fungsi pemyimpanan pada saat Pemasaran
penjualan bawang merah dikarenakan
tidak terjual habis. 3.2.3.1. Analisis Komponen Biaya
Pemasaran Bawang Merah
c. Fungsi Fasilitas pada Saluran I
Adapun fungsi fasilitas yang
dilakukan oleh pedagang pengecer, Analisis komponen biaya
yaitu fungsi informasi pasar berupa pemasaran bawang merah pada
harga jual dan harga beli bawang saluran I dapat dilihat pada Tabel 4
merah didapatkan dari pedagang berikut.
pengumpul dan pedagang besar.

Tabel 4. Analisis Komponen Biaya Pemasaran pada Saluran Pemasaran I


Bawang Merah di Desa Simamora Tahun 2020
Produsen dan Pedagang Perantara
Pedagang
Pedagang
Komponen Biaya Produsen Pengumpul Pedagang
No Besar
Pemasaran (Rp/Kg) Desa Pengecer
(Rp/Kg)
(Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Kalkulator - 0,14 0,52 1,44
2 Notes - 15,23 11,90 24,24
3 Pulpen - 31 14,28 21.21
4 Spidol - - 19,04 -
5 Kater - - 0,16 -
6 Tali Plastik - 22,91 7,14 -
7 Gunting - - 0,05 -
8 Kendaraan - 94,24 177,15 -
9 BBM - 152,77 357,14 -
10 Sorong - 2,27 - -
11 Timbangan - 9,09 1,39 0,90
12 PBB - 0,67 - 2,30
13 TKLK - - 1857,14 -
14 Jarum Goni - 0,02 - -
15 Goni - 38,19 - -
16 Tas - 0,79 113,09 -
17 Sewa Sorong - - 238.09 -
18 Retribusi - 15,27 11,90 -
19 Kantong Plastik - - - 113,63
Total 382,9 2.808,99 163,72

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui desa komponen biaya tertinggi adalah


bahwa masing-masing pedagang biaya bahan bakar minyak yaitu
perantara mengeluarkan komponen sebesar Rp 152,77/Kg. Hal ini
biaya pemasaran yang berbeda-beda. disebabkan harga bahan bakar
Dimana pada pedagang pengumpul minyak mahal. Selanjutnya, pada

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 66
pedagang besar komponen biaya Pada Saluran Pemasaran
tertinggi adalah tenaga kerja yaitu II
sebesar Rp 1.857,14/Kg dalam rata-
ratanya. Analisis komponen biaya
pemasaran bawang merah pada
3.2.3.2. Analisis Komponen Biaya saluran II dapat dilihat pada Tabel 15
Pemasaran Bawang Merah berikut.

Tabel 5. Analisis Komponen Biaya Pemasaran pada Saluran Pemasaran II


Bawang Merah di Desa Simamora Tahun 2020
Produsen dan Pedagang Perantara
Komponen Biaya Produsen (Rp/Kg) Pedagang
No
Pemasaran
Pengecer(Rp/Kg)
1 Kalkulator - 0,04
2 Notes - 25
3 Pulpen - 63
4 Spidol - 46,87
5 Tali plastic - 9,37
6 Kendaraan - 11,16
7 Sewa kapal - 78
8 Sewa jasa sorong - 250
9 Timbangan - 2,23
10 PBB - 2,29
11 Kantong Plastik - 50
12 Retribusi - 15,62
13 Goni - 46,87
Total 600,45

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui Distribusi Margin


bahwa pedagang perantara Pemasaran Untuk
mengeluarkan komponen biaya Keuntungan dan Biaya,
pemasaran. Dimana pada pedagang Serta Share Harga Jual
pengecer komponen biaya tertinggi Pada Saluran I Pemasaran
adalah penyusutan sewa sorong yaitu Bawang Merah
sebesar Rp 250/Kg disebabkan harga
sewa sorong yang mahal yaitu sebasar Adapun analisis price
Rp. 80.000/unit yang dipakai jasanya spread, margin pemasaran,
pada setiap berdagang. distribusi margin pemasaran untuk
keuntungan dan biaya, serta share
harga jual pada saluran pemasaran
3.2.3.3. Analisis Keuntungan I bawang merah dapat dilihat pada
(profit), Price Spread, Tabel 6 berikut.
Margin Pemasaran,

Tabe1 6. Analisis Keuntungan (profit), Biaya Pemasaran, Margin Pemasaran,


Distribusi Margin Pemasaran Untuk Keuntungan dan Biaya, serta

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 67
share Harga Jual pada saluran Pemasaran I Bawang Merah di Desa
Simamora Tahun 2020
Harga Distribusi Margin (%) Share
No Lembaga Pemasaran
(Rp/Kg) Skj Sbij (%)
1 Produsen
a) Harga Jual 30.000
b) Biaya Pemasaran 0 0
2 P. Pengumpul Desa
a) Harga Beli 30.000
b) Biaya Pemasaran 382,9 12,76
c) Margin 3.000
d) Harga Jual 33.000 90
e) Keuntungan 2.617,1 87,23
3 Pedagang Besar
a) Harga beli 33.000
b) Biaya Pemasaran 2.808,99 16,52
c) Margin 17.000
d) Harga Jual 50.000 66
e) Keuntungan 14.191,01 83,47
4 Pedagang Pengecer
a) Harga beli 50.000
b) Biaya Pemasaran 163,72 5,45
c) Margin 3.000
d) Harga Jual 53.000 94
e) Keuntungan 2.836,28 94,54
5 Konsumen
a) Harga Beli 53.000
Jumlah
Biaya Pemasaran 3.355,61 14,58
Margin Pemasaran 23.000
Keuntungan 19.644,39 85,41
MP= Pr- Pf 23.000

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui terendah ada pada tingkat pedagang


bahwa pada saluran pertama bagian pengecer yaitu sebesar 5,45%. Hal ini
(share) harga jual terendah pada disebabkan oleh biaya yang
ditingkat pedagang besar yaitu dikeluarkan pedagang pengecer
sebesar 66%. Hal ini terjadi karena terhitung sedikit. Selanjutnya,
semakin panjang saluran pemasaran, distribusi margin untuk keuntungan
maka bagian (share) dari harga jual tertinggi ada pada tingkat pedagang
bawang merah yang diterima oleh pengecer yaitu sebesar 94,54%. Hal
pedagang besar semakin kecil. ini disebabkan oleh biaya yang
Selanjutnya, distribusi margin dikeluarkan pedagang pengecer jauh
pemasaran untuk biaya tertinggi ada lebih rendah. Kemudian distribusi
pada tingkat pedagang besar yaitu keuntungan terendah ada pada tingkat
16,52%. Hal ini disebabkan oleh pedagang besar yaitu sebesar
biaya pemasaran yang dikeluarkan 83,47%. Hal ini disebabkan oleh
pedagang besar cukup besar dan keuntungan yang diterima pedagang
distribusi pemasaran untuk biaya besar lebih rendah.

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 68
Pada Saluran II Pemasaran
Bawang Merah
3.2.4. Analisis Keuntungan
(profit), Price Spread, Adapun analisis price spread,
Margin Pemasaran, margin pemasaran, distribusi margin
Distribusi Margin pemasaran untuk keuntungan dan
Pemasaran Untuk biaya, serta share harga jual pada
Keuntungan dan Biaya, saluran pemasaran II bawang merah
Serta Share Harga Jual dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Analisis Keuntungan (profit), Price Spread, Margin Pemasaran,


Distribusi Margin Pemasaran Untuk Keuntungan dan Biaya, Serta Share
Harga Jual Pada Saluran II Pemasaran Bawang Merah

Lembaga Harga Distribusi Margin (%) Share


No
Pemasaran (Rp/Kg) Skj Sbij (%)
1 Produsen
a) Harga Jual 35.000
b) Biaya Pemasaran 0
2 Pedagang Pengecer
a) Harga Beli 35.000
b) Biaya Pemasaran 600,45 12
c) Margin 5.000
d) Harga Jual 40.000 87,5
e) Keuntungan 4.339,55 86,79
3 Konsumen
a) Harga Beli 53.000
Jumlah
Biaya Pemasaran 600,45 12
Margin Pemasaran 5.000
Keuntungan 4.339,55 86,79
MP= Pr- Pf 5.000

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui tidak ada pedagang peranatara


bahwa pada saluran kedua bagian lainnya. Selanjutnya, distribusi
(share) harga jual terendah berada margin untuk keuntungan tertinggi
pada tingkat produsen yaitu sebesar dan terendah juga berada pada tingkat
70%. Hal ini disebabkan karena pedagang pengecer yaitu sebesar
semakin panjang saluran pemasaran, 86,79%. Hal ini disebabkan oleh
maka bagian (share) dari harga jual keuntungan yang hanya diterima
bawang merah yang diterima oleh pedagang pengecer dengan penjualan
produsen semakin kecil. Adapun langsung kepada konsumen tanpa
distribusi margin pemasaran untuk perantara lain. Berdasarkan
biaya tertinggi dan terendah berada penjelasan diatas diketahui bahwa ada
pada tingkat pedagang pengecer yaitu keuntungan (profit),distribusi
sebesar 12%. Hal ini disebabkan oleh komponen biaya pemasaran, margin
biaya pemasaran yang dikeluarkan pemasaran, distribusi margin
hanya pada pedagang pengecer dan pemasaran untuk biaya dan

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 69
keuntungan, serta bagian harga jual di Ratio keuntungan digunakan
tingkat produsen (farmer share) dan untuk melihat sebaran keuntungan
pedagang perantara bawang merah di yang diterima oleh setiap lembaga
daerah penelitian, maka hipotesis 2 pemasaran dalam memasarkan
(dua) diterima. bawang merah.
3.2.4.1. Ratio Keuntungan

Tabel 8. Ratio Keuntungan Saluran I dan Saluran II


Ratio Ratio
No Lembaga Saluran I Keuntungan Saluran Keuntungan
(%) II (%)
1 P. Pengumpul
Keuntungan 2617,1 683
Biaya 382,9
Pemasaran
2 P. Besar
Keuntungan 14.191,01 505
Biaya 2.808,99
pemasaran
3 P. Pengecer
Keuntungan 2.836,28 1.732,39
Biaya 163,72
Pemasaran
4 P. Pengecer
Keuntungan 4.339,55 722,71
Biaya 600,45
Pemasaran
Total Keuntungan 19.644,39 4.339,55
Total Biaya 3.355,61 600,45
Total Rata-rata 973 722,71

Dari Tabel 8, dapat dilihat total Efisiensi pemasaran


keuntungan yang terbesar adalah merupakan tujuan akhir yang ingin
saluran I yaitu sebesar Rp. 19.644,39 dicapai dalam suatu proses
sedangkan saluran II yaitu sebesar pemasaran. Efisiensi pemasaran dapat
Rp. 4.339,55. Dengan ratio tercapai apabila sistem pemasaran
keuntungan saluran I sebesar 973% yang dijalankan memberikan
dan saluran II sebesar 722,71%. Dari kepuasan kepada pelaku-pelaku
kriteria kedua saluran dikatakan pemasaran yang terlibat di dalamnya
untung karena ratio keuntungan yang seperti produsen, pedagang perantara,
di peroleh lebih besar dari 1 %. dan konsumen akhir.
Setelah mengetahui besaran
margin pemasaran total dan farmer
3.2.5. Efisiensi Pemasaran share pada saluran pemasaran 1 dan 2,
maka dapat diketahui bahwa seluruh

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 70
saluran pemasaran tersebut termasuk jarak, waktu tempuh, sarana dan
dalam taraf pemasaran yang efisien. prasarana pemasaran. Ada beberapa
Kedua saluran pemasaran tersebut kriteria tambahan yang harus
efisien berdasarkan masing-masing digunakan untuk menentukan tingkat
perolehan farmer share yang berada efisiensi pemasaran, salah satunya
diatas 50%. Disamping itu, beberapa dengan menggunakan rumus Ep.
faktor turut mendasari kedua saluran Adapun tingkat efisiensi pada setiap
tersebut sehingga menjadi saluran saluran pemasaran bawang merah di
pemasaran yang efisien. Faktor-faktor daerah penelitian dapat dilihat pada
tersebut yaitu biaya,keuntungan, Tabel 19 berikut.

Tabel 9. Efisiensi Pemasaran Bawang Merah Setiap Saluran di Desa


Simamora Tahun 2020

Nilai Efisiensi Keterangan


Total Biaya
Saluran Produk Pemasaran
Pemasaran (Rp)
(Rp) (%)
I 3.355,61 53.000 6,33 Tidak Efisien
II 600,45 40.000 1,50 Efisien

Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui Konsumen, (2) Fungsi pemasaran


bahwa kedua saluran pemasaran yang dilakukan setiap lembaga dalam
bawang merah di daerah penelitian saluran pemasaran adalah fungsi
dengan masing- masing saluran pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi
pemasaran memiliki nilai efisien fasilitas. Produsen melakukan fungsi
pemasaran (Ep) <5%, yaitu sebesar pertukaran yaitu penjualan bawang
6,33% dan 1,50%. Dimana saluran II merah, dan fungsi fisik yaitu
merupakan saluran yang paling penyimpanan, dan pengemasan.
efisien dibandingkan dengan saluran Pedagang pengumpul melakukan
I. Hal ini di tunjukkan nilai Ep pada fungsi pertukaran yaitu pembelian
saluran II paling kecil, yaitu 1,50%. dan penjualan serta fungsi fasilitas
yaitu informasi mengenai harga
IV. KESIMPULAN DAN SARAN bawang merah, dan fungsi fisik yaitu
penyimpanan barang. Pedagang besar
Berdasarkan hasil penelitian
melakukan fungsi pertukaran yaitu
dan pembahasan di Desa Simamora
pembelian dan penjualan, dan fungsi
Kecamatan Baktiraja Kabupaten
fasilitas yaitu mengenai informasi
Humbang Hasundutan dapat ditarik
harga bawang merah serta fungsi
kesimpulan sebagai berikut : (1)
fasilitas yaitu adanya kehilangan dan
Terdapat 2 saluran pemasaran
fluktuasi harga. Pada saluran II
bawang merah di daerah penelitian
Pedagang pengecer melakukan fungsi
saluran I yaitu Produsen Simamora –
pertukaran yaitu pembelian dan
Pedagang Pengumpul Simamora –
penjualan, serta fungsi fisik yaitu
Pedagang Besar Sibolga – Pedagang
penyimpanan bawang merah, (3)
Pengecer Sibolga – Konsumen dan
Pada saluran pemasaran I,
saluran II yaitu Produsen Simamora –
keuntungan sebesar Rp 19. 664,39/Kg
Pedagang Pengecer Nainggolan –

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 71
dengan biaya pemasaran Rp 3.355,61 Budi, R. 2017. Manajamen
/Kg, margin pemasaran Pemasaran. Swasta Nulus:
Rp.23.000/Kg dari harga jual Rp Denpasar.
53.000/Kg. Distribusi margin Dharmmeste, B. S. 2014. Manajamen
terhadap keuntungan sebesar 85,41% Pemasaran. Universitas
dan biaya sebesar 14,58%, share Terbuka: Tangerang Selatan
harga jual pedagang pengumpul 90% Gede Mekse Korri Arisena, 2017.
dan share harga jual pedagang besar Pengantar Ilmu Pertanian:
sebesar 66% dan pedagang pengecer Gramedia Pustaka Utama: Bali
94%. Saluran pemasaran II Hariry Anwar, 2016. Analisis
keuntungan sebesar Rp.4.339,55/Kg Tataniaga Ubi Jalar Di Desa
dengan biaya pemasaran Rp. Purwasari Kecamatan Dramaga
600,45/Kg. Margin pemasaran Rp Kabupaten Bogor. Skripsi.
5.000/Kg dari harga jual Rp Universitas Islam Negeri.
40.000/Kg. Distribusi margin Jakarta
pemasaran terhadap biaya 12% dan I Gusti Ngurah Raka. 2016. Tata
margin pemasaran terhadap Niaga Pertanian. PT Raja
keuntungan sebesar 86,79%, dan Grafindo Persada: Jakarta
share harga untuk Pedagang Pengecer Gerald, 2010. Ekonomika Pertanian.
sebesar 87,5%, (4) Pada saluran I, Edisi IV. PT Grafindo: Jakarta
memiliki nilai efisien pemasaran Muhammad, Hendri. 2018. Analisis
yaitu sebesar 1,50% Dimana saluran Fluktuasi Harga Komoditas
yang paling efisien dibandingkan Gambir di Provinsi Sumatra
dengan saluran II. Hal ini ditunjukkan Barat. Skripsi. Fakultas
pada saluran II memiliki nilai efisien Pertanian Universitas Andalas.
pemasaran yaitu sebesar 6,33% Padang
dengan Ep <5%. Mursid, M. 2014. Manajemen
Pemasaran. Bumi Aksara:
V. DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Rosy, 2019. Para Musuh Bawang
Andari, T. 2019. Bawang Merah
Merah Dan Cara
Varietas Unggul. PT Trubus
Pengendaliannya. PT Trubus
Swadaya: Depok
Swadaya: Depok
Badan Pusat Statistik (BPS)
Rahim, A.B.D. dan. D.R.D. Hastuti,
Sumatera Utara. 2018.
2008. Ekonomika Pertanian.
Sumatera Utara Dalam Angka
Penebar Swadaya: Jakarta
2018. BPS Sumatera Utara.
Rahmat, 2018. Budidaya Bawang
Medan
Merah. Kanisius: Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Humbang
Ratya, A. dan. N. Baladina. 2017.
Hasundutan. 2018. Kabupaten
Pemasaran Produk Pertanian :
Humbang Hasundutan Dalam
Yogyakarta
Angka 2018. BPS Humbang
Roedy. 2014. Teknologi Hortikultura.
Hasundutan. Baktiraja
IPB Press: Bogor.
Boangmanalu, S. K. 2015. Pemasaran
Putri, L.I. 2018. Budidaya Bawang
Gambir. Fakultas Pertanian
Merah. CV Graha Printama
Universitas Methodist
Selaras: Sukoharjo
Indonesia. Skripsi. Medan.
Sugianto. 2014. Strategi
Pengembagan Tanaman

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 72
Bawang Merah Berbasis
Agribisnis Di Desa Duel Kec.
Kedung Adem Kabupaten
Bojonegoro. Skripsi. Universita
Bojonegoro.
Sitorus, Christian M. 2017. Analisis
Efisiensi Tataniaga Bawang
Merah. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra
Utara. Medan
Sihotang, P. 2015. Pemasaran
Minyak Nilam. Fakultas
Pertanian Universitas
Methodist Indonesia. Skripsi.
Medan.
Sitanggang, Desi. 2012. Analisis
Tataniaga Bawang
Merah.Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra
Utara. Medan
Simanjuntak, R. 2018. Analisis
Pemasaran Andaliman.
Fakultas Pertanian Universitas
Methodist Indonesia. Skripsi.
Medan.
Soekartawi, 2000. Pengantar
Agroindustri. PT Raja
Grapindo Persada: Jakarta
Yusniawati, 2016 Analisis Distribusi
dan Margin Pemasaran
Usahatani Kacang Tanah Di
Kecamatan Pulubala
Kabupaten Gorontalo. Skripsi.
Universitas Negeri Gorontalo.
Gorontalo.
Zainal, A. dan. L. Asmarawati. 2017.
Pemasaran Hasil Pertanian. UB
Press: Mal

JURNAL METHODAGRO: Volume 7, Nomor 2, Juli – Desember 2021


ISSN: 2460-8351 73

Anda mungkin juga menyukai