Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN WORTEL

(DAUCUS CAROTA L) DI KECAMATAN SIMPANG EMPAT


KABUPATEN KARO

Prajaka Sembiring 1, Murdani 2 dan Muhammad Authar 2


1
Corresponding Author: murdani@unimal.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, menganalisis margin
pemasaran, dan menganalisis efesiensi pemasaran wortel di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran Wortel, yaitu: Saluran I: petani -
pedagang pengumpul Kecamatan - pedagang pengumpul luar kota - pengecer –
konsumen dan Saluran II: petani - pedagang pengumpul kecamatan - pedagang
pengumpul kabupaten – pedagang pengumpul luar kota - pengecer - konsumen. Margin
pemasaran yang paling efisien terdapat pada saluran pemasaran I yaitu dengan nilai
efisiensi sebesar 71,6% lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada
saluran II, yaitu sebesar 81,8%.
Kata Kunci: saluran pemasaran, margin pemasaran, efisiensi pemasaran

1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh
2
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


PENDAHULUAN berpindahnya wortel dari sisi produksi
ke sisi konsumsi.
Indonesia merupakan negara
agraris yang artinya bahwa sektor Permasalahan utama yang dihadapi
pertanian memegang peran penting petani sampai saat ini adalah harga di
dalam perekonomian nasional. tingkat konsumen dengan harga di
2 Subsektor pertanian yang memiliki tingkat petani sangat jauh berbeda.
potensi untuk dikembangkan yaitu Posisi petani yang lemah dan selaku
hortikultura yang terdiri atas sayur - penerima harga sering tidak
sayuran, buah-buahan, florikultura, dan mendapatkan harga yang layak seperti
biofarmaka. Produk hortikultura yang harga di pasaran. Harga di tingkat
sering dijadikan sumber pendapatan konsumen sebesar Rp12.000,-/kg dan
petani adalah produk sayuran. harga rata-rata di tingkat petani sebesar
Kabupaten Karo memiliki Rp2000,-/kg. Margin pemasaran wortel
17 kecamatan, sembilan diantaranya dari konsumen ke petani yang tinggi
merupakan sentra penghasil sayur merupakan salah satu indikator yang
wortel terbesar yang ada di Kabupaten mencerminkan adanya permainan harga
Karo. Kecamatan Simpang Empat pada tingkat lembaga pemasaran. Hal
merupakan salah satu sentra produksi ini dikarenakan pedagang memiliki
sayur wortel terbesar yang ada di wewenang yang dapat mengendalikan
Kabupaten Karo yaitu dengan jumlah harga beli dari petani sehingga
luas tanam sebesar 810 Ha, dengan luas walaupun harga di tingkat konsumen
panen sebesar 703 Ha, dan jumlah naik tetapi pedagang tersebut dapat
produksi sebesar 154.580 kuintal (Kw). menekan harga beli dari petani untuk
Adapun kecamatan yang menduduki memaksimumkan keuntungannya. Pola
peringkat kedua sebagai sentra saluran pemasaran seperti ini tidak
penghasil tanaman wortel ini yaitu menguntungkan bagi petani karena
Kecamatan Merdeka yang memiliki kenaikan harga di tingkat konsumen
luas tanam sebesar 507 Ha, dengan luas tidak sepenuhnya dapat dinikmati
panen sebesar 517 Ha, dan jumlah petani. Dengan demikian saluran
produksi sebesar 134.750 Kw (BPS, pemasaran di tingkat konsumen dengan
2017). harga di tingkat petani tidak berjalan
dengan baik.
Tanaman wortel mempunyai
potensi yang cukup besar untuk Penelitian ini bertujuan untuk
dikembangkan, karena wortel menganalisis saluran pemsaran wortel
merupakan komoditi ungggulan di Kecamatan Simpang Empat
di Kecamatan Simpang Empat. Kabupaten Karo, dan untuk
menganalisis margin pemasaran wortel
Wortel segar yang dihasilkan di Kecamatan Simpang Empat
petani tidak dapat disimpan dalam Kabupaten Karo.
waktu yang relatif lama. Hal ini
dikarenakan wortel segar bersifat METODE PENELITIAN
mudah rusak, sehingga wortel harus
segera didistribusikan ke konsumen. Penelitian ini dilakukan di
Proses pendistribusian wortel ke Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
konsumen dilakukan melalui proses Karo. Penentuan lokasi penelitian
pemasaran. Pemasaran wortel pada dilakukan dengan sengaja atau
dasarnya merupakan pelayanan untuk (Purposive Sampling) dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Simpang Empat merupakan kecamatan MP= Margin pemasaran
yang terbesar jumlah produksi HJ = Harga jual pedagang
wortelnya di antara Kecamatan yang e. Efisiensi Pemasaran
ada di Kabupaten Karo. Biaya Pemasaran
X 100
Nilai Produk yang Dipasarkan
Untuk mengetahui pola saluran Ep= 10010
pemasaran dan perantara lembaga 3
pemasaran di Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Karo pada tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
lembaga pemasaran, digunakan analisis Saluran Pemasaran Wortel di Desa
deskriptif. Sedangkan untuk Surbakti, Pertenguhen, Gajah
mengetahui biaya dan margin Kecamatan Simpang Empat
pemasaran di tingkat lembaga
pemasaran dalam saluran pemasaran Dari hasil penelitian ditemukan
digunakan alat analisis biaya margin, dua jenis saluran pemasaran yang
margin pemasaran, yaitu dengan terdapat di lokasi penelitian, yaitu :
menghitung besarnya: 1. Petani menjual hasil panen wortel
kepada pedagang kecamatan
a. Biaya Pemasaran kemudian menjual kepada
Bp = Bp1 + Bp2 +......Bpn pedagang luar kota lalu dijual
Keterangan: kepada pedagang pengecer dan
Bp : Biaya pemasaran wortel (Rp/kg) terakhir dijual kepada ke konsumen
Bp1, Bp2... akhir dengan volume wortel yang
Bpn : Biaya pemasaran tiap-tiap melalui saluran ini adalah
lembaga pemasaran wortel 98.400 kg
(Rp/kg) 2. Petani menjual hasil panen wortel
b. Keuntungan Pemasaran kepada pedagang Kecamatan
Kp = Kp1 + Kp2 + .....+ Kpn kemudian menjual kepada
Keterangan : pedagang kabupaten selanjutnya
Kp : Keuntungan pemasaran wortel menjual ke pedagang luar kota lalu
(Rp/kg) dijual ke pedagang pengecer dan
Kp1, Kp2, Kp3 : Keuntungan tiap- terakhir dijual kepada konsumen
tiap lembaga pemasaran wortel akhir dengan volume wortel yang
(Rp/kg) melalui saluran ini adalah
c. Margin Pemasaran 21.600 kg.
Mp = Pr – Pf Berdasarkan hasil penelitian maka
Keterangan : skema saluran pemasaran wortel di
Mp: Margin pemasaran wortel Desa Surbakti, Pertenguhen, Gajah
(Rp/kg) Kecamatan Simpang Empat dapat
Pr : Harga wortel di tingkat petani digambarkan sebagai berikut:
(Rp/kg)
Pf: Harga wortel di tingkat
konsumen (Rp/kg)
d. Profit Margin
MP = HJ - BP 100%
HB Atau
MP = HJ - HB – BP

Keterangan:

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Saluran Pemasaran I
Petani
Ped. Ped.
Petani Pengumpul Perantara
Saluran I (98.400 kg) Kecamatan Luar
4 Ped.
Pengumpul Pedagang
Konsumen
Kecamatan Pengecer
Saluran II
(21.600 kg) Gambar 2. Saluran Pemasaran Wortel I
Ped. Perantara Saluran pertama diawali dari petani di
Ped.
Dari Kota Luar Desa Surbakti, Pertenguhen, Gajah
Pengumpul Kecamatan Simpang Empat yang menjual
Kabupaten
Kabupaten wortelnya kepada pedagang pengumpul
kecamatan yang terdapat di desa dengan
sistem lelang. Setelah itu kegiatan
Pedagang memanen dan pascapanen menjadi
Pengecer tanggung jawab pedagang pengumpul
kecamatan. Wortel yang telah disortir dan
dibersihkan kemudian dijual kepada
Konsumen pedagang perantara dari luar kota yang
datang langsung ke lokasi pencucian milik
Gambar 1. Skema Saluran Pemasaran pedagang pengumpul kecamatan. Pedagang
Wortel di Desa Surbakti, Pertenguhen, perantara luar kota ini selanjutnya akan
Gajah Kecamatan Simpang Empat. membawa wortel ke Pasar Induk Kota
Medan. Di Pasar Induk wortel dijual
Pada lokasi penelitian pemanenan kepada pedagang pengecer yang datang
wortel dilakukan oleh pedagang pengumpul langsung ke Pasar Induk yang merupakan
kecamatan. Penjualan wortel milik petani pusat penjualan sayur- mayur di kota
dilakukan dengan sistem lelang, di mana Medan.
pedagang pengumpul datang langsung ke
lahan milik petani dan melakukan tawar- Wortel yang dibeli oleh pedagang
menawar harga. Setelah dicapai pengumpul Kecamatan rata-rata
kesepakatan maka pedagang boleh Rp2.000/kg dengan volume pembelian
memanen wortel. Harga wortel yang 1.500 kg, sehingga total biaya yang
diterima oleh petani cukup berfluktuasi, dikeluarkan untuk membeli wortel dari
dalam waktu yang singkat harga komoditi petani adalah Rp3.000.000,-. Di lokasi
wortel dapat berubah bergantung pada penelitian kegiatan pemanenan merupakan
besarnya permintaan pasar serta supply tanggung jawab dari pedagang pengumpul
produk itu sendiri. kecamatan. Upah untuk melakukan
kegiatan pencabutan, pembersihan, sortir
dan mengemas rata-rata Rp60/kg. Untuk
kemasan wortel digunakan kantong plastik
bermuatan 20 kg @Rp300,-. Selain itu
pedagang pengumpul desa juga
menanggung biaya listrik, air dan sewa
tempat dan biaya telepon rata-rata
Rp25.000,-. Untuk melakukan kegiatannya
pedagang memerlukan timbangan dimana

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


timbangan tersebut akan diperiksa dan dibawa diturunkan (bongkar) oleh kuli
dirotasi oleh lembaga terkait. Timbangan bongkar dengan biaya Rp150.000/pick up.
ini dikenakan biaya sebesar Rp300.000,- Biaya komunikasi untuk kegiatan
per tahun. Sehingga rata-rata biaya per pemasaran wortel Rp10.000,- Biaya untuk
harinya adalah Rp821,-. Total biaya timbangan per hari Rp821,-. Total biaya
pemasaran wortel yang ditanggung oleh pemasaran yang ditanggung oleh pedagang
pedagang pengumpul kecamatan perantara luar kota atas 1.500 kg wortel 5
Rp498.321,-. Wortel yang telah dikemas adalah Rp580.821,- Harga jual wortel
selanjutnya dijual dengan harga kepada pedagang pengecer Rp.5.000/kg,
Rp3.000/kg sehingga total harga sehingga total harga penjualan wortel oleh
penjualan wortel oleh pedagang pengumpul pedagang perantara luar daerah adalah
desa adalah Rp4.500.000,-. Keuntungan Rp7.500.000,-. Keuntungan yang diterima
yang diterima oleh pedagang pengumpul oleh pedagang perantara luar kota
kecamatan sebesar Rp1.006.679,- Rp2.359.179,-.
Wortel yang dibeli dari petani ini Pedagang pengecer yang datang untuk
selanjutnya dijual kepada pedagang membeli wortel dari pedagang perantara
perantara luar kota. Pedagang ini biasanya luar kota berjumlah enam orang. Pedagang
datang dengan membawa mobil pick up tersebut merupakan pedagang pengecer di
sebagai angkutan. Wortel tersebut Pasar Sentral. Untuk mengangkut wortel
kemudian dibawa ke pusat pasar di kota digunakan becak yang dibayar
Medan untuk dipasarkan kembali. Rp150.000,-. Untuk biaya sewa tempat
Rp60.000,- dan listrik Rp30.000,- per hari.
Biaya sewa rata-rata untuk satu mobil
Biaya pajak masing-masing pedagang
pick up Rp400.000,- setiap kali angkut.
Rp30.000,-. Karena menggunakan
Selain biaya angkut pedagang perantara
timbangan besar pedagang harus
luar kota juga menanggung biaya retribusi,
menanggung biaya timbangan Rp4.926,-
bongkar, keamanan, kebersihan, listrik dan
per hari. Pedagang pengecer ini melakukan
tenaga kerja. Biaya- biaya tersebut akan
penjualan per kemasan dan penjualan per
mengakibatkan naiknya harga jual wortel.
kg, sehingga menanggung biaya kantong
Pedagang perantara luar kota menjual plastik rata-rata Rp180.000,-. Selain itu
wortelnya kepada pedagang pengecer yang pedagang pengecer juga menanggung
datang ke pusat pasar di kota Medan. biaya sewa payung sebesar Rp90.000,-,
Wortel tersebut dijual dengan harga serta dikenakan biaya kebersihan
Rp5.000,-/kg. Wortel yang dijual kepada Rp60.000,-. Total biaya pemasaran yang
pedagang pengecer sudah dalam kemasan, ditanggung oleh pedagang pengecer
yang setiap kemasan beratnya adalah 20 kg. Rp604.926,-. Harga jual wortel kepada
Karena pemasaran wortel dilakukan konsumen adalah Rp8.000,-/kg, sehingga
pada dini hari maka pedagang perantara total penjualan sebesar Rp12.000.000,-.
luar kota memerlukan lampu untuk Keuntungan yang diterima oleh pedagang
penerangan. Biaya untuk penerangan satu pengecer Rp.3.895.074,-
malam Rp7.500,- dan biaya sewa tempat Dari uraian-uraian di atas maka dapat
Rp7500,-. Sedangkan biaya keamanan dibuat price spread dan profit margin
Rp2.500,- dan biaya kebersihan Rp2.500,-. dari pedagang yang terlibat dalam
Setelah sampai di pasar sentral wortel yang saluran pemasaran I.

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Tabel 1. Komponen Biaya dan Price Spread Wortel Melalui Saluran Pemasaran I
Price Spread
No Uraian
(Rp)
1 Pedagang Pengumpul Kecamatan
a. Harga Beli Wortel Dari Petani Rp. 2.000/kg x 1500 kg 3.000.000
b. Biaya Tenaga Kerja
90.000
Pencabutan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg
6 Pengangkutan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
Pensortiran Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
Pencucian wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
Pengemasan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
c. Biaya Pemasaran
5.000
Listrik
Air 5.000
Sewa Tempat 5.000
Komunikasi 10.000
Kantong Plastik 75 Pcs x Rp. 300 22.500
Timbangan 821
TotaL Biaya Pemasaran 498.321
d. Profit 1.006.679
2 Pedagang Perantara Luar Kota
a. Harga Beli Wortel Dari Pedagang Pengumpul Desa Rp. 3.000 x 1500 kg 4.500.000
b. Biaya Pemasaran·
400.000
Transport
Bongkar 150.000
Sewa tempat, 7.500
Listrik 7.500
Keamanan 2.500
Kebersihan 2.500
Timbangan 821
Komunikasi 10.000
Total Biaya Pemasaran
580.821
c. Profit 2.419.179
3. Pedagang Pengecer berjunmlah 6 orang
a. Harga Beli Wortel dari Pedagang Perantara Luar Kota Rp. 5.000 x
7.500.000
1500 kg
b. Biaya Pemasaran :
150. 000
· Transport
Listrik 30.000
· Sewa tempat, 60.000
· Pajak 30.000
· Timbangan 4.926
· Kantong plastik 180.000
· Sewa payung 90.000
· Kebersihan 60.000
Total Biaya Pemasaran 604.926
c. Profit 3.895.074
4 Harga Beli Konsumen Rp. 8.000 x 1500 kg 12.000.000
Total profit 7.320.932
Total Biaya 1.679.068
Sumber : Data Primer diolah 2018

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Saluran Pemasaran II plastik bermuatan 20 kg yang harganya
Rp300,- per kantong. Selain itu pedagang
pengumpul juga menanggung biaya
Ped. Ped. listrik, air dan sewa tempat dan biaya
Pengu Pengu telepon dengan totalnya Rp25.000,-.
Petani mpul mpul Untuk melakukan kegiatannya pedagang
Wortel memerlukan timbangan dimana 7
Keca Kabup
matan aten timbangan tersebut akan diperiksa dan
dirotasi oleh lembaga terkait dikenakan
biaya Rp300.000,- per tahun. Sehingga
rata-rata biaya per harinya adalah Rp821.
Total biaya pemasaran wortel yang
Ped. dikelauarkan oleh pedagang pengumpul
Pedagang
Konsu Pengu desa Rp498.321,- Wortel yang telah
Pengecer mpul dikemas selanjutnya dijual dengan harga
men
Luar Rp3.000/kg sehingga total harga
Kota penjualan wortel oleh pedagang
pengumpul adalah Rp4.500.000,-
Keuntungan yang diterima oleh pedagang
Gambar 3. Saluran Pemasaran Wortel II pengumpul desa sebesar Rp1.001.679,-.
Pada saluran II wortel yang telah Wortel yang dibeli dari petani
dikemas dibeli oleh pedagang kabupaten selanjutnya dijual kembali kepada
yang datang langsung ke tempat pedagang pengumpul kabupaten yang
pencucian wortel milik pedagang datang langsung mengambil wortel ke
pengumpul kecamatan. Wortel tersebut tempat pencucian wortel milik pedagang
kemudian dibawa oleh pedagang pengumpul kecamatan. Biaya yang
kabupaten ke Pajak Singa yang ada di dikeluarkan untuk mengangkut wortel
Kabanjahe. Wortel tersebut kemudian sebanyak 1.500 kg adalah sebesar
dijual kembali kepada pedagang perantara Rp150.000,-. Biaya retribusi yang
luar kota yang selanjutnya akan membawa dikeluarkan adalah Rp20.000,-. Untuk
wortel tersebut ke pusat-pusat pasar yang melakukan kegiatannya pedagang
ada di Sumatera Utara, salah satunya kabupaten memerlukan tenaga kerja untuk
adalah pusat pasar di Medan (Pasar bongkar muat yang dibayar Rp75.000,-
Sentral). Di pasar tersebut wortel akan per hari. Sewa tempat di pajak Singa
dijual kembali kepada pedagang pengecer Rp10.000,-. Biaya timbangan Rp300.000,-
yang datang dari berbagai pasar yang ada per tahun. Untuk menjalankan usahanya
di Kota Medan. pedagang memerlukan komunikasi yang
lancar dengan menggunakan telepon
Wortel yang dibeli oleh pedagang
Biaya komunikasi yang dikeluarkan
pengumpul desa rata-rata Rp2.000,-/kg
Rp10.000,-/hari. Sehingga total biaya
dengan volume pembelian 1.500 kg,
pemasaran yang dikeluarkan oleh
sehingga total biaya yang dikeluarkan
pedagang pengumpul kabupaten
untuk membeli wortel dari petani adalah
Rp265.821,-. Harga jual wortel kepada
Rp3.000.000,- Di lokasi penelitian
pedagang perantara luar kota Rp3.500/kg,
kegiatan pemanenan merupakan tanggung
sehingga total harga penjualan wortel
jawab dari pedagang pengumpul. Upah
adalah Rp5.250.000,- sehingga pedagang
untuk melakukan kegiatan pencabutan,
pengumpul kabupaten memperoleh profit
pembersihan, sortir dan mengemas
Rp484.179,-
masing-masing Rp60,-/kg. Untuk
kemasan wortel digunakan kantong Wortel ini selanjutnya dijual kepada

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


pedagang perantara luar kota. Pedagang pasar-pasar di sekitar kota Medan seperti
ini biasanya datang dengan membawa Pasar Helvetia dan Pasar Pancur Batu.
mobil pick up sebagai angkutan. Wortel Untuk mengangkut wortel pedagang di
tersebut kemudian dibawa ke pusat pasar Pasar Sentral menggunakan becak yang
di kota Medan untuk dipasarkan kembali. dibayar rata-rata Rp25.000,-. Sedangkan
untuk Pasar Pancur Batu biasanya
8 Biaya sewa rata-rata untuk satu mobil
pedagang mengangkut wortelnya dengan
pick up Rp150.000,- setiap kali angkut.
mobil pick up yang disewa Rp175.000,-,
Selain biaya angkut pedagang perantara
Untuk sewa tempat dan listrik rata-rata
luar kota juga mengeluarkan biaya
pedagang dikenakan Rp10.000,- per
bongkar, keamanan, kebersihan, listrik.
malam. Biaya pajak masing- masing
Biaya - biaya ini mengakibatkan naiknya
pedagang Rp3.000,-. Karena
harga jual wortel.
menggunakan timbangan besar pedagang
Pedagang perantara luar kota menjual harus mengeluarkan biaya timbangan
wortelnya kepada pedagang pengecer Rp5.747,-. Pedagang pengecer ini
yang datang ke pusat pasar di kota Medan. melakukan penjualan per kemasan
Wortel tersebut dijual dengan harga maupun penjualan per kg, sehingga
Rp5.000,-/kg. Wortel yang dijual kepada mengeluarkan biaya kantong plastik
pedagang pengecer adalah yang sudah sebesar Rp.5.000,-
dalam kemasan.
Di Pasar Sentral wortel yang dijual
Karena penjualan wortel dilakukan biasanya tidak langsung habis dalam satu
pada waktu dini hari maka pedagang hari sehingga disimpan di gudang yang
perantara luar kota memerlukan lampu terletak di pasar. Sedangkan untuk Pasar
untuk penerangan. Biaya untuk Pancur Batu wortel yang dijual langsung
penerangan satu malam dan sewa tempat habis dalam satu hari. Untuk Pasar
adalah Rp15.000,-. Sedangkan biaya Helvetia wortel yang tidak habis dijual
keamanan dan kebersihan Rp5.000,-. disimpan di dalam kios sehingga tidak
Setelah sampai di pasar sentral, wortel dikenakan biaya tambahan. Biaya sewa
yang dibawa dibongkar oleh kuli bongkar gudang satu malam Rp10.000,-. Selain itu
dengan biaya Rp150.000/pick up. Biaya pedagang pengecer juga menanggung
komunikasi rata-rata untuk kegiatan biaya sewa payung sebesar Rp10.000,-
pemasaran wortel Rp10.000,-. Biaya serta dikenakan biaya kebersihan
timbangan rata-rata per hari Rp,821,-. Rp5.000,-. Total biaya pemasaran yang
Total biaya pemasaran yang ditanggung ditanggung oleh pedagang pengecer
oleh pedagang perantara luar kota untuk Rp481.747,-. Harga jual wortel kepada
1.500 kg wortel sebesar Rp480.821,- konsumen Rp8.000,-/kg, sehingga total
Harga jual wortel kepada pedagang harga penjualan pedagang pengecer
pengecer Rp5.000/kg, sehingga harga tersebut adalah Rp12.000.000,-
penjualan wortel kepada pedagang Keuntungan yang diterima oleh pedagang
pengecer adalah Rp7.500.000,-. pengecer Rp4.018.253,-
Keuntungan yang diterima oleh pedagang
Dari uraian-uraian di atas maka dapat
perantara luar kota Rp1.769.179,-.
dibuat price spread dan profit margin dari
Pedagang pengecer datang untuk pedagang yang terlibat dalam saluran
membeli wortel dari pedagang perantara pemasaran II. Berikut price spread dan
luar kota, pedagang tersebut merupakan profit margin wortel pada saluran
pedagang pengecer di Pasar Sentral serta pemasaran II.
beberapa pedagang yang datang dari

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Tabel 2. Komponen Biaya dan Price Spread Wortel Melalui Saluran Pemasaran II
Price Spread
No Uraian
(Rp)
1 Pedagang Pengumpul Kecamatan
a. Harga Beli Wortel Dari Petani Rp. 2.000/kg x 1500 kg 3.000.000
b. Biaya Tenaga Kerja
90.000
 Pencabutan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg
9
 Pengangkutan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
 Pensortiran Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
 Pencucian wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
 Pengemasan Wortel Rp.60 x 1.500 Kg 90.000
c. Biaya Pemasaran
5.000
 Listrik
 Air 5.000
 Sewa Tempat 5.000
 Komunikasi 10.000
 Kantong Plastik 75 Pcs x Rp. 300 22.500
 Timbangan 821
TotaL Biaya Pemasaran 498.321
d. Profit 1.001.679
2. Pedagang Kabupaten
a. Harga beli wortel dari Pengumpul Kecamatan Rp.3.000 x 1.500 Kg 4.500.000
b. Biaya pemasaran
 Transport 150.000
 Retribusi 20.000
 Bongkar Muat 75.000
 Sewa Tempat 10.000
 Timbangan 821
 Komunikasi 10.000
Total Biaya Pemasaran 265.821
c. ProfitMargin 484.179
3. Pedagang Perantara Luar Kota
a. Harga Beli Wortel Dari Pedagang Pengumpul Desa Rp. 3.500 x 1500 kg 5.250.000
b. Biaya Pemasaran·
300.000
 Transport
 Bongkar 150.000
 Sewa tempat, 7.500
 Listrik 7.500
 Keamanan 2.500
 Kebersihan 2.500
 Timbangan 821
 Komunikasi 10.000
Total Biaya Pemasaran
480.821
c. Profit Margin 1.769.179
4. Pedagang Pengecer
a. Harga Beli Wortel dari Pedagang Perantara Luar Kota Rp.
7.500.000
5.000 x 1500 kg
b. Biaya Pemasaran :
175. 000
 Transport
 Listrik 30.000
 Sewa tempat, 40.000
 Pajak 21.000
 Timbangan 5.747
 Kantong plastik 35.000
 Sewa gudang 70.000
 Sewa paying 70.000

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


 Kebersihan 35.000
Total Biaya Pemasaran 481.747
c. Profit Margin 4.018.253
5. Harga Beli Konsumen Rp. 8.000 x 1500 kg 12.000.000
Total profit 7.273.290
Total Biaya 1.726.710
Sumber : Data Primer diolah 2018
10

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan Fungsi kemas tidak dilakukan oleh
Setiap Mata Rantai Pemasaran pedagang perantara luar kota dan
pedagang kabupaten karena mereka
Fungsi pemasaran merupakan unsur
melakukan penjualan dalam bentuk
penting dalam proses pemasaran wortel.
kemasan (kantong plastik ukuran 20
Fungsi pemasaran dilakukan oleh
kg).
masing-masing lembaga pemasaran 11
untuk memperlancar penyampaian hasil
Efesiensi Pemasaran Wortel di Desa
produksi wortel dari pihak petani
Surbakti, Pertenguhen, Gajah
hingga kepada konsumen akhir. Akan
Kecamatan Simpang Empat
tetapi konsekuensi dari pelaksanaan
fungsi pemasaran ini adalah semakin Untuk mengetahui berapa besar
besarnya biaya yang dikeluarkan oleh efisiensi pemasaran dari setiap saluran
lembaga pemasaran, akibatnya harga pemasaran wortel di daerah penelitian
komoditi tersebut akan menjadi lebih digunakan persamaan sebagai berikut :
tinggi. a a a aran
1
Fungsi jual/beli dilakukan oleh N la ro u an a ar an
seluruh lembaga pemasaran mulai dari Dimana, semakin tinggi nilai
pedagang pengumpul desa sampai efisiensi pemasaran (Ep) dari saluran
pedagang pengecer. tersebut maka semakin tidak
Fungsi transportasi tidak dilakukan efisienlah saluran pemasaran
oleh pedagang pengumpul desa, tersebut.
sementara lembaga pemasaran lain Berdasarkan uraian-uraian price
(pedagang pengecer, pedagang spread dan share margin pada setiap
kabupaten, dan pedagang perantara luar saluran pemasaran wortel di atas, maka
kota ) melakukan fungsi tersebut. dapat dihitung besarnya efesiensi
Fungsi sortasi dilakukan oleh pemasaran wortel dari setiap saluran
pedagang pengumpul kecamatan karena pemasaran sebagai berikut:
lembaga inilah yang langsung a. Saluran Pemasaran Wortel I
mengambil wortel dari lahan petani. . 1 . 1 6 . 6
1
Pedagang pengecer juga melakukan 1 . .
fungsi sortasi, hal ini disebabkan wortel
yang dibeli ada yang rusak dan Ep = 13,99%
kualitasnya tidak sama. Sedangkan b. Saluran Pemasaran Wortel II
pedagang perantara luar kota dan
. 1 6 . 1 . 1 1.
pedagang kabupaten tidak melakukan 1
1 . .
sortasi. Sortasi dilakukan berdasarkan Ep = 14,38 %
bentuk dan ukuran wortel. Bentuk yang
mulus dan ukuran yang besar Dari hasil tersebutdapat dilihat
dipisahkan dengan wortel yang bahwa pemasaran wortel melalui
berbentuk kurang mulus dan berukuran saluran I lebih efisien dibandingkan
kecil. Disini juga dipisahkan wortel dengan pemasaran wortel melalui
yang luka (lecet) dan patah. Wortel saluran II. Hal ini terjadi karena
yang kurang bagus akan dijual dengan nilai efisiensi pemasaran pada saluran I
harga yang lebih rendah atau dibuang lebih kecil dari nilai efisiensi pemasaran
begitu saja. pada saluran II.

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021


KESIMPULAN
Cahyono B., 2002. Wortel Teknik
Adapun kesimpulan dari penelitian
Budi Daya dan Analisis Usaha
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tani. Kanisius. Yogyakarta.
a. Terdapat dua bentuk saluran
pemasaran wortel di daerah
Darmayati. 2005. Analisis
12 penelitian, yaitu :
Pemasaran Mendong di
1. Saluran I: petani – padagang
Kabupaten Sleman. Skripsi.
pengumpul kecamatan –
Universitas Sebelas Maret.
pedagang perantara luar kota –
Surakarta.
pedagang pengecer – konsumen.
2. Saluran II: petani – pedagang
Dinas Pertanian. 2017. Kecamatan
pengumpul kecamatan –
Simpang Empat. Kabupaten
pedagang kabupaten – pedagang
Karo.
perantara luar kota – pedagang
pengecer – konsumen.
Duryatmo S. 2006. Sayur di Sekitar
b. Keuntungan margin yang tertinggi
Kita. Penebar Swadaya. Jakarta.
terdapat pada saluran pemasaran I
dengan Rp4.880,- karena pada
Ginting P. 2006. Pemasaran Produk
saluran tersebut hanya terdapat tiga
Pertanian,.USU Press. Medan.
lembaga yaitu pedangan
pengumpul kecamatan, pedagang
Kotler, p Amstrong ,G. 2004. Dasar
luar kota dan pedangan pengecer
– Dasar Pemasaran. PT. Indeks
c. Saluran pemasaran yang paling
.Jakarta.
efisien adalah saluran pemasaran I
nilai Ep sebesar 71,6% pada
Kottler p. 1999. Manajemen
saluran tersebut lebih kecil
pemasaran di Indonesia,
dibandingkan dengan nilai Ep pada
Analisis, perencanaan ,
saluran pemasaran wortel II sebesar
implementasi dan pengendalian
81,8%.
.PT. Prenhalindo.Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Limbong, dan Sitorus. 1987.


Asmarantaka, Ratna W. 1999. Analisis Efisiensi Pemasaran
Pemasaran Pertanian Suatu Ubi Jalar Cilembu (Kasus di
Kajian Teoritik dan Empirik. Desa Cilembu, Kecamatan
Jurusan Sosek. Faperta. Institut Pamulihan, Kabupaten
Pertanian Bogor. Badan Pusat Sumedang, Provinsi Jawa
Statistik. 2017. Kecamatan Barat). Skripsi.
Simpang Empat dalam angka. .
BPS.

Jurnal AGRIFO • Vol. 6 • No. 1 • April 2021

Anda mungkin juga menyukai