Anda di halaman 1dari 4

PEMASARAN PRODUK AGRIBISNIS

RESUME JURNAL MINGGU 12

Oleh:
Thoifatul Munawwaroh
J0410221035
D/P2

Penulis Tahun Judul Resume

Siti Khoiriyah, 2022 Model Efisiensi ● Saluran pemasaran kacang hijau di Desa
Siti Alimah, dan Saluran Pemasaran Lampah Kecamatan Kedamean
Adi Budiawan. Kacang Hijau Kabupaten Gresik untuk sampai ke
(Vigna radiata, L.) konsumen:
Jurnal di Desa Lampah 1. Saluran I (Petani - Pengecer -
AGRIWITAS. Kecamatan Konsumen)
Vol 1 No 1. Kedamean 2. Saluran II (Petani - Pedagang
Kabupaten Gresik pengumpul - Pengecer -
https://doi.org/10 Konsumen)
.38156/agriwitas 3. Saluran III (Petani - Pedagang
.v1i01.3 pengumpul kecamatan - Pedagang
pengumpul kabupaten - Pengecer -
Konsumen)
Pola saluran pemasaran di atas terlihat
ketika petani menjual produk kacang hijau
baik kepada pengecer maupun distributor
pengumpul. Hal ini dikarenakan di
kawasan Kedamean belum ada
industri pengolahan kacang yang
besar. Pengolahan kacang hijau biasanya
hanya dilakukan oleh pedagang kecil
seperti ampas kacang hijau, onde-onde,
dan tauge.Pengrajin makanan dan bahan
ini lebih memilih berbelanja di toko
karena kebutuhannya tidak terlalu tinggi.
● Pengecer rata-rata membeli langsung dari
petani pada saat kunjungan. Hal ini
dikarenakan petani tidak membutuhkan
tenaga dan biaya untuk menjual kacang
hijau. Seperti terlihat pada Pola I,
pengecer yang membeli kacang hijau
langsung dari petani adalah pengecer
yang menjual kacang hijau di pasar
tingkat kecamatan dekat sentra produksi
desa. Dalam pola Saluran Pemasaran
II, petani menjual kacang hijau ke
pengepul tingkat desa dan kemudian ke
pengecer tingkat kabupaten atau provinsi.
● Pada pola saluran pemasaran ketiga,
pengepul desa membeli kacang hijau dari
petani dan menjualnya ke pengumpul
kecamatan kemudian pengumpul
kabupaten di berbagai kabupaten/provinsi
seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan,
Mojokerto dan Semarang. Pola saluran
distribusi II dan III terdapat
perbedaan. Artinya, pada pola saluran
distribusi II, pengepul di desa-desa
tersebut merupakan pemasok langsung
pengecer di tingkat kabupaten tanpa
melalui pengumpul kabupaten, tetapi
pada pola distribusi ketiga, kacang
hijau lewat terlebih dahulu. Mereka
terlebih dahulu mengirimkan pengumpul
ke pengecer di tingkat kabupaten.
Perbedaan pola saluran pemasaran ini
mengakibatkan perbedaan tingkat harga
dan margin pemasaran untuk
masing-masing pelaku. Semakin lama
atau lebih banyak agen pemasaran yang
terlibat dalam proses pemasaran, semakin
tinggi margin dan keuntungan
keseluruhan dari agen pemasaran, dan
sebaliknya.
● Analisis efisiensi pemasaran kacang hijau
yang paling efisien adalah Pola Saluran
Pemasaran I. Pola Saluran Pemasaran I
direkomendasikan untuk petani->pengecer
(tingkat kecamatan)->Kabupaten Gresik,
Kecamatan Kedamean, dan produsen
kacang hijau di Desa Lempa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai saham petani
yang diperoleh dari analisis tersebut.
Dengan kata lain 64,29% pola saluran
pemasaran I dan nilai margin
pemasaran saluran I adalah Rp. Pada
5.000.00, efisiensi pemasaran Pola
Saluran Pemasaran I adalah 3,18%.

Heldmy I. Hadjo 2019 ANALISIS ● Pedagang pengumpul adalah pedagang


Baru, Nyoman PEMASARAN yang membeli kacang yang sudah dipetik
Sirma, dan KACANG tanpa dipisahkan dari kulitnya. Pedagang
Paulus Un. TANAH DI DESA ini melakukan transaksi di kebun atau di
KUANEUM rumah petani. Dalam hal ini, petani tidak
file:///C:/Users/u KECAMATAN menanggung biaya apapun karena petani
ser/Downloads/1 KUPANG BARAT tidak melakukan sortasi dan pengemasan,
335-Research%2 KABUPATEN seluruh biaya ditanggung oleh pedagang.
0Results-2429-1 KUPANG Pada saat pedagang pengumpul membeli
-10-20190806.pd kacang tanah kepada petani, petani tidak
f menyortir kacang tanah, sehingga harga
kacang tanah disamaratakan. Adapun cara
pembayaran yang dilakukan dari
pedagang pengumpul adalah pembayaran
tunai kepada petani.
● Pedagang antar pulau merupakan
pedagang yang membeli kacang tanah
dari pedagang pengumpul, dan
mendistribusikannya kepada konsumen
diluar pulau Timor. Pedagang antar pulau
biasanya membeli kacang tanah tanpa
adanya proses sortasi ataupun perlakuan
lebih lanjut dari pedagang pengumpul.
Pedagang ini juga yang menanggung
biaya pengangkutan dari petani sampai ke
tangannya. Selain itu serta PAP juga
menanggung karung untuk pengemasan
kacang tanah dari petani. PAP memiliki
modal yang cukup besar dan volume
pembelian yang relatif banyak berkisar
antara 5-6 ton kemudian menjual
kacangnya kepada konsumen di Sulawesi.
Pengangkutan kacang tanah ke Sulawesi
menggunakan kapal angkut barang. Biaya
kapal ini ditanggung oleh konsumen di
Sulawesi, sedangkan untuk biaya
karantina dan expedisi ditanggung
seluruhnya oleh PAP.
● Pedagang pengecer adalah pedagang yang
membeli kacang tanah langsung ke petani
produsen dengan sistem pembayarannya
kontan. Dalam hal ini Pedagang pengecer
biasanya hanya memiliki modal yang
kecil, dengan volume pembelian kacang
tanah adalah sebanyak 47 kg. Siklus
penjualan kacang tanah pada pedagang
pengecer relatif lebih lambat
dibandingkan dengan pedagang
pengumpul dan pedagang antar pulau.
Penyebabnya ialah pedagang pengecer
menjual kacang tanahnya secara eceran
kepada konsumen. Pedagang pengecer
pada umumnya menjual kacang tanah
yang dibeli dari petani di Pasar Oeba.
● Konsumen kacang tanah adalah
orang-orang yang membeli kacang tanah
dengan tujuan konsumsi. Berdasarkan
hasil penelitian, kacang tanah biasanya
dikonsumsi dalam skala rumah tangga,
selain itu ada juga yang membeli untuk
keperluan acara-acara. Untuk yang
dikonsumsi dalam skala rumah tangga
biasanya volume pembelian kecil berkisar
1-10 kg, sedangkan untuk
keperluan-keperluan acara-acara biasanya
volume pembelian relatif besar,
tergantung kebutuhan masing-masing
konsumen.
● Saluran pemasaran yang digunakan petani
kacang tanah di Desa Kuanheum terdapat
dua saluran pemasaran, yaitu :
a. Saluran Pemasaran I: Petani →
Pedagang Pengecer → Konsumen
b. Saluran Pemasaran II: Petani →
Pedagang Pengumpul →
Pedagang antar pulau →
Konsumen
● Pada saluran I memiliki total biaya
pemasaran Rp 889/kg, marjin
pemasarannya Rp. 2.466/kg. Pada saluran
II besarnya total biaya pemasaran Rp.
654/kg, marjin pemasarannya Rp.
5.671/kg. Jika dilihat dari efisiensi secara
ekonomis dari ke dua saluran yang ada di
Desa Kuanheum maka saluran pemasaran
I adalah saluran pemasaran kacang tanah
yang paling efisien karena mempunyai
mempunyai nilai farmer’s share tertinggi
yaitu 0,89% dan efisiensi pemasaran
sebesar 3,79%, dibandingkan dengan
saluran II dengan Farmer’s Share 0,59%
dan efisiensi pemasaran sebesar 4,67%.

Anda mungkin juga menyukai