Anda di halaman 1dari 11

1.

Analisis Saluran Pemasaran


Kegiatan pemasaran ubi jalar di Desa Bandorasa Wetan melibatkan pelaku atau
lembaga pemasaran yang mempunyai saluran pemasaran masing-masing. Keterlibatan
lembaga pemasaran dalam menyalurkan barang karena adanya jarak antara produsen
dengan konsumen. Saluran pemsaran di Desa Bandorasa adalah sebagai berikut:
Saluran I
Petani

Pedagang Pengumpul

Pedagang Besar

Pedagang

Pengecer (Pasar)
Saluran II
Petani

Konsumen
Pedagang Besar

Pedagang Pengecer (Pasar)

Konsumen
Saluran III
Petani

Pedagang Pengumpul

Pedagang Besar

Pabrik

(Konsumen)
Pada saluran I dan III, hasil ubi jalar dijual melalui pedagang pengumpul
kemudian dari pedagang pengumpul, semua hasilnya dijual kepada pedagang besar. Dari
pedagang besar inilah pemasaran ubi jalar pada saluran satu dengan tiga berbeda. Pada
saluran I, pedagang besar menjual ubi jalar kepada pedagang pengecer di Pasar Cikarang
dan Pasar Induk Kramat Jati, sedangkan pada saluran III, pedagang besar menjual ubi
jalarnya ke pabrik. Dalam hal ini, pabrik dianggap sebagai konsumen akhir. Pada saluran
II, petani langsung menjual ubi jalarnya kepada padagang besar. Kemudian dari pedagang
besar ubi jalar dijual kepada pedagang pengecer sama seperti pada saluran satu.
A. Peran dan Fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam fungsi pertukaran,
fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran ubi jalar
di Desa Bandorasa mempunyai fungsi pemasaran yang berbeda-beda. Perincian

pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran pada setiap lembaga pemasaran dapat dilihat pada
Tabel
Lembaga Pemasaran
Petani

Fungsi Pemasaran
Fungsi pertukaran
Fungsi fisik

Aktifitas
Penjualan
Pengumpulan dan

Fungsi pertukaran
Fungsi Fisik

pengangkutan
Pembelian dan penjualan
Pengumpulan dan

Fungsi Fasilitas

pengangkutan
Pembiayaan dan informasi

Fungsi pertuukaran
Fungsi Fisik

pasar
Pembelian dan penjualan
Pengumpulan dan

Fungsi Fasilitas

pengangkutan
Penanggungan resiko,

Pedagang Pengumpul

Pedagang besar

sortasi, pembiayaan

Pedagang Pengecer

Fungsi pertuukaran
Fungsi Fisik

dan informasi pasar


Pembelian dan penjualan
Pengumpulan dan

Fungsi Fasilitas

pengangkutan
Penanggungan resiko,
sortasi, pembiayaan
dan informasi pasar

a. Petani
Petani yang langsung menjual ubi jalarnya ke pedagang
pengumpul 2 (pedagang besar) melakukan penjualannya dengan
sistem borongan. Harga ditentukan secara total berdasarkan
taksiran jumlah umbi yang akan dihasilkan secara keseluruhan.
Fungsi pemasaran yang dilakukan petani adalah fungsi pertukaran
yaitu penjualan dan fungsi fisik yang berupa pengumpulan dan
pengangkutan.

b. Pedagang Pengumpul 1
Pengumpul 1 merupakan pedagang yang melakukan pembelian langsung dari
petani. Transaksi yang dilakukan pedagang pengumpul dengan petani dilakukan di
kebun petani dengan sistem bukti. Harga ditentukan secara tawarmenawar dan petani
akan menerima harga yang tidak akan jauh berbeda dengan petani lain berdasarkan
informasi harga pasar yang dibawa oleh pengumpul. Sistem pembayaran pengumpul
dilakukan secara tunai atau tunda sampai ubi jalarnya terjual. Kegiatan yang
dilakukan oleh pengumpul adalah mengumpulkan dan melakukan pengangkutan ubi
jalar dari kebun petani ke jalan raya sehingga dapat lebih mudah dijual ke pengumpul
2 (pedagang besar). Tanpa ada penyimpanan, ubi jalar yang sudah diangkut dari
kebun langsung dijual ke pengumpul 2.
c. Pedagang Pengumpul 2 (pedagang besar)
Padagang pengumpul 2 merupakan pedagang yang melakukan
pembelian ubi jalar dari pengumpul 1. Pedagang pengumpul 2 tidak
hanya menerima ubi jalar dari pengumpul 1 dilokasi penelitian saja
tetapi dari daerah lain juga. Pedagang pengumpul 2 juga kadangkadang menerima penjualan langsung ubi jalar dari petani dengan
syarat ubi jalar yang dijualnya sudah diangkut ke jalan raya. Dari
pengumpul 2 ini, petani mendapatkan informasi pasar ubi jalar.
Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pengumpul 2 adalah tunai.
Kegiatan penyortiran dilakukan oleh pengumpul 2. Penyortiran
yang dilakukan berupa pemisahan ubi jalar antara yang berukuran
besar dan kecil. Selain itu, penyortiran juga dilakukan untuk
memisahkan ubi jalar yang terkena penyakit lanas. Setelah
dilakukan penyortiran, ubi jalar tersebut dimasukkan ke karung

kemudian dijual ke pedagang pengecer di Pasar. Harga ditentukan


berdasarkan kesepakatan antara pengumpul 2 dengan pedagang
pengecer yang menyandarkan pada harga pasar. Selain
penyortiran, pengumpul 2 juga melakukan kegiatan penyimpanan.
Penyimpanan yang dilakukan oleh pengumpul 2 hanyalah berupa
waktu tunggu antara proses pembelian dan penjualan yang
biasanya hanya satu hari.
d. Pedagang Pengecer
Kegiatan yang dilakukan pedagang pengecer tidak hanya
meliputi pembelian saja melainkan kegiatan penjualan juga. Ubi
jalar tersebut langsung di jual ke konsumen. Konsumen mendatangi
langsung ke tempat pedagang pengecer yaitu di Pasar Cikarang dan
Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang pengecer menerima ubi jalar
dalam bentuk karungan, sehingga harus dilakukan penyortiran
untuk memisahkan ubi jalar yang besar dengan yang kecil. Selain
itu, pedagang pengecer juga melakukan kegiatan penyimpanan.
Kegiatan ini biasanya merupakan waktu tunggu antara proses
pembelian dan penjualan.
B. Struktur Pasar (Market Structure)
Struktur pasar dapat diidentifikasi dengan melihat jumlah
lembaga pemasaran, kebebasan untuk keluar masuk pasar pada setiap
pelaku pasar, sifat produk yang diperjualbelikan dan informasi pasar
yang diperoleh. Uraian mengenai struktur pasar yang dihadapi oleh
para pelaku pasar dalam pemasaran ubi jalar di Desa Bandorasa
adalah sebagai berikut :

a. Petani
Struktur pasar yang dihadapi oleh petani ubi jalar di Desa Bandorasa Kulon
cenderung mengarah ke pasar oligopsoni. Hal ini dikarenakan jumlah petani yang
lebih banyak dibandingkan jumlah pedagang pengumpul maupun pedagang besar.
petani hanya bertindak sebagai price taker akibat posisi tawar yang lemah walaupun
dalam proses transaksi dilakukan secara tawarmenawar. Informasi pasar diperoleh
dari sesama petani, padagang pengumpul maupun dari pedagang besar. Komoditi
yang diperjualbelikan bersifat homogen yaitu ubi jalar varietas AC.
b. Pedagang Pengumpul
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengumpul 1 di Desa
Bandorasa Kulon mengarah ke bentuk pasar oligopsoni. Hal ini
dapat dilihat dari lebih jumlah penjual yang lebih banyak dari
pembeli. Hambatan masuk bagi pedagang pengumpul terletak pada
modal yang digunakan untuk membeli ubi jalar dari petani. Komoditi
yang diperjualbelikan bersifat homogen yaitu ubi jalar varietas AC.
Proses penentuan harga didasarkan pada proses tawar-menawar
dengan informasi harga yang diperoleh dari sesame pedagang
pengumpul maupun dari pedagang besar.
c. Pedagang Besar
Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang besar bersifat
oligopoli. Hal ini dicirikan oleh sedikitnya jumlah pedagang besar
sedangkan pedagang pengecer lebih banyak. Hambatan masuk
bagi pedagang besar terletak pada modal yang digunakan untuk
membeli ubi jalar dari pedagang pengumpul maupun petani. Proses
penentuan harga antara pedagang pengumpul 2 dengan pedagang

pengecer dilakukan secara tawar-menawar berdasarkan informasi


harga yang terjadi dipasar. Komoditi yang diperjualbelikan bersifat
homogen yaitu ubi jalar varietas AC.
C. Perilaku Pasar (Market Conduct)
Perilaku pasar dapat diketahui dengan mengamati praktek
pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh masing-masing lembaga
pemasaran, sistem penentuan dan pembayaran harga serta kerjasama
diantara berbagai lembaga pemasaran. Uraian mengenai perilaku
pasar yang dilakukan oleh lembaga pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelian dan Penjualan
Dalam pemasaran ubi jalar, setiap lembaga pemasaran melakukan kegiatan
pembelian dan penjualan kecuali petani yang hanya melakukan kegiatan penjualan
saja. Kegiatan pembelian ubi jalar oleh pengumpul dari petani dilakukan dengan
sistem langganan, dimana setiap petani mempunyai langganan masing-masing
pengumpul untuk memasarkan ubi jalar tersebut. Sistem pembayaran yang dilakukan
oleh setiap lembaga pemasaran adalah tunai atau tunda. Penundaan
pembayaran dilakukan sampai ubi jalar tersebut terjual.
b. Sistem Penentuan Harga
Pada pemasaran ubi jalar ini, posisi petani adalah sebagai penerima harga.
Informasi harga dari pasar biasanya dibawa oleh pedagang pengumpul maupun
pedagang besar ke petani pada saat melakukan pembelian ubi jalar. Meskipun terjadi
tawar-menawar, penentuan harga ubi jalar tetap ditentukan oleh pedagang pengumpul
dan pedagang besar sedangkan petani hanya sebagai penerima harga.
Proses penentuan harga antara pedagang pengumpul dengan pedagang besar
lebih banyak dipengaruhi oleh adanya kesepakatan bersama, tergantung pada kondisi
harga ubi jalar yang terjadi di pasar. Biasanya pedagang besar menetapkan harga
berdasarkan banyaknya permintaan dari pedagang pengecer. Proses penentuan harga

antara pedagang besar dengan pedagang pengecer juga lebih banyak dipengaruhi oleh
adanya kesepakatan bersama. Penetapan harga diantara keduanya biasanya
dipengaruhi oleh permintaan konsumen terhadap ubi jalar serta biaya transportasi
yang harus dikeluarkan pedagang besar untuk mengangkut ubi jalar ke pedagang
pengecer di Pasar.
2. Analisis Margin Pemasaran
Marjin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar
konsumen dengan harga yang diterima produsen yang diperoleh
dengan satuan Rp/kg.
lembaga tataniaga
I

saluran
II

III

Pedagang Pengumpul
Harga Beli
1800
Harga Jual
2300
margin
500
Pedagang Besar
Harga Beli
2300
2300
Harga Jual
2900
2900
margin
600
600
Pedagang Pengecer
Harga Beli
2900
2900
Harga Jual
3600
3600
margin
700
700
harga konsumen (harga beli)
3500
3500
Total
Harga Beli
7000
5200
Harga Jual
8800
6500
margin
1800
1300
Berdasarkan ketiga saluran pemasaran diatas, marjin pemasaran

1700
2300
600
2300
2700
400

2700
4000
5000
1000

terkecil terjadi pada saluran tiga, yaitu sebesar Rp 1000/kg kemudian


saluran dua sebesar Rp 1.300/kg dan marjin pemasaran terbesar terjadi
pada saluran satu, yaitu Rp 1.800/kg. Marjin pemasaran pada saluran tiga

menjadi lebih kecil daripada saluran satu dikarenakan pada saluran tiga
pedagang besar langsung menjual ubi jalar ke konsumen akhir sedangkan
pada saluran satu pedagang pengumpul 2 menjual ubi jalar dulu ke
pedagang pengecer kemudian dari pengecer baru dijual ke konsumen.
3. Analisis Farmers Share
Farmers share digunakan untuk membandingkan harga yang dibayarkan konsumen akhir
dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Farmers share berhubungan negatif dengan marjin
pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian yang diterima petani semakin
rendah.
Saluran tataniaga
I
II
III

Pf (Rp/kg)

Pr(Rp/kg
Fs
1800
3800
1800
3500
1800
2800

47%
51%
64%

Bagian terbesar yang diterima petani adalah pada saluran pemasaran


tiga yaitu sebesar 64% persen, sedangkan bagian terkecil yang diterima
petani adalah pada saluran satu yaitu 51% persen. Dari ketiga saluran
pemasaran tersebut, dapat diketahui bahwa saluran tiga merupakan saluran
pemasaran yang paling menguntungkan bagi petani.
4. Rasio Keuntungan terhadap Biaya
lembaga tataniaga
Pedagang Pengumpul
Ci
i
Rasio i/Ci
Pedagang Besar
Ci
i

saluran
II

I
339.8
1700.2
5.003531489
278.9
721.5

III
326.47
1700
5.20721659

278.9
221.61

Rasio i/Ci
Pedagang Pengecer
Ci
i
Rasio i/Ci
Total
Ci
i
Rasio i/Ci

2.586948727

0.794585873

924.1
560.06
0.60605995

820
190
0.231707317

479.24
2700
5.633920374

1542.8
2981.76
8.196540166

1098.9
411.61
1.02629319

805.71
4400
10.84113696

Saluran pemasaran ubi jalar yang paling menguntungkan di Desa Bandorasa Kulon jika
dilihat dari perhitungan marjin pemasaran yaitu saluran pemasaran tiga karena memiliki marjin
pemasaran terkecil yaitu sebesar Rp 1000/kg. Farmers share tertinggi pada pemasaran ubi jalar
juga terdapat pada saluran tiga yaitu sebesar 64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa saluran
pemasaran tiga dalam proses pemasaran ubi jalar di Desa Bandorasa Kulon merupakan saluran
pemasaran yang paling menguntungkan dan juga memberikan bagian terbesar yang diterima
petani ubi jalar.
5. Analisis Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem tataniaga yang ada telah memberikan
kepuasan kepada pelaku-pelaku tataniaga yang terlibat mulai dari petani sampai konsumen akhir.
Saluran tataniaga dengan marjin pemasaran yang paling kecil maka farmers share yang diperoleh
adalah yang paling besar. Sedangkan nilai rasio keuntungan terhadap biaya akan semakin kecil
jika semakin banyak tataniaga yang terlibat nilai efisiensi tataniaga dapat dilihat pada table :
saluran
tataniaga
I
II
III

Margin
Pemasaran

Farmers
share
1800
1300
1000

R/C
47
51
64

8.1965
1.0262
10.841

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan saluran pemasaran yang relatif lebih efisien
adalah saluran pemasaran III karena Farmers share > dari marjin pemasaran (FS>MP)
6. Analisis Transmisi Harga
Bulan

Harga rata2 di tingkat petani


(Pf)

januari
febuari
maret
april
mei
juni
juli
agustus
september
oktober
november
desember

3000
3200
3300
3500
3700
4000
4200
4300
4500
3200
3500
4000

Hasil regresi :

Model Summary

Model

1.000a

R Square
.999

a. Predictors: (Constant), Pf, Pf, Pf

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate
.999

16.08694

Harga rata2 di tingkat pengecer


(Pr)
4000
4000
4000
4200
4500
5000
5000
5000
5500
4500
4500
5000

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error

-14485.408

5290.636

Pf

.727

.195

Pf

-2528.158

Pf

4407.223

Coefficients
Beta

Sig.

-2.738

.026

.719

3.729

.006

703.650

-.675

-3.593

.007

123.428

.955

35.707

.000

a. Dependent Variable: LnPr

Ln Pf = Ln -14485,408 + Ln 0,727 Pr
Ln b0 = -14485,408
B1 = 0,727
Hasil analisis elastisitas transmisi harga ubi jalar adalah sebesar nilai koefisien regresi (0,727).
Nilai elastisitas transmisi harga lebih kecil dari satu (Et<1) bersifat inelastis artinya perubahan
harga 1 persen ditingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan 0,727 persen ditingkat petani.
Et < 1 menunjukan keadaan pasar tidak berjalan dengan efisien (pasar persaingan tidak semprna)
(n-k) atau 0,05, (65-2) diperoleh nilai t table sebesar .
Karena nilai t hitung (3,729) > nilai t table (..) maka dapat disimpulkan bahwa variabel Ln Pr
mempunyai pengaruh positif terhadap variabel Ln Pf, maka perubahan harga ditingkat pengecer
mempunyai perubahan yang positif terhadap perubahan harga di tingkat petani.

Anda mungkin juga menyukai