Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

RANTAI PASOK AGROINDUSTRI

ANALISIS RANTAI PASOK AGROINDUSTRI MANGGA ARUM

Oleh :

Emi Kurniawati
NIM: 161720101001

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemasaran dalam pengembangan agroindustri mengalami hambatan akibat
produk pertanian tidak tahan lama disimpan dan mengandung resiko. Salah
satunya adalah komoditas mangga arum. Komoditas mangga arum bersifat
musiman. Hal tersebut disebabkan salah satu sifat pertanian mangga arum adalah
saat panen raya, kuantitas naik, harga turun serta sifat produk yang tidak tahan
lama dapat menimbulkan masalah bagi petani. Petani masih lebih memilih
memasarkan produk buah segar dalam skala besar. Padahal tidak semua produk
segar akan laku terjual di pasar. Dengan demikian penting adanya peranan suatu
agroindustri untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan waktu penerimaan
yang pendek untuk kondisi persaingan saat ini.
Dengan adanya pengolahan buah mangga arum menjadi berbagai produk
olahan dapat dikembangkan untuk melihat nilai tambah pada komoditas mangga
arum dan meningkatkan pendapatan khususnya petani di sentra produksi mangga
arum. Bahan baku yang berasal dari mangga arum kualitas rendah yang masih
baik bisa menghasilkan pendapatan agroindustri mangga arum dalam sekali
proses produksi sehingga menunjukkan bahwa terdapat nilai positif yang dapat
diperoleh per satuan bahan baku untuk menghasilkan produk olahan mangga
arum.
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi operasi mangga arum dengan
integrasi pemasaran dan manufaktur adalah manajemen rantai pasok (Supply
Chain Management). Marimin et al (2013), manajemen rantai pasok adalah
serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok,
pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainya secara efisien. Dalam hal ini,
sistem informasi juga harus mampu mengkoordinasikan anggota yang terlibat
dalam rantai pasok agroindustri mangga arum secara keseluruhan. Tujuan utama
manajemen rantai pasok agroindustri mangga arum yaitu untuk memperkuat
hubungan antara aliran keuangan dengan pemasok dan saluran pemasarannya
sehingga efisiensi pemasaran dan nilai tambah produk olahan mangga arum dapat
mendukung meningkatkan kinerja rantai pasok pada agroindustri mangga arum.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui struktur rantai pasokm agroindustri mangga arum.
2. Mengetahui peran anggota rantai pasok agroindustri mangga arum.
3. Mengetahui mekanisme hubungan antar anggota rantai pasok agroindustri
mangga arum.
4. Mengetahui nilai tambah rantai pasok agroindustri mangga arum.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Struktur Rantai Pasok Agroindustri Mangga Arum


Struktur rantai pasok agroindustri mangga arum terdiri dari petani mangga
arum, pedagang pengumpul, agroindustri produk olahan, pedagang pengecer dan
konsumen. Struktur rantai pasok agroindustri mangga arum dapat dilihat pada
gambar 1.

Petani
mangga arum

Pedagang
pengumpul
Agroindustri
produk olahan

Pedagang
pengecer

Konsumen
Gambar 1. Struktur rantai pasok agroindustri mangga arum
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa terdapat empat pola mata rantai
pasok agroindustri mangga arum. Empat pola rantai pasok agroindustri mangga
arum, yaitu:
1. Pola rantai pasokan 1: Petani Pedagang pengumpul Agroindustri
Pedagang PengecerKonsumen
2. Pola rantai pasokan 2: PetaniPedagang pengumpul Agroindustri
Konsumen
3. Pola rantai pasokan: PetaniAgroindustriPedagang PengecerKonsumen
4. Pola rantai pasokan 4: PetaniAgroindustriKonsumen
Setiap kegiatan mata rantai ini saling terkait dan berhubungan satu dengan lainnya
agar setiap mekanisme rantai pasok yang dilalui seperti aliran produk, aliran
keuangan dan aliran informasi dapat terintegrasi dengan baik.

2.2 Peran Anggota Rantai Pasok Agroindustri Mangga Arum


Peran anggota rantai pasok agroindustri mangga arum diperlukan untuk
memperjelas tugas pokok dan fungsinya. Peran masing-masing anggota yang
terlibat dalam rantai pasok agroindustri mangga arum adalah sebagai berikut:
a. Petani
Petani mangga arum merupakan pelaku dalam rantai pasok agroindustri
mangga arum yang berperan melakukan kegiatan budidaya mangga arum,
mulai dari pembibitan mangga arum, pemeliharaan, pemupukan dan
pemanenan.
b. Pedagang pengumpul
Pedangan pengumpul yaitu pelaku dalam rantai pasok agroindustri mangga
arum yang berperan melakukan kegiatan membeli dan mengumpulkan
mangga arum dari petani. Pengumpul ini adalah perantara pemasaran dan
informasi antara petani dan agroindustri.
c. Agroindustri
Agroindustri adalah pelaku rantai pasok agroindustri mangga arum yang
berperan untuk membeli dan mengolah mangga arum menjadi berbagai
produk olahan misalnya keripik, dodol, sirup dan sari buah.
d. Pedagang pengecer
Pedagang pengecer berperan memasarkan produk olahan dari agroindustri
untuk dipasarkan langsung ke konsumen.
e. Konsumen
Konsumen adalah salah satu pelaku rantai pasok agroindustri yang berperan
dalam pembelian mangga arum dari petani, pengecer maupun produk olahan
dari agroindustri.

2.3 Mekanisme Hubungan Antar Anggota Rantai Pasok Agroindustri


Mangga Arum
Mekanisme rantai pasok pada agroindustri olahan mangga arum terdiri dari
aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan yang dilihat mulai dari
supplier hingga konsumen. Mekanisme hubungan antar anggota rantai pasok
dapat dilihat pada gambar 2.

Petani Pedagang Agroindustri Pengecer Konsumen


mangga arum pengumpul mangga arum

Keterangan:
= aliran produk
= aliran keuangan
= aliran informasi
Gambar 2. Mekanisme hubungan antar anggota rantai pasok agroindustri mangga
arum

1. Aliran Produk
Aliran produk merupakan pergerakan suatu barang dan jasa dari hulu hingga
hilir dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen mulai dari perencanaan
hingga pengendalian. Aliran produk olahan mangga arum diawali dengan
pemesanan bahan baku oleh agroindustri kepada supplier yaitu petani atau
pedagang pengumpul. Agroindustri tidak hanya memilih satu pemasok untuk
penyedia bahan baku. Hal ini dikarenakan agroindustri membutuhkan kestabilan
harga bahan baku saat melakukan proses produksi. Setelah produk siap
dipasarkan, agroindustri akan mendistribusikan pada pedagang pengecer maupun
konsumen langsung.

2. Aliran Keuangan
Aliran keuangan merupakan perpindahan uang dari mata rantai konsumen
hingga ke bagian hulu yakni petani atau pedagang pengumpul sebagai produsen.
Aliran keuangan pada produk olahan mangga arum tidak akan berjalan tanpa
adanya permintaan dari konsumen. Aliran keuangan ini dimulai dari konsumen
yang bersedia membayar untuk produk olahan mangga arum secara tunai.
Pembayaran secara tunai dilakukan oleh konsumen ketika produk olahan mangga
arum sudah jadi dan telah dikemas. Pembayaran juga dilakukan dari konsumen ke
pedagang retail/pengecer. Hasil penjualan produk yang dibayar oleh konsumen
untuk menutupi biaya tenaga kerja dan biaya pendukung pembuatan produksi
produk olahan mangga serta tentunya untuk membayarkan bahan baku ke petani.

3. Aliran Informasi
Aliran informasi adalah perpindahan informasi dua arah baik dari hulu ke
hilir maupun dari hilir ke hulu. Informasi yang mengalir berkaitan dengan
persediaan bahan baku mangga sesuai varietas dan tingkat kematangan, jumlah
permintaan dari konsumen dan agroindustri, harga bahan baku dan harga produk
olahan mangga maupun informasi terkait peraturan perdagangan. Aliran informasi
dibagi menjadi dua yaitu aliran informasi secara vertikal dan secara horisontal.
Aliran informasi secara vertikal pada manajemen rantai pasok agroindustri
mangga arum dimulai dari konsumen ke pedagang pengecer dan diteruskan ke
agroindustri. Agroindustri mangga arum sudah memiliki sasaran konsumen
masing-masing. Konsumen akan memberikan informasi timbal balik mengenai
kritik dan saran membangun ke agroindustri langsung atau melalui pedagang
pengecer. Agroindustri juga sudah melakukan lobi dan kerjasama untuk
mendistribusikan produk olahannya sesuai kesepakatan harga dan balas jasa di
awal sehingga pihak yang terlibat kerjasama tidak ada yang merasa dirugikan.
Selanjutnya informasi dari agroindustri ke petani. Setelah adanya permintaan dari
konsumen sesuai jumlah yang diminta, agroindustri meneruskan informasi kepada
petani. Petani maupun pedagang pengumpul meneruskan informasi untuk
mencarikan buah mangga sesuai kriteria yang diminta baik dari segi varietas
mangga arum dan harga buah yang menunjang. Permintaan buah mangga arum
menyesuaikan kebutuhan produksi dan persediaan di gudang mangga arum.
Aliran informasi secara horisontal pada manajemen rantai pasok
agroindustri mangga arum adalah antar sesama konsumen. Pihak yang paling
berperan dalam memberikan informasi pada agroindustri adalah konsumen.
Konsumen yang sudah pernah membeli produk olahan mangga arum akan
menyebarkan informasi ke sesama konsumen agar turut tertarik untuk membeli.
Dasar ketertarikan pembeli adalah untuk dibuat souvenir dan oleh-oleh kepada
keluarganya yang berada di luar kota.

2.4 Analisis Nilai Tambah Ratai Pasok Agroindustri


Sifat dari komoditi mangga arum tidak lepas dari hasil panen yang mudah
rusak dan tidak tahan lama sehingga perlu ada pengolahan lebih lanjut untuk
membuat suatu produk menjadi lebih tahan lama bila disimpan. Nilai tambah
dalam agroindustri olahan mangga arum diperoleh dari pengolahan buah mangga
arum segar menjadi produk seperti dodol mangga, sirup mangga, keripik mangga,
dan sari buah dalam kemasan siap konsumsi akan dapat menaikkan nilai produk
(olahan) tersebut, dibandingkan jika buah mangga diproduksi dan dijual dalam
bentuk buah segar. Nilai tambah pada produk olahan mangga arum dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai tambah produk olahan mangga arum
Output, Input, Keripik Dodol Sirup Sari buah
Harga Mangga Mangga Mangga Mangga
1 Output
(kg/siklus) 52.43 12.69 12.15 23.8

2 Bahan
baku(kg/siklus) 136.00 8.33 5.00 10.00

3 TK langsung
(jam/siklus) 17.67 9.67 7.00 7.00

4 Faktor
konversi 0.39 1.52 2.43 2.38
5 Koef 0.13 1.16 1.4 0.7
TK(jam/k
g)

Harga Output
6 (Rp/kg) 97913.30 70855.80 19250.00 10000.00

langsu
7 UpahTK ng 5166.67 5416.67 5000.00 3000.00
(Rp/j
am)
Penerimaan dan
Keuntungan
Biaya Bahan
8 Baku (Rp/kg) 1833.33 3333.33 15000.00 3000.00
Biaya Input lain
9 (Rp/kg)
Biaya Bahan
Penunjang 5693.59 13038.10 9100.00 5453.50
Biaya
Pengemasan 2274.49 20388.80 12000.00 1800.00
Biaya Bahan
Bakar 681.06 706.45 1500.00 150.00
Biaya
Trasnportasi 371.62 1702.70 4000.00 1500.00
Biaya
Penyusuta
n 452.63 5118.02 7563.10 3642.00
Intermedi
10 ate cost 11306.70 44287.60 35663.10 15545.50
11 Nilai Output 37747.00 107942.00 46777.50 23800.00
(Rp/kg)

Nilai Tambah
12 (Rp/kg) 26440.30 63654.80 11114.40 8254.40
Rasio Nilai
Tambah (%) 70.05 58.97 23.76 34.68

13 Pend.TK 671.29 6288.02 7000.00 2100.00


langsung (Rp/kg)
Pangsa 2.54 9.88 14.96 8.82
TK (%)

Keuntungan
14 (Rp/kg) 25769.00 57366.80 4114.40 6154.40
Tingkat 68.27 53.15 8.80 25.80
Keuntungan (%)

Pada tabel 1, nilai output yang diperoleh agroindustri mangga arum dan
hasil perkalian faktor konversi dengan harga output per satuan Rp/kg bahan baku.
Produk olahan keripik mangga memiliki nilai penyusutan tertinggi karena pada
proses penggorangan menyerap kadar air daging buah mangga arum. Nilai output
diperoleh dari perkalian harga output dengan penyusutan buah. Nilai output
terbesar pada produk dodol mangga yaitu sebesar Rp. 107.942,47.
Menurut kriteria pengujian Hubeis dalam Hermawatie (1998) dalam
Maulidah dan Kusumawardani (2011), rasio nilai tambah rendah apabila memiliki
persentase <15%, sedang apabila memiliki persentase 15%-40% dan tinggi
apabila memiliki persentase >40%. Nilai tambah ini sendiri diperoleh dari selisih
antara nilai output dengan biaya penunjang lainnya seperti biaya pembelian bahan
baku dan intermediate cost. Rasio nilai tambah diperoleh dari persentase nilai
tambah dibagi dengan nilai output. Nilai tambah terbesar pada agroindustri dodol
mangga yakni senilai Rp. 63.654,86/kg input dengan rasio nilai tambah 58,97%
kemudian disusul nilai tambah terbesar lainnya pada agroindustri keripik mangga
yakni sebesar Rp. 26.440,31 dengan rasio nilai tambah 70,05%. Nilai tambah
terkecil dimiliki agroindustri yang membuat sari buah mangga yakni Rp.8.254,43
dengan rasio nilai tambah 34,68%, hal ini dikarenakan harga jual per kemasan
hanya Rp. 1.000. Besar kecilnya nilai tambah disebabkan faktor biaya penunjang
dan harga output yang dikeluarkan oleh agroindustri sebagai biaya korbanan.
BAB 3. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Struktur rantai pasok agroindustri mangga arum terdiri dari petani mangga
arum, pedagang pengumpul, agroindustri produk olahan, pengecer dan
konsumen.
2. Anggota yang terlibat dalam rantai pasok agroindustri mangga arum masing-
masing mempunyai peran sebagai berikut:
a. Petani berperan melakukan kegiatan budidaya mangga arum, mulai dari
pembibitan mangga arum, pemeliharaan, pemupukan dan pemanenan.
b. Pedagang pengumpul berperan melakukan kegiatan membeli dan
mengumpulkan mangga arum dari petani.
c. Agroindustri berperan membeli dan mengolah mangga arum menjadi
berbagai produk olahan.
d. Pengecer berperan memasarkan produk olahan dari agroindustri untuk
dipasarkan langsung ke konsumen.
e. Konsumen berperan membeli mangga arum dari petani, pengecer maupun
produk olahan dari agroindustri.
3. Mekanisme hubungan antar anggota rantai pasok agroindustri mangga arum
meliputi aliran produk dari petani hingga konsumen, aliran keuangan dari
konsumen hingga ke petani dan aliran informasi dari konsumen ke konsumen.
4. Nilai tambah dalam agroindustri olahan mangga arum diperoleh dari
pengolahan buah mangga arum segar menjadi produk seperti dodol mangga,
sirup mangga, keripik mangga, dan sari buah dalam kemasan siap konsumsi
akan dapat menaikkan nilai produk (olahan) tersebut. Nilai tambah terbesar
pada agroindustri dodol mangga yakni senilai Rp. 63.654,86/kg input dengan
rasio nilai tambah 58,97% kemudian disusul nilai tambah terbesar lainnya
pada agroindustri keripik mangga yakni sebesar Rp. 26.440,31 dengan rasio
nilai tambah 70,05%. Nilai tambah terkecil dimiliki agroindustri yang
membuat sari buah mangga yakni Rp.8.254,43 dengan rasio nilai tambah
34,68%.

DAFTAR PUSTAKA
Anitasari S., Sunartomo, A. F., Ridjal, J.A. 2014. Manajemen Rantai Pasokan
Produk Olahan Mangga di Kabupaten Situbondo. Berkala Ilmiah
Pertanian 1(1): xx-xx

Hermawatie. 1998. Agroindustri Tempe dan Peran Koperasi dalam


Pengembangan Agroindustri. Sosial Ekonomi Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang.

Marimin et al. 2013. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria


Majemuk dalam Manajemen Rantai Pasok. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai