Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IIS SAWITRI

NIM : H0819066
KELAS : Tataniaga Pertanian B

UTS REVIEW JURNAL


Judul jurnal : Supply chain coordination of fresh agricultural product based on
consumer behavior
Arti judul : Koordinasi rantai pasokan produk pertanian segar berdasarkan perilaku
konsumen
Tahun : 2020
Penulis : Bo Yan , Xiaoxu Chen, Congyan Cai, Shiyan Guan
Publikasi : Computers & Operation Research, Sekolah Ekonomi dan Perdagangan
Universitas Teknologi Cina Selatan, Guangzhou, Cina
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305054820301556
Diakses : 14/04/2020
 Latar Belakang :
Efisiensi peredaran rantai pasok produk pertanian segar sangat
dipengaruhi oleh daya beli konsumen akhir. Produk pertanian segar termasuk
sayuran, buah-buahan, daging, dan produk air yang mudah busuk karena siklus
hidup yang pendek. Produk pertanian segar yang mudah rusak meningkatkan
kesulitan manajemen rantai pasokan produk pertanian segar. Oleh karena itu,
banyak peneliti yang memperhatikan manajemen rantai pasok produk pertanian
segar. Kesulitan dalam manajemen rantai pasokan produk pertanian segar,
membuat pelaku rantai pasok mengambil keputusan yang terdesentralisasi.
Pengecer membuat pesanan untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri
dan dengan demikian gagal mengoptimalkan seluruh rantai pasokan. Perilaku
pengambilan keputusan konsumen ada tiga kategori: strategis, rabun, dan berburu
barang murah, mempelajari dampak berbagai jenis perilaku konsumen terhadap
kinerja rantai pasokan, dan menentukan bahwa keberadaan konsumen strategis
menurunkan kinerja rantai pasokan. Perilaku strategis konsumen terkait dengan
kesegaran produk. Kesegaran produk pertanian semakin berkurang seiring waktu.
Konsumen strategis mempertimbangkan surplus mereka dari membeli produk
dengan harga penuh dan surplus mereka dari membeli produk yang dijual. Penulis
mempelajari perilaku konsumen strategis dalam rantai pasokan produk pertanian
segar, dan mempertimbangkan hubungannya.
 Tujuan :
Mengetahui Koordinasi rantai pasokan produk pertanian segar
berdasarkan perilaku konsumen
 Deskripsi Model dan Asumsi
Metode untuk mengkoordinasikan rantai pasokan produk pertanian segar
dengan pertimbangan perilaku strategis konsumen. Pertama, dengan
mempertimbangkan karakteristik rantai pasok produk pertanian segar, maka
disediakan fungsi utilitas konsumen. Kedua, di bawah rantai terpusat, penelitian
ini berfokus pada dampak perilaku konsumen pada pengambilan keputusan rantai
pasokan, mengukur perilaku strategis konsumen strategis sebagai koefisien
penghindaran risiko, dan menganalisis dampak risiko konsumen pada
pengambilan keputusan rantai pasokan. Ketiga, dua kontrak koordinasi
berdasarkan bagi hasil dan harga grosir dirancang untuk pengambilan keputusan
yang terdesentralisasi dalam rantai pasokan produk pertanian segar. Terakhir,
melalui analisis numerik, dilakukan analisis sensitivitas beberapa parameter kunci
dalam model.
 Pembahasan
Pembahasan pertama dalam jurnal ini mengenai model newsvendor dua
periode dengan pelanggan strategis, meliputi rantai pasokan produk pertanian
segar di bawah keputusan terpusat serta rantai pasokan produk pertanian segar di
bawah kontrak bagi hasil. Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai rantai pasokan
produk pertanian segar di bawah kontrak harga grosir. Kontrak harga grosir
berarti produsen dapat membujuk pengecer untuk meningkatkan
kuantitas pesanan dengan mengorbankan harga grosir, sehingga
keputusan pesanan dan keputusan penetapan harga dapat mencapai
tingkat keputusan terpusat. Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai
analisis numerik di bawah keputusan terpusat serta analisis
numerik di bawah kontrak Bagi Hasil.

 Kesimpulan :
Makalah ini mempelajari dampak perilaku konsumen strategis
pada rantai pasokan produk pertanian segar. Produk pertanian
segar biasanya mengalami beberapa kali pemotongan harga dalam
siklus hidupnya yang relatif singkat. Untuk mengatasi masalah
ini, kami mengembangkan model newsvendor dua periode dengan
mempertimbangkan koefisien preferensi risiko konsumen. Kesimpulan
berikut bisa ditarik.
(1) Semakin besar koefisien penghindaran risiko dari konsep
strategis sumers, semakin rendah harga jual, dan semakin kecil
kuantitas pesanan yang optimal.
(2) Dalam rantai pasokan yang terdesentralisasi, di bawah
koordinasi Pada kontrak harga grosir, kuantitas pemesanan optimal
dari pengecer berkurang seiring dengan kenaikan harga grosir.
(3) Dalam rantai pasokan yang terdesentralisasi, di bawah
koordinasi Pada kontrak bagi hasil, kuantitas pesanan pengecer
yang optimal menurun dengan meningkatnya rasio harga grosir
terhadap faktor bagi hasil.
(4) Ketika penghindaran risiko sedang, keputusan pengecer
masuk rantai pasokan terdesentralisasi paling dekat dengan rantai
pasokan terpusat.

Anda mungkin juga menyukai