Anda di halaman 1dari 20

ARTIKEL

Analisis Pcngambilan Keputusan Manajemen Rantai


Pasok Bisnis Komoditi dan Produk Pertanian

Oleh:
Marimin dan Alim Setiawan Slamet

RINGKASAN

Manajemen rantai pasok bisnis komoditi dan produk pertanian berbeda dengan
manajemen rantai pasok bisnis komoditi non-pertanian, karena: (i) komoditi dan produk
pertanian bersifat mudah rusak, (ii) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan
tergantung pada iklim dan musim, (iii) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. (iv) komoditi dan produk pertanian bersifat kamba sehingga produk pertanian
sulit untuk ditangani. Seluruh faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam desain
manajemen rantai pasok komoditi dan produk pertanian guna mendapatkan sistem rantai
pasok yang komprehensif, efektif, efisien. responsifdan berkelanjutan.
Manajemen rantai pasok bisnis komoditi dan produk pertanian bersifat kompleks,
probabilistik dan dinamis. Konsekuensinya, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang sistem manajemen rantai pasok-nya bersifat kompleks yang memeriukan
dukungan analisis pengambitan keputusan yang handal. Beberapa metode analisis
pengambilan keputusan yang dapatdigunakan dalam kajian pengembangan manajemen
rantai pasok komoditas dan produk pertanian antara lain adalah metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) untuk pemilihan komoditas unggulan. analisis deskriptif rantai pasok
dengan pendekatan Asian Productivity Organization (APO), metode Hayami untuk
analisis nilai tambah rantai pasok, metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Supply
Chain Operation Reference (SCOR) serta Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk
analisis pengukuran kinerja manajemen rantai pasok bisnis komoditi dan produk pertanian.
Aplikasi teknik dan metode tersebut serta faktor kunci yang mendukung sukses
penerapannya berhasil divmftkasi dengan baik pada canton kasus penilaian kinerja
rantai pasok sayuran dataran tinggi,

kata kunci: manajemen rantai pasok, pendekatan sistem. analisis keputusan, komoditi
dan produk pertanian, sayuran dataran tinggi.

SUMMARY

The implementation of agncultural products business supply chain management


has a significant difference with the other products in terms of stochastic and dynamic
behavior as a result of some factors such as (i) perishable characteristics (ii) seasonal
for cultivation- growth and harvesting (iii) various shape and size on final yield (iv)
voluminous. These factors should be considered in designing a comprehensive, effective,
efficient, responsive and sustainable agricultural products supply chain management.
As a consequence, the decision making involved is becoming more complex than
common manufacturing application which are pragmatic, deterministic and static.

Vol. 19 No. 2 Juin 2010 PANG AN 169


Some of the decision methods for developing and analysing the agriculture product
supply chain management discussed in this paper include Exponential comparison
method for prospective products selection, Asian Productivity Organization (APO)
approach for agricultural products supply chain management descriptive analysis, Hayami
method for added value analysis Data Envelopment Analysis (DEA), Supply Chain
Operation Reference (SCOR) and Analytic Hierarchy Process (AHP) for agricultural
product supply chain management performance analysis.
The application of those methods and the corresponding key sucess factors in the
implementation have been verified in the case of highland vegetable products supply
chain management.
keywords: supply chain management, performance analysis, decision analysis,
agricultural products, highland vegetables.

I. PENDAHULUAN pengambilan keputusannya. yaitu pendekatan


anajemen rantai pasok (supply chain sistem. Pendekatan sistem dilakukan untuk

management) bisnis komoditi dan produk membangun konsep yang mampu digunakan
pertanian mewakili manajemen keseluruhan untuk menyelidiki dan mendeskripsikan
proses produksi secara keseluruhan dan kompleksitas dinamika hubungan di lingkungan
kegiatan budidaya. papen dan pasca panen, kajiannya, serta mengatur tindakan dan upaya
pengolahan. penyimpanan. distribusi, untuk mengubah siluasi agar lebih membaik
pemasaran, hingga produk yang dimginkan dengan mempertimbangkan risiko yang
sampai ke tangan konsumen. Manajemen mungkin timbul.
rantai pasok bisnis komoditi dan produk Risiko dalam rantai pasok dapat
pertanian berbeda dengan manajemen rantai diakibatkan dari suatu perusahaan dalam rantai
pasok produk manufaktur karena: (i) komoditi pasok, atau keterhubungan antar organisasi
dan produk pertanian bersifat mudah rusak, dalam jaringan pasokan. atau antar jaringan
(ii) proses penanaman. pertumbuhan dan pasokan dan lingkungannya, yang akan
pemanenan tergantung pada ikhm dan musim. menyebabkan kerugian finansial secara
(iii) hasii panen memiliki bentuk dan ukuran menyeluruh atau bahkan mengakibatkan
yang bervariasi, (iv) produk pertanian bersifat berhentinya kegiatan bisnis. Oleh karena itu
kamba sehingga produk pertanian sulit untuk perlu minimisasi. distribusi dan pengendahan
ditangani (Austin. 1992: Brown. 1994). Seluruh risiko rantai pasok (Karningsih dkk.. 2007).
faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam Sistem manajemen rantai pasok relatif
desain manajemen rantai pasok bisnis komoditi sudah berkembang pada bisnis dan industri
dan produk pertanian untuk mendapatkan non-pertanian. namun demikian untuk bisnis
sistem rantai pasok yang efektif, efisien dan komoditi dan produk pertanian masih perlu
responsif. dirumuskan lebih baik. Perumusan Model
Selain lebih kompleks, manajemen rantai Manajemen rantai Pasok Bisnis komoditi
pasok komoditi dan produk pertanian juga Pertanian (Agri-SCM) dan implementasinya
bersifat probabilistik dan dinamis. Selama ini perlu dilakukan secara komplrehensif dan
pendekatan penelilian manajemen rantai pasok efektif. Agri-SCM menjadi lebih sulit karena
secara umum lebih pragmatis. deterministik beberapa sumber ketidakpaslian dan
dan staffs. Karena itu. perlu dilakukan hubungan yang kompleks antara pelaku dalam
pendekatan baru yang komprehensif dalam rantai pasok tersebut. Disamping itu. keputusan
penelitian manajemen rantai pasok dan dalam manajemen rantai pasok, sebagai misal:

PANG AN I7(l Vol 19 No 2 Jimi 2010


disain jaringan rantai pasok. optimisasi risiko hingga hilir, yaitu pemasok pabnk, distribusi,
dannilai tambah. penyeimbangan risiko dan ritel dan konsumen akhir. Hal ini dapat
nilai tambah antar pelaku dalam rantai pasok. diilustrasikan dalam Gambar 1.
pemilihan pemasok. distributor dan peiaku Pengelolaan rantai pasok ini dikenal
penting lainnya, jumlah produksi dan dengan istilah manajemen rantai pasok.
penjadwalan, distribusi dan Iransportasi dan Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan
perencanaan sumberdaya lain yang terkait antara perencanaan, koordinasi dan kendali
dalam rantai pasok bersifat kompleks, seluaih proses dan aktivitas bisnis dalam rantai
probabilistik dan kritis. Oleh karena itu, pasok untuk menghantarkan nilai superior dan
keputusan reaksi terhadap ketidakpastian dan konsumen dengan biaya termurah kepada
vanabilitas mekanisme bisnis dalam rantai pelanggan. Rantai pasok lebih ditekankan
pasok perlu dilakukan secara efektif dan efisien pada seri aliran bahan dan informasi.
(Graves dan Willems, 2004). sedangkan manajemen rantai pasok
Tujuan penulisan paper ini adalah (i) menekankan pada upaya memadukan
mengidentifikasi karakteristik sifat khusus kumpulan rantai pasok (Van der Vorst, 2004).
komoditi dan produk pertanian yang Pada tingkatagroindustri, manajemen rantai
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pasok membenkan perhatian pada pasokan,
manajemen rantai pasok; (ii) mengelaborasi persediaan dan transportasi pendistribusian.
konsep manajemen rantai pasokan bisnis Ruang lingkup manajemen rantai pasokan
komoditi dan produk pertanian; (iii) pertanian meliputi: (i) Sefuruh kegiatan arus
mengidentifikasi metode-metode analisis dan transformasi barang mulai dari bahan
pengambilan keputusan kuantitatif dan kualitatif mentah, sampai penyaluran ke tangan
untuk manajemen rantai pasok bisnis komoditi konsumen terrnasuk aiiran mformasinya (satu
dan produk pertanian;dan (iv) menyajikan sistem menyeluruh dan hulu hingga hihrj: dan
berbagai hasil penelitian aplikasi metode- (n) Suatu sistem tempat organisasi
metode analisis pengambilan keputusan menyalurkan barang produksi dan jasa kepada
kuantitatifdan kualitatif untuk manajemen rantai para pelanggannya (basisnya pada suatu
pasok bisnis komoditi dan produk pertanian. organisasi) (Siagian. 2007).

II. KONSEP MANAJEMEN RANTAI PASOK


BISNIS KOMODITI DAN PRODUK
PERTANIAN

Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain


Management) dipopulerkan pertama kalinya
pada tahun 1982 sebagai pendekatan
manajemen persediaan yang menekankan
pada pasokan bahan baku. Pada tahun 1990-
an, isu manajemen rantai pasok telah menjadi
agenda para manajemen senior sebagai
kebijakan strategis perusahaan. Para manajer
senior menyadari bahwa keunggulan daya
saing perlu didukung oleh aliran barang dari
hulu dalam hal ini pemasok hingga hilir dalam
hal ini pengguna akhir secara efisien dan
efektif Tentunya secara bersamaan akan
mengalir pula informasi. Ada beberapa tahapan
yang harus dilalui oleh aliran barang dari hulu

Vol. !9No.2Juni20lO PANG AN I7I


Rikl
Pemasok PabriK
Distribu*
Ritd
ror
Prnuunk Pabrik

i Pisirihu-
!i tor

Kitcl
PviiiUMik I ..'.ril.

Gambar 1. Skema Sistem Rantai Pasok (Van der Vorst, 2004)

Anggota rantai pasokan meliputi semua adalah titik dimana tidak ada pelanggan utama
peaisahaan dan organisasi yang berhubungan (Miranda dan Amin, 2005).
langsung dengan perusahaan baik secara Menurut Austin (1992) agromdustn menjadi
langsung maupun tidak langsung melalui pusat rantai pertanian yang berperan penting
pemasok atau pelanggannya dari point of origin dalam meningkatkan nilai tambah produk
hingga point of consumption. Anggota primer pertanian di pasar. Agroindustri membutuhkan
adalah semua unit bisnis strategik yang benar- pasokan bahan baku yang berkualitas dan
benar menjalankan aktifitas operasional dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
manajerial dalam proses bisnis yang dirancang Menuiul Brown (1994) untuk mendapatkan
untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pasokan bahan baku yang berkualitas
pelanggan atau pasar. Anggota sekunder diperlukan standar dasar komoditas.
adalah perusahaan-perusahaan yang sedangkan kuantitas pasokan perlu
menyediakan sumber daya. pengetahuan. memperhatikan produktivitas tanaman.
utilitas atau aset-aset bagi anggota primer. Gambar 2 merupakan aliran produk disetiap
Melalui definisi anggota primer dan anggota tmgkatan rantai pasok dalam konteks jejanng
sekunder diperoleh pengertian bahwa the point rantai pasok pertanian menyeluruh. Setiap
of origin adalah titik dimana tidak ada pemasok perusahaan diposisikan dalam sebuah titik
primernya, sedangkan point of consumption dalam lapisan jejaring.

y
Koasuintii

^yJSiiy Disiribuior

Agroindusln

PclantPoniasok

Gambar 2 Skema Rantai Pasok Pertanian (Sumber Van der Vorst, 2004)

PANG AN 172 Vol. 19 No. 2 Jim i 2010


Pengembangan bisnis komoditi dan produk lainnya perlu dirancang dengan
pertanian perlu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik tersebut. Masih
pendekatan yang komprehensif dengan sedikitnya pembahasan rantai pasok pertanian
memperhatikan keseluruhan aspek dan disebabkan kajian rantai pasok dilakukan oleh
segmen dari hulu sampai ke hilirdan perangkat para peneliti dengan latar belakang manajemen
penunjangnya menuju keseimbangan antara sains atau keteknikan yang berbasis
usaha peningkatan produksi. perbaikan manufaktur non-pertanian. Beberapa literatur
distribusi dan peningkatan konsumsi. yang yang eksplisit mengkaji manajemen rantai
menguntungkan semua pihak Untuk pasok lingkup pertanian diantaranya Arramyan
memetakan kondisi dan permasalahan yang dkk (2006). Haan dkk (2003). Schiefer (2002).
ada, membuat analisis kebutuhan perbaikan. Vorst (2006V Wouda dkk (2001) dan Zee dan
menetapkan target-target perbaikan dan Vorst (2005). Karakteristik produk-produk
menyusun rencana aksinya perlu digunakan pertanian yang sangat khas menyebabkan
pendekatan manajemen ranlai pasok kompleksitas masalah rantai pasok menjadi
Rantai pasok dan manajemennya meningkat.
diperiukan oleh perusahaan karena operasional
bisnis selalu dihadapkan pada keterbatasan III. TEKNIK DAN METODE ANALISIS
sumber daya. Di lain pihak, perusahaan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
mengingmkan pencapaian yang maksimal laba MANAJEMEN RANTAI PASOK BISNIS
dan kepuasaan para pelanggannya. Kajian KOMODITI DAN PRODUK PERTANIAN
rantai pasok menjadi sangat menank karena
dibentuk dari beberapa karakteristik yang 3.1. Metode Pemihhan Produk Unggulan
diuraikan dalam Aramyan dkk (2006), yaitu untuk Pengembangan Manajemen
koordinasi vertikal, keterkaitan manajenal. Rantai Pasok Bisnis Komoditi dan
aliran produk dan informasi dua arah dan Produk Pertanian

optimasi penggunaan sumber daya. Rantai Pemihhan produk unggulan dan alternatif
pasok dirancang, dikelola dan dirawat karena pemasok dilakukan menggunakan Metode
bagian dari upaya perusahaan untuk menjaga Perbandingan Eksponensial (MPE). MPE
rantai nilai. Hal ini berarti tidak seluruh faktor merupakan salah satu metode untuk
bersifat kuantitatif sehingga pendekatan menentukan urutan prioritas alternatif
kualitatif patul dilakukan keputusan dengan kntena jamak. Teknik mi
Rantai pasok komoditi dan produk digunakan sebagai pembantu bagi individu
pertanian memang cukup khas karena pengambilan keputusan untuk menggunakan
karakteristik bahan pertanian yang sangat rancang bangun model yang telah terdefinisi
sensitif terhadap waktu. Hal ini mendorong dengan baik pada tahapan proses. Formulas!
perhatian terhadap pengelolaan persediaan, perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam
iranspoilasi dan komponen rantai pasok metoda perbandingan eksponensial adalah:

TN = Total nilai alternatif ke-i


RK„ = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK = derajat kepentingan kntera keputusan ke-j: TKK, > 0; bulat
n = iumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan

Vol. 19 No. 2 Ami 2010 PANGAN 173


3.2, Analisis Deskriptif Rantai Pasokan (ii). Entitas Rantai Pasokan
Bisnis Komoditi dan Produk Pertanian Entitas rantai pasokan dijelaskan
sebagai elemen-elemen di dalam rantai
Model rantai pasokan komoditi dan produk
pasokan yang mampu menstimulasi
pertanian dapat dibahas secara deskriptif
lerjadinya berbagai proses bisnis.
dengan menggunakan metode pengembangan
Elemen-elemen tersebut meliputi
rantai pasokan produk pertanian yang mudah
produk. pasar stakeholder rantai
rusak yang dicanangkan oleh Asian
pasokan dan siluasi persaingan
Productivity Organization (APO). Metode
pengembangan tersebut mengikuti kerangka (iii) Mitra - Petani
proses yang telah dimodifikasi dari Van der Menjelaskan mengenai hubungan
Vorst, 2004 (Gambar 3). kerjasama pada petani. Profil petani

Siapa saja angyola ranlai


dan apa pcranannya?
Rngnininnn konligurasi
peraturannya?

Manajemen struktur
apa yang digunakan?
Bagaimana ikatan
kontraktuahiya?
Peranpemerimah?

Gambar 3. Kerangka Analisis Deskriptif Manajemen Rantai Pasokan (Van der Vorst, 2004)

a). Struktur Rantai (Network Structure) seperti kesepakatan jangka panjang,


(i). Anggota Rantai dan Aliran Komoditas kondisi lahan pertanian, kegiatan
Struktur rantai menjelaskan mengenai pertanian. produktivitas pertanian.
anggota atau pihak-pihak yang teriibat kegiatan pasca panen, juga disertakan
di dalam rantai pasokan dan dengan lengkap Kegiatan pasca
peranannya masing-masing. Aliran panen yang melibatkan petani dapal
komoditas mulai dari hulu sampai hilir diielaskan dengan menggunakan form
serta penyebarannya ke berbagai pengisian seperti pada Tabel 1.
lokasi dijelaskan dan dikaitkan dengan
keberadaan anggota rantai pasokan.
serta bentuk kerjasama yang terjadi
diantara berbagai pihak.

PANGAN 174 Vol. 19 No. 2 Jlhii 2010


Tabel 1. Form Kegiatan Pasca Panen Mitra Petam-Perusahaan
Tanda X apabila Dilakukan oleh: Loss
diselesaikan sebelum
% Volume
pembayaran Pelani Perusahaan Lainnya Nilai
Loss
Pembibitan
Produksi . •...

Sortasi dan seleksi .....

mutu
Pengemasan >••••

Pemberian label/merek
Transportasi ke pembeli
Quality control
Pemberian kreriit (hari)

b). Sasaran Rantai (Chain Objectives) dilakukan oleh anggota rantai pasokan
(i). Sasaran Pasar untuk mengembangkan hubungan
Menjelaskan mengenai bagaimana kerjasama kemitraan.
model suatu rantai pasokan Manajemen Rantai
berlangsung terhadap produk yang (i). Struktur Manajemen
dipasarkan Tujuan pasar Menjelaskan konfigurasi hubungan di
dideskripsikan dengan jelas. seperti dalam rantai pasokan, yang mengikuti
siapa pelanggannya, apa yang form pengisian seperti pada Tabel 2.
diinginkan dan yang dibutuhkan dari Tujuannya adalah untuk mengetahut
produk tersebut. pihak yang bertindak sebagai pengatur
(ii). Sasaran Pengembangan dan pelaku utama di dalam rantai
Menjelaskan sebagai target atau objek pasokan. Pihak yang menjadi pelaku
dalam rantai pasokan yang hendak utama adalah yang melakukan
dikembangkan oleh beberapa pihak sebagian besar aktivitas di dalam rantai
yang terlibat di dalamnya. pasokan. dan memiliki kepemilikan
(iii).Pengembangan Kemitraan penuh terhadap aset yang dimilikinya.
Menjelaskan mengenai upaya yang

label 2. Form Kepemilikan dan Profil Kontrol

Kepe Kepe Kontrak


Hubungan
Kontrol milikan milikan Jangka Aliansi Lainnya
Transaksi
penuh sebagian Panjang
Input Suplai Pertanian ..... ..... .. •. *

Produksi Pertanian . •... •....

Transportasi inbound • • • • • ...». • • •••

Warehousing & storage . •>•• ..,..

Procewe ssing • • • > • . i • i. ..... . > •.. .....

Transportasi outbond •. ••• ..... .«... . . . .

Distribusi pasar
Ritel/agen

Vol. 19 No. 2 Jum 2010 PANGAN 175


(ii). Pemilihan Mitra rantai pasokan, pola distribusi, support
Menjelaskan mengenai bagaimana anggota rantai, perencanaan
proses kemitraan itu terbentuk. kriteria- kolaboratif, penelitian kolaboratif.
knteha apa saja yang digunakan untuk jaminan identitas merk. aspek nilai
memilih mitra kerjasama dan tambah pemasaran, aspek resiko.
bagaimana prakteknya di lapangan. serta proses trust building.
(iii).Kesepakatan Kontraktual dan Sistem 3.3.Analisis Nilai Tambah dalam
Transaksi Manajemen Rantai Pasok Bisnis
Menjelaskan mengenai bentuk Komoditi dan Produk Pertanian
kesepakatan kontraktual yang
disepakati dalam membangun
Pembahasan pada aspek nilai tambah
hubungan kerjasama disertai dengan dalam manajemen rantai pasok bertujuan untuk
sistem transaksi yang dilakukan mengetahui besarnya pendapatan yang
diantara berbagai pihak yang diperoleh oleh setiap anggota rantai pasokan
bekerjasama atas tenaga kerja, modal, dan manajemen
yang diusahakannya (Sudiyono, 2001).
(iv).Dukungan Pemerintah
Besarnya nilai tambah karena proses
Menjelaskan mengenai peran
pengolahan didapat dari pengurangan biaya
pemerintah sebagai pengambil
bahan baku dan input lainnya terhadap nilai
kebijakan dalam mengatur dan
produk yang dihasilkan. tidak termasuk tenaga
mendukung proses di sepanjang rantai
kerja. Dengan kata lain, nilai tambah
pasokan.
menggambarkan imbalan bagi modal dan
d). Sumber Daya Rantai manajemen. Besarnya nilai tambah tersebut
Meninjau potensi sumber daya yang dinyatakan secara matematik menggunakan
dimiliki oleh anggota rantai pasokan metode Hayami sebagai berikut:
adalah penting guna mengetahui
potensi-potensi yang dapat
mendukung upaya pengembangan Nilai Tambah = f { K. B. T. U. H. h, L }
dimana,
rantai pasokan. Untuk itu, aspek
sumber daya yang dibahas meliputi K = Kapasitas produksi
aspek sumber daya fisik, teknologi, B = Bahan baku yang digunakan
sumber daya manusia (SDM), dan T = Tenaga kerja yang digunakan
permodaian. U = Upah tenaga kerja
e). Proses Bisnis Ranlai H = Harga output
Proses bisnis rantai menjelaskan h = Harga bahan baku
proses-proses yang terjadi di dalam L = Nilai input lain ( nilai dan semua
rantai pasokan untuk mengetahui korbanan yang terjadi selama
apakah keseluruhan alur rantai proses perlakuan untuk menambah
pasokan sudah tenntegrasi dan nilai)
berjalan dengan baik atau tidak, dan
menjelaskan bagaimana melalui suatu Data mengenai anallsa nilai tambah dapat
tindakan strategik tertentu mampu diperoleh dari wawancara dengan anggota
mewujudkan rantai pasokan yang rantai pasok. Adapun prosedur perhitungan
mapan dan tenntegrasi. Proses bisnis nilai tambah pengolahan dengan metode
rantai ditinjau berdasarkan aspek Hayami dapat dllihat pada Tabel 3.
hubungan proses bisnis antar anggota

PAN(iAN 176 Vol 19 No 2Juni2010


Tabel 3. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami.
No Variabel Nil;ii

Outpu , Input, dan Harga


1 Output (Kg) (D
2 Bahan Baku (Kg) (2)
3 Tenaga Kerja Langsung (HOK) (3)
4 Faktor Konversi (4) = (1)/(2)
5 Koefisien Tenaga Kerja Langsung (HOK/Kg) (5) = (3)/(2)
6 Harga Output (Rp/Kg) (6)
7 Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HOK) (7)
Penerimaan dan Keuntungan
o Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8)
9 Harga Input lain (Rp/Kg) (9)
10 Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4)x(6)
11 a Nilai Tambah (Rp/Kg) (11a) = (10)-(8)-(9)
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a)/{10)x100
12 a. Pendapatan tenaga kerja Langsung (Rp/Kg) (12a) = (5)'(7)
b, Pangsa tenaga kerja langsung (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a)-(12a)
b. Tingkat Keuntungan (%) (13b) = (13a)/(10) x 100
Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14 Marjin (Rp/Kg) (14) = (10)-(8)


a. Pendapalan lenaga kerja langsung (%) (14a)- (12a)/ (14) x 100
b. Sumbangan inpul lain (%) (14b) = (9)/ (14) x 100
o. Keuntungan perusahaan (%) (14c) = (13a) / (14) x 100

3.4. Metode Analisis SCOR-Fuzzy AHP mulai dari pemasoknya pemasok. hingga ke
untuk Perancangan Metrik Pengukuran konsumennya konsumen.
Kinerja Rantai Pasok Bisnis Komoditi Dalam SCOR. proses-proses rantai
dan Produk Pertanian pasokan tersebut didefinisikan ke dalam lima
SCOR (Supply Chain Operations proses yang tenntegrasi, yaitu perencananaan
Reference) adalah suatu model referensi (Plan) pengadaan (Source), produksi (Make),
proses yang dikembangkan oleh Dewan Rantai distribusi (Deliver) dan pengembalian (Return)
Pasokan (Supply Chain Council) sebagai alat Metrik-metrik penilaian daiam model SCOR
diagnosa (diagnostic tool) manajemen rantai dinyatakan dalam beberapa level tingkatan
pasok. SCOR dapat digunakan untuk meliputi level 1 level 2, dan level 3. Dengan
mengukur kinerja rantai pasok, meningkatkan demikian, selain proses rantai pasokan yang
kinerjanya. dan mengkomunikasikan kepada dimodelkan ke dalam bentuk hierarki proses
pihak-pihak yang teriibat di daiamnya. SCOR maka metrik penilaiannya pun dinyatakan
merupakan alat manajemen yang mencakup dalam bentuk hierarki penilaian.

Vol. 19No.2Juni20IO PANG AN 177


Banyaknya rnelnk dan tingkatan metrik penerapan praktek terbaik (best practice) untuk
yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan mencapai level performa yang diinginkan.
banyaknya proses, serta tingkatan proses Hirarki perancangan metrik pengukuran kinerja
rantai pasokan yang diterapkan di dalam manajemen rantai pasok bisnis komoditi dan
perusahaan yang bersangkutan (SCC, Supply produk pertanian perlu dibangun dahulu
Chain Council. 2006). sebelum dilakukan perbandingan berpasangan
dengan AHP. Setelah membangun suatu
Pada tahap identifikasi umum, dikaji hirarki pengambil keputusan diminta untuk
peluang yang dimilikj oleh perusahaan Dalam membandingkan elemen-elemen pada
tahapan ini juga dilakukan analisis SWOT. tingkatan yang ditentukan di suatu basis
Analisa SWOT adalah suatu cara untuk pasangan untuk memperkirakan hubungan
mengidentifikasikan beberapa faktor secara kepenlingan antar elemen. Dalam AHP
sistematts dalam rangka merumuskan strategi konvensional perbandingan berpasangan
perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika dibuat dengan menggunakan suatu skala rasio.
dalam memaksimal-kan kekuatan (strength) Pada AHP konvensional perbandingan
dan peluang (opportunities) namun secara berpasangan (pairwaise comparison) untuk
bersamaan memimmal-kan kelemahan masmg-mastng level dengan onentasi pada
(weaknesses) dan ancaman (threats). tujuan pemilihan alternate terbaik yang

knntrk* BfaU lVrmahiian :


likniu.kjM I'liiuin
- CambarW timnm dandc<knpsi hiffli- jvniKHhiuin
l.'l I'.'ill.iMV
- I*rfifil ekvcm.il tiim tnicmal
Pi.'IUSj|liUll
- AihiIkkSVMII ilttn I'rliinnp

SiraU'ul Opera hi:


Analisis Basis - RuuiiuImykup ruiliii pdauk
Kompeimf - Ml'uIK 11U11 I.Mtct;.t (jLiiimnu. Ivuhwa'ki'H!
- SCOR ami

1
Desain Ramai Pasok
^ llrvain Aliran kommtili. kt-rjji X Inform**!
-
-
-
An.'ilivis nliran knmoillli AS IS
Dtsam aliron komoditi IX.'HI
Analfsh nliran kcrtn dun informasi AS IS
_ - Desain aliran kerja dan informasiTO BL

Pciieembungan dan Implemcntati


ImplemenLasi - Master bchcctute
- tvmilihnn ivknolagi

Gambar 4 Kerangka Pengembangan SCOR

Banyaknya metrik dan tingkatan metrik dilakukan menggunakan suatu skala sembilan
Pada tahap analsis basis kompetitif poin. Karena itu, aplikasi dari Saaty AHP
perusahaan; difokuskan terhadap stralegi mempunyai beberapa kekurangan sebagai
operasi perusahaan untuk meningkatkan berikut (Saaty dalam Ayag dan Ozdemir, 2006):
kinerja rantai pasokannya yang mengacu pada (i) meloda AHP sebagian besar digunakan
(SCORcard). SCORcard merupakan kartu dalam aplikasi keputusan yang mempunyai
penilaian performa suatu rantai pasokan yang nilai crisp, (ii) metodaAHP menciptakan suatu
menggunakan metrik-metrik penilaian. Pada skala penilaian yang tidak seimbang, (iii)
tahapan desain rantai pasok. dilakukan metoda AHP tidak mempertimbangkan
konfigurasi atau mendesain aliran material ketidakpastian yang dihubungkan dengan
yang merupakan tahap perancangan dan pemetaan dari salah satu penilaian bagi suatu
strukturisasi aliran material mulai dan suplier jumlah, (iv) pengaturan metoda AHP agak
perusahaan hingga ke pembeli disesuaikan tidak jelas, (v) penilaian hubungan. pilihan dan
dengan basis kompetitif yang diinginkan oleh pemilihan dari pengambil keputusan
perusahaan Desain menejemen rantai mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pasokan perusahaan disesuaikan dengan hasilAHR

PANG AN 178 Vol. 19No.2Juni20IO


Sebagai tambahan. pengambil keputusan menunjukkan penilaian peserta atau pilihan di
dalam menilai alternatif keputusan selalu antara alternatif pilihan seperti sama pentmg.
mengandung arnbiguitas dan multiarti. Dengan sedikit lebih penting. jelas lebih penting, sangat
demikian. AHP konvensional tidak cukup untuk jelas lebih penting, dan mutlak lebih penting.
menangkap persyaratan pengambil keputusan Sungguhpun skala diskret dari 1 - 9
dengan tegas. Untuk tujuan model mempunyai keuntungan dan kemudahan dan
ketidakpastian seperti ini. aturan fuzzy (fuzzy kesederhanaan dalam penggunaan, itu tidak
set theory) dapat diintegrasikan dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang
perbandingan berpasangan sebagai suatu dihubungkan dengan pemetaan dari satu
perluasan dari AHP. Pendekatan fuzzy AHP persepsi penilaian kepada suatu jumlah

Tabel 4, Definisi dan Fungsi Keanggotaan dari Fuzzy Number (Ayag, 2005b)
Tingkat Fuzzy
Definisi Fungsi keanggotaan
kepentingan number
1 ~1 Sama penting (1.1.2)
3 -3 Sedikit lebih penting (2,3,4)
5 ~5 Jelas lebih penting (4,5.6)
7 -7 Sangat jelas lebih penting (6,7,8)
9 -9 Mutlak lebih penling (8.9,10)

meinberikan suatu uraian yang lebih akurat konvensional sembilan pom. Untuk tujuan
tentang proses pengambilan keputusan itu impresisi dari penilaian manusia yang kualitatif
(Ayag dan Ozdemir, 2006). ke dalam pertimbangan, lima triangular fuzzy
Suatu skala yang sering digunakan adalah number digambarkan sesuai dengan fungsi
titik-sembilan skala (Saaty 1989. Tabel 4) yang keanggotaan seperti pada Gambar 5.

MmM
Sama Sedikit lebih Jeias lebih Sangat jelas Mutlak lebih
penting penting panting tehih periling panting
1.0

/\
/ \ /

0.5

\ / \ / \ / \
/
\ /
+•

-1 ~3 -5 -7 -9

Gambar 5. Membership Function Fuzzy Untuk Nilai Linguistik Kriteria Dan Alternatif
(Ayag dan Ozdemir. 2006)

Vol. l^No. 2 Juni 20I0 PANG AN 179


3.5. Metode Data Envelopment Analysis IV. KASUS ANALISIS PENGAMBILAN
untuk Pengukuran Kinerja KEPUTUSAN MANAJEMEN RANTAI
PASOK BISNIS KOMODITAS SAYURAN
Menurut Aranyam et al. (2006), terdapat
DATARAN TINGGI
beberapa metode yang telah dikembangkan
untuk pengukuran kinerja SCM. Beberapa Pada bagian ini didiskusikan salah satu
metode terbaik antara lain Supply-Chain contoh aplikasi teknik dan metode
Council's Supply-Chain Operations Reference pengambilan keputusan dalam manajemen
(SCOR®) model, the Balanced Scorecaid rantai pasok bisnis sayuran dataran tinggi di
(BSC). Multi-Criteria Analysis, Data- Jawa Barat yang merupakan salah satu hasil
Envelopment Analysis (DEA) Life-Cycle kajian penulis.
Analysis, dan Activity-Based Costing.
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah 4.1. Pemilihan Produk Sayuran Dataran
suatu pendekatan program matematika non Tinggi
parametrik yang menghitung relatif efisiensi Metode Perbandingan Eksponensial
multikritena. DEA bekerja dengan langkah (MPE) merupakan salah satu metode
identifikasi unit yang akan dievaluasi. input pengambilan keputusan kriteria majemuk yang
yang dibutuhkan serta output yang dihasilkan dapat digunakan untuk menganalisis dan
oleh unit tersebut. Kemudian membentuk memilih komoditas pertanian pangan unggulan
efficiency frontier atas set data yang tersedia Informasi yang dibutuhkan didapat melalui
untuk menghitung nilai produktivitas dari unit- observasi lapangan dan wawancara terhadap
unit yang tidak termasuk dalam efficiency pihak yang ahli dalam bidang sayuran dataran
frontier serta mengidentifikasi unit mana yang tinggi. Selanjutnya diidentifikasi kriteria-kriteria
tidak menggunakan input secara efisien relatif yang digunakan dalam pemilihan sayuran
terhadap unit berkmerja terbaik dan set data
unggulan dataran tinggi dan alternatif produk
yang dianalisis (Home Page DEA dalam
Barkam, 2008), sayuran dataran tinggi yang potensial
berdasarkan kriteria tersebut.
DEA mengidentifikasi himpunan bagian
DMU yang efisien secara best practice dalam Hasil analisis menggunakan metode MPE
himpunan tersebut Untuk DMU yang tidak untuk pemilihan tiga komoditas sayuran dataran
termasuk dalam himpunan tersebut, DEA tinggi yang mempunyai nilai tertinggi yaitu
mengukur tingkat ketidakefisienan dengan Paprika Brokoli dan Lettuce Berdasarkan
membandingkan hasil pencapaian DMU perhitungan MPE ketiga sayuran tersebut
tersebut terhadap efficiency frontier yang berturut-turut mendapatkan nilai yaitu 11056.
terbentuk oleh DMU yang efisien. Dimana 9135 dan 8719. Hasil perhitungan
setiap unit pengambilan keputusan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
diasumsikan bebas menentukan bobot untuk
4.2. Analisis Deskriptif Rantai Pasok
menentukan variabel output ataupun input
Sayuran Dataran Tinggi
(Home Page DEA dalam Barkam. 2008).
Model dasar dari Data Envelopment Analysis Struktur rantai pasok sayuran dataran
adalah sebagai benkut: tinggi di Jawa Barat terdiri dari petani. koperasi,
bandar, usaha dagang, pemasok hotel,
Efisiensi maksimum
restauran, dan swalayan, eksportir. dan ritel.
£Cr Yrk Aliran fisik produk sayuran berlangsung mulai
qk = dimana
dari petani/kelompok tani yang dikirim ke
prosesor untuk disortir dan dikemas. kemudian
k = Unit pengambil keputusan yang akan
dievaluasi
produk dikirim ke ritel untuk dijual langsung
Ur = Bobot dari output kepada konsumen alau dikirim ke hotel dan
Vi = Bobot dan input restoran untuk diolah lebih lanjut. Sebaliknya
Yrk = Nilai output aliran finansial dan informasi mengalir dari
Xik = Nilai input konsumen ritel, hotel dan restoran ke prosesor,
kemudian dari prosesor ke petani/kelompok
(Zhaohan et. al. 1996 dalam Zhang. Liu. dan
tani (Gambar 6).
Li, 2002)

PANGAN 180 Vol. I9No.2Juiii20I0


Tabel 5. Hasil Pemilihan Sayuran Unggulan Dataran Tinggi

Bobot Alternatif (Range 1-5)


No Kriteria Kacang-
Kubis Kol/
(1-5) Paprika Brokoli Lettuce Kentang Jamur
bunga kacangan Kubis

1 KetersedJaan
(libit
5 4 3 4 A 3 4 4 4

2 Ketersedlaan
sarana produksi 4 4 4 4 4 4 4 3 4

3 Kualilas produk 4 5 4 3 4 4 3 2
*
5 Kontinuitas
produksi 6 4 4 3 4 3 4 4 3

6 Ketersediaan
5 4 5 3 4 4 3 3 3
produk
7 Pulensi pasar
domestik dan 5 5 5 3 5 4 4 3 3
ekspor
a Margin
5 5 5 4 4 4 3 4 4
keuntungan
9 Risiko 5 4 1 3 3 1 3 3 3

10 Kemitraan 4 4 3 3 4 A 3 3 3

Total 11056 9135 3119 8719 4657 3898 3486 3512

Perlngkat 1 2 8 3 4 5 7 6

Rantai Pasok Sayuran


i

Koperasi/
\\ laiii
Konsumen insiitusi Processor. Pemasok Poktan I
(hotel, restoran. l
Supermarket/Hotel'
I'ciau
Restauran
retail, eksportir dll) Pel an 1 i

Ni n Koperasi/'
Petani
! Poktan I
Pctan

Pasur Peiani !

Tradisional
Pcdagang
Bmidai

v . :

Gambar 6. Struktur rantai pasok sayuran dataran tinggi di Jawa Barat

Vol WNn. ?-luni 2010 PANG AN 181


Analisis kondisi rantai pasok sayuran berdasarkan aspek-aspek pada struktur rantai.
dataran tinggi dilakukan dengan metode sasaran rantai sumberdaya rantai. manajemen
deskriptif-kualitatif yang dikembangkan oleh rantai dan proses bisnis rantai pasoknya.
APO. berdasarkan data kuantitatif-numerik Analisis masing-masing produk secara ringkas
dan kualitatif, dengan memperhatikan pendapat dapat dilihat pada Tabel 6.
pakar dan nara sumber yang dlrinci

Tabel 6. Analisis Kondisi Rantai Pasok Masing-masing Produk


Analisis Produk Sayuran Dataran Tinggi Tor]pilih
Deskriptif Paprika Lettuce tieeU Brokoli
Struktur rantai Anyyola rantai pasok terdiri Anggota pada rantai Anggota rantai pasok
dari: Produsen (petani, pasok komoditi lettuce terdiri dan :
kelnmpnk tani/koporasi), head adalah petani petani/bandar sebagai
Distributor (koperasi. Bandar. sebagai pemasok. PT X pemasok, perusahaan
pedagang pasar. eksportir). sebagai pengolan. dageng (pedagang)
Retailer dan kunbunien retailer dan restoran sebagai piosesor, ritel
institusi sebagai konsumen dan pasar tradisional
sehaqni konnurnon.
Sasaran rantai • Sasaran pasar berdasarkan • Sasaran pasar • Sasaran pasar
kualitas produk yang berdasarkan kualitas berdasarkan kualitas
dibedakan pada grade A, B, produk yang produk yang
C dan TO dibedakan pada grade dibedakan pada grade
• Sasaran penyerribanyari A untuk pasar retailer A dan B untuk pasar
rantai pasok adalah dan B untuk pasar supermarket dan
memperiuas area produksi restoran, sisanya restoran, serta grade
dan membangun sentra- dipasarkan di pasar C untuk pasar
sentra produksi baru tradistnnal tmdisinnal
• Pengembangan kemitraan • Sasaran • Sasaran
antar pelaku masih terbatas pengembangan rantai pengembangan rantai
hanya mitra beli pasok adalah pasok adalah
rnernperluas area periyembanyan Sub
produksi dan Terminal Agribisnis
mnnnmbnh mitra rani sebagai institusi
pelayanan pemasaran
Manajemen • Kerjasama dan pemilihan • Kerjasama dan • Kerjasama antar
rantai mitra antar pelaku rantai pemilihan mitra diatur pelaku rantai masih
masih didasarkan pada oleh manajer didasarkan pada
kepercayaan kemitraan melalui perjanjian tertulis
• Delum adanya kesepakatan mekanlsme dan (usaha dagang dan
kontraktual di dalam rantai mengisi formulir ritel) dan tidak tertulis
pasokan dan sistem perjanjlan kemitraan. {petani dan usaha
transaksi yang dilakukan • Kesepakatan dagang)
masih cash dan carry kontraktual antara • Pembayaran dilakukan
petani dan perusahaan setelah due mtnggu
mencakup jumlah. sampai satu bulan
kualitas dan harga; pasca iransaksi
serta pembayaran
hasil panen petani
akan dilakukan dun
mingau setelah panen.
Sumberdaya Lahan paprika di sentra Lahan masih terbatas Keragaan lahan brokoli
rantai produksi Pasir 1angu seluas nnnik peningkatan mengalami trend negatif
2A ha atau '/? dari luas lahan kapasilas, juuiiah petani denyan jumlah pelani
paprika di Indonesia dengan terbatas 50 petani dan sebanyak 43 orang dan
jumlah petani 130 orang, dan teknoiogi pemhihitan di teknoiogi petani masih
teknoiogi penyiraman greenhouse perusahaan, menggunakan teknoiogi
otomatis dan irigasi tetes irigasi dengan sistem tradisional

penyiramnn

PANG AN 1X2 Vol WKo 2 Juni 2010


Proses bisnis Pola distnbusi secara umum Pola distribusi secara Pola distribusi rantai
rantai mengikutl pola distributor umum mengikutl pola pasokan hrokoli adalah
storage with pacAaye carrier distributor storage with 1) Pola Rantai pasok
delivery (produk dikirim package carrier pola dagang umum
kepada konsumen melalui delivery (produk dikirim dengan tujuan pasar
jasa distributor) kepada konsumen tradisional/pasar mduk
Sebelum tahun 200G. melalui jasa distributor) mulni petani -> bandar
persncanaan kolaboratif Perencanaan -» pasar mduk/pasar
dilakukan oleh Asosiasi kolaboratif dilakukan tradisional; serta 2) Pola
Petani Paprika (Asperika) oleh perusahaan rantai pasok dalam
dengan melibatkan kerangka
petani-petani mitra pengembangan STA
(petani -» bandar -»
STA -* pasar
tmriisinnalfeupermarket)

4.3. Analisis Nilai Tambah Rantai Pasok lebih kecil (antara 5,46% - 24 92%)
Sayuran Dataran Tinggi dibandingkan prosesor (antara 6,51% - 68,7%)
dan ritel (antara 31,33% - 68,57%), Persentase
Menurut Sudiyono (2001), besarnya nilai
nilai tambah akan lebih besar didapat petani
tambah karena proses pengolahan didapat
jika transaksi dilakukan melalui kelembagaan
dan pengurangan biaya bahan baku dan input
koperasi/kelompok tani dan adanya pengalihan
lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan,
kepada petani sebagian aktifitas pengolahan
tidak termasuk tenaga kerja. Contoh hasil
produk sayuran dataran tinggi pasca panen.
analisis nilai tambah pada para pelaku rantai
Tabel 7. 8 dan 9 menunjukkan hasil analisis
pasok sayuran dataran tinggi menunjukkan
nilai tambah pada masing-masing produk.
persentase nilai tambah pada petani masih

Tabel 7 Distnbusi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Sayuran Paprika


Harga Diaya input Harga Nilai Persentase
No Pelaku
inpul/kg lain/kg output/kg lambah/kg nilai larnbah
Kantai: Petani - Bandar — Kitel

1 Petani Rp 1600 Rp 1400 Rp 7000 Rp 4000 19.38%

2 Bandar Kp /UUU Rp 05 Rp 1U0UU Rp 2945 14,26%


3 Ritel Rp 10000 Rp 300 Rp 24000 Rp 13700 66,36%
Total Rp 20545 100.00%

Tabel 8. Distribusi Nilai Tambah Rantai Pasok Sayuran Lettuce Head Crop
Harga Biaya input Harga Nilai Persentase
No Pelaku tambah/kg
input/kg lain/kg output/kg nilai tamban

1 Petani Rp 3000 Rp Rp 3000 Rp - 0.00%


2 PI SM Rp 3000 Kp 1160 Rp 10000 Rp 5840 68,67%
3 Ritel Rp 10000 Rp 210 Rp 12875 Rp ?565 31.33%
Total Rn 8505 100,00%

Tabel 9. Distribusi Nilai Tambah Rantai Pasok Sayuran Brokoli


I larga Diaya input Harga Nilai Persentase
Nu Pelaku
input/kg lain/kg output/kg tarnuah/kg nilai tambah
Petani Rp 3,000 Rp 180 Rp 4.000 Rp 820 5.46%
Bandar Kp 4.00U Rp 262 Rp 9,000 Rp 4.738 31.56%

Ritel Rp 9,000 Rp 544 Rp 19.000 Rp 9.4 56 62.98%


Total Rp 15,014 mn.oo%

VfcL !9No.2Juni20lO PANGAN I83


4.4.Perancangan Metrik Pengukuran pemenuhan pesanan (LTPP) siklus waktu
Kinerja Rantai Pasok Sayuran pemenuhan pesanan (SPP), fleksibilitas
pesanan (FP). biaya SCM (BSCM). cash-to-
Pemilihan metrik kinerja rantai pasok
cash cycle time (SCTC) dan persediaan harian
sayuran dataran tinggi dilakukan dengan
(PH).
pendekatan AHP Struktur hirarki pemilihan
metrik pengukuran kinerja rantai pasok sayuran Hasil perancangan menggunakan AHP
dataran tinggi terdiri dari level 1 yaitu proses dengan mengadaptasi model evaluasi SCOR
bisnis. level 2 terdiri parameter kinerja. level menghasilkan metrik pengukuran kinerja
3 terdiri dari atribut kinerja dan level 4 terdiri dengan bobot masing-masing yaitu: kinerja
dari metrik kinerja. Proses bisnis rantai pasok penginman/KP (0.111), kesesuaian dengan
sayuran dataran tinggi meliputi aspek standar mutu/PP (0,299). pemenuhan
perencanaan (plan), pengadaan (source), pesanan/PP (0.182), leadtime pemenuhan
budidaya (make), pengolahan (process), dan pesanan/LTPP (0,068), siklus waktu
pengmman (deliver). Parameter kinerja meliputi pemenuhan pesanan/SPP (0.080). fleksibilitas
nilai tambah kualitas. dan nsiko. Atnbut kinerja pesanan/FP (0,052), biaya SCM/BSCM
meliputi reabililas, fleksibilitas. biaya (0,086), cash-to-cash cycle time/SCTC (0.080)
responsifitas dan aset. Rancangan melnk dan persediaan hanan/PH (0.048). Hasil akhir
kinerja meliputi kinerja pengiriman (KP). penentuan bobot metrik pengukuran kinerja
kesesuaian dengan standar mutu (KS). rantai pasok sayuran dataran tinggi pada
pemenuhan pesanan (PP). leadtime Gambar 7

Penentuan bobot
mcinfc pi-ngukuran
Vin trirt

PLAN'/ SOURCE- MAKE' PROCESS. DELIVHR


Pfctrrrn::in aan PrngaHann Kmliflaya Pengolahan Prnginman
10,418) (0,102) (0,2311 (<U30) (0.1 l»i
———
7^T~ —^T^ XIX

Nilai Tambah Kiulilos Risiku


«M49|
TTx"

Realibihtas Heksibititas Bin y j R-.'spunsifiliis Asel


(0.377, (0.2-19) (0.1061 (0.1871 10.081
v1\ 7T^ ^T^T

KP PP KS rp DSCM SPP L l PP SCI'C PI I


(0.110) (0.i«:) (0.052i (QtQBti (0.O7-T (0,0681 (0.080) ;>U>IM

Gambar 7. Hasil Perancangan Metrik Pengukuran Kinerja dengan pendekatan SCOR

PANG AN 184 Vol- l9No.2Juni20IO


4.5.Pengukuran Kinerja Rantai Pasok memberikan informasi potential improvement
dengan Data Envelopment Analysis yang dapat dilakukan setiap petani (unit) untuk
Pengukuran kinerja manajemen rantai meningkatkan kmerjanya. Sebagai contoh
pasok pada sayuran dataran tinggi dapat pada Tabel 11 menunjukkan informasi potential
dilakukan dengan menggunakan metode Data improvement yang dapat dilakukan petani 1
Envelopment Analysis (DEA). Variabel input untuk meningkatkan efisiensi relatif mencapai
dan output yang digunakan untuk meng- 100% pada semester dengan menurunkan
evaluasi kinerja para pelaku rantai pasok cash to cash cycle time dari 16 hari menjadi
sayuran khususnya produk lettuce head 12 hari. mengurangi biaya total dari Rp 5100
dengan menggunakan pendekatan DEA dapat menjadi Rp 4017, meningkatkan kesesuaian
dilihat pada Gambar 8. Bobot masing-masing mutu dengan standar dari 31% menjadi 75%
faktor diperoleh dari pemeringkatan metrik dan meningkatkan kinerja pengihman dari 3G%
kinerja pada tahap sebelumnya. menjadi 75%.

INPUT
OUTPUT
). Lead lime pemenuhan pesanan
2 Siklus pemennhnn pesanan h I Kincrju penpirlman

.V Fleksibilitas ranlai pasokan Decision Making Units 2. Pemenuhan pesanan
4 Rlaya total rantai pasokan »
<DMU> 3. Kesesuaian dengnn swndnr
r
5. -Cash to cash cycle time
<). Persediaan nan an

Gambar 8. Model pengukuran kinerja dengan DEA

Pengukuran kinerja dilakukan pada pelani- Pengukuran kinerja pada PT X antara


petani terbesar pemasok lettuce head dan PT. produk lettuce head crop dan lettuce head
X (prosesor) yang dibedakan pada dua jenis fresh cut menunjukkan efisiensi yang sama
produk yaitu lettuce head crop dan lettuce yaitu 100%. Analisis patok duga dilakukan
head fresh cut. Hasil perhitungan DEA dapat untuk membandingkan kinerja perusahaan
memberikan informasi kinerja 6 (enam) milra dengan target kinerja yang seharusnya dicapai
tani lettuce head PT X pada dua semester (Bolstorff, 2003). Berdasarkan Tabel 12, secara
tahun 2008. Efisiensi relatif paling rendah umum kinerja PT. X lebih baik dibandingkan
dicapai petani 1 sebesar 53.43% pada SCORcard perusahaan lain sebagai patok
semester 1 dan petani 2 sebesar 54,86% pada duga. Sebagai contoh. kinerja pengiriman pada
semester 2, semenlara kinerja teriinggi dicapai perusahaan mencapai 98.6%-100% lebih
petani 6 sebesar 83,19% pada semester 1 besar dan nilai pada SCORcard (95,0%).
dan petani 4 sebesar 70,56% pada semester Begitu juga nilai-nilai metrik lainnya lebih besar
2 (Tabel 10). Hasil perhitungan DEA juga dibandingkan nilai pada SCORcard.

Tabel 10 Hasil Perhilungan Efisiensi Relatif Kinerja Milra Tani Lettuce Head pada Dua Semester
di Tahun 2008 dengan DEA {dalam %)

Semester PeLani 1 Petani 7 Petani 3 Petani 4 Petani 5 Petani 6

Semester 1 53,43 60.70 64,77 68.85 80,04 83.19

Semester 2 63,68 54,87 68,87 70,56 63,20 69.64

Vol. !9No.2.!un i 2010 PANGAN IKS


Tabel 11 Potential improvement pada Petani 1

Semester 1 Semeste r2

Faktor Metrik kinerja Potential Potential


Actual Tarqet Improvement Actual Tarqet Impravnment
«%) (%)
Cash to cash cycle time
Input (hari) ifi 12,05 -24,68 16 12.75 -20.34
Biaya total (Rp) 5100 4017,32 -21.23 6000 4248.42 -29.19
Siklus pemenuhan
pesanan {hari) 59 60,26 2.14 60 63.73 6.21
Lead time pemenuhan
(hari) 55 58.25 5.91 58 61,6 6.21
Kesesuaian dengan
Output slandar {%) 31.51 75.32 139.0E 47.35 79.66 68.23
Pemenuhan pesanan (%) 65 21 10.0,43 54,01 100 106,21 6,21
Kinerja penqiriman (%) 36.36 7532 107.16 20 79.66 298 29

Tabel 12. Patok Duga Kinerja Perusahaan untuk Produk Lettuce Head Krop Tahun 2008
No Metrik kinerja Semester 1 Semester 2 Superior' Selisih 1 Selisih 2
1. Kinerja ponginman 100% 98.6% 95,0% + 5% + 3,6%
2. Pemenuhan pesanan 139,7% 109,9% 88 0% + 51,7% + 21.9%
3. Sesuai dengan 99% 98% 100% -1% -2%
standar
4. Lead time pemenuhan 2 hari 2 hari 3 hari +1 hari +1 hari
pesanan
5. Siklus pemenuhan 4 hari 4 hari 14 nan + 10 hari + 10 hari
pemesanan
6. Fleksibilitas rantai 3 hari 3 hari 10 hari +2G hari +26 hari
pasokan
7. Biaya total SCM Rp 21.890 Rp 22.185 - - -

8. Cash to cash cycle 23 hari 21 hari 29 hari + 6 hari + 8 hari


time
9. Persediaan harian 7 hari 7 hari 23 hari + 16 hari + 16 hari

Keterangan *) Food product SCORcard (Bolstorff, 2003)

VI. PENUTUP hard system dan soft system dalam


pengembangannya.
Manajemen rantai pasok sangat
bermanfaat untuk diterapkan pada berbagai Manajemen rantai pasok bisnis dan
bisnis termasuk pada bisnis dan Industri industri pertanian bersifat kompleks,
pertanian. Sifat khusus komoditi pertanian: probabilistik dan dinamis. Konsekuensinya,
mudah rusak, kamba dan musiman menambah analisis keputusan dan faktor yang perlu
kompleksitas dalam merancang sistem dipertimbangkan dalam merancang sistem
manajemen rantai pasoknya, maka banyak manajemen rantai pasok bersifat kompleks-
keputusan yang perlu dirumuskan dan Beberapa metode analisis yang dapat
dianalisis secara mendalam dengan digunakan dalam kajian pengembangan
pendekatan sistem dan didukung oleh analisis manajemen rantai pasok komoditi dan produk
pengambilan keputusan yang meng- pertanian antara lam metode Perbandingan
akomodasikan pendekatan multi dimensi' Eksponensial (MPE) untuk pemilihan-

PANGAN 186 Vol. l9No.2Juni2010


komoditas unggulan. analisis deskriptif rantai Graves. S.C. and Willems S.P. 2004. Supply chain
pasok dengan pendekatan Asian Productivity design: safety stock placement and supply
Organization (APO). metode Hayami untuk chain configuration Handbook in Operations
Research and Management Science Vol 11,
analisis nilai tambah rantai pasok, metode
Supply Chain Managernenl, de Kok AG and
Data Envelopment Analysis (DEA) dan Supply Graves. S.C. (Eds.). North-Holland Publishing
Chain Operation Reference (SCOR) yang Company. Amsterdam
dikombinasikan dengan Fuzzy AHP untuk
Karningsih, PD Kayis B, Kara S (2007)
analisis pengukuran kinerja manajemen rantai LDevelopment of knowledge Based System
pasok. for Supply Chain Risk Identification in multi-
Aplikasi teknik dan metode tersebut pada site & multi-partners Global Manufacturing
kasus penilaian kinerja rantai pasok sayuran Supply Chain' Proceeding of the 13"' Asia
Pacific Management Conference. Australia.
dataran tinggi menunjukan bahwa pendekatan
2007. pp 466-471.
APO sesuai untuk analisis deskriptif
manajemen rantat pasok, Metode Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo.
perbandingan eksponensial untuk penentuan
Jakarta.
komoditas unggulan. metode DEA dan SCOR
Marimin. 2008. Supply Chains for Perishable
yang dikombinasikan dengan Fuzzy AHP
Horticulture Products in Indonesia. Prepared
secara sukses dapat digunakan untuk menilai tor Asian Productivity Organization (APO).
kinerja rantai pasok. Untuk mendapatkan hasil Research on Supply Chain in Agribusiness.
yang lebih variatif maka metode dan teknik Tokyo
tersebut dapat diterapkan pada manajemen Miranda dan Arnin W I. 20D5. Manajemen Logtstik
rantai pasok komoditi dan produk pertanian dan Supply Cham Management. Jakarta
lainnya, sebagai misal beras serta komoditas Harvarindo.
lain seperti beras gula. kedelai. jagung dan Pranolo. T 2000 Peran BULOG Sebagai Lembaga
minyak goreng. Distribusi dan Cadangan Pangan Nasional.
'Round Table" Kebijaksanaan Harga Gabah
di Era Perdagangan Bebas. Dadan Ketahanan
DAFTAR PUSTAKA Pangan, Departemen Pertanian. Jakarta,
Aramyan. L. Ondersteijn C. Kooten, O. van, Pujawan, l,N. 2005. Supply Chain Management.
Lansmk, A. O. 2006. Performance Indicators Guna Widya. Surabaya
in Agri-Food Production Chains. Quantifying Sawil MH. 2001. Globalisasi dan AoA-WTO:
the Agri-food Supply Chain. Ondersteijn. Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan
C.J.M.. Wijnands. J.H.M.. Huime. R.B.M.. dan Indonesia. Makalah disampatkan pada
Van Kooten, O (Eds). Spinger-Nelherlands. Lokakarya "Ketahanan Pangan' di
Bab 5 47-64 selenggarakan oleh YLKI dan Consumers
International for Asia and Pacific (CIROAPi
Austin, J.E. 1992. Agromdustnal Project Analysis
John Hopkins University Press. USA. 28-29 Agustus 2001, Jakarta.
Siagian. Yolanda M. 2007. Aplikasi Supply Chain
Ayag Z-. Ozdemir, R.G 2006. A fuzzy AHP approach
Management dalam Duma Bisnis. Grasindo.
to evaluating machine tool alternatives. Journal
Jakarta
of Intelligent Manufacturing. Vol.17. No.2.
179-190 Sudiyono 2001. Pemasaran Pertanian UMM Press
Yogyaksrta
Boistortf, P dan Rosenbaum R. 2003. Supply chain
excellence a handbook for dramatic
Van der Vorst, J.GAJ.. 2004 Performance levels
improvement using the SCOR model. Amacom. in food traceability and the impact on chain
New York,
design, results of an international benchmark
study. In Bremmers. H.J.. Omta. S.W.F..
Brown J.E. 1994 Agroinriustrtal Investment and Tnenekens. J.H., et al. eds. Dynamics in chains
Operations World Bank Publications USA. and networks: proceedings of the sixth
Chopra. S.P,, Meindl. 2001, Supply Chain international conference on chain and network
Management Strategy, Planning and management in agribusiness and the food
Operation. Prentice Hall International. Inc. industry (Ede. 27-28 May 2004). Wageningen
Uppei Sadie River, New Jersey. Academic Press. Wageningen. 175-183.

Vol. IV No. 2 Juni 2010 PANGAN 187


Vorst, J. G. A. J. van der. 2000, Effective Food
BIODATAPENULIS
Supply Chains. Generating, Modelling, and
Evaluating Supply Chain Scenarios PhD Marimin dilahir di Sukoharjo. Jawa Tengah.
Thesis. Wageningen University September 1961. Menamatkan pendidikan S1
Vorst JGAJ van der Beulens AJM, Beek P van. jurusan Teknoiogi Industh Pertanian di Institut
2000 Modelling and Simulahng Multi-Echelon Pertanian Bogor tahun 1984 S2 bidang
Food Systems European Journal of Computer Science dl University of Western
Operational Research 122: 354-366 Ontario. Canada pada tahun 1990, S3 bidang
Yandra Marimin. Jamaran I.. Eriyatno. Tamura, H. Intelligence System/Fuzzy Decision Analysis
2007. An Integration Of Mulli-Objective Genetic pada tahun 1997 di Osaka University, Jepang
Algorithm And Fuzzy Logic For Optimization dan diangkat sebagai gum besar tetap di bidang
Of Agroindustrial Supply Chain Design
Teknik Kesisteman (System Engineering) di
Proceedings of the 51st Annual Meeting of the
Fakultas Teknoiogi Pertanian IPB. Saat ini beliau
ISSS.
rnengajar pada program sarjana dan
Zhang. H dan W Liu dan Xiu Li. 2002 An AHP/DEA
pascasarjana di Departemen teknoiogi Industh
Methodology for Vendor Selection in Agile
Supply Chain. Working Paper Hal 3-4. Pertanian dan beberapa Program Studi lain di
IPB serta di beberapa umversitas ternama di
Jakarta. Mata ajaran yang diasuh beliau antara
lain adalah Analisis Sistem dan Pengambilan
Keputusan Sistem Pakar. Sistem Intehjen.
Sistem Informasi Manajemen, Sistem
Pemodelan, Manajemen Rantai Pasok,
Manajemen Produksi dan Operasi. Manajemen
Kuantitatif Bisnis l.anjut dan Decision Analysis.
Alim Setiawan S dilahirkan di Demak Jawa
Tengah. If Februan 1982. Menamatkan
pendidikan S1 bidang Teknoiogi Industri
Pertanian di Institut Pertanian Bogoi (IPB) pada
tahun 2005 dan S2 di Program Master Teknoiogi
Industri Pertanian, IPB tahun 2009 Saat ini
beliau rnengajar di program sarjana di
Departemen Manajemen. Fakultas Ekoncmi
dan Manajemen IPB. Mala ajaran yang diasuh
antara lain adalah Pengantar Manajemen,
Manajemen Mutu. Manajemen Rantai Pasok,
Manajemen Produksi dan Operasi. Metode
Kuantitatif untuk Manajemen.

PANUAN 1XS Vol, l9No.2Juni20IO

Anda mungkin juga menyukai