Anda di halaman 1dari 6

PAPER

Nama : Tenti Angraini


NIM : 190302028
Prodi : Agribisnis 19 A
MK : Manajemen Produksi Agribisnis

Pasar Tani Aceh 2022

PENDAHULUAN
Sektor pertanian telah lama menjadi penopang ekonomi dalam negeri.
Pertanian menyumbang 13,6% dari produk domestik bruto (PDB) nasional, 55%
industri pengolahan merupakan pengolahan produk pertanian, serta mampu menyerap
35% tenaga kerja. Hal tersebut memberikan peluang besar untuk bisnis besar di sektor
pertanian. Banyaknya permasalahan dan keterbelakangan menjadi peluang para
enterpreneur dan inovator dalam membuka jalan terbaik dan menemukan solusi dengan
riset bisnis sehingga mendapat inovasi atau ide segar yang efektif dan efisien.

Permasalahan dimulai pada keterbatasan modal bagi petani sejak masa pra
tanam. Bagi para penyewa atau mengolah lahan milik orang lain menyebabkan hasil
tidak dimiliki secara utuh sehingga muncul masalah ketidaksejahteraan para petani
yang mengolah pangan. Setelah itu masalah muncul pada masa tanam, petani
hendaknya mengetahui karakteristik tanaman dari jenis bibit, kondisi tanah, tata cara
budidaya, pemupukan, dan perawatan lainnya hingga faktor eksternal seperti cuaca.
Pasca panen terdapat masalah lain yaitu sulitnya akses pasar serta panjangnya rantai
perdagangan menyebabkan pembiayaan petani semakin membengkak.

Dilansir dari jurnal.inagri.asia.com menyatakan bahwa Inagri berfokus pada


kelemahan petani pada pemasaran produk. Sedangkan untuk produksi di lahan (on-
farm) diyakini para petani sebenarnya pandai mengolah lahan, banyak program
penyuluhan, program intensifikasi pertanian, hingga inovasi bibit unggul. Berkaca
pada kondisi tersebut, Inagri melihat potensi pasar dan peluang bisnis besar pada usaha
restoran, retail, dan industri makanan olahan sebagai target pemasaran produk
pertanian (Ramadhan, 2017).

Selama ini usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil tani belum
berkembang secara optimal. Masih lebih banyak didominasi pengusaha-pengusaha
besar sehingga nilai tambah lebih banyak dinikmati pengusaha besar. Sementara itu
petani selaku produsen selalu berada di posisi tawar yang lebih lemah. Di samping itu
pemasaran hasil pertanian lebih banyak dilakukan secara individu, sehingga tidak
terjadi keseimbangan dalam memperoleh keuntungan. Antara petani selaku produsen
dengan pedagang, di mana petani selalu berada di bawah. Distribusi margin terbesar
justru diperoleh pada sub sistem distribusi dan pemasaran. Fakta menunjukan margin
pada sub sistem budi daya (produksi) hanya 9%, sangat kecil dibandingkan margin sub
sistem pasca panen dan pengolahan yang mencapai 17%. Serta margin sub sistem
pemasaran bisa mencapai 62%. Banyaknya sub yang terlibat dalam pendistribusian
pemasaran (rantai pemasaran yang panjang) dari sentra produksi ke pusat konsumen,
serta struktur pasar yang kurang baik menyebabkan ketidakmampuan menghasilkan
proses pembentukan harga secara transparan. Untuk memperkuat posisi tawar petani
sekaligus menciptakan struktur pasar yang efisien, maka pengembangan pasar tani
merupakan salah satu alternatif. Pasar tani, petani selaku produsen dapat memasarkan
langsung produknya kepada konsumen, sehingga mengurangi mata rantai pasar
sekaligus menciptakan struktur margin yang lebih seimbang.

LANDASAN TEORI

Menurut Santoso (2017) pasar sebagai tempat jual beli barang dengan jumlah
penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan pasar tradisional,
pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pengertian pasar
dapat dititik beratkan dalam arti ekonomi yaitu untuk transaksi jual dan beli. Pada
prinsipnya, aktivitas perekonomian yang terjadi di pasar didasarkan dengan adanya
kebebasan dalam bersaing, baik itu untuk pembeli maupun penjual. Penjual
mempunyai kebebasan untuk memutuskan barang atau jasa apa yang seharusnya untuk
diproduksi serta yang akan di distribusikan. Sedangkan bagi pembeli atau konsumen
mempunyai kebebasan untuk membeli dan memilih barang atau jasa yang sesuai
dengan tingkat daya beli.

Rantai pemasaran komoditas pertanian cenderung panjang dari daerah surplus


produksi (sentra) ke daerah pusat konsumsi (biasanya perkotaan). Hal ini akan
berpengaruh terhadap waktu pemasaran, kehilangan hasil, margin pemasaran dan
pendapatan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Anindita et al (2017) dalam
bukunya menyatakan bahwa terdapat dua karakteristik penting konsumen yang
mempengaruhi elastisitas permintaan yakni: 1) pendapatan: konsumen yang memiliki
pendapatan yang tinggi memiliki peluang untuk membeli komoditas pertanian yang
lebih beragam dan banyak daripada konsumen dengan pendapatan yang rendah; 2)
Umur: umur sangat menentukan keputusan pembelian suatu komoditas pertanian
dilihat dari sisi biologis, psikologis maupun gaya hidup. Konsumen yang berumur
produktif cenderung akan membeli produk lebih banyak daripada konsumen berusia
lanjut. Dua karakteristik konsumen tersebut sangat penting dalam pengambilan
keputusan pemasaran komoditas pertanian.

Pasar tani adalah start-up yang mengembangkan jaringan outlet produk pangan
secara online to offline. Pasar tani menghubungkan petani dan produsen pangan dengan
konsumen secara langsung. Tujuan pasar tani adalah menyederhanakan rantai
distribusi di bidang pangan agar konsumen dapat menikmati produk segar, dan
berkualitas dengan harga yang terjangkau. Pasar tani juga berkomitmen mendukung
kemajuan UMKM dengan memberikan akses permodalan dalam bentuk produk.
Pasar tani merupakan salah satu jalur pemasaran produk pertanian yang lebih
ringkas. Pasar tani menghubungkan petani langsung ke konsumen tingkat akhir.
Dengan demikian, produk pertanian yang dipasarkan jauh lebih segar dan berkualitas
karena dibawa langsung oleh petani. Pasar tani menyediakan produk berkualitas
dengan harga terbaik di antaranya sayur dan buah segar serta berbagai produk olahan.

ISI

Permasalahan pertanian tidak hanya diselesaikan di hulu atau hilirnya saja, tapi
di seluruh tahapannya memerlukan perhatian khusus sehingga akan mendukung
berkembangnya sistem pertanian berkelanjutan yang di dalamnya menganut agronomi
berkelanjutan. Sistem agronomi berkelanjutan (SAB) sendiri merupakan perpaduan
antara berbagai macam konsep, prinsip, dan praktik produksi tanaman yang fisibel,
profitable, akseptabel, dan ramah pada lingkungan tumbuh setempat (Tohari et al.,
2017). Dengan begitu mampu meminimalisir masalah dari sejak masa pra tanam
hingga pemasaran.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh gelar Pasar Tani Aceh tahun 2022 di
Lapangan Belakang Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, pada Selasa 4 Oktober
2022. Pasar tani telah berlangsung beberapa tahun di Provinsi Aceh dan menjadi suatu
yang sangat favorit khususnya di kalangan ibu-ibu karena pasar tani mempertemukan
antara produsen dan konsumen secara langsung, memperkenalkan atau
mempromosikan UMKM dan petani – petani yang tidak memiliki pasar yang tetap
diajak ke lokasi dan disediakan fasilitas untuk bertransaksi dan untuk lebih dikenal oleh
masyarakat.

Selain sebagai ajang pemasaran, pasar tani juga diharapkan mampu mengatasi
fluktuasi harga yang sering terjadi di tingkat petani. Keberadaannya membuka akses
pasar lebih luas dengan membawa langsung produk dari petani ke konsumen. Dengan
demikian, petani bisa memperoleh keuntungan yang lebih baik dan harga di konsumen
juga lebih kompetitif.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Langsa sebagai daerah penyumbang
inflasi terutama untuk Provinsi Aceh. Secara nasional telah mengalami inflasi, dimana
tidak seimbangnya nilai jual dengan daya beli masyarakat. Hal tersebut terjadi di
karenakan daya beli tinggi namun barang tidak tersedia atau barang tersedia namun
masyarakat tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli. Sehingga pemerintah
mencoba memberikan salah satu wadah untuk pengendalian inflasi di Aceh.

KESIMPULAN

Pasar tani memiliki tujuan membangun pasar produk tani sebagai outlet
pemasaran melalui kelompok tani langsung kepada konsumen. Meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan petani dalam bidang pemasaran dan menguatkan
kelembagaan petani sehingga mempunyai posisi tawar (bargaining position). Pasar tani
juga memiliki tujuan mengubah pola pikir patani menjadi pola pikir bisnis yang
mengedepankan mutu dan efisiensi. Di samping itu, tujuan pasar tani mengingkatkan
akses petani secara langsung dengan konsumen dan pasar, membangun jaringan
pemasaran dan menyediakan sarana pemasaran sebagai ajang promosi, penumbuhan
rasa cinta terhadap produk lokal. Pemko Langsa sangat mendukung kegiatan Pasar
Tani yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh bekerja sama
dengan Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Langsa, sehingga
masyarakat dapat membeli atau memperoleh bahan kebutuhan dengan harga yang
terjangkau.
Dokumetasi beberapa produk yang dijual di Pasar Tani Aceh 2022 di Kota Langsa

Anda mungkin juga menyukai