Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAGEMEN AGRIBISNIS

“Manajemen Pemasaran dan Distribusi Produk Pertanian”

Oleh:
Kelompok 2
Kelas H
Kevin Marcelino 175040100111155

Luqman Hadi 175040101111032

Ryan Hendrawan 175040101111101

Muhammad Sefudin 175040107111039


Faiz Rifqi Alamshah 175040107111098
Zulfan Firdaus Ma’ruf 175040107111101

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1. Pengertian Pasar, Pemasar, dan Pemasaran Agribisnis
1.1 Pasar
Pasar dalam artian ialah pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
mempertukarkan barang-barang. Menurut Putri (2017), pasar merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli, terjadi transaksi, serta pertukaran produk
(barang/jasa) yang bernilai antara dua belah pihak atau lebih. Istilah pasar saat ini
bukan lagi mengacu kepada suatu tempat secara fisik, namun lebih kepada
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas produk atau kelas
produk tertentu.
Istilah pasar dalam dunia bisnis, secara informal sering digunakan untuk
mencakup beragam pengelompokan pelanggan. Misalnya: pasar kebutuhan
(contoh:pasar diet), pasar produk (contoh: pasar daging, telur, dan lainnya), pasar
demografis (contoh: pasar remaja, dewasa,anak-anak), pasar geografis (contoh:
pasar Bali, Denpasar, dan lainnya). Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis,
maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk
pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk
Agroindustri.
1.2 Pemasar
Pemasar menurut Putri (2017), adalah seseorang yang mencari satu atau
lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran nilai (value). Calon
pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang
mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut. Pemasar dapat
bertindak sebagai pembeli ataupun penjual, tergantung pada tingkat keaktifan
mereka dalam mengupayakan terjadinya pertukaran. Dalam situasi dimana kedua
belah pihak secraa aktif mengupayakan terjadinya pertukaran, maka keduanya
disebut sebagai pemasar. Dalam situasi normal, pemasar adalah perusahaan yang
berhadapan dengan pesaing dalam melayani suatu pasar. Pemasar agribisnis
adalah seorang yang mencari barang atau jasa, baik berupa input atau produk
agribisnis dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Dengan demikian,
pemasar agribisnis dapat berfungsi sebagai pembeli atau penjual
Oleh karena itu, pemasar pertanian dapat diartikan sebagai seorang yang
mencari barang input dan output serta jasa pada bidang pertanian dengan
menawarkan sesuatu yang bernilai sebagai imbalannya.
1.3 Pemasaran
Pemasaran menurut Putri (2017), merupakan suatu proses dimana individu
atau lembaga yang terlibat didalamnya melalukan fungsi manajerial untuk
memperoleh kebutuhannya. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya
menyampaikan produk atau jasa hingga ke tangan konsumen, tetapi juga
bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan secara berkelanjutan, sehingga keuntungan perusahaan dapat diperoleh
dengan terjadinya pembelian yang berulang. Dalam agribinsis, pemasaran dalam
artian yang lebih luas merupakan kegiatan pada subsistem agribisnis mulai dari
hulu, onfarm, dan hilir. Dengan demikian pemasaran pertanian dapat di
definisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
memberi kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen
atau pemakai dalam bidang pertanian, baik input maupun produk pertanian.
Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menciptakan suatu
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai superior,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan. Pemasaran agribisnis secara
parsial terdiri atas pemasaran input dan alat-alat pertanian, pemasaran produk
pertanian, dan pemasaran produk agroindustri, serta pemasaran jasa-jasa
pendukung agribisnis.
2. Pemasaran Agribisnis Sebagai Ilmu dan Seni
Menurut KBBI Online, ilmu jika dipandang dari segi pelaku merupakan
kemahiran, kepandaian, kebenaran, dan kepahaman. Sedangkan seni menurut
KBBI Online, yaitu keahlian membuat, menciptakan, sebuah karya atau kerajinan.
Ilmu dalam bidang pemasaran agribisnis lebih ditujukan kepada petugas informasi
yang memiliki keahlian tertentu dan mampu mengelola perpustakaan ilmiah.
Pemasaran merupakan kolektifitas dari pengetahuan dan pengalaman
tersusun secara sistematis dan diterima sebagai suatu kebenaran yang bersifat
general atau universal. Ilmu pemasaran memaparkan kerangka analisis terkait
proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir atau
konsumen potensial serta fungsi-fungsi dan strategi pendukungnya. Kerangka
analisis ini mengalami perkembangan secara teoritis, dapat membuktikan,
meramalkan, mendefinisikan, dan memberikan kepastian atau ukuran perihal
dimensi-dimensi pemasaran yang ditelaah. Hasilnya memberikan suatu kerangka
tindakan dan kebijakan yang dapat mendorong dalam pengembangan dimensi-
dimensi pemaran secara praktis, dengan keterlibatan kemampuan intuitif, rasa,
keyakinan-keyakinan, kreativitas serta penguasaan akan teknik-teknik
realisasinya. Hal ini menunjukkan bahwa bidang pemasaran juga merupakan suatu
seni disamping sebagai ilmu.
Berdasarkan uraian diatas, maka pemasaran agribisnis sebagai suatu ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang pemasaran
agribisnis tersusun secara sistematis dan dapat diterima sebagai kebenaran yang
bersifat global atau universal. Dengan demikian, pemasaran agribisnis menjadi
salah satu bidang ilmu yang dapat dan harus diajarkan.
Menurut Wysocki, et al (2003), ilmu pemasaran pertanian mencakup
beragam topik dan masalah. Lulusan, pengatur/inovasi program, dan orientasi
pasar dengan pertimbangan jumlah dan kuantitas penawaran dalam pemasaran.
Strategi pemecahan masalah bisa ditinjau daribperspektif tiga bagian ekonomi
pertanian. Ukuran, keahlian, minat, dan filsafat pedagogik membantu dalam
menentukan nomor, campuran, dan inti masalah. Memecahkan masalah ini
termasuk ke dalam ranah modulasi dan meningkatkan kedalaman atau keluasan
pengetahuan dan pengalaman, untuk mencapai perubahan sistem pemasaran yang
lebih baik di kalangan mahasiswa. Pendidik harus terus melihat, mengawasi,
mengatur perubahan sistem pangan dan komunikasi/penyuluhan/penyebaran
informasi ke strategi pemasaran untuk melihat kebutuhan dan menerapkan
perubahan seperti yang diharapkan.
Pemasaran dianggap sebuah seni karena beberapa alasan, salah satunya
karena menciptakan koneksi sadar dan bawah sadar antara konsumen dengan
iklan yang merupakan elemen penting dalam proses pemasaran. Pemasaran juga
merupakan sebuah seni karena melibatkan cara-cara nonverbal, proses komunikasi
yang melibatkan pesan halus dan tersembunyi untuk audiens yang spesifik. Ketika
komunikasi pemasaran menggunakan seni maka akan memiliki kemampuan untuk
masuk ke kepalaseseorang dengan cepat dan efisien. Pendekatan artistik dapat
membangun pengenalan merek dengan cepat dan menciptakan citra merek yang
kuat yang menghubungkan dengan konsumen pada tingkat emosional jika
pesan disampaikan dengan benar. Merek atau produk ini diakui dapat
menciptakan sesuatu yang sangat kuat yang menciptakan loyalitas emosional yang
tinggi terhadap produk tersebut. Sebagai contoh, minyak goreng Tropical. Dalam
iklan minyak goreng Tropical, mereka menggunakan atribut "MINYAK
GORENG 2X PENYARINGAN" yang mampu menggerus pangsa pasar pemain-
pemain yang lebih dulu bercokol seperti Bimoli. Dengan atribut ini, Tropical
ingin menciptakan persepsi kalau minyak gorengnya sehat bagi jantung.

3. Sistem Pemasaran Merupakan Kegiatan Yang Kompleks


Pemasaran dalam produk pertanian dikatakan kompleks dan mahal
dikarenakan proses pembelian hasil produksi petani dari daerah sentra produksi
dan diteruskan, ke tempat-tempat atau daerah konsumsi berlangsung sulit dan
mahal sebab pemasaran produk pertanian (agronomi) umumnya bersifat
konsentrasi-distributif. Hal ini berlainan dengan produk agroindustri yang
berlangsung secara distributif.

Hulu On Farm Hilir


(Budidaya) (Pengolahan dan
(Input Produksi) pemasaran)

Lembaga Penunjang

Berdasarkan dalam susbsitem agribisnis, agroindustri terbagi menjadi dua


kelompok yakni agroindustri hulu (upstream agroindustry) dan agroindustri hilir
(downstream agroindustry). Agroindustri hulu berperan dalam penyediaan input-
input produksi yang dibutuhkan on farm misalnya benih/bibit, pupuk, obat-obatan,
alsintan, dan sebagainya. Sedangkan agroindustri hilir meliputi produk pertanian
misalnya pabrik kelapa sawit (PKS) yang mengolah biji sawit menjadi CPO, dan
sebagainya. Dari kedua agroindustri tersebut haruslah saling berkaitan satu sama
lain sehingga dapat menghubungkan berbagai pelaku agribisnis.
Produk Agroindustri memiliki karakter yang berbeda dengan produk
pertanian. Dasar dari suatu industri adalah rancangbangun dan pemanfaatan
teknologi secara tepat baik dari input, proses, maupun pengendalian kualitas untuk
meningkatkan nilai tambah sehingga akan diperoleh produk yang diinginkan
konsumen. Hal ini berlainan dengan produk pertanian (agronomi) yang tidak
dapat dikontrol sepenuhnya aspek kualitas dan kuantitas yang diinginkan
konsumen. Menurut Tatiek (2012) beberapa permasalahan atau kelemahan dalam
produk agronomi antara lain:
1. Voluminous yaitu pada umumnya produk agronomi memiliki volume yang
besar (Bulky) sehingga menimbulkan persolan dalam hal ruang penyimpanan,
biaya pengangkutan dan harga produk yang tidak sebanding dengan volumenya.
2. Mudah rusak / perishable yaitu disebabkan antara lain oleh rendahnya kualitas
penanganan pasca panen, kandungan air yang relatif tinggi dan faktor-faktor lain
yang lekat dengan karakteristik biologis dan fisiologis produk pertanian itu
sendiri
3. Tergantung pada alam yaitu bersifat spesifik dalam kaitannya dengan faktor
klimatologi. Seluruh aspek alamiah memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap produk pertanian. Produk tertentu hanya dapat ditanam pada kondisi
alam tertentu dan dipanen hanya di musim-musim tertentu.
4. Bersifat musiman yaitu ketersediaan produk agronomi tidak selalu tersedia
sedangkan permintaan terhadap produk tersebut selalu ada maka akan
menciptakan adanya perlakuan khusus terhadap produk tersebut untuk
mengantisipasi adanya panen raya dan paceklik yang akan berdampak pada
tingkatan harga dipasaran
5. Mutu produksi yang bervariasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik
secara sifat biologis dan fisiologi tanaman itu sendiri, kondisi lingkungan tempat
produksi atau perlakuan teknik budidaya setiap petani yang beragam.
Tatiek (2012) juga menjelaskan segi pemasaran produk agronomi
(produk pertanian) bersifat konsentrasi–distributive. Sedangkan pemasaran
produk agroindustri lebih bersifat distributif. Berikut perbandingan skema
pemasaran produk agroindustri dengan produk agronomi

Pada pemasaran produk agroindustri, lokasi produsen terkonsentrasi dan


produk yang dihasilkan dapat direncanakan dengan cermat berkenaan dengan
jumlah, mutu dan waktu. Produsen produk agroindustri umumnya menghasilkan
produk dalam jumlah besar, sehingga produsen dapat mendistribusikan secara
langsung melalui pedagang besar, agen dan pengecer hingga ke konsumen. Sifat
distributif pemasaran produk agroindustri diindikasikan oleh semakin kecilnya
volume transaksi dari pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen.
Di sisi lain produk pertanian dihasilkan secara terpencar, dalam skala kecil
dan sebagian besar masih berupa bahan baku mentah yang memerlukan
pengolahan lebih lanjut. Kondisi ini menyebabkan munculnya sifat konsentrasi-
distributif pada mekanisme pemasaranya dikarenakan diperlukan upaya akumulasi
produk dalam volume transaksi yang memadai untuk menutup biaya yang
diperlukan oleh lembaga agroniaga yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran.

4. Pemasaran sebagai Kegiatan yang Produktif


Dalam kegiatan pemasaran, sering terjadi perbedaan pendapat antara
pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengenai siapa yang sebenarnya
menjadi pelaku produksi. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran hanya dilihat
sebagai pemberi jasa yang mengantarkan produk ke konsumen. Para ahli ekonomi
menyatakan bahwa kegiatan produksi tidak hanya dilihat dari kegiatan yang hanya
menghasilkan produk fisik saja. Kegiatan produksi juga dilihat sebagai upaya
penciptaan kegunaan, yakni proses menciptakan barang dan jasa.
Menurut Nasrudin (2014) kegunaan tersebut meliputi kegunaan bentuk
(form utiliy) atau kegunaan dalam proses produksi, dimana kegiatannya ialah
merubah bentuk suatu barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai
ekonomis, kegunaan waktu (time utility) atau kegiatan produksi yag
memanfaatkan waktu- tertentu agar barang mempunyai nilai ekonomis, kegunaan
tempat (place utiliy) atau kegiatan produksi yang memanfaatkan tempat- tempat
dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis, dan kegunaan kepemilikan
(ownership utiliy) atau nilai yang tercipta dengan dimilikinya suatu produk
Kegiatan pemasaran akan dikatakan produktif apabila keempat kegunaan
ini dapat berkolaborasi dalam kegiatan pemasaran. Sebagai contoh, petani padi
menjual gabah kering kepada lembaga pemasaran, kemudian oleh lembaga
pemasaran ini, gabah tadi digiling sehingga menjadi beras (form utiliy). Beras tadi
didistribusikan hingga kepada pedagang pengecer agar nantinya konsumen mudah
untuk mendapatkan beras tersebut (plae utility), kemudian beras tersebut dibeli
oleh konsumen, sehingga beras tersebut menjadi miliki konsumen sehingga terjadi
kegunaan kepemilikan oleh konsumen (ownership utiliiy), kemudian oleh
konsumen tersebut beras tadi dimasak menjadi nasi saat ia kelaparan sehingga
akan terjadi kegunaan waktu atau time utiliy. Dari kegiatan diatas dilihat bahwa
pemasaran adalah kegiatan yang produktif, karena ikut sertanya pelaku-pelaku
produksi melakukan fungsi pemasaran sehingga menciptakan keempat kegunaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Andajani, Tatiek Koerniawati. 2012. Materi Tata Niaga Produk Pertanian: Bab I
Pendahuluan. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Nasrudin, W. 2014. Arti, Ruang Lingkup, Peranan, Fungsi dan Pendekatan Studi,
serta Karakteristik Produk dan Produksi Pertanian. Tangerang :
Universitas Terbuka Press.

Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Fakultas Peternakan


Unud. Denpasar.

Tatiek. 2012. Manajemen Agribisnis Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.

Wysocki, et al. 2003. Agricultural, Agribusiness, and International Marketing


Courses in Undergraduate Curricula: Issues and Ideas. Journal of
Agribusiness 21, 2 (Fall 2003):197S212 © 2003 Agricultural Economics
Association of Georgia.
MIND MAP

Managemen Pemasaran
dan Distribusi Produk
Agribisnis

Pengertian

Pemasaran Sebagai Ilmu


dan Seni

1. Pasar
2. Pemasar
3. Pemasaran
1. Pemasaran sebagai ilmu
2. Pemasaran sebagai seni

Subsistem agribisnis

1. Hulu
2. Onfarm Managemen Pemasaran
3. Hilir dan Distribusi Produk
4. Lembaga Agribisnis
penunjang

Permasalahan Agronomi

1. Voluminous Pemasaran sebagai Kegiatan


2. Mudah rusak yang Produktif
3. Tergantung pada alam
4. Bersifat musiman
5. Mutu produksi yang
bervariasi
1. Bentuk
2. Waktu
3. Kepemilikan
4. tempat

Anda mungkin juga menyukai