Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad An-Nashrullah K.

Samma
NIM : P042231024
Mata Kuliah : Teori Dalam Agribisnis
Dosen : Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S.

TUGAS 1

Pada sektor pertanian dan dispesifikkan pada agribisnis, maka penjelasan terkait cakupan
agribisnis jauh lebih luas dibandingkan dengan pertanian, usahatani, perusahaan pertanian
maupun industri pertanian. Pertanian dapat diartikan atau dijelaskan dalam dua konteks yaitu
artian sempit dan artian luas. Secara sempit pertanian berarti kegiatan budidaya tanaman
maupun hewan, sedangkan dalam artian luas pertanian adalah kegiatan membudidayakan dan
bercocok tanam baik pada perikanan, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. Berdasarkan
pengertian sempit dan luas, secara umum pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan yang dititik
beratkan pada proses produksi yang berbasis biologis yaitu pertumbuhan tanaman dan
berkembangan hewan. Usahatani sendiri dapat diartikan sebagai sebuah usaha dalam proses
produksi atau budidaya yang berbasis biologis dengan bantuan elemen-elemen berupa alam,
tenaga kerja, modal, dan pengolahan. Dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua kategori
yaitu subsisten yang berorientasi untuk pemenuhan kebutuhan keluarga dan secara komersial
yang orientasinya pada pasar dan keuntungan.
Selain itu, perusahaan pertanian diartikan sebagai usaha yang bergerak pada sektor
pertanian baik itu menghasilkan barang maupun jasa serta memiliki badan hukum. Perusahaan
pertanian ini memiliki dua basis yang berbeda yaitu perusahaan pertanian berbasis farm yang
artinya perusahaan tersebut menjalankan proses budidaya dan perusahaan berbasisi non-farm
yaitu perusahaan yang dalam kegiatannya tidak ada proses budidaya. Perusahaan pertanian
berbasis farm ini muncul dari usahatani yang berbentuk komersial yaitu berfokus pada pasar
dan keuntungan. Sedangkan Industri dapat diartikan dalam dua sudut pandang, sudut pandang
pertama mengartikan industri adalah sekumpulan perusahaan yang memiliki jenis usaha yang
sama dan bersaing dalam pasar yang sama untuk mendapatkan konsumen dan keuntungan.
Sudut pandang kedua mengartikan industri sebagai suatu kegiatan menyediakan input,
pengolahan, dan pemasaran dimana semua kegiatan tersebut terjadi dalam suatu organisasi
ataupun pada organisasi berbeda dengan perjanjian kontrak hubungan kerjasama.
Industri pertanian sendiri memiliki persamaan dan perbedaan terhadap agribisnis,
persamaan antara industri pertanian dan agribisnis yaitu keduanya sama-sama menjalankan
kegiatan pengolahan seperti pada agribisnis terdapat subsistem pengolahan hasil pertanian
yang mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi, begitupun
industri pertanian salah satunya adalah industri penggilingan gabah atau semacamnya. Adapun
perbedaannya yakni dari segi cakupan, jika berbicara agribisnis maka fokusnya ada pada empat
subsistem yaitu hulu, on-farm,hilir, dan penunjang dan dijalankan secara terstruktur sedangkan
industri pertanian lebih atau hanya berfokus pada pengolahan hasil yang mengubah sebuah
bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi.
Kemudian jika agribisnis dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti manajemen
pemasaran, maka terdapat kesamaan dan perbedaan juga dimana kedua ilmu ini mempelajari
pemasaran, dimana agribisnis membahas terkait subsistem pemasaran sedangkan manajemen
pemasaran membahas dari segi manajemennya. Adapun perbedaannya, agribisnis tidak
membahas spesifik bagaimana manajemen pemasaran tersebut hanya membahas bagaimana
kegiatan promosi dilakukan kepada pelanggan setelah produk olahan jadi sedangkan
manajemen pemasaran membahas terkait bagaimana pengaturan atau apa yang perlu
dipersiapkan secara matang dalam melakukan promosi agar konsumen tertarik. Maka dari itu,
manajemen pemasaran penting untuk diterapkan dalam kegiatan agribisnis untuk menopang
subsistem pemasaran.
Agribisnis sediri menggabungkan seluruh kegiatan yaitu kegiatan pertanian, usahatani,
perusahaan pertanian dan industri pertanian yang dijabarkan melalui subsistem agribisnis.
Subsistem agribisnis dapat dibedakan menjadi subsistem input atau hulu, subsistem ini terdiri
dari unit usaha yang menyediakan sarana produksi pertanian seperti bibit, pakan, pupuk, alat
dan mesin, dan bahan kimia yang dibutuhkan untuk produksi pertanian dan juga subsistem ini
bekerja melalui mekanisme pasar maupun kerangka programatik pemerintah. Subsistem
produksi usahatani atau on-farm terdiri dari seluruh usahatani rumah tangga dan perusahaan
pertanian yang terlibat dalam produksi tanaman dan hewan mulai dari pembibitan,
pemeliharaan atau perawatan, hingga pada pemanenan atau kelahiran.
Selain itu terdapat subsistem hilir yang terbagi menjadi dua yaitu pengolahan dan
pemasaran. Subsistem pengolahan, subsistem ini mencakup seluruh perusahaan ataupun rumah
tangga yang terlibat dalam pengolahan produk termasuk penyimpanan untuk kesegaran produk
dan pengolahan menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi dari output subsistem
produksi usahatani. Subsistem pemasaran, subsistem ini mencakup individu dan perusahaan
yang berperan dalam melakukan promosi, pengenalan dan distribusi produk berbasis pertanian
kepada konsumen, subsistem ini yang berhubungan langsung dengan konsumen. Subsistem
pendukung, subsistem ini mencakup seluruh agen pemerintah dan non pemerintah, lembaga
penelitian dan pendidikan, asosiasi industri, lembaga pembiayaan, atau organisasi internasional
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem agribisnis melalui fungsi
penyediaan logistik, kordinasi, pembiayaan, sumberdaya manusia, informasi dan teknologi,
kebijakan, program, insentif dan jasa lainnya.
Dalam agribisnis juga terdapat hubungan antara agribisnis dan modal sosial serta agribisnis
dan supply chain management. Adapun hubungan antara agribisnis dan modal sosial, sesuai
dengan pengertiannya bahwa modal sosial adalah perekat bagi setiap individu, dalam bentuk
norma, kepercayaan dan jaringan kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling
menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Pada agribisnis sendiri modal sosial ini
ditekankan untuk menjaga kepercayaan petani dalam kegiatan agribisnis serta menjaga
kuantitas dan kualitas petani dalam menjalankan kegiatan agribisnisnya sebab jika kepercayaan
petani tidak dapat dijaga maka dapat berdampak pada bahan mentah yang dihasilkan petani
tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan.
Agribisnis juga memiliki keterkaitan dengan supply chain management. Supply Chain
diartikan sebagai urutan proses pengambilan keputusan mengenai bahan baku, informasi, dan
modal yang dialakukan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen
sedangkan Supply Chain Management adalah rantai siklus perusahaan mulai dari persediaan
bahan baku dan layanan pemasok melalui proses sampai ke tangan konsumen dengan tujuan
meningkatkan kepercayaan konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa
agribisnis menjalankan kegiatan supply chain management dalam proses agribisnis yang
dijelaskan pada tiap-tiap subsistem agribisnis. Dan salah satu bagian dari supply chain
management yaitu persediaan bahan baku, persediaan bahan baku ini harus diisi oleh bahan
baku yang memiliki kualitas yang bagus dan disinilah modal sosial dapat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai