Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR AGRIBISNIS

12-11-2019
EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS
Berburu dan meramu
Budidaya pertanian (farming) ekstensif untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga (home
consumption)
Spesialisasi kegiatan budidaya
Penggunaan pupuk dan pestisida
Pengadaan saprodi oleh industri
Muncul industri pengolahan hasil pertanian
Agribisnis
“agribisnis” berasal dari bahasa Inggris yaitu : agricultural
(pertanian) dan business (bisnis = usaha), maka Agribisnis
adalah bisnis berbasis usaha pertanian

Istilah agribisnis untuk pertama kali dikenal oleh


masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H.
Davis menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya
yang disampaikan pada "Boston Conference on
Distribution .

John H. Davis dan Ray Goldberg memasyarakatkan


agribisnis melalui buku yang berjudul "A Conception of
Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University.
 Dalam buku tersebut , Davis dan Golberg
mendefinisikan agribisnis sebagai berikut :

The sum total of all operation involved in the


manufacture and distribution of farm supplies:
Production operation on farm: and the storage,
processing and distribution offarm commodities an
items made from them"
Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh,
mulai dari input, proses produksi primer, mengolah
hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan
dengan kegiatan pertanian.

Menurut Arsyad, dkk. (1985) dalam Soekartawi, yang


dimaksud dengan agribisnis adalah :
Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas, Yang
di maksud dengan “ada hubungannya dengan
pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan
usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan
kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian”.
Menurut Hadi (1992) “sistem agribisnis adalah suatu
rangkaian kegiatan yang terdiri dari empat subsistem
yang saling mempengaruhi yaitu sub sistem
penyediaan input pertanian, sub sistem produksi
pertanian, sub sistem pengolahan hasil, dan sub
sistem pemasaran hasil pertanian termasuk produk-
produk turunannya, yang seluruh kinerjanya
dipengaruhi oleh koordinator agribisnis”.
 Menurut Prof. Dr. Bungaran Saragih :
 Sektor Agribisnis sebagai bentuk modern dari
pertanian primer paling sedikit mencakup empat
sub sistem: sub sistem agribisnis hulu, yaitu
kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan
perdagangan sarana produksi pertanian primer
(seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih,
alat dan mesin pertanian, dll); sub sistem
usahatani/produksi primer; sub sistem agribisnis
hilir, yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah
hasil pertanian primer menjadi produk olahan,
baik dalam bentuk yang siap untuk di masak atau
siap untuk di saji
atau siap untuk di konsumsi beserta kegiatan
perdagangannya di pasar domestik dan
internasional; dan subsistem jasa layanan
pendukung seperti lembaga keuangan dan
pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan
layanan informasi agribisnis, penelitian dan
pengembangan, kebijakan pemerintah, asuransi
agribisnis, dan lain-lain”.
Walaupun pengertian sistem agribisnis agak
bervariasi, implikasi dari konsep tersebut adalah
sama, bahwa dalam pembangunan agribisnis, keempat
subsistem yaitu input, usahatani, pengolahan dan
pemasaran harus dilakukan secara simultan, terpadu
dan berimbang, yang dikoordinasi dan difasilitasi oleh
unsur-unsur penunjang
Agribisnis sebagai ilmu
Agribisnis sebagai ilmu merujuk pada rangkaian ilmu
pengambilan keputusan, yaitu ilmu bisnis (ekonomi
manajerial), manajemen, ilmu sistem, ilmu
komunikasi dan ilmu penunjang lain yang diterapkan
untuk menggerakkan usaha produksi pertanian,
peternakan, perikanan dan kehutanan supaya bisa
diterima oleh konsumen yang dituju.
Agribisnis sebagai ilmu
Ruang lingkup agribisnis sebagai bidang ilmu: 

Pertama, ilmu terapan dari ekonomi manajerial,


manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi dan ilmu
penunjang lain.

Kedua, agribisnis sebagai pendekatan pembangunan


pertanian.
Agribisnis sebagai ilmu
Dengan pendekatan tersebut, maka pembangunan
diarahkan sebagai sebuah sistem atau satuan upaya yang
tidak hanya memperhatikan satu subsistem saja melainkan
upaya yang memberi perhatian kepada semua subsistem
sebagai kegiatan yang terkoordinasi secara seimbang.
Agribisnis sebagai sistem
 Agribisnis sebagai sistem merupakan suatu cara lain
untuk melihat pertanian sebagai suatu sistem bisnis
yang terdiri dari subsistem yang saling terkait satu
sama lainnya.
Agribisnis sebagai sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis adalah semua
aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana
produksi sampai kepada pemasaran produk-produk
yang dihasilkan oleh produksi primer/usahatani dan
agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Agribisnis sebagai sistem
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang
menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan
yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu
konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai
masalah dan tantangan.

Sistem Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri


dari lima subsistem utama, yaitu :
Agribisnis sebagai sistem
1.Subsistem hulu/agroinput (pengadaan dan
penyaluran sarana produksi pertanian) adalah
industri yang menghasilkan barang-barang sebagai
modal bagi kegiatan pertanian
contoh :
 Industri pembibitan tanaman, ternak dan ikan
 Industri agrokimia (pupuk, pestisida, dan obat-
obatan)
 Industri agro otomotif (alsintan)
2. Subsistem on farm (produksi primer / usahatani)
adalah kegiatan yang menggunakan barang-
barang modal dan sumberdaya alam untuk
menghasilkan komoditas pertanian primer

contoh :
 Usaha tanaman pangan dan hortikultura
 Perkebunan
 Tanaman obat-obatan
 Peternakan
 Perikanan
 Kehutanan
Agribisnis sebagai sistem
3. Subsistem hilir pengolahan / agroindustri adalah
industri yang mengolah komoditas pertanian primer
menjadi produk olahan berupa produk antara dan
produk akhir

Contoh :
Produk makanan dan minuman
Industri serat alam
Industri biofarmaka
Industri agro wisata dan estetika
Agribisnis sebagai sistem
4. Subsisem hilir pemasaran
adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran
komoditas pertanian baik segar maupun olahan
untuk nasional dan ekspor ke luar negeri.

Contoh :
 Distribusi
 Konsumsi
 Promosi
 Informasi pasar
Agribisnis sebagai sistem
5. Subsistem jasa pendukung (supporting system)
adalah kegiatan untuk menyediakan jasa bagi
subsistem agribisnis hulu, subsistem usahatani dan
subsistem agribisnis hilir
Contoh :
 Pendidikan dan Penelitian
 Perkreditan (pembiayaan/keuangan)
 Perhubungan / Transportasi
 Penyuluhan
Konsep Sistem Agribisnis

Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem


Pertanian Hulu Budidaya Pengolahan Pemasaran
 Industri  Tan. Pangan  Industri  Distribusi
Benih/Bibit dan Horti Makan-Minum  Promosi
 Industri  Tan. PKebun  Industri Rokok  Info Pasar
Agrokimia  Peternakan  Industri Serat  Intel Pasar
 Industri  Perikanan Alam  Kebij_Dagang
Agrootomotif  Perhutanan  Industri Agro  Strukt_Pasar
Wisata+Estetik

Subsistem Jasa dan Penunjang Pertanian


 Perkreditan dan Asuransi
 Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan serta Penyuluhan
 Transportasi dan Pergudangan
 KebijakanPemerintah ( Mikroekonomi, Tata Ruang dan Makroekonomi)
Agribisnis sebagai sistem
 Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan efisien
bila hanya mengembangkan salah satu subsistem yang
ada didalamnya.

Contoh :
Pengembangan usaha budidaya pisang di suatu daerah
sangat berhasil dalam meningkatkan produksi dan mutu
produknya, tetapi tidak berhasil meningkatkan
pendapatan masyarakat secara nyata karena tidak
disertai dengan pengembangan dan penyiapan sistem
pemasarannya
Agribisnis sebagai sistem
Contoh tersebut merupakan salah satu fenomena
pengembangan agribisnis yang tidak terpadu dan
sering terjadi di Indonesia.
Agribisnis sebagai sistem
 Memandang agribisnis sebagai sebuah sistem yang
terdiri atas beberapa subsistem. Sistem tersebut akan
berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah
satu subsistem. Pengembangan agribisnis harus
mengembangkan semua subsistem didalamnya karena
tidak ada satu subsistem yang lebih penting dari
subsistem lainnya.
Kaitan Ke Belakang (Backward Linkage)
 Peningkatan kegiatan pengadaan dan penyaluran
sarana produksi

 Mengundang individu atau perusahaan untuk


menangani masalah input usahatani 4 tepat : waktu,
tempat, jumlah dan kualitas tepat

 Dipengaruhi lembaga penunjang agribisnis


Kaitan ke depan (forward linkage)

 Peningkatan produk usahatani


 Pengolahan produk usahatani
 Penyalur untuk melayani permintaan konsumen

 Keterkaitan (linkage) baik ke belakang (backward)


maupun ke depan ( forward)
perlu diarahkan untuk memperkuat industri hulu
dan megembangkan industri hilir.
Integrasi vertikal sistem agribisnis
 Adalah keterpaduan sistem komoditas secara
vertikal yang membentuk suatu rangkaian pelaku-
pelaku yang terlibat dalam sistem komoditas
tersebut, mulai dari produsen/penyedia
input/sarana produksi pertanian, distributor
input/sarana produksi pertanian, usahatani,
pedagang pengumpul, pedagang besar, usaha
pengolahan hasil pertanian (agroindustri),
pedagang pengecer, eksportir sampai dengan
konsumen domestik dan luar negeri.
Integrasi vertikal sistem agribisnis
 Pemerintah berperan sebagai pembina, pengatur, dan pengawas
beroperasinya mekanisme sistem komoditas secara vertikal
tersebut.

 Pembinaan dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat ikatan


keterpaduan antar pelaku.

 Pengaturan dilakukan untuk menjamin terselenggaranya


pemenuhan hak-hak dan kewajiban antar pelaku secara seimbang
dan proporsional, serta tersedianya sarana pelayanan yang
mampu menjamin terselenggaranya integrasi sistem komoditas
tersebut dengan kuat
Integrasi vertikal sistem agribisnis
Pengawasan dilakukan sebagai upaya untuk
menjamin terselenggaranya sistem komoditas tersebut
berdasarkan prinsip efektivitas, efisiensi, dan
proposional.

Integrasi vertikal hanya dapat terselenggara apabila


terdapat hubungan yang saling menguntungkan
secara proporsional dan saling mendukung antar
pelaku dalam sistem komoditas scara vetikal tersebut
Integrasi horizontal Sistem Agribisnis
 Integrasi horizontal terselenggara apabila terdapat
keterkaitan yang erat antar lini komoditas pada tingkat
usaha yang sama atau antar para pelaku dlm suatu
komoditas yg sama.

contoh :
integrasi horizontal yang kuat tercipta karena beberapa
perusahaan dalam suatu tingkat skala usaha untuk
menggunakan bahan baku yang sama atau
menggunakan peralatan produksi yang sama untuk
menghasilkan beberapa jenis produk.
Potensi Agribisnis
Pendekatan dengan sistem agribisnis akan
memperbesar potensi pertanian, karena akan
memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi
produk-produk pertanian dan dapat mendorong
tingkat efisiensi usaha yg semakin tinggi.

Peluang-peluang agribisnis yang masih potensial :


sistem agribisnis berbagai komoditas hortikultura
(buah, sayur, bunga, jamur, rempah-rempah, dll),
rumput laut,
Potensi Agribisnis
berbagai komoditas perikanan, agroindustri lanjutan
tanaman pangan dan perkebunan, serta industri
pakan ternak dan ikan.

Dengan prinsip keterkaitan, dalam sistem agribisnis


juga akan terbuka peluang usaha dalam bidang
transportasi, penyimpanan, jasa informasi, lembaga
pembiayaan, asuransi dan sebagainya.
Potensi Agribisnis
Potensi agribisnis tersebut akan diikuti dengan
perolehan manfaat lain. Diantaranya adalah
semakin terbukanya kesempatan mobilitas
sumberdaya, terutama modal dan tenaga kerja
dari sektor pertanian ke sektor lain, seperti
industri dan jasa, dan sebaliknya
Potensi Agribisnis
Potensi pengembangan agribisnis juga didukung oleh
keinginan (komitmen) pemerintah untuk terus
mengembang kan kegiatan-kegiatan produksi dan
ekspor non migas, yang hingga saat ini sebagian besar
merupakan produk pertanian, potensi pasar ekspor
dan pasar domestik yang masih terbuka, dan faktor-
faktor stabilitas ekonomi dan keamanan yang
menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai