Anda di halaman 1dari 3

HENDRA BUDIMAN (15408071) Intervensi Tata Niaga Terhadap Kesejahteraan Petani

Tata niaga ata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat tata niaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.Fungsi tata niaga adalah mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu dan bentuk serta harga yang tepat(pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan).Produktivitas hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian ditingkat produ sen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini diduga berkaitandengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian. Singh dalam Sahara (2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent instability) pada sisi penawaran. Hal ini berarti harga hasil pertanian disebabkan oleh sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam jangka pendek tidak dapat merespon tambahan permintaan atau tidak dapat mengurangi produksi pada saat harga yang rendah. Pengaruh fluktuasi harga pertanian lebih besar bila dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Keadaan ini dapat menyebabkan petani menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih tinggi. Persoalan mutu dan harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tata niaga hasil pertanian yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian. Selain itu keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencarpencar dan jauh dari pusat perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tata niaga yang panjang karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian. Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001). Jadi, tata niaga pertanian sangat berperan penting dalam menentukan keberlanjutan dari hasil itu dari pertanian itu sendiri. Semua petani selalu mengharapkan hasil pertanian dapat memberikan profit dan benefit yang bisa menopang kesejahteraan hidup para petani. Hasil yang melimpah ruah tidak bisa menjamin kesejahteraan petani. Sebaliknya , hasil yang pas-pasan bisa menjamin kesejahteraan petani. Kunci penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani adalah proses pasar. Dimana pasar harus bisa mengendalikan harga hasil pertanian dengan adil dan pro petani. Tata niaga merupakan solusi yang tepat untuk menumbuhkan kesejahteraan para petani mengingat peran vitalnya itu.

Intervensi Pemerintah Pemasaran Pertania


Intervensi Internal
Advokasi Pasar dan Pelakunya

Untuk

Mengembangkan

Pusat-Pusat

Ada 2 (dua) intervensi yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengembangkan pusat pertanian:

Problem jatuhnya harga sendiri, sering kali dikaitkan dengan banyaknya jumlah barang mentah pertanian yang beredar membuat harga turun, namun lama kelamaan terjawab, bahwa ditataran agen besar sendiri, untuk menekan harga naik dan turun sendiri, tergantung jumlah kapasitas bahan mentah pertanian di wilayah pertanian itu, apakah kapasitasnya besar atau kecil, jika jumlah kapasitas produk pertaniannya lebih tinggi, maka ia akan membuang ke wilayah lain yang ketersediannya minim. Disinlah penilaian bahwa komitmen menjaga pasar lokal tidak ada rumusnya, serta keberpihakannya, sudah barang tentu agen besar lebih mementingkan keuntungan ketimbang menjaga wilayah potensi pertanian dari masuknya produk luar wilayah yang menghajar petani lokal. Selain itu keterikatan tengkulak-tengkulak lokal dibangun kebersamaanya, sehingga tingkat kepercayaan dan loyalitas untuk menjual kepada pengempul besar tidak berpindah-pindah. Untuk menentukan variasi harga naik dan turun sendiri tergantung dari jumlah sebaran komuditi petani , yang kapasitasnya mana yang lebih besar, artinya dari bahan mentah pertanian tersebut sendiri bervariatif tidak pada semua komuditi turun harga. Perlunya Membangun Kelembagaan Petani Kelembagaan terhadap petani pengarap perlu dilakukan atas dasar kesadaran bersama, bukan kerena berbasis program atau terdesak mengejar bantuan hibah. Kemandirian terhadap petani saat ini dalam kelembagaanya perlu penguatan dan pengorganisasian yang real, tidak fiktif. Secara berkelompok membangun prilaku efisiensi pendampingan terhadap komunitasnya, ini yang terpenting yang perlu dikuatkan selama ini. Perjalanan kelembagaan nantinya akan dapat membantu persoalan-persoalan di tingkat potensi daerah, kelembagaan petani yang dibangun merupakan cermin kebersamaan dalam menyelesaikan permasalahan kelompok. Selama ini, banyak kelompok tani yang dibentuk kerena tujuan mengejar bantuan, tanpa menilai keberlangsungan pertanian yang berkelanjutan. Kegagalan pemerintahaan sendiri, pada distribusi bantuan program pertanian yang nilainya cukup besar, selama ini tidak tepat sasaran, selain itu keseriusan dalam pengelolaan bantuannyapun kurang begitu didampingin. Sehingga bantuan tersebut hanya sebatas sampai dana itu dhabis. Mengembangkan Produk Olahan Belum ada pimikiran yang mengedepankan bahwa untuk menghindari jatuhnya harga pasar saat sekarang ini, petani seharusnya sudah lebih kreatif mengembangkan komuditi olahan dari apa yang mereka tanam. Kebanyakan produk olahan industry rumahan yang ada saat sekarang ini, juga masih tergantung kepada pasar lokal, belum maksimal untuk membeli langsung kepada petani, atau sebaliknya petani sendiri yang sudah melakukan produksi produk olahan. Pada posisi produk mentah menjadi produk olahan, sebenarnya bisa dibebankan kepada konsumen. Esensi nilai produk olahan jauh lebih tinggi dari produk mentah, jika petani saat ini melakukan hal yang demikian juga dapat menciptakan pasar-pasar yang lebih baik dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani itu sendiri. Petani yang sudah melakukan hal ini, mungkin akan menguasai bahwa keberadaan industri rumah tangga jauh lebih besar konstribusinya terhadap peningkatan harga jual barang mentah, tentunya masuk akal jika bahan baku itu dijual kepasar maka harga beli dipetani sebenarnya dikurangi dari biaya-biaya lainnya. Perlunya Menggagas Peran Ganda Petani Menjadi Pedagang Serta Membuka Akses Pasar Komunitas Kebutuhan Konsumen Secara Langsung dengan Prinsip-prinsip Kebersamaan. Mungkin saat ini jarang sekali kita jumpai posisi ganda bagi petani, ketika petani juga menjadi pedagang, aktifitas ini sebenarnya lebih menguntukan petani, ketimbang hanya menjadi satu peran, dalam praktek-praktek perdagangan di tingkat lokal. kami sudah pernah membuktikan aktifitas peran ganda ini, beberapa keuntungan yang didapat diantaranya, pertama meminalisir praktek dagang pengepul dan tengkulak, kedua memaksimalkan harga komuditas petani dibanding nilai beli tengkulak, ketiga membangun akses pasar baru serta mengikat konsumen secara berkelanjutan. Perlunya penguatan pada peran ganda ini sebenarnya juga lebih mendorong dan menempatkan petani sebagai pelaku pengelola utama, perlunya membuka akses pasar baru pada petani dari problem-

problem pasar yang ada pada saat ini, memberikan pembelajaran dan pengalaman dimana gagasan berbasis komunitas konsumen lokal perlu dikuatkan. Intervensi eksternal Pengembangan struktur ruang berbasis agropolitan Kawasan agropolitan disini diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat agropolitan dan desa-desa di sekitarnya membetuk Kawasan Agropolitan. Disamping itu, Kawasan agropolitan ini juga dicirikan dengan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis di pusat agropolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Jadi diharapkan akan terdapat pusat pusat peretanian yang terlihat secara fisik dan terencana kebijakan pro petani membuat kebijakan cinta dan bangga akan produk dalam negeri. Hal ini ditujukan untuk pemerintah agar mementingkan pengembangan usah pertanian lokal dengan cara maksimal dibandingkan dengan kebijakan impor. Kebijakan agroindustri dan agrobisnis petani Mengembangkan industri dan bisnis yang berbasisbahan pertanian. Dimana kebijkan yang diharapkan adalah kebijakan yang mendahulukan investasi atau pengembangan lainnya untuk kelanjutan agroindustri dan agrobisnis pertanian dalm jangka panjang yang bisa menguntungka para pelaku pertanian Kebijakan tata niaga yang jelas Tata niaga yang dimaksud adalah adanya penjelasan peran tengkulak. Peran tengkulak di kalangan petani sangat vital dan menggantikan peran lembaga lainnya seperti koperasi dalam hal pemasaran. Namun, dalam hal ini peran tengkulak cenderung merugikan. Tengkulak dirasa sangat memonopli harga. Disisi lain pemerintah sering telat dalam mengontrol harga hasil pertanian. Untuk itu pemerintah perlu menjelas sisten tata niaga yang ada dan tengkulak harus diletakan di posisi yang jelas pula Referensi: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCQQFjAA&url=h ttp%3A%2F%2Fwww.penataanruang.net%2Ftaru%2FMakalah%2FPengembangan%2520Agropolita n http://www.scribd.com/doc/70386117/Tataniaga-pertanian-adalah http://www.blogtopsites.com/outpost/721258a6d1c53f12eed6ea3d5fdafb47 http://agribisnis.blogspot.com/2011/02/pengertian-marketing-tata-niaga-hasil.html http://www.kabarbisnis.com/read/2822036 http://regional.kompasiana.com/2011/06/30/membangun-kesejahteraan-petani-lokal-dalam-praktekdan-tata-niaga-yang-berkeadilan/ http://www.bitlib.net/view/aHR0cDovL3VzdXByZXNzLnVzdS5hYy5pZC9maWxlcy9LdWx0dXJhJ TIwVm9sXyUyMDQwJTIwTm9fJTIwMiUyMFNlcHRfJTIwMjAwNS5wZGY= http://www.askep.net/pdf/pdf-tata-niaga-hasil-pertanian

Anda mungkin juga menyukai