Kontak tani adalah pemimpin petani, karenanya seorang kontak tani dituntut mampu
memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya agar mampu mengelola usaha
taninya salah satu tugas yang diemban kontak tani adalah menyadarkan anggota
kelompok tentang posisinya sebagai petani, adalah pemilik, pelaku sekaligus manajer
usaha tani. Karena itu petani dituntut mampu mengelola usaha tani yang lebih
profesional sebagaimana umumnya seorang manajer menata usaha yang ditekuni untuk
mencapai target usaha.
Pengelolaan usaha tani yang profesional dituntut mampu menyusun perencanaan dan
pembiayaan usaha tani sebagai dasar dalam menentukan strategi dalam mencapai
kesuksesan usaha.
Perencanaan dan pembiayaan (“budgeting”) ada;aj legoatam uamg berbeda, tetapi
dalam pelaksanaannya sering dilakukan secara bersama-sama. Perencanaan merupakan
dasar dari pembiayaan dan pembiayaan dipakai untuk mengevaluasi dari hasil
perencanaan.
1. Harus mempunyai target tujuan yang akan dicapai dengan jangka waktu
yang jelas.
2. Harus mengetahui potensi Sumberdaya yang mendukung baik kwalitas
maupun kwantitasnya dan harus mampu mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya.
3. Tidak hanya untuk kepentingan keluarga saja, tetapi juga berdampak
positif pada masyarakat diantaranya adanya peluang lapangan kerja.
4. Bukan hanya untuk kepentingan sesaat, tetapi berkelanjutan, karenanya
kelestarian alam dan lingkungan harus mendapat kepedulian.
Walaupun berbagai cabang usaha tani berbeda cara pada pelaksanaannya, akan tetapi
dalam langkah-langkah penyusunan perencanaan dan pembiayaan pada prinsipnya
sama.
Petani umumnya mengelola usaha tani secara terpadu yaitu berbagai macam usaha tani
di kelola tanaman pangan, ikan, ternak pengelolaan hasil yang lebih akrab kita kenal
sebagai usaha tani campuran atau diversifikasi. Diversifikasi usaha tani sangatlah
banyak kegunaannya dengan keuntungan-keuntungannya :
II. PEMASARAN
Keberhasilan petani berproduksi sudah tidak diragukan lagi akan tetapi kendala
pemasaran merupakan bagian paling lemah dalam mata rantai pengelolaan usaha tani,
karenanya masih perlu dikembangkan pengetahuan pemasaran bagi petani agar terjadi
keseimbangan antara keberhasilan berproduksi dengan pemasaran hasil. Pemasaran
hasil pertanian atau distribusi yaitu kegiatan ekonomi dibidang pertanian yang
bergfungsi membawa barang (hasil produksi) dari produsen ke konsumen yang
semuanya ada aturan permainannya dalam satu sistem pemasaran. Sistem pemasaran
dikatakan effisien bila memenuhi 2 syarat: 1). Mampu menyampaikan hasil-hasil
pertanian dari produsen ke konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan 2). Mampu
mengadakan pembagian yang adil dari semua harga yang dibayar konsumen ke pada
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan pemasaran hasil.
Pemasaran hasil pertanian bukan hanya meliputi barang-barang/produksi hasil petani,
tetapi mencakup pula sarana produksi yang dibutuhkan petani misalnya pupuk, bibit
dan obat-obatan serta alat-alat pertanian.
Setiap barang ekonomi mempunyai kegunaan atau manfaat bagi manusia yang sangat
berkaitan dengan jenis produksi, tempat, waktu bentuk dan harga. Jika antara penjual
dan pembeli tidak ada kecocokan dalam salah satu syarat diatas maka tidak akan
terjadi transaksi jual beli, disinilah letak fungsi dan peranan pemasaran yaitu
mengusahakan agar pembeli memperoleh barang-barang yang diinginkan pada tempat,
waktu, bentuk dan harga yang tepat. Misalnya mangga hampir tidak punya harga di
daerah penghasil mangga karena produksnya melimpah, tetapi di kota Jakarta dan
kota-kota lainnya yang bukan penghasil mangga harga mangga sangat melangit.
Pemasaran mempunyai fungsi membawa mangga dari tempat produsen (desa) ke
tempat konsumen (kota) dengan demikian pemasaran berfungsi sebagai menaikkan
kegunaan tempat. Fungsi kegunaan waktu dapat kita perhatikan pada saat panen padi
banyak produk gabah melimpah dan mempengaruhi harga beras tetapi bagaimana
dengan saat paceklik ? Bisa diterka harga besar akan melambung. Masih ada lagi
peranan fungsi pemasaran terhadap harga produk barang yang harus ditebus
konsumen. Misalnya penyimpanan (storage) mungkin tidak hanya berapa, bulan bahkan
tahunan yang sangat tergantung dari barang yang diproduksinya dan juga pemasaran
ikut mempengaruhi harga pada kegiatan pengolahan hasil yang merupakan pengolahan
atau merubah produk-produk hasil panen sesuai dengan bentuk-bentuk yang
diinginkan/dimintai konsumen.
Jadi makin jelaslah bahwa pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan hasil
merupakan tiga fungsi utama daripada pemasaran. Lebih lanjut Mubyarto 1977)
mengutip pendapat Mosher menjelaskan pemasaran adalah syarat mutlak dalam
pembangunan pertanian. Tanpa adanya pemasaran hasil usaha tani maka pertanian
akan bersifat statis dan usaha tani yang dikelola petani hanya untuk kepentingan
keluarga saja atau dikenal sebagai “pertanian sub sisten”.
Dengan kata lain “pemasaran” dapat menjadi kegiatan yang menjanjikan peluang bagi
petani selain menekuni usaha tani selama ini, artinya kontak tani yang nota bene
adalah ketua kelompok tani dapat menggerakkan anggota kelompoknya agar mampu
berkiprah pada kegiatan “pemasaran” yang mempunyai peluang menghasilkan rupiah
bagi kelompok tani dan petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani yang
dibinanya dapat diperankan sebagai petani produsen yang menekuni seluk beluk
budidaya pertanian.
III. GRADING
Selera masyarakat makin berkembang sesuai dengan tingkatan penghasilan, hal ini
sangat berpengaruh pada selera konsumen yang makin menuntut selera produk
berkwalitas. Karenanya seorang kontak tani sebagai pemimpin petani harus mampu
membaca peluang pasar dan memotivasi anggota kelompoknya untuk mampu
melakukan grading, yaitu memilah- milah produk hasil pertanian sesuai dengan
standard kwalitas mutu yang di minta konsumen.
Grading yang baik akan memberi manfaat bagi semua pihak baik konsumen maupun
produsen. Dengan adanya grading konsumen merasa diuntungkan, yaitu memperoleh
barang/produk hasil pertanian yang sesuai dengan keinginannya dan tingkat
pendapatannya sedangkan bagi produsen mendapatkan jaminan memperoleh harga
yang sesuai dengan mutu hasil produksinya. Yang pasti dengan adanya grading bagi
konsumen maupun produsen masing-masing terlindungi dari praktek-praktek ketidak
jujuran dalam pemasaran.
Dewasa ini kita sudah sering melihat produk hasil pertanian yang melalui pasar grading
di pasar swalayan dengan pengemasan yang sangat menarik. Hanya saja bila kita
telusuri lebih lanjut. Masihlah sedikit peran petani ikut terlibat dalam pemasokan ke
pasar-pasar swalayan, dan proses grading. Padahal ini merupakan peluang dan dapat
dilakukan melalui kerjasama diantara anggota kelompok tani atau antar kelompok tani
yang tergabung dalam gapoktan.
Konsumen saat ini makin banyak yang mencari kepraktisan dalam menyajikan hidangan
bagi keluarga, dapat dimanfaatkan melalui industri pengolahan produk pertanian yang
dapat diusahakan oleh ibu-ibu wanita tani. Sebagai home industri, banyak memberikan
nilai tambah dan keuntungan bagi masing-masing pihak yaitu pelaku usaha mendapat
nilai tambah pendapatan penghasilan keluarga, konsumen merasa tertolong
tersediannya pengemasan produk pangan siap saji atau siap olah dan petani dari hasil
grading yang tidak memenuhi persyaratan pasar masih mendapatkan nilai jual dari
pemasaran ke industri pengolahan.
Beragam produk hasil pertanian dapat diolah wanita tani menjadi bahan pangan siap
saji, siap olah dengan berbagai macam rasa dan kemasan yang disesuaikan
kemampuan pasar lokal maupun luar daerah.