Anda di halaman 1dari 8

3.

2 Pembelajaran Manajemen Usahatani


1. Capaian Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari semua materi dalam modul ini, mahasiswa diharapkan
mampu : Memahami dan menjelaskan Pengertian Manajemen secara umum
Upaya untuk memahami capaian pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pelajari dengan seksama semua materi pelajaran yang dijelaskan di dalam kegiatan
pembelajaran dari modul ini,
b. Kerjakan semua Soal-soal latihan dan Soal-soal Evaluasi yang diberikan pada setiap
kegiatan pembelajaran, dengan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Setelah
selesai saudara kerjakan semua Soal Latihan dan Soal Evaluasi yang ada, saudara bisa
melihat kunci jawaban yang tersedia. Jika jawaban yang sudara peroleh tingkat
kebenarannya kurang dari 80%, maka saudara disarankan untuk mempelajari kembali
uraian kegiatan pembelajaran dari modul yang terkait, dan jika tingkat kebenaran
jawaban saudara telah mencapai 80%, saudara sudah bisa melajutkan mempelajari
kegiatan pembelajaran atau modul berikutnya.
c. Lengkapi pemahaman saudara, dengan membaca kembali secara seksama rangkuman
yang ada di setiap pembelajaran pada modul yang bersangkutan.

2. Materi Pelajaran ”Manajemen Usahatani”

Pada dasarnya pengertian manajemen usahatani sama dengan pengertian yang telah
dijelaskan dalam manajemen secara umum, hanya secara spesifik semua fungsi dasar dari
manajemen tersebut inilah yang diterapkan pada bidang pertanian dalam arti luas. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, pengertian pertanian dalam arti luas yang dimaksud ialah
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan dan perikanan.
Manajemen Usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari penggunaan secara
efisien sumber sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas, yaitu : tanah, tenaga kerja, dan
modal. Tujuan akhir dari pengembangan manajeman usahatani ini adalah tercapainya taraf
hidup yang lebih tinggi bagi para petani beserta keluarganya. F.A.O (1988), menyatakan
bahwa manajemen usahatani adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola
sumberdaya yang terbatas, baik berupa tanah/lahan, air, tenaga kerja, dan modal, mampu
menghasilkan produksi pertanian dengan baik (produktivitas, kualitas) secara terus menerus
guna memenuhi kebutuhan hidup petani dan keluarganya yang semakin baik.

Modul Manajemen Usahatani 1


Manajemen adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya
organisasi. Dalam perkembangannya sampai saat ini, manajemen mutlak diperlukan untuk
melaksanakan semua jenis usaha, tidak terkecuali bagi usahatani dengan skala kecil sekalipun.
Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan mendapatkan hasil yang berbeda
dengan mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani, dengan modal dan
hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim yang sama pula, suatu
usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda. Hal ini
terjadi karena pola pemikiran seseorang dalam mengambil keputusan dan mengelola usahanya
tidak pernah sama antara satu orang dengan orang yang lain.
Manajemen dapat dinyatakan sebagai pengelolaan, sehingga manajemen usahatani dapat
pula dinyatakan sebagai pengelolaan usahatani. Dalam kaitan ini pengelolaan usahatani dapat
digambarkan sebagai kemampuan petani dalam menentukan serta mengorganisasikan faktor-
faktor produksi seefisien mungkin, sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih baik.
Namun demikian, pengelolaan usahatani bukan hanya mengusahakan cara mendapatkan
produksi yang maksimum dari semua cabang usahatani yang diusahakan oleh petani,
melainkan juga berusaha untuk mempertinggi pendapatan dari usahatani tersebut.
Dalam pengelolaan usahatani, para petani diharapkan memiliki berbagai pengetahuan,
khususnya yang menyangkut prinsip-prinsip usahatani sebagai berikut:
(1) Penentuan perkembangan harga faktor produksi dan harga produk yang diusahakan,
(2) Kombinasi dari beberapa cabang usaha yang menguntungkan,
(3) Pemilihan cabang usaha (yang banyak dipengaruhi oleh faktor fisik dan ekonomi),
(4) Penentuan cara berproduksi: Misal : cara menentukan jenis pupuk dan dalam jumlah
berapa jumlah pupuk tersebut harus digunakan pada jenis tanaman tertentu, demikian pula
dengan pengaturan jarak tanamnya,
(5) Pembelian Sarana Produksi yang diperlukan,
(6) Pemasaran Hasil Usahatani (waktu, cara, tempat penjualan, pengepakan, dan sebagainya),
(7) Pembiayaan Usahatani yang meliputi :
(a) Pembiayaan Jangka Panjang (biya pengembangan dan perluasan usahatani)
(b) Pembiayaan Jangka Pendek (biaya penanaman, biaya hidup petani dan keluarganya
selama menunggu musim panen, serta biaya pemeliharaan peralatan, dan sebagainya).
(8) Pengelolaan Modal dan Pendapatan Usahatani
Berpedoman pada prinsip-prinsip tersebut, maka langkah-langkah yang perlu ditempuh
oleh para petani untuk sampai pada suatu pengambilan keputusan, adalah :

Modul Manajemen Usahatani 2


a. Memahami masalah yang dihadapi dan meneliti fakta-fakta tentang masalah yang dihadapi
sampai pada suatu penyusunan rencana,
b. Menganalisis masalah dan mencocokkan dengan rencana yang telah disusun
c. Mengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan ini petani perlu memperhitungkan resiko yang harus
dihadapi. Secara umum kemampuan menerima resiko akan berbeda antara seorang petani
dengan petani yang lain. Hal ini terutama dipengaruhi oleh: (a) Jumlah modal yang tersedia,
(b) status petani dalam keluarganya, (c) lingkungan sosial dimana petani berada (d) umur
petani, dan (e) pengalaman petani dalam berusahatani.
Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang
dijalankan dalam usahatani tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, serta modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Akhirnya dapat dinyatakan,
bahwa inti dari pertanian adalah usahatani karena usahatani menyangkut sekumpulan kegiatan
yang dilakukan dalam budidaya pertanian. Berhasil atau tidaknya kegiatan budidaya tersebut,
sangat tergantung dari baik atau tidaknya pengelolaan atau manajemen dalam usahataninya.

Tujuan manajemen usahatani adalah menjalankan perusahaan sedemikian rupa sehingga


dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin secara terus menerus
dengan pemakain sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien. Selanjutnya
untuk mencapai tujuan manajemen tersebut seorang manajer harus selalu mempunyai sifat:
agresif, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif dan proaktif.

(1) Sifat Agresif


Pengertian agresif dapat dinyatakan sebagai seorang manajer yang selalu harus mencari
dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya, baik di
pasar maupun di dalam pemasaran ataupun di bidang mencari jenis-jenis tanaman baru atau
berusaha menekan biaya pokok dari barang yang di hasilkan. Agresif juga berarti bahwa si
pengusaha/manajer harus memegang inisiatif, prakarsa dalam segala hal tanpa menunggu ada
perintah dari orang lain.

(2) Sifat Adaptif

Sifat adaptif diartikan sebagai suatu kemampuan seorang manajer dalam batas-batas
tertentu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang selalu berubah-rubah, yang mungkin
akan menimbulkan kerugian ataupun keuntungan kepadanya.

Modul Manajemen Usahatani 3


(3) Sifat Fleksibel

Sifat fleksibel diartikan sebagai kemampuan dari seorang manajer dalam menghadapi
tantangan-tantangan dari luar, sehingga tidak bertumbukan dengan masalah yang lain.

(4) Sifat Inovatif

Inovatif dapat dinyatakan sebagai sifat dari seorang manajer yang selalu bertujuan untuk
memperbaharui usaha-usahanya, dalam arti mencari hal-hal baru atau jenis-jenis usaha baru
dengan tujuan yang sama, yaitu memperoleh hasil yang setinggi-tingginya, dengan biaya
pokok produksi yang serendah-rendahnya, tanpa merugikan kepentingan pihak/petani lain.

(5) Sifat Produktif

Sifat produktif diartikan sebagai suatu sifat dari setiap manajer usahatani yang harus
mampu menciptakan kegiatan untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan tambahan
penghasilan bagi perusahaan maupun bagi keluarga.

(6) Sikap Proaktif

Merupakan suatu sikap seorang petani/manajer yang tidak menunggu tetapi menjemput
bola dengan penuh perhitungan serta risiko terendah. Keenam sifat tersebut harus terdapat
pada setiap pengusaha/manajer usahatani agar apa yang diinginkan untuk dicapai dapat
terlaksanan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Fungsi Manajemen Usahatani

Secara umum terdapat lima fungsi manajemen usahatani yang harus dilakukan oleh para
petani, yaitu:
(1) Membuat Perencanaan
Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegian yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Dalam setiap perencanaan harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Kegiatan apa yang diperlukan dan berapa jumlah tenaga kerja yang di butuhkan untuk
setiap kegiatan tersebut,
b) Kapan berbagai sumberdaya akan digunakan dan berapa jumlahnya dalam setiap
pemakainnya,
c) Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin akan dialami dalam setiap kegiatan.

Modul Manajemen Usahatani 4


d) Jenis-jenis barang apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlah setiap jenis barang
tersebut,
e) Bagaimana pola penerimaan yang di kehendaki dari kegiatan tersebut
f) Bagaimana pola pemasaran yang akan dilakukan terhadap barang yang diproduksi
tersebut.
g) Berapa kira-kira biaya produksi setiap unit barang yang dihasilkan.
h) Berapa keuntungan yang mungkin diperoleh, dari setiap jenis barang tersebut.

Dalam rencana usahatani, hal-hal tersebut akan dipengaruhui oleh jenis komoditi yang
diusahakan dan pola tanam yang dilaksanakan untuk setiap lahan yang dikuasai petani.

(2) Menyusun Organisasi

Menyusun organisasi usahatani adalah menyusun personalia yang akan mengerjakan


pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam perencanaan, sesuai dengan bidang
keahliannya. Secara umum. bagian dari organisai perusahaan dapat dibedakan menjadi
dua bagian (1) bagian pengadaan (2) bagian penjualan.
Organisasi bagian pengadaan atau penyediaan berfungsi atau bertugas menyediakan
segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha produksi, khususnya barang-barang, bahan
dan alat-alat. Bagian penjualan bertugas untuk mencari informasi harga, mencari pembeli
atau konsumen, dan melakukan penjualan barang-barang yang dihasilkan.

(3) Melaksanakan Kegiatan Usaha

Melaksanakan kegiatan usaha tidak lain adalah melaksanakan kegiatan produksi yang
sebenarnya, yaitu menjalankan, menggerakkan organisasi yang telah disusun, sesuai
dengan kegiatan yang telah direncanakan.
(4) Mengawasi Jalannya Organisasi

Mengawasi jalannya organisasi usahatani tidak lain dari mengamati dengan cermat, agar
segala sesuatunya bias berjalan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan usahatani fungsi
pengawasan ini agak sulit untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena organisasi
usahatani tersebut bukan merupakan organisasi yang berdiri sendiri dan terpisah dari
organisasi rumahtangga petani, sehingga bila terjadi penympangan terhadap rencana yang
telah dibuat sulit untuk diawasi.

Modul Manajemen Usahatani 5


Hal-hal yang diawasi diantaranya adalah: ukuran produk yang dihasilkan, baik yang
menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau kualitasnya. Pengawasan hal-hal tersebut
tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap pengelola yang bersangkutan.
Pada hakekatnya tugas mengawasi ini adalah untuk menghindari berbagai kemungkinan
kerugian perusahaan, baik kerugian bersifat ekonomis maupun kerugian non ekonomis.

(5) Evaluasi Terhadap Hasil Usaha

Tugas membuat penilaian terhadap hasil usaha dapat berjalan bersama-sama dengan tugas
mengawasi jalannya kegiatan usaha. Pertumbuhan usahatani dapat dilihat dari segi
teknis, ekonomis dan sosial.
a) Dari segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien, hal ini
dapat ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan pemakain faktor
produksi yang terus meningkat, atau dari hasil per satuan luas tertentu.
b) Dari segi ekonomi, usahatani tersebut harus bertambah kegiatan cabang usahanya,
meskipun modal untuk memperluas usaha itu berasal dari pinjaman atau kredit.
c) Dari segi sosial yang dapat menunjang kemajuan usahatani, adanya kepercayaan dari
para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dll, sebab dengan adanya
kepercayaan yang baik tersebut akan memudahkan memperoleh fasilitas-fasilitas
ekonomi yang diperlukan dalam menunjang usaha pada masa-masa berikutnya.

Selanjutnya untuk memudahkan evaluasi (penilaian atas hasil-hasil usahatani ) sangat


penting bagi petani adalah adanya pembukuan (pencatatan) yang lengkap dan teliti
untuk setiap kegiatan produksi, yang dilakukan pada setiap periode tertentu, baik
yang menyangkut aspek teknis, ekonomis, maupun sosial serta permasalahan-
permasalahan yang timbul selama kegiatan usahatani tersebut berlangsung.

Jenis Pengelolaan Usahatani


Ditinjau dari segi manajemennya usahatani di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
1) Usahatani individual (indifidual farm)
2) Usahatani kooperatif (cooperative farm)
3) Usahatani kolektif (collective farm)
4) Usahatani perkebunan (estate management)
Faktor-faktor yang memengaruhi sistem pengelolaan usahatani adalah:

Modul Manajemen Usahatani 6


a) Ukuran luas lahan usahatani
b) Volume usahatani yang dijalankan
c) Ketersediaan dan tingkat penggunaan sumber-sumber
d) Ketersediaan fasilitas, serta tujuan yang akan dicapai.

3. Rangkuman

Manajemen Usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari penggunaan secara


efisien sumber sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas, yaitu : tanah, tenaga kerja, dan
modal. Tujuan akhir dari pengembangan manajeman usahatani ini adalah tercapainya taraf
hidup yang lebih tinggi bagi para petani beserta keluarganya. F.A.O (1988), menyatakan
bahwa manajemen usahatani adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola
sumberdaya yang terbatas, baik berupa tanah/lahan, air, tenaga kerja, dan modal, mampu
menghasilkan produksi pertanian dengan baik (produktivitas, kualitas) secara terus menerus
guna memenuhi kebutuhan hidup petani dan keluarganya yang semakin baik.
Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang
dijalankan dalam usahatani tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, serta modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Akhirnya dapat dinyatakan,
bahwa inti dari pertanian adalah usahatani karena usahatani menyangkut sekumpulan kegiatan
yang dilakukan dalam budidaya pertanian. Berhasil atau tidaknya kegiatan budidaya tersebut,
sangat tergantung dari baik atau tidaknya pengelolaan atau manajemen dalam usahataninya.
Secara umum terdapat lima fungsi manajemen usahatani, yaitu:
(1) Membuat Perencanaan
(2) Menyusun Organisasi
(3) Melaksanakan Kegiatan Usaha
(4) Mengawasi Jalannya Organisasi
(5) Evaluasi Terhadap Hasil Usaha

4. Latihan Soal Pembelajaran 3.2 Modul 3

(1) Jelaskan pengertian Manajemen Usahatani yang saudara ketahui


(2) Jelaskan prinsip-prinsip usahatani yang perlu diketahui oleh petani dalam
pengelolaan usahatani
(3) Secara umum terdapat lima fungsi manajemen usahatani, sebutkan funsi manajemen
usahatani tersebut

Modul Manajemen Usahatani 7


5. Evaluasi Pembelajaran 3.2 Modul 3
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling benar.
(1) Prinsip-prinsip pengelolaan usahatani yang perlu diketahui oleh para petani, meliputi:
(a) Penentuan perkembangan harga faktor produksi dan harga produk yang diusahakan,
(b) Kombinasi dari beberapa cabang usaha yang menguntungkan,
(c) Pembelian Sarana Produksi yang diperlukan
(d) Semuanya benar
(2) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang manajer, dalam upaya mencapai tujuan
manajemen yang telah ditetapkan dalam perencanaan, adalah:
(a) agresif, adaptif, fleksibel, inovatif, produktif dan proaktif.
(b) adaptif, fleksibel, inovatif, produktif, reaktif dan proaktif.
(c) adaptif, fleksibel, reaktif, propokatif, inovatif dan proaktif.
(d) agresif, fleksibel, inovatif, propokatif, reaktif dan proaktif.
(3) Ditinjau dari segi manajemennya, usahatani di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
(a) Usahatani individual, kooperatif, kolektif dan usahatani perkebunan
(b) Usahatani individual, subyektif, kooperatif dan usahatani perkebunan
(c) Usahatani individual, kooperatif, kolektif dan usahatani perikanan
(d) Usahatani individual, subyektif, kooperatif dan usahatani peternakan
(4) Salah satu faktor yang memengaruhi sistem pengelolaan usahatani adalah:
(a) Kondisi iklim dan curah hujan
(b) Perbandingan luas lahan usahatani
(c) Volume usahatani yang dijalankan
(d) Penggunaan pupuk dan pestisida

Modul Manajemen Usahatani 8

Anda mungkin juga menyukai