Seperti yang sudah kita ketahui bersama, manajemen memiliki arti mengelola. Namun
bagaimana dengan agribisnis? Nah, agribisnis sendiri memiliki arti bisnis berdasarkan usaha
pada bidang pertanian atau bidang lain dalam turunannya.
Lantas apa pengertian manajemen agribisnis? Temukan jawabannya secara lengkap pada
artikel ini:
Contents
1 Pengertian Manajemen Agribisnis
2 Pengertian Manajemen Agribisnis Berdasarkan Para Ahli
2.1 E. Austin
2.2 Wibowo
2.3 Sjarkowi dan M. Sufri
3 Fungsi Manajemen Agribisnis
4 Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis
5 Aspek Penting dalam Manajemen Agribisnis
5.1 1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis
5.2 2. Rencana Pemasaran
5.3 3. Rencana Produksi
5.4 4. Rencana Keuangan
5.5 5. Rencana Sumber Daya
6 Pentingnya Manajemen Agribisnis
7 Kesimpulan
Namun secara konsep, manajemen agribisnis adalah suatu aktivitas pengadaan, penyaluran,
hingga pemasaran berbagai produk pertanian dan agro-bisnis yang mempunyai hubungan
yang erat antara yang satu dengan yang lainnya.
Ilmu manajemen memiliki peranan yang penting di dalam agribisnis sebagai suatu sarana
dalam membentuk perencanaan agribisnis yang lebih terstruktur dan juga terorganisir dengan
baik.
Dengan penjelasan tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa perencanaan di dalam
agribisnis memiliki perananan yang sangat penting mengingat bisnis dalam pertanian penuh
dengan ketidakpastian dan sangat rentan dengan kerugian.
Baca juga: Elastisitas Permintaan: Pengertian, Cara Hitung, dan Faktor yang
Mempengaruhinya
Wibowo
Wibowo dan para ahli lainnya menjelaskan bahwa agribisnis adalah seluruh kegiatan yang
dilakukan mulai dari proses pengadaan, penyaluran, pelaksanaan, hingga proses pemasaran
produk yang diperoleh dari suatu kegiatan tani ataupun agro-bisnis yang saling terikat antara
yang satu dengan yang lainnya.
Itu artinya, agribisnis adalah suatu cara pandang ekonomi untuk para penyedia bahan pangan
pada suatu negara.
Berbagai fungsi agribisnis tersebut bisa disusun menjadi suatu sistem yang mana seluruh
sistem di dalamnya akan diolah lagi menjadi beberapa kelompok sub-sistem.
Seluruh sistem agribisnis tersebut hanya akan berfungsi secara maksimal jika seluruh fungsi
subsistem yang ada di dalamnya bisa berjalan dengan baik sesuai fungsinya. Jika pada
nantinya terjadi gangguan pada salah satu sub-sistem, maka sistem yang ada didalamnya akan
terkena masalah.
Adanya dukungan dari sub-sistem dan juga kelembagaan sarana dan prasarana, serta sub-
sistem pembinaan di dalamnya sangat dibutuhkan agar sistem agribisnis bisa beroperasi
sesuai fungsinya.
Nah, berikut ini adalah empat indikator penting dalam menentukan keberhasilan agribisnis.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan analisa SWOT atau (Strength, Weakness, Opportunity
Threats) terhadap jenis usaha yang sedang dikembangkan. Hal ini dilakukan tidak lain adalah
demi menentukan arah bisnis dan perjalanan bisnis ke depannya.
2. Rencana Pemasaran
Dalam bidang pertanian, manajemen pemasaran harus disusun sebelum adanya rencana
produksi. Tujuannya tentu saja demi membuat bagan yang lebih tertarget, seperti produk apa
yang nantinya akan dihasilkan, siapa saja yang harus membeli, tujuan pemasaran, dan
perkiraan harganya.
Hal tersebutlah yang membuat manajemen agribisnis memiliki peranan yang sangat penting,
karena tanpa adanya rencana pemasaran yang matang, maka produk bisa dipastikan tidak
akan laku di pasaran. Padahal, industri pertanian adalah salah satu industri yang rentan
mengalami kegagalan karena mudah layu dan jika sudah layu maka tidak akan layak untuk
dikonsumsi.
3. Rencana Produksi
Rencana produksi dalam manajemen agribisnis adalah suatu penggunaan aset dan juga sarana
perusahaan dalam menghasilkan suatu produk.
Prinsip utama yang ditekankan di dalamnya mencakup orientasi pasar, yang artinya
memproduksi atau menghasilkan suatu produk atau jasa yang memang diperlukan pasar.
Tujuannya adalah bila barang tersebut sudah diproduksi, maka bisa laris di pasar karena ada
nilai guna di dalamnya.
4. Rencana Keuangan
Keuangan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam bisnis apapun. Keuangan juga
menjadi tujuan utama dalam melakukan bisnis.
Nah, manajemen agribisnis diperlukan untuk membuat suatu perencanaan keuangan dan bila
diperlukan akan dilakukan bersama dengan para konsultan.
Dengan adanya manajemen bisnis yang baik, maka akan membantu menekan keperluan
sumber daya manusia, salah satu contohnya adalah dengan menghimpun beberapa aktivitas
pada satu tanggung jawab khusus.
Nah, berdasarkan penjelasan diatas, maka manajemen bisa dicantumkan pada bentuk
dokumen yang memuat suatu strategi usaha, tujuan, dan terkait bagaimana suatu bisnis
nantinya akan dilakukan. Beberapa contoh penerapan manajemen agribisnis diantaranya
adalah:
Mampu mengantisipasi adanya serangan hama dan penyakit lain pada tanaman.
Mampu memerhatikan musim tanaman dengan tujuan memaksimalkan hasil panen.
Mampu memerhatikan karakter lahan tanaman
Mampu memperhatikan karakter alami pada suatu komoditas.
Antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
Nah, dengan menerapkan manajemen agribisnis yang baik, maka suatu bisnis akan bisa
berjalan secara lebih sistematis sebagai bentuk meningkatkan nilai keuntungan dan
meminimalisir potensi kerugian yang ada.
Kesimpulan
Dari penjelasan lengkap diatas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa manajemen agribisnis
adalah segala sesuatu yang erat kaitannya dengan perencanaan dan juga pengelolaan
agroindustri. Untuk itu, setiap usaha pada bidang pertanian akan sangat memerlukan
kehadiran manajemen yang baik agar bisa diarahkan ke tujuan yang tepat dan memperoleh
keuntungan yang maksimal.