Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN AGRIBISNIS

DOSEN PEMBIMBING :
MUH. ARBY HAMIRE
VANDALISNA
MUNAWIR BADARUDDIN
MUH. IKHWAN ARSUL

Disusun oleh :
FITRA
05.01.20.2022
1A / PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANGTAN) GOWA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa hanya atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KONSEP MANAJEMEN AGRIBISNIS”. Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu/bapak Muh. arby hamire, Vandalisna,
Munawir badaruddin dan Muh. ikhwan arsul karena ini adalah suatu kebanggaan bagi
saya yang telah diberi kepercayaan oleh dosen pengampu untuk menjelaskan hal
tersebut. Maka dari itu, saya sebagai pihak yang diberikan tugas mencoba
memaparkan beberapa ilmu yang saya ambil dari beberapa sumber,
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat. Amiin amiin ya rabbal alamin.

Takalar, 29 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………….…………………………….

KATA PENGANTAR……………………….………………………..…………………..i

DAFTAR ISI…………………………………..………………………….………………ii

BAB I          PENDAHULUAN
                  1.1. Latar Belakang…………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….1
                   1.3. Tujuan………………………………………………………………1

BAB II        PEMBAHASAN


                    2.1. Pengertian dan ruang lingkup manajemen …………………….....2-4

                    2.2. Karakteristik Manajemen Agribisnis…………………………….4-6

                    2.3. Fungsi-fungsi Manajemen Agribisnis…………………………6-9

BAB III       PENUTUP


                    3.1. Kesimpulan……………………………………………………….10
                    3.2. Saran……………………………………………………………..10

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis telah berkembang sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa mempelajari
bidang pertanian maupun kalangan non pertanian. Keadaan ini seperti dapat dimengerti
karena kondisi perekonomian di Indonesia sudah mulai bergeser dari semula didominasi
oleh para sektor primer (khususnya hasil-hasil pertanian) ke sektor sekunder (industri).
Disamping itu adanya kemauan politik (political will) dari pemerintah yang mengarahkan
perekonomian nasional yang berimbang antara sektor pertanian dan industri menjadi
saling mendukung. Agribisnis merupakan suatu cakupan bisnis yang sangat luas dan
terbagi kedalam subsistem-subsistem. Antar subsistem –subsistem tersebut saling
memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga memerlukan manajemen yang
terintegrasi. Jika tidak tidak, maka subsistem-subsistem tersebut akan berjalan secara
sendiri-sendiri. Akibatnya sistem agribisnis menjadi kacau. Manajemen agribisnis pada
prinsipnya adalahpenerapan manajemen dalam sistem pertanian secara luas. Oleh
karena itu sesorang yang hendakterjun dibidang agribisnis harus memahami konsep-
konsepmanajemen dalam agribisnis yang meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi
manajemen, tingkatan manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang yang
ada dalam manajemen. Selain itu, Manajemen agribisnis memiliki karakteristi-
karakterisrik yang khas sehingga perlu dibedakan dengan manajemen yang lain. Oleh
karena itu wawasan seputar manajemenagribisnissangat penting untuk diketahui.

1.2. Rumusan masalah


a. Apa yang dimaksud dengan manajemen serta ruang lingkupnya ?
b. Bagaimana karakteristik manajemen agribisnis ?
c. Apa fungsi manajemenen agribisnis ?

1.3. Tujuan
 Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar dari manajemen agribisnis
serta ruang lingkupnya, karakteristik dari manajemen agribisnis serta fungsi-fungsi yang

terdapat dalam manajemen agribisnis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan ruang lingkup manajemen

Agribisnis Manajemen agribisnis mengandung pengertian dari 2 kata yaitu


manajemen dan agribisnis. Manajemen berarti seni (art) dan ilmu (science) untuk
melaksanakan suatu rangkaian pekerjaan melalui penggunaan sumberdaya. Menurut
Stoner dan Freeman (1989) manajemen adalah perencaaan, pengorganisasian,
pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisi dan proses pemanfaatan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut pendapat lain manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan
fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan pengendalian.

Menurut Subiakto Tjakrawerdaya (1996), agribisnis secara umum mengandung


pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan usaha untuk menghasilkan
uasaha tani,untuk pengolahan dan pemasaran. Sedangkan menurut Ikhsan Semaoen
(1996), agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sector agribisnis
mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa pengangkutan,jasa
keuangan. Dengan arti lain Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian
mulai dari industri hulu,usaha tani,industri hilir hingga distribusinya.

Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang


pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi
perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan serta
pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan
produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. Manajemen agribisnis lebih tepat
dikatakan sebagai bentuk manajerial ekonomi. Manajemen agribisnis tidak hanya
menjelaskan adanya fenomena agribisnis (sebagai ilmu ekonomi pertanian),namun lebih
menekankan bagaimana seharusnya agribisnis itu dilakukan.

2
Untuk itulah manajemen agribisnis tidak cukup hanya memiliki landasan teori
ekonomi akan tetapi juga teori kewirausahaan yang di dalamnya termasuk teknik
pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di dalamnya
terkandung kegiatan-kegiatan manajemen agribisnis yang sekaligus merupakan batasan
ruang lingkupnya. Secara skematis mata rantai kegiatan agribisnis dapat digambarkan
sebagai berikut : Keempat subsistem tersebut mempunyai ruang lingkup sebagai berikut
:

• Subsistem penyediaan sarana produksi Menyangkut kegiatan penyediaan dan penyaluran


sarana produksi pertanian yang didasarkan pada perencanaan dan pengelolaannya,
sehoingga sarana produksi tersebut memenuhi 5 kriteria tepat (tepat : waktu, jumlah, jenis,
mutu, dan produk). Kegiatan-kegiatan ini mempunyai keterkaitan kebelakang dengan
industry-industri hulu.

• Subsistem usahatani/ produksi Menyangkut kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengembangan


usaha tani dalamrangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termsuk dalamkegaiatan
ini adalah pemilihan lokai usaha tani, pemilihan komoditas, pemilihan teknologi serta pola
usaha tani.

• Subsistem agroindustri /pengolahan hasil Menyangkut kegiatan-kegiatan pengolahan hasil


usahatani yang merupakan keseluruhan kegiatan mulaidari penanganan pascapanen sampai
pada tingkat pengolahan lanjutan hasil pertanain, dengan maksud untuk menambah
addedvalue dari produksi primer.

• Subsistem pemasaran Menyangkut kegiatan pemasaran haasil-hasil pertanian atau hasil


agroindustri, yang ditujukan untuk pasar domestik (dalam negeri) ataupun pasar luar negeri
(ekspor)

Lingkup kegiatan agribisnis :

1. Pertanian sector pertanian terbagi menjadi dua, yaitu :


a. Pertanian Lahan Basah atau Sawah. Pertanian
Lahan Basah merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat
membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi, jagung
dan kacang-kacangan.
b. Pertanian Lahan Kering

3
Ladang Pertanian Lahan Kering adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan
intensif. Komoditas ladang biasanya berupa palawija,
2. Perkebunan Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan
tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh dan lain-
lain.
3. Peternakan Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan
usaha. Uasaha ternak dibedakan atas :
a. Peternakan ungags ( ayam dan itik)
b. Peternakan kecil ( kambing, domba, kelinci dan lain-lain)
c. Ternak besar (kerbau, sapid an kuda)
4. Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu bisnis
perikanan.
a. Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau)
dan perikanan air laut.
b. Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa,
perikanan empang dan perikanan tambak.
5. Kehutanan Kehutanan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau
memamfaatkan hasil hutan,baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang
dibudidayakan. . (Paradea1, 2017)

B. Karakteristik Manajemen Agribisnis

Mengingat adanya karakteristik agribisnis yang khas (unique) maka manajemen


agribisnis harus dibedakan dengan manajemen lainnya. Beberapa hal yang
membedakan manajemen agribisnis dari manajemen lainnya menurut Downey dan
Erickson (1992) adalah sebagai berikut:

a. Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis, yaitu dari para
produsen dasar ke konsumen akhir akan melibatkan hampir setiap jenis perusahaan bisnis
yang pernah dikenal oleh peradaban;
b. Besarnya pelaku agribisnis;
c. Hampir semua agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani, baik langsung maupun tidak
langsung

4
d. Keanekaragaman skala usaha di sektor agribisnis, dari yang berskala usaha kecil sampai
dengan perusahaan besar;
e. Persaingan pasar yang ketat, khususnya pada agribisnis skala kecil; dimana penjualan
berjumlah banyak sedangkan pembeli berjumlah sediki;
f. Falsafah cara hidup (the way of life) tradisional yang dianut para pelaku agribisnis
cenderung membuat agribisnis lebih tradisional daripada bisnis lainnya;
g. Kenyataan menunjukkan bahwa badan usaha agribisnis cenderung berorientasi dan
dijalankan oleh petani dan keluarga;
h. Kenyataan bahwa agribisnis cenderung lebih banyak berhubungan dengan masyarakat
luas;
i. Kenyataan bahwa produksi agribisnis sangat bersifat musiman;
j. Kenyataan bahwa agribisnis sangat tergantung dengan lingkungan eksternal/gejala alam;
dan
k. Dampak dari adanya program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada sektor
agribisnis.

Dari perkembangan karakteristik agribisnis, berimplikasi langsung dalam manajemen


agribisnis. Agribisnis sebagai sebuah sistem harus dibangun dengan memperhatikan
karakteristik agribisnis itu sendiri, disamping itu juga perlu dikembangkan sedemikian
rupa sehingga memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi. Artinya, agribisnis hulu, usahatani, dan agribisnis hilir harus berada pada
satu sistem manajemen yang terintegrasi secara vertikal. Hal ini karena masing-masing
subsitem tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi.

Karakteristik manajemen agribisnis

Ciri produk pertanian, yaitu sebagai berikut :

• 1. Muda rusak

• 2. Mengambil banyak tempat

• 3. susah untuk dipindahkan

• 4. Tergantung pada musim

• 5. Produksi terpencar

5
• 6. Penawaran produk relatif kecil

• 7. ketidak seragaman

• 8. Memiliki banyak produksi subtitusi

• 9. Harga produk relatif murah

• 10 Lokal dan spesifik (tidak dapat diproduksi disemua tempat)

• 11.memakan waktu untuk satu kali produk

• 12.produk susah untuk diseragamkan

• 13.membutuhkan modal yang besar dan memerlukan jangka waktu (hamire, 2020)

C. Fungsi-fungsi Manajemen Agribisnis

Seperti halnya dengan manajemen organisasi lain, baik yang berorientasi bisnis
maupun non bisnis, dalam agribisnis juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang
telah dikenal oleh berbagai kalangan, mulai dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organising), pelaksanaan (actuating), pengawasan (inspecting),
evaluasi (evaluating) sampai dengan pengendalian (controlling).

a. Fungsi perencanaan

Fungsi perencanaan mencakup semuakegiatan yang ditujukan untuk menyusun progran kerja
selama periode tertentu yang akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan serta sasaran
organisasi. Perencanaan dapat dilakukan padabidang produksi, keuangan, persediaan,
pemasaran dan lain-lain. Tujuan dari perencanaan adalah menempatkan suatu perusahaan
pada posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa
yang akan datang. Fungsiperencanaan menyiratkan suatuupaya untuk memikirkan masa depan
organisasi. Seringkali aktivitas yang telah direncanakan tersebut dievaluasi untuk mengetahui
kemungkinan hambatan dan kegagalannya. Dengan demikian, jika terdapat terjadinya
hambatan maka dengan segera harus disiapkan rencana antisipasi ataupun perbaikan rencana.
Jika dilihat dari manajemen fungsional, maka perencanaan dapat berupa perencanaan
sumberdaya, perencanaan anggaran dan penerimaan agribisnis, perencanaan produksi dan
operasi, perencanaan riset dan pengembangan dan lain-lain.

b. Funsi perorganisasian

6
 Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen untuk mengorganisasikan semua
sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektiviatas sebuah
organisasi sangat tergantung pada kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua
sumber daya perusahaan guna mencapai tujuannya. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
penggerak utama sumberdaya perusahaan yang lain, harus memiliki kemampuan prima dan
kerja yang profesional serta ditempatkan pada posisi yang tepat. Fungsi pengorganisasian juga
sangat terkait dengan alokasi sumberdaya optimal, sehingga akan diperoleh keterpaduan tugas
dan peranan masing-masing sumberdaya optimal dalam aktivitas organisasi. Dari hasil
pengorganisasian maka semua sumberdaya termasuk para tenaga kerja yang ada dalam
perusahaan memilki peranan dan hubungan yang jelas antar komponen organisasi.
c. Fungsi pelaksanaan

Fungsi pelaksanaan sering kali dibagi menjadi fungsi kepemimpinan, pengarahan, dan
koordinasi. Fungsi kepemimpinan menekankan pada bagaimana seorang pemimpin untuk
menyalurkan semua kemapuan individu pada aktivaitas organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Fungsi pengarahan lebih menekankan pada bagaimana karyawan diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Pengarahan ditujukan untuk menetapkan kewajiban
dan tanggungjawab karyawan, menetapkan hasil yang harus dicapai, mendelegasikan
wewenang pada setiap karyawan, menciptakan hasrat untuk berhasil dan mengawasi agar
pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Fungsi koordiansi lebih menekankan pada
hubungan koordinasi antar individu, atas berbagai aktivitas organisasi sehingga diperoleh
hormonisasi dalam setiap kegiatan. Di lain pihak, fungsi pelaksanaan sendiri lebih menekankan
pada proses pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan

d. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan menekankan pada bagaimana membangun sistem pengawasan dan
melaksanakan pengawasan terhadap rencana yang telah ditetapkan. Fungsi pengawasan
dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin agar pelaksanaan berjalan dengan baik.
Pengawasan dapat dilakukan oleh individu-individu, system dan atau lingkungan.
e. Fungsi evaluasi
Fungsi evaluasi menekankan pada upaya untuk menilai proses pelasanaan rencana,
mengenali ada atau tidaknya penyimpangan, dan tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Fungsi evaluasi ditujukan pada obyek
tertentu dan dalam periode waktu tertentu.
f. Fungsi pengendalian

7
Fungsi pengendalian merupakan suatu upaya manajerial untuk mengembalikan semua
kegiatan pada rel yang telah ditentukan. Jika ditemukan adanya penyimpangan-
penyimpangan dari prosedur kerja maka dapat segera dilakukan tindakan pengendalian.
Begitu juga jika diperoleh tanda-tanda kegagalan dalam mencapai hasil, maka segera
diadakan pengendalin untuk memastikan operasi berjalan dengan semestinya. Bahkan
pengendalian juga dapat dilakukan dengan penyesuaian-penyesusaian dari rencana awal
disebabkan adanya factor-faktor yang berubah sehingga pencapaian tujuan organisasi
dapat dilakukan.
Sesuai dengan prinsip manajemen maka fungsi manajemen dalam agribisnis dapat
dikelompokkan menjadi Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Keuangan,
Manajemen Operasi dan Manajemen pemasaran.
1. Manajemen sumberdaya manusia
Seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan agribisnis pada akhirnya dikelola oleh
sumberdaya manusia. Artinya manusia akan menjamin pengelolaan yang efisien. Ada dua
bidang yang berkaitan dengan ini yaitu pengadministrasian sumberdaya manusia dalam
perusahaan agribisnis dan upaya memotivasi mereka agar bekerja pada kondisi
maksimum.
2. Manajemen keuangan
Manajemen Keuangan Aspek ini mempertimbangkan akibat dari seluruh keputusan
terhadap penerimaan dan laba perusahaan dibidang agribisnis. Artinya manajer dalam hal
ini harus mempertimbangkan seluruh sumber pembiayaan dari aspek penerimaan. Dalam
bahasa yang umum bidang ini mempertimbangkan kesehatan perusahaan. Peralatan
seperti neraca dan rugi laba adalah perangkat yang umum digunakan sebagai alat analisis
dalam menentukan kemampulabaan perusahaan.
3. Manajemen operasi
Cara mengolah produk semakin lama semakin canggih dengan adanya perkembangan
bidang teknologi. Akhirnya perusahaan harus selalu mempertimbangkan ketepatan waktu
dan kualitas produk yang dihasilkan. Pertimbangan kualitas, efisiensi dan pemilihan
saluran distribusi yang menjamin kualitas adalah bidang manajemen operasi dalam
agribisnis. Dalam kegiatan fisik, dikenal juga manajemen logistik yang meliputi kegiatan di
sekitar gudang penyimpanan dan transportasi barang dan jasa dari pabrik hingga ke
pelanggan. Perusahaan agribisnis yang berhasil adalah perusahaan yang konsisten
menghasilkan lebih cepat dan lebih baik.
4. Manajemen pemasaran

8
Manajemen Pemasaran Meliputi kegiatan untuk memahami kebutuhan pelanggan dan
secara efektif melakukan upaya pemasaran di tempat penjualan (pasar) dimana
kebutuhan itu dirasakan. Khol (1980) mendefinisikan pemasaran produk pertanian
sebagai seluruh kinerja kegiatan perusahaan dalam aliran barang, mulai dari titik dimana
dihasilkan hingga ke tangan pelanggan. Kata seluruh mewakili lingkup pemasaran
pertanian yang luas, sedangkan interval kegiatan menunjukkan adanya saling-
ketergantungan antar pelaku. Dalam kegiatan demikian fungsi pemasaran pertanian juga
menghubungkan antara daerah penghasil dengan lokasi dimana produk dibutuhkan. Bila
kegiatan agribisnis dapat dibedakan menjadi sektor produk makanan (food), industri dan
sektor input; maka kegiatan pemasaran terlibat dalam sektor tersebut. Kegiatan ini
meliputi penjualan, periklanan, penelitian pemasaran, pengembangan produk baru,
pelayanan pelanggan, distribusi fisik, dan penentuan harga – keseluruhannya fokus
kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan akhirnya berupaya menciptakan
kepuasan pelanggan. Kegiatan pemasaran pertanian sering juga disebut sebagai sistem
pemasaran pertanian, karena melibatkan banyak pihak mulai dari petani, broker,
pengolah, penjual partai besar, grosir, hingga kepada pelanggan. Masing-masing kegiatan
berbeda fungsi dalam memberikan palayanannya.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan
manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi
pengarahan dan fungsi pengawasan serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. Agribisnis
sebagai sebuah sistem memiliki 4 subsistem utama, yaitu subsistem penyediaan sarana dan
prasarana usaha tani, subsistem usaha tani/budidaya, subsistem pengolahan dan
penyimpanan, dan subsistem pemasaran. Keempat subsistem tersebut sekaligus menjadi
ruang lingkup atau batasan dalam manajemen agribisnis. Manajemen agribisnis menerapkan
fungsi-fungsi manajemen seperti halnya manajemen yang lain, yakni fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengeavaluasian dan pengendalian.

B. Saran

Manajemen agribisnis meimiliki ruang lingkup yang sangat luas, untuk itu diperlukan
pemahaman dan wawasan yang lebih dalam. Teori-teori tentang manajemen agribisnis
yang digunakan masih terlalu sedikit sehingga dibutuhkan referensi yang lebih banyak
lagi

10
DAFTAR PUSTAKA

hamire, A. (2020, 11 25). power point presentation.

Paradea1. (2017, 3 2). MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS. Retrieved 12 22, 2020, from makalah-
manajemen-agribisnis.: https://paradea1.blogspot.com/2017/03/makalah-manajemen-
agribisnis.html

11

Anda mungkin juga menyukai