Materi : VIII
KUPANG
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehinga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “MANAJEMEN
KEUANGAN AGRIBISNIS” ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan Bisnis bagi para pembaca
dan juga bagi kami penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus dan iklas memberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mencatat seluruh inventaris yang dimiliki petani pada suatu waktu tertentu, menilai
masing-masing inventaris untuk membantu dalam penetapan kekayaan dan hutang,
membandingkan nilai inventaris pada tahun tersebut dengan tahun sebelumnya dan
sebagai dasar untuk membuat neraca yang sangat penting dalam pelaporan usahatani.
2
Pecatatan data inventaris ada dua, yaitu (1) catatan inventaris usaha sederhana dan (2)
catatan inventaris usaha perbandingan. Contoh-contoh catatan inventaris: inventaris
produk tanaman dan ternak, inventaris mesin-mesin usahatani, inventaris bangunan
usahatani, inventaris ternak dan perbandingan inventaris produksi usahatani.
Mencatat jumlah produksi usahatani dengan satuan yang sesuai, misalnya kh/ha,
liter/hari; mencatat semua bahan/sarana produksi yang digunakan dalam proses produksi,
mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dalam proses usahatani; mencatat seluruh
tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi usahatani; mencatat bagian produksi
yang dikonsumsi sendiri dan membandingkan jumlah produksi pada tahun tersebut
dengan produksi pada tahun sebelumnya.
3. Pencatatan Keuangan
Analisis agribisnis merupakan proses penting dalam memahami dan mengelola aspek-
aspek yang berkaitan dengan industri pertanian. Berikut ini adalah paparan lebih rinci
mengenai berbagai macam analisis agribisnis:
1. Analisis Pasar
Analisis pasar mencakup penelitian tentang permintaan, penawaran, dan harga produk
pertanian di pasar. Ini melibatkan pengumpulan dan interpretasi data mengenai tren
3
konsumen, persaingan produk, regulasi perdagangan, dan faktor-faktor lain yang
memengaruhi harga dan permintaan
Analisis ini fokus pada perhitungan biaya produksi serta estimasi pendapatan dari hasil
pertanian. Ini mencakup biaya untuk pengadaan bibit, pupuk, pestisida, biaya tenaga
kerja, pemeliharaan tanaman/hewan, biaya panen, pengangkutan, dan distribusi produk.
3. Analisis Risiko
Menganalisis risiko dalam agribisnis melibatkan identifikasi dan evaluasi potensi risiko
yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi pertanian. Ini termasuk risiko harga
komoditas, cuaca ekstrem, bencana alam, penyakit.
4. Analisis Investasi
Menganalisis rantai pasok dari produksi hingga konsumen akhir membantu dalam
memahami efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan rantai pasok tersebut. Ini melibatkan
evaluasi proses produksi, distribusi, penyimpanan, dan pemasaran produk pertanian.
6. Analisis Kebijakan
4
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan
masyarakat umum.
Laporan keuangan yang baik dapat memberikan informasi tentang kemampuan untuk
melunasi hutang-hutang jangka pendek, kemampuan untuk membayar angsuran pokok dan
bunga pinjaman, kemampuan untuk memperoleh laba, dan kemampuan dalam meningkatkan
besarnya modal sendiri. Laporan keuangan umumnya terdiri dari 4 laporan yaitu; laporan
laba rugi (income statement), neraca (balance sheet), laporan perubahan ekuitas atau modal
(statement of changes in equity), dan laporan arus kas (statement of cash flows) dan. Berikut
ini penjelasan untuk masing-masing laporan keuangan.
1. Laporan laba rugi (Income statement)
Laporan laba rugi digunakan untuk mengetahui laba atau rugi perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya pada kurun waktu tertentu, artinya laporan laba rugi
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan usahanya. Jika
pendapatan lebih besar daripada biaya, maka dikatakan usaha memperoleh laba, dan bila
terjadi sebaliknya maka perusahaan mengalami kerugian.
Laporan laba rugi dapat menunjukkan rincian pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian perusahaan dalam satu periode tertentu. Menurut Munawir (2010), belum ada
keseragaman dalam penyusunan laporan laba-rugi bagi tiap perusahaan, namun terdapat
prinsip-prinsip umum yang diterapkan di dalam laporan laba-rugi:
5
2. Neraca (Balance sheet)
Neraca merupakan sebuah laporan yang berisi daftar mengenai aktiva (asset),
kewajiban atau hutang (liabilities), dan modal pemilik (equity) pada kurun waktu tertentu.
Aktiva adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan, terdiri atas komponen: aktiva lancar,
investasi, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain. Hutang atau kewajiban
adalah kewajiban perusahaan di masa mendatang kepada pihak lain dalam bentuk
penyerahan aktiva atau jasa yang disebabkan oleh transaksi pada masa sebelumnya.
Komponen hutang atau kewajiban: hutang lancar/hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang. Modal dapat bersumber dari pemilik perusahaan atau bersumber dari
pendapatan atau laba yang ditahan.
Laporan ini dibuat untuk dapat menunjukkan perubahan modal perusahaan dan
melihat darimana asal sumber perubahan modal. Perubahan modal ini dapat terjadi bila
ada penambahan atau pengurangan akibat dari pendapatan bersih atau kerugian bersih
yang diterima; adanya tambahan investasi yang dilakukan oleh pemilik atau pengambilan
harta perusahaan untuk keperluan pribadi.
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan keluar.
Aliran kas yang masuk perusahaan disebut cash in flow, sedangkan kas yang keluar
disebut cash out flow. Cash in flow terdiri atas: keuntungan perusahaan, pinjaman, dan
penjualan aset, sedangkan cash out flow terdiri atas: biaya produksi dan biaya operasional
perusahaan. Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana
perusahaan memperoleh dan menggunakan kas dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dalam satu periode.
Agribisnis adalah usaha yang variabiltas hasil produksinya tinggi, sehingga risikonya juga
tinggi. Seringkali petani tidak dapat menentukan jumlah output yang pasti dihasilkan
6
dalam sebuah proses produksi. Hal ini berbeda dengan usaha industri di pabrik. Faktor
cuaca dan hama juga sangat mempengaruhi hasil produksi. Seringkali juga
mengakibatkan pada penurunan hasil dan kerugian.
2. Risiko Harga
Harga hasil produksi sangat dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau input yang
digunakan. Risiko harga seringkali muncul pada saat proses berjalan. Apalagi jika
produksi membutuhkan waktu yang panjang. Selain itu, juga diakibatkan karena adanya
perbedaan permintaan dari konsumen, baik konsumen domestik maupun internasional.
Perubahan harga ini akan menyebabkan perubahan minat ataupun kesediaan
memproduksi jenis komoditi.
3. Risiko Keuangan
4. Risiko Kelembagaan
Risiko kelembagaan seringkali terjadi, karena perubahan peraturan yang berdampak pada
aktivitas petani. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang sering berubah
dapat mengganggu proses produksi, distribusi, serta harga input dan output yang
dibutuhkan untuk kebutuhan produk. Kebijakan juga berdampak pada fluktuasi harga
sehingga menyebabkan biaya produksi.
a. Risiko Teknologi
7
b. Risiko Personal atau Sumber Daya Manusia
Risiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam proses produksi. Seringkali
moral dari manusia menyebabkan human error, seperti ada kebakaran, pencurian,
perusakan fasilitas produksi, dan sebagainya.
c. Risiko Pasar
Menurut Dewi (2019), risiko pasar adalah risiko yang disebabkan akibat perubahan
situasi dan kondisi pasar di luar kendali. Risiko pasar ini juga disebut sebagai risiko
yang menyeluruh, karena sifatnya menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan.
Risiko pasar mempunyai dua sifat, yaitu secara umum dan secara spesifik. Risiko
pasar yang bersifat umum biasanya dialami oleh seluruh perusahaan, yang disebabkan
oleh adanya kebijakan oleh lembaga terkait, dimana kebijakan tersebut akan memberi
pengaruh pada seluruh sektor usaha. Misalnya pada saat bank sentral melakukan
kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga bank. Sedangkan risiko pasar
yang bersifat spesifik adalan risiko yang hanya dialami khusus pada satu atau
beberapa sektor usaha, tidak menyeluruh. Misalnya pengumuman oleh suatu lembaga
tertentu ataupun akibat adanya tindak kriminal pada komisaris sebuah perusahaan dan
diekspos oleh media, atau mungkin karena produk yang dijual mengandung bahan
kimia yang membahayakan.
Pengelolaan risiko dalam kegiatan agribisnis pada dasarnya sama dengan pengelolaan
risiko pada umumnya. Menurut Hadiguna (2017), proses pengelolaan risiko di dalam
agribinis terdiri dari Identifikasi Risiko (Risk Identification), Penilaian Risiko (Risk
Assessment), Tindakan Menajemen (Decision Making), dan Pemantauan Risiko (Risk
Monitoring).
Identifikasi risiko adalah tahap awal dan mendasar guna menentukan berhasil
tidaknya pengelolaan risiko. Pada tahap ini, pelaku usaha harus memahami sumber-
sumber kejadian yang menyebabkan terjadinya risiko. Faktor-faktor yang mendorong
adanya risiko antara lain kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya. Sebagai contohnya adalah
fluktuasi harga barang, fluktuasi permintaan, penurunan kualitas, ataupun gangguan
distribusi. Namun demikian, tidak semua risiko dapat diidentifikasikan. Indikator dari
8
identifikasi risiko ini bersifat kuantitatif, yaitu membandingkan antara capaian dan
standar. Jadi risiko disebut juga ketidakpastian, terjadi jika standar atau target tidak
terpenuhi dalam jangka waktu tertentu. Ketidakpastian ini ada yang bersifat eksternal
maupun internal.
Tahap ini dilakukan untuk menilai tingkat risiko yang kemungkinan akan terjadi, yang
didasarkan pada dampak yang ditimbulkan akibat adanya risiko. Tahap ini akan
membantu untuk melakukan perencanaan dan tindakan korektif guna menghindari
ataupun mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh risiko tersebut. Di dalam penilaian
risiko, terdapat indikator-indikator yang digunakan sebagai alat ukur. Berdasarkan
indikator-indikator tersebut, akan diprioritaskan tingkat risikonya. Ketika menilai
kemungkinan kejadian risiko, pengalaman usaha dan kinerjanya harus menjadi
pertimbangan yang utama. Penilaian risiko ini bersifat subyektif.
Penilaian risiko tidak hanya memperhatikan kerugian keuangan (finansial) saja, tetapi
juga kerugian non finansial, seperti kepercayaan, reputasi, dan lain-lain. Kerugian non
finansial ini akan menyebabkan kerugian finansial. Penilaian risiko bertujuan untuk lebih
memahami tentang lingkungan dan untuk membantu dalam mengambil keputusan dalam
penyelidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, agar pengambilan keputusan berkualitas, maka
penilaian risiko harus akurat.
Tahap ini merupakan tanggapan dari hasil penilaian risiko, yang merupakan cerminan
dari kesiapan sebuah usaha dalam menghadapi risiko. Terdapat tipe-tipe dalam tindakan
risiko, antara lain transfer risiko, mengambil risiko, menghindari risiko, mengurangi
risiko, dan analisis lanjutan. Di dalam mengambil keputusan, dapat menerapkan salah
satu tipe tersebut. Tipe mengambil risiko (risk taking) akan berani mengambil tindakan
yang ekstrim, sebaliknya tipe yang menghindari risiko akan mengambil tindakan yang
akan memberikan keuntungan secara pribadi. Tindakan pengelolaan risiko ini harus
mempertimbangkan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial politik. Ketiga asepek ini
dapat dikelola dengan melakukan komunikasi dengan baik antara berbagai pelaku usaha
yang terlibat.
9
4. Memantau Risiko (Risk Monitoring)
Tahap monitoring akan menjamin tindakan pengelolaan risiko, apakah sesuai atau
tidak dengan rencana. Tahap ini merupakan proses yang mengukur kinerja dari strategi
pengendalian risiko yang telah dijalankan, sehingga akan menjadi masukan bagi
pihak manajemen.
Implikasi dari penelitian ini adalah penting bagi petani untuk mengelola usahatani
dengan lebih baik, mengalokasikan pendapatan kembali untuk usahatani, dan lebih terbuka
10
dalam mengakses informasi permodalan. Semoga penelitian ini memberikan wawasan yang
berguna bagi pengembangan usahatani padi sawah di Desa Jembayan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis agribisnis merupakan proses penting dalam memahami dan mengelola aspek-
aspek yang berkaitan dengan industri pertanian. Macam-macam analisis agribisnis yaitu
Analisis Pasar, Analisis Biaya dan Pendapatan, Analisis Risiko, Analisis Investasi, Analisis
Rantai Pasok, dan Analisis Kebijakan. Pengelolaan keuangan memerlukan sebuah laporan
keuangan yang isinya menyangkut ringkasan dari aktivitas dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi pada kurun waktu tertentu sehingga dapat mengetahui kondisi keuangan,
sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan sebagai alat untuk pengambilan
keputusan keuangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mardia, Nurliana, Megawati Citra Alam Mochamadn Sugiarto,dkk (2021). Manajemen
Agribisnis. Yayasan Kita Menulis.
Amaruddin, fahmi aliyah, Hikmah,dkk (2021).Manajemen Agribisnis. CV. Media Sains
Indonesia
13