Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MENUFAKTUR, JASA DAN


PERBANKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Praktikum Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu:Mifttakhul Huda,SE.I., M.Sy.

Disusun Oleh Kelompok 3 MKS 6A :

Ayu Puji Lestari 126406211008

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH KELAS 6A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SAYYID
RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat serta hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur, Jasa dan Perbankan” ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan bagi nabi agung Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya,
serta para pengikutnya. Semoga syafaat beliau selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Manajemen
Keuangan. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapati beberapa hambatan. Akan
tetapi, atas bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M. Pd. I., selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Dr. Hj.Chusnul Chotimah, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Bapak Ahmad Syaichoni, M. Sy., selaku Koordinator Program Studi Manajemen
Keuangan Syariah.
4. Mifttakhul Huda, SE.I., M.Sy, selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Manajemen Keuangan.
5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-
makalah berikutnya sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis, pembaca, dan umumnya bagi kita semua.

Tulungagung, 23 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Identifikasi Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur..........................................3

B. Identifikasi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa......................................................8

C. Identifikasi Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan............................................11

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................18

A. Kesimpulan................................................................................................................18

B. Saran...........................................................................................................................19

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, laporan keuangan memegang peranan
kunci dalam menyajikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada para pemangku
kepentingan. Identifikasi laporan keuangan menjadi esensial dalam memahami kesehatan
finansial dan kinerja perusahaan. Tidak hanya itu, dalam konteks industri yang berbeda-
beda seperti manufaktur, jasa, dan perbankan, karakteristik dan kebutuhan laporan
keuangan juga beragam.
Laporan keuangan dalam industri manufaktur cenderung menekankan pada aspek
produksi, persediaan, dan biaya produksi. Identifikasi laporan keuangan dalam sektor ini
tidak hanya mencakup pendapatan dan pengeluaran, tetapi juga mencerminkan efisiensi
operasional, kualitas produk, serta strategi manufaktur yang diterapkan.
Di sektor jasa, laporan keuangan lebih terfokus pada pendapatan yang dihasilkan dari
layanan yang disediakan. Identifikasi laporan keuangan dalam industri jasa
memperhatikan metrik kinerja seperti tingkat kepuasan pelanggan, produktivitas tenaga
kerja, dan efektivitas pelayanan yang diberikan.
Industri perbankan memiliki karakteristik laporan keuangan yang unik, karena
melibatkan aktivitas seperti pemberian pinjaman, investasi, dan pengelolaan dana
nasabah. Identifikasi laporan keuangan perbankan mencakup analisis likuiditas,
solvabilitas, dan risiko kredit yang menjadi fokus utama dalam mengevaluasi kinerja dan
stabilitas lembaga keuangan.
Pemahaman yang mendalam terhadap perbedaan ini membantu para pemangku
kepentingan, seperti investor, analis keuangan, dan manajemen perusahaan, dalam
membuat keputusan strategis yang lebih cerdas. Identifikasi laporan keuangan pada
ketiga sektor ini juga memberikan landasan untuk mengembangkan metode analisis yang
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing sektor.
Dalam semua sektor ini, identifikasi laporan keuangan tidak hanya bertujuan untuk
memenuhi persyaratan regulasi, tetapi juga sebagai alat yang penting bagi manajemen,
investor, dan pihak terkait lainnya untuk membuat keputusan yang tepat. Dengan
memahami perbedaan dalam laporan keuangan antar sektor industri, para pengambil
keputusan dapat menggali wawasan yang lebih dalam untuk meningkatkan kinerja dan
mengelola risiko dengan lebih efektif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan manufaktur
2. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa
3. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan perbankan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur
2. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan jasa
3. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan perbankan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan kemudian dijual. Perusahaan jasa menjual jasa yang tidak berwujud,
sedangkan perusahaan dagang dan manufaktur menjual produk-produk yang memiliki wujud.
Pada perusahaan dagang setelah dibeli dari pemasok, barang langsung dijual tanpa diproses
terlebih dahulu. Di perusahaan manufaktur, sebelum dapat dijual maka barang harus diproses
terlebih dahulu dari bahan mentah menjadi barang jadi. Di perusahaan manufaktur persediaan
terdiri dari:
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory)
2. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process)
3. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)
Barang yang dijual dalam perusahaan manufaktur adalah barang jadi. Untuk
menghasilkan barang jadi maka diperlukan proses produksi untuk mengubah bahan baku
menjadi barang jadi. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi/mengubah bahan baku
menjadi barang jadi dinamakan biaya produksi/biaya manufaktur.1
Biaya manufaktur sering disebut juga dengan istilah biaya pabrik/ biaya produksi
adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selama suatu periode.
Biaya manufaktur terdiri dari:
1). Bahan Langsung
Bahan langsung merupakan bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produksi,
biaya bahan langsung dibebankan secara langsung ke satuan hasil yang diproduksi atau ke
proses produksi tertentu tanpa melalui alokasi biaya terlebih dahulu. Bahan langsung harus
dibedakan dari bahan tak langsung yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak
menjadi bagian dari produksi jadi. Barang-barang yang dibeli perusahaan untuk digunakan
dalam proses produksi disebut bahan baku (raw material). Biasanya bahan baku digunakan
dalam proses produksi, seperti halnya bahan langsung. Pada saat dibeli, bahan tersebut di
debet ke rekening pembelian bahan baku. Akan tetapi jika bahan yang dibeli tersebut akan

1
Reschiati, "Akuntansi Perusahaan Manufaktur", (Jakarta: Penerbit IN Media, 2016), hal 1- 2

3
digunakan sebagai bahan tak langsung, maka rekening yang digunakan adalah perlengkapan
pabrik.
2). Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap
proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan
mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya
tenaga kerja langsung. Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah semua kontraprestasi yang
diberikan kepada tenaga kerja langsung. Dalam akuntansi untuk operasi perusahaan
manufaktur, tenaga kerja langsung harus dibedakan dari tenaga kerja tak langsung. Tenaga
kerja tak langsung digunakan dalam proses produksi tetapi tidak bisa dihubungkan atau
diterapkan pada suatu produk tertentu.
3). Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan,
yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, antara lain :
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi,
dll. Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses
pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada
barang jadi. Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll.2
Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur ada beberapa point utama yang
digunakan, yaitu:
1. Laporan biaya produksi
Tahapan penyusunan laporan biaya produksi adalah tahapan pertama dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan manufaktur, adapun data yang harus ada sebagai berikut:
a. Data pemakaian biaya baku
b. Data pemakaian biaya tenaga kerja langsung
c. Data pemakaian biaya overhead pabrik
d. Data persediaan produk dalam proses awal
e. Data persediaan produk dalam proses akhir

2
Al. Haryono, "Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2", ( Jakarta: STIE YKPN, 2005), hal. 8

4
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke dua dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan biaya produksi. Adapun data
yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data penjualan bersih
b. Data harga pokok penjualan:
Data produk jadi awal ini
Data harga pokok produksi (diambil dari hasil penyusunan laporan biaya produksi)
Data produk jadi akhir
c. Data biaya operasional yang terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi umum
d. Data biaya diluar usaha (kalau ada)
e. Data pendapatan diluar usaha (kalau ada)

5
3. Laporan modal atau laba akhir
Laporan modal atau laba akhir pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke
tiga dalam menyusun laporan keuangan. Adapun data yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data modal awal
b. Data laba awal
c. Data prive atau deviden3

4. Laporan neraca
Laporan neraca pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke empat dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan modal atau laba akhir.
Adapun data yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data aktiva (harta) lancar dan tetap
b. Data hutang jangka pendek dan panjang
c. Data modal akhir atau laba akhir (diambil dari laporan modal /laba akhir)

3
Siti Rustini, "Modul Paket Pelatihan Akuntansi", (Jakarta: Tim, 2016), hal 30-31

6
5. Laporan arus kas

Laporan arus kas pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke lima dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan neraca. Adapun data yang
harus ada sebagai berikut:

a. Data laba bersih

b. Data sumber dan penggunaan kas dari operasional

c. Data sumber dan penggunaan kas dari investasi

d. Data sumber dan penggunaan kas dari pendanaan4

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan perusahaan


manufaktur terdiri dari laporan biaya produksi, laporan laba rugi, laporan modal atau laba
akhir, laporan neraca dan laporan arus kas. Kelima laporan tersebut saling terkait sebagai
laporan yang harus ada dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan bagi manajemen.

4
Ibid…, hal 32-33

7
B. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

1. Pengertian Perusahaan jasa

Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang mempunyai aktivitas memproduksi dan


menyediakan beragam jenis pelayanan kepada konsumen yang memerlukannya. Perusahaan
jasa atau sering disebut sebagai perusahaan penyedia layanan jasa menawarkan keahlian
tertentu yang bermanfaat untuk konsumen. Misalnya pada bisnis jasa travel, jasa penjualan
tiket, jasa akupuntur, jasa laundry, jasa keuangan, maupun produk jasa lainnya yang kini
sudah berkembang di Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan jasa merupakan bisnis atau perusahaan yang
menyediakan layanan kepada pelanggan atau klien, bukan produk fisik. Berfokus
memberikan solusi atau pengalaman yang memuaskan bagi pelangan, melalui interaksi
langsung antara penyedia jasa dan pelanggan.

2. Ciri-Ciri Perusahaan Jasa

Adapun ciri-ciri dari perusahaan jasa adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan berasal dari penjualan jasa.


b. Dalam proses memproduksi jasa bisa atau tidak memerlukan bantuan dari produk
fisik.
c. Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing kon- sumen dapat memperoleh
jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen lainnya.
d. Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik karena produk yang dijual
merupakan produk yang tidak berwujud "jasa" jadi produk yang dihasilkan tidak dapat
dilihat akan tetapi manfaatnya dapat dirasakan.
e. Biasanya tingkatan harganya memiliki sifat yang tidak mutlak sebab murah atau
mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan tergantung tingkat kebutuhan
konsumen.
f. Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka penggunaannya akan
langsung habis.5

3. Ruang Lingkup Perusahaan Jasa

Adapun ruang lingkup perusahaan jasa adalah sebagai berikut:


5
Agie Hanggara, ”Pengantar Akuntansi”, (Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya, 2019) hal. 17

8
Transportasi : Travel, taksi dan bus

Komunikasi : Perusahaan telepon, stasiun tv, radio

Profesi : Akuntan, notaris

Hiburan : Bioskop, taman, kebun binatang Bank Keuangan

Keahlian perorangan : Salon, penjahit, studio foto.6

4. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan


yang dapat memberikan informasi bagi para pemakainya. Laporan keuangan yang biasa
disajikan pada perusahaan jasa diantaranya adalah laporan laba/rugi, laporan neraca, laporan
perubahan modal/ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

a. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi


keberhasilan yang dicapai atau kegagalan yang terjadi pada suatu perusahaan dalam rangka
menjalankan usahanya selama periode tertentu, yang di nilai dengan sejumlah uang. Laporan
laba/rugi dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan jumlah beban
selama satu periode akuntansi. Unsur- unsur laporan laba/rugi adalah pendapatan dan beban.

Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada- lah bentuk single step yaitu
bentuk laporan laba/rugi yang penyajianya adalah menggabungkan semua pendapatan
(operasional dan non-operasional) dan beban (operasional dan non-operasional) menjadi satu
kelompok, kemu- dian kedua kelompok tersebut diselisihkan; multiple step yaitu bentuk
laporan laba/rugi yang penyajianya adalah memisahkan semua pendapatan dan beban ke
dalam kelompok operasional dan non-operasional, kemudian menyelisihkan kedua kelompok
tersebut (kelompok penda-patan dan beban operasional dengan kelompok pendapatan dan
beban non-operasional).

Dalam laporan laba rugi, jika jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
jumlah beban, maka menghasilkan laba. Sedangkan jika jumlah pendapatan lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah beban, maka menghasilkan rugi.7

6
Ibid.., hal.18
7
Ibid..,hal.30

9
Berikut disajikan contoh laporan laba/rugi yang disusun berdasarkan kasus transaksi yang
terjadi sebelumnya (Licin Tailor):

Licin Tailor

Laporan Laba/Rugi Periode yang berakhir September 2018

b. Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement)

Laporan perubahan ekuitas (modal) merupakan laporan keuangan yang


menggambarkan perubahan ekuitas dalam suatu periode akuntansi. Laporan perubahan
ekuitas memuat unsur ekuitas awal, saldo laba/rugi pada periode bersangkutan (saldo laporan
laba/rugi) dan pengambilan atau penyetoran pemilik dimana jika terjadi pengambilan pemilik
(prive) berarti ekuitas berkurang dan jika terjadi penyetoran pemilik berarti ekuitas
bertambah. Berikut disajikan contoh laporan perubahan ekuitas yang disusun berdasarkan
kasus transaksi "Licin Tailor":

Licin Tailor Laporan Perubahan Ekuitas Periode yang berakhir September 2018

c. Laporan Neraca (Balance Sheet)

Laporan neraca merupakan laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang
menggambarkan posisi keuangan pada periode tertentu yang terdiri dari unsur akti va (harta),
kewajiban (utang) dan ekuitas (modal). Adapun bentuk neraca yang lazim digunakan adalah
laporan neraca bentuk akun (skontro), dimana bentuk ini memiliki dua sisi yaitu sisi debit
untuk merinci kelompok aktiva (harta) dan sisi kredit untuk merinci kelopok kewajiban

10
(utang) dan ekuitas (modal). Selain itu necara bentuk laporan, di mana bentuk neraca ini
kelompok aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun berutun dari atas ke bawah. Berikut contoh
penyajian laporan neraca yang disusun berdasarkan kasus transaksi "Licin Tailor":

Neraca bentuk akun/skontro:

Licin Tailor Laporan Neraca Periode yang berakhir September 20188

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan perusahaan jasa yaitu laporan perusahaan jasa
bertransaksi utama berupa penyediaan layanan kepada pelanggan. Perusahaan Jasa tidak
memiliki persediaan barang dalam laporan keuangannya. Perusahaan Jasa fokus pada
pendapatan layanan, biaya operasional, dan laba bersih.

C. Laporan Keuangan Perbankan


1. Pengertian Perbankan
Istilah bank berasal dari kata Italia “Banca” yang berarti meja yang digunakan oleh
para penukar uang di pasar. Pada dasarnya pengertian bank merupakan tempat penitipan
atau penyimpanan uang pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu
lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 10
tahun 1998 tentang bank, bank berarti “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih umum bahwa kegiatan
perbankan selalu berkaitan dengan sektor keuangan, karena bank merupakan badan usaha
yang bergerak di bidang keuangan.9

8
Ibid.., hal.32
9
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, “BANK DAN LEMBAGA KEUASNGAN LAINNYA”, (Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing,2020), hal. 21

11
Sedangkan pengertian lain dari Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi
utamanya menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan
memberikan pelayanan berupa jasa perbankan. Bank mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor
perekonomian, baik industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan
lain-lain, memerlukan perbankan sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.10

2. Jenis Bank

Jenis-jenis bank syariah menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998


dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Bank Umum
Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum ini sering disebut juga dengan bank
komersial (commercial bank)

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank juga dapat dibedakan dari segi kepemilikannya, maksudnya adalah siapa
yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari segi akta pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan, adapun jenis bank
tersebut yaitu:

a. Bank Milik Pemerintah


Akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank
ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya seperti Bank negara Indonesia 46 (BNI),
Bank rakyat Indonesia (BRI), dan Bank tabungan negara (BTN). Ada juga bank milik
pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing
provinsi contohnya seperti BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah,
BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, dan BPD lainnya.

10
Ismail, “AKUNTANSI BANK Teori dan Aplikasi dalam Rupiah Edisi Revisi”, (Jakarta: PRENADA
MEDIA GROUP, 2015), hal. 12

12
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya
didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta
pula. Contoh Bank swasta Nasional yaitu Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA),
Bank Bumiputera, dan Bank Danamon.

c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi contohnya seperti Bank Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri baik milik swasta
asing atau pemerintah asing, jelas kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri
contohnya seperti Deutsche Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of
Tokyo, dan Bangkok Bank.

e. Bank Milik Campuran

Kepemilikan pada saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara
Indonesia. Contoh dari bank milik campuran antara lain: Bang Sakura Swadarma,
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, dan Interpacific Bank.

3. Fungsi Bank

fungsi bank secara umum yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary (perantara di bidang keuangan)

a. Penghimpun Dana

Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki


beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga yaitu:

1. Dana yang bersumber dari Bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposit, dan tabanas.

13
3. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa kredit likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik
oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.11

b. Penyaluran Dana

Fungsi bank yang kedua adalah penyaluran dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana, penyaluran ini dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk
kredit atau pinjaman. Kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank kepada debitur
atau peminjam bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga untuk bank
konvensional atau bagi hasil dan balas jasa lain bagi bank syariah. Penyaluran dana
kepada pihak yang membutuhkan, juga mengalami perkembangan yang cukup pesat
yaitu bank dapat menyalurkan dananya dengan membeli sertifikat Bank Syariah,
menyalurkan dana melalui pasar uang antar bank, surat-surat berharga, obligasi, dan
lain sebagainya.

c. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan


oleh bank, pelayanan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu jasa bank dalam negeri dan
jasa bank luar negeri. Jasa bank dalam negeri adalah jenis pelayanan jasa yang
diberikan oleh bank terkait dengan transaksi-transaksi antar bank dalam negeri
misalnya jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, kliring, save deposite
box, penagihan warkat kliring, surat-surat berharga, dan lainnya. Sedangkan jasa bank
luar negeri merupakan jenis pelayanan jasa yang diberikan oleh bank terkait dengan
transaksi-transaksi dengan bank koresponden atau bank asing yang berlokasi di luar
negeri yang memiliki hubungan kerjasama dengan Bank yang terdapat di Indonesia
misalnya letter of credit, travellers check, swift, negosiasi wesel ekspor, dan jasa
lainnya. Imbalan atas pelayanan jasa perbankan ini akan mendapatkan fee dan komisi.
Pendapatan fee dan komisi atas jasa pelayanan bank kepada nasabah disebut dengan
Fee Based Income (pendapatan yang diperoleh bank atas pelayanan jasa yang
diberikan kepada masyarakat).

4. Laporan Keuangan Bank


Laporan Keuangan Bank adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaan
keuangan suatu bank secara keseluruhan. Dari laporan ini bisa mengetahui status bank
11
Ibid…,Hal. 21-26

14
sebenarnya termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Laporan tersebut juga
menyajikan kinerja Manajemen Bank selama 1 periode. Manfaat membaca laporan ini
adalah manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada dan mempertahankan
kelebihannya.
Bank seperti lembaga lainnya yang mempunyai jenis laporan keuangan berbeda-beda
yang disajikan sesuai SAK SKAPI. Artinya laporan keuangan telah disusun sesuai standar
yang ditentukan. Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang dimaksud adalah:12
a. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan yang meliputi


harta kewajiban dan ekuitas bank pada tanggal tertentu yaitu pada tanggal laporan
dibuat. Komponen dari neraca ini terdiri dari aktiva (harta kekayaan yang dimiliki
bank), kewajiban (utang atau kewajiban yang menjadi tanggungan sebuah bank), dan
ekuitas (modal yang dimiliki sebuah bank yang berasal dari modal dasar, modal
berasal dari penjualan saham dan selisih harga saham dengan nominal saham,
cadangan cadangan, dan hasil pemupukan laba sejak bank berdiri).13

b. Laporan Komitmen dan Kontingensi

Laporan komitmen dan kontingensi merupakan laporan yang terpisah dari


neraca dan laporan laba rugi yang mana pada saat yang akan datang akan dapat
mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi bank. Komitmen adalah ikatan atau
konkret yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh pihak-pihak

12
AR. Agustini, “BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN PADA BANK”,(Banten: STEI
EKUITAS, 2016), Hal. 16-17
13
Ibid..., Hlm. 15-16

15
yang melakukan perjanjian dan harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang
telah disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan kontingensi adalah kondisi dengan
hasil akhir adanya keuntungan atau kerugian yang baru dapat diketahui setelah
terjadinya suatu peristiwa atau beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa yang
akan datang.

c. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan pendapatan dan
beban pada periode pelaporan. Komponen laporan laba rugi terdiri dari pendapatan
dan beban. Laporan laba rugi disusun secara berjenjang yang dipisahkan antara
pendapatan dan beban.

d. Laporan Arus Kas

16
Laporan arus kas merupakan informasi yang digunakan untuk mengetahui
perubahan-perubahan aktivitas keuangan yang terkait dengan transaksi tunai. Laporan
arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran periode
tertentu yang dalam tiga aktivitas yaitu: arus kas dari aktivitas operasional, arus kas
dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan informasi terkait dengan semua


aktivitas keuangan yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan termasuk di
dalamnya laporan komitmen dan kontingensi. Catatan atas laporan keuangan akan
menjelaskan semua pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga pembaca
dapat memahami semua isi laporan keuangan yang disajikan oleh bank.

Dari segi waktunya, laporan keuangan suatu bank saat ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:

1. Laporan Keuangan Bulanan

2. Laporan Keuangan Triwulan

3. Laporan Keuangan Tahunan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Makalah ini menggambarkan pentingnya laporan keuangan dalam konteks tiga
sektor utama: manufaktur, jasa, dan perbankan. Dari analisis yang dilakukan,
beberapa kesimpulan dapat diambil:
1.Peran Vital Laporan Keuangan: Laporan keuangan merupakan alat penting bagi
manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya dalam memahami kesehatan dan
kinerja sebuah perusahaan. Baik dalam sektor manufaktur, jasa, maupun perbankan,
laporan keuangan memberikan gambaran menyeluruh tentang aspek finansial
perusahaan.

17
2. Tantangan dan Keunikan: Tiap sektor memiliki tantangan dan keunikan tersendiri
dalam penyusunan dan interpretasi laporan keuangan. Misalnya, perusahaan
manufaktur cenderung memiliki aset tetap yang signifikan, sementara perusahaan
jasa lebih mengandalkan aset tak berwujud. Di sisi lain, perbankan memiliki
kompleksitas tersendiri dalam hal regulasi dan pengelolaan risiko.
3. Ketepatan Waktu dan Keterbacaan: Kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi
oleh ketepatan waktu dan keterbacaan informasi yang disajikan. Keterbacaan
laporan keuangan sangat penting agar pihak yang berkepentingan dapat dengan
mudah memahami kondisi keuangan perusahaan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Di semua sektor, transparansi dan akuntabilitas
merupakan prinsip utama dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini tidak hanya
menyangkut kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga membangun kepercayaan
stakeholders terhadap perusahaan.
Dalam kesimpulannya, laporan keuangan manufaktur, jasa, dan perbankan
tidak hanya menjadi cerminan kondisi finansial perusahaan, tetapi juga merupakan
instrumen vital dalam pengambilan keputusan strategis dan evaluasi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang
laporan keuangan di berbagai sektor menjadi kunci bagi keberhasilan dan
keberlanjutan perusahaan di era globalisasi ini.

Penerapan gadai syariah ini


merupakan upaya realisasi dari
ajaran Islam yang harus
diyakini kebenarannya dan
sebagai salah satu bentuk
pelaksanaan ibadah dalam
18
bentuk ekonomi nyata. Di
samping, merupakan salah satu
upaya untuk menjaring
nasabah yang lebih banyak,
serta memenuhi kebutuhan
pasar, karena mayoritas
penduduk Indonesia adalah Musl
B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa kita harus
mengembangakan ilmu yang diperoleh agar dapat bermanfaat bagi semua, baik itu
untuk kalangan mahasiswa ataupun masyarakat secara luas. Makalah ini bukanlah
sebuah akhir, merupakan proses awal yang masih memerlukan banyak perbaikan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya tanggapan, saran, dan kritik yang membangun
demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi ke depannya. Atas perhatian dan kerja
samanya, kami sampaikan terima kasih.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, AR. 2016. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGANPADA BANK.
Banten: STEI EKUITAS.

Hanggara, Agie. 2019.Pengantar Akuntansi. Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya.

Haryono, Al. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: STIE YKPN.

Ismail. 2015. AKUNTANSI BANK Teori dan Aplikasidalam Rupiah EdisiRevisi. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.

Putra, Ardhansyah, dan Dwi Saraswati. 2020. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA.
Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Reschiati. 2016. Akuntansi Perusahaan Manufaktur. Jakarta: Penerbit IN Media.

Rustini, Siti. 2016. Modul Paket Pelatihan Akuntansi. Jakarta: Tim.

20
REVISI TAMBAHAN MATERI DARI BAB DI ATAS

A. Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan


Meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah suatu langkah krusial dalam
manajemen keuangan perusahaan jasa. Sistem akuntansi yang baik menjadi fondasi
penting dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Laporan-
laporan keuangan ini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
kepada berbagai pemangku kepentingan seperti pemegang saham, pihak berwenang,
atau investor, tetapi juga menjadi alat penting dalam mendukung pengambilan
keputusan strategis oleh manajemen perusahaan.
Adanya data yang akurat, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik dalam
sistem akuntansi memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan laporan yang andal
dan transparan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan pemegang saham dan
pihak terkait lainnya dalam perusahaan. Laporan keuangan yang berkualitas tinggi
membantu menggambarkan kesehatan finansial perusahaan secara jelas dan akurat,
sehingga para pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang informasional
dan cerdas.
Selain itu, laporan keuangan yang baik juga memberikan manajemen
perusahaan pandangan yang lebih baik tentang kinerja mereka. Dengan data yang
tepat, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap biaya,

21
pendapatan, dan profitabilitas, serta mengidentifikasi peluang atau tantangan yang
mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut.
Penerapan teknologi dan sistem akuntansi modern juga dapat meningkatkan
efisiensi dalam proses pelaporan keuangan. Dengan otomatisasi yang canggih,
perusahaan dapat mengurangi risiko kesalahan manusia dan menghemat waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan laporan. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk
lebih responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis.
Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung dan transparan, laporan keuangan
yang berkualitas tinggi juga menjadi elemen penting dalam menjaga reputasi
perusahaan. Kepercayaan dari para pemegang saham, investor, dan pelanggan akan
meningkat ketika laporan keuangan mencerminkan praktik yang jujur dan profesional
dalam manajemen keuangan perusahaan.14
Jadi dapat disimpulkan dari materi di atas yaitu meningkatkan kualitas laporan
keuangan bukan hanya tentang mematuhi peraturan atau memenuhi kebutuhan
hukum, tetapi juga tentang menjaga integritas, transparansi, dan keandalan perusahaan
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan kompleks.

B. Memudahkan Pencatatan Transaksi


Sistem akuntansi yang baik sangat penting dalam memudahkan pencatatan
transaksi sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara bagaimana sistem akuntansi
mendukung efisiensi dalam pencatatan transaksi:
1. Automatisasi Pencatatan
Sistem akuntansi modern sering kali menyediakan kemampuan untuk
mengotomatisasi pencatatan transaksi rutin. Misalnya, sistem dapat secara otomatis
mencatat transaksi berulang seperti penggajian karyawan atau pembayaran faktur
rutin. Ini mengurangi beban pekerjaan manual dan potensi kesalahan.
2. Validasi Data
Sistem akuntansi dapat memeriksa data yang dimasukkan untuk memastikan bahwa
transaksi memenuhi aturan dan standar akuntansi yang berlaku. Hal ini membantu
dalam mencegah kesalahan pemindahan data yang tidak disengaja.
3. Pemantauan Real-Time

14
Afdhal, dkk, Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa, ( Padang : CV. Gita Lentera, 2023), hlm. 9-10

22
Sistem akuntansi memberikan visibilitas real-time atas transaksi yang terjadi. Ini
memungkinkan manajemen untuk melacak kinerja keuangan saat itu juga dan
merespons dengan cepat terhadap perubahan yang mungkin diperlukan.
4. Pencatatan Rinci
Sistem akuntansi memungkinkan pencatatan transaksi dengan rincian yang
diperlukan. Hal ini membantu dalam melacak sumber daya, biaya, dan pendapatan
dengan detail, yang dapat berguna dalam analisis lebih lanjut.
5. Konsistensi Pelaporan
Sistem akuntansi membantu dalam memastikan bahwa pelaporan keuangan tetap
konsisten dari waktu ke waktu. Ini penting untuk menjaga transparansi dan integritas
laporan keuangan.
6. Audit Internal dan Eksternal
Ketika perusahaan menjalani proses audit, sistem akuntansi menyediakan data yang
terstruktur dan mudah diakses. Ini memungkinkan auditor untuk melakukan audit
dengan lebih efisien dan memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan
bahwa laporan keuangan akurat.
7. Pemantauan Keamanan
Sistem akuntansi juga dapat mengintegrasikan fitur keamanan yang memastikan
bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki akses ke data keuangan sensitif.
Ini membantu melindungi informasi keuangan perusahaandari akses yang tidak sah.
8. Pelacakan Riwayat
Sistem akuntansi sering menyimpan riwayat transaksi, sehingga perusahaan dapat
melacak perkembangan sepanjang waktu. Ini berguna dalam menelusuri perubahan
atau masalah yang mungkin timbul.
Penting untuk dicatat bahwa sistem akuntansi yang efisien bukan hanya
tentang mengotomatisasi tugas, tetapi juga tentang memastikan bahwa staf yang
bertanggung jawab atas pencatatan dan pemrosesan transaksi memiliki pemahaman
yang baik tentang sistem tersebut. Dengan kombinasi antara teknologi yang baik dan
pelatihan yang sesuai, perusahaan dapat mengoptimalkan pencatatan transaksi,
mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan
keuangan mereka.15
Jadi, dari pembahasan materi di atas dapat di simpulkan sistem akuntansi yang
efisien membutuhkan kombinasi teknologi yang baik dan pelatihan staf untuk
15
Ibid,…. hlm. 18-19

23
mengoptimalkan pencatatan transaksi, mengurangi risiko kesalahan, dan
meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

24

Anda mungkin juga menyukai