FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat serta hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur, Jasa dan Perbankan” ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan bagi nabi agung Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya,
serta para pengikutnya. Semoga syafaat beliau selalu menyertai kehidupan ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Manajemen
Keuangan. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapati beberapa hambatan. Akan
tetapi, atas bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M. Pd. I., selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Dr. Hj.Chusnul Chotimah, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Bapak Ahmad Syaichoni, M. Sy., selaku Koordinator Program Studi Manajemen
Keuangan Syariah.
4. Mifttakhul Huda, SE.I., M.Sy, selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Manajemen Keuangan.
5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-
makalah berikutnya sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis, pembaca, dan umumnya bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................................19
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................20
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, laporan keuangan memegang peranan
kunci dalam menyajikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada para pemangku
kepentingan. Identifikasi laporan keuangan menjadi esensial dalam memahami kesehatan
finansial dan kinerja perusahaan. Tidak hanya itu, dalam konteks industri yang berbeda-
beda seperti manufaktur, jasa, dan perbankan, karakteristik dan kebutuhan laporan
keuangan juga beragam.
Laporan keuangan dalam industri manufaktur cenderung menekankan pada aspek
produksi, persediaan, dan biaya produksi. Identifikasi laporan keuangan dalam sektor ini
tidak hanya mencakup pendapatan dan pengeluaran, tetapi juga mencerminkan efisiensi
operasional, kualitas produk, serta strategi manufaktur yang diterapkan.
Di sektor jasa, laporan keuangan lebih terfokus pada pendapatan yang dihasilkan dari
layanan yang disediakan. Identifikasi laporan keuangan dalam industri jasa
memperhatikan metrik kinerja seperti tingkat kepuasan pelanggan, produktivitas tenaga
kerja, dan efektivitas pelayanan yang diberikan.
Industri perbankan memiliki karakteristik laporan keuangan yang unik, karena
melibatkan aktivitas seperti pemberian pinjaman, investasi, dan pengelolaan dana
nasabah. Identifikasi laporan keuangan perbankan mencakup analisis likuiditas,
solvabilitas, dan risiko kredit yang menjadi fokus utama dalam mengevaluasi kinerja dan
stabilitas lembaga keuangan.
Pemahaman yang mendalam terhadap perbedaan ini membantu para pemangku
kepentingan, seperti investor, analis keuangan, dan manajemen perusahaan, dalam
membuat keputusan strategis yang lebih cerdas. Identifikasi laporan keuangan pada
ketiga sektor ini juga memberikan landasan untuk mengembangkan metode analisis yang
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing sektor.
Dalam semua sektor ini, identifikasi laporan keuangan tidak hanya bertujuan untuk
memenuhi persyaratan regulasi, tetapi juga sebagai alat yang penting bagi manajemen,
investor, dan pihak terkait lainnya untuk membuat keputusan yang tepat. Dengan
memahami perbedaan dalam laporan keuangan antar sektor industri, para pengambil
keputusan dapat menggali wawasan yang lebih dalam untuk meningkatkan kinerja dan
mengelola risiko dengan lebih efektif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan manufaktur
2. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa
3. Apa saja langkah – langkah yang perlu diketahui dalam menyusun laporan keuangan
perusahaan perbankan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur
2. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan jasa
3. Untuk mengidentifikasi laporan keuangan perusahaan perbankan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Reschiati, "Akuntansi Perusahaan Manufaktur", (Jakarta: Penerbit IN Media, 2016), hal 1- 2
3
digunakan sebagai bahan tak langsung, maka rekening yang digunakan adalah perlengkapan
pabrik.
2). Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap
proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan
mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya
tenaga kerja langsung. Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah semua kontraprestasi yang
diberikan kepada tenaga kerja langsung. Dalam akuntansi untuk operasi perusahaan
manufaktur, tenaga kerja langsung harus dibedakan dari tenaga kerja tak langsung. Tenaga
kerja tak langsung digunakan dalam proses produksi tetapi tidak bisa dihubungkan atau
diterapkan pada suatu produk tertentu.
3). Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan,
yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, antara lain :
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi,
dll. Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses
pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada
barang jadi. Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll.2
Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur ada beberapa point utama yang
digunakan, yaitu:
1. Laporan biaya produksi
Tahapan penyusunan laporan biaya produksi adalah tahapan pertama dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan manufaktur, adapun data yang harus ada sebagai berikut:
a. Data pemakaian biaya baku
b. Data pemakaian biaya tenaga kerja langsung
c. Data pemakaian biaya overhead pabrik
d. Data persediaan produk dalam proses awal
e. Data persediaan produk dalam proses akhir
2
Al. Haryono, "Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2", ( Jakarta: STIE YKPN, 2005), hal. 8
4
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke dua dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan biaya produksi. Adapun data
yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data penjualan bersih
b. Data harga pokok penjualan:
Data produk jadi awal ini
Data harga pokok produksi (diambil dari hasil penyusunan laporan biaya produksi)
Data produk jadi akhir
c. Data biaya operasional yang terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi umum
d. Data biaya diluar usaha (kalau ada)
e. Data pendapatan diluar usaha (kalau ada)
5
3. Laporan modal atau laba akhir
Laporan modal atau laba akhir pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke
tiga dalam menyusun laporan keuangan. Adapun data yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data modal awal
b. Data laba awal
c. Data prive atau deviden3
4. Laporan neraca
Laporan neraca pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke empat dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan modal atau laba akhir.
Adapun data yang harus ada adalah sebagai berikut:
a. Data aktiva (harta) lancar dan tetap
b. Data hutang jangka pendek dan panjang
c. Data modal akhir atau laba akhir (diambil dari laporan modal /laba akhir)
3
Siti Rustini, "Modul Paket Pelatihan Akuntansi", (Jakarta: Tim, 2016), hal 30-31
6
5. Laporan arus kas
Laporan arus kas pada perusahaan manufaktur adalah laporan tahapan ke lima dalam
menyusun laporan keuangan setelah anda mengerjakan laporan neraca. Adapun data yang
harus ada sebagai berikut:
4
Ibid…, hal 32-33
7
B. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan jasa merupakan bisnis atau perusahaan yang
menyediakan layanan kepada pelanggan atau klien, bukan produk fisik. Berfokus
memberikan solusi atau pengalaman yang memuaskan bagi pelangan, melalui interaksi
langsung antara penyedia jasa dan pelanggan.
8
Transportasi : Travel, taksi dan bus
Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada- lah bentuk single step yaitu
bentuk laporan laba/rugi yang penyajianya adalah menggabungkan semua pendapatan
(operasional dan non-operasional) dan beban (operasional dan non-operasional) menjadi satu
kelompok, kemu- dian kedua kelompok tersebut diselisihkan; multiple step yaitu bentuk
laporan laba/rugi yang penyajianya adalah memisahkan semua pendapatan dan beban ke
dalam kelompok operasional dan non-operasional, kemudian menyelisihkan kedua kelompok
tersebut (kelompok penda-patan dan beban operasional dengan kelompok pendapatan dan
beban non-operasional).
Dalam laporan laba rugi, jika jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan dengan
jumlah beban, maka menghasilkan laba. Sedangkan jika jumlah pendapatan lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah beban, maka menghasilkan rugi.7
6
Ibid.., hal.18
7
Ibid..,hal.30
9
Berikut disajikan contoh laporan laba/rugi yang disusun berdasarkan kasus transaksi yang
terjadi sebelumnya (Licin Tailor):
Licin Tailor
Licin Tailor Laporan Perubahan Ekuitas Periode yang berakhir September 2018
Laporan neraca merupakan laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang
menggambarkan posisi keuangan pada periode tertentu yang terdiri dari unsur akti va (harta),
kewajiban (utang) dan ekuitas (modal). Adapun bentuk neraca yang lazim digunakan adalah
laporan neraca bentuk akun (skontro), dimana bentuk ini memiliki dua sisi yaitu sisi debit
untuk merinci kelompok aktiva (harta) dan sisi kredit untuk merinci kelopok kewajiban
10
(utang) dan ekuitas (modal). Selain itu necara bentuk laporan, di mana bentuk neraca ini
kelompok aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun berutun dari atas ke bawah. Berikut contoh
penyajian laporan neraca yang disusun berdasarkan kasus transaksi "Licin Tailor":
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan perusahaan jasa yaitu laporan perusahaan jasa
bertransaksi utama berupa penyediaan layanan kepada pelanggan. Perusahaan Jasa tidak
memiliki persediaan barang dalam laporan keuangannya. Perusahaan Jasa fokus pada
pendapatan layanan, biaya operasional, dan laba bersih.
8
Ibid.., hal.32
9
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, “BANK DAN LEMBAGA KEUASNGAN LAINNYA”, (Surabaya:
CV. Jakad Media Publishing,2020), hal. 21
11
Sedangkan pengertian lain dari Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi
utamanya menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan
memberikan pelayanan berupa jasa perbankan. Bank mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor
perekonomian, baik industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan
lain-lain, memerlukan perbankan sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.10
2. Jenis Bank
a. Bank Umum
Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum ini sering disebut juga dengan bank
komersial (commercial bank)
Bank perkreditan rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank juga dapat dibedakan dari segi kepemilikannya, maksudnya adalah siapa
yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari segi akta pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan, adapun jenis bank
tersebut yaitu:
10
Ismail, “AKUNTANSI BANK Teori dan Aplikasi dalam Rupiah Edisi Revisi”, (Jakarta: PRENADA
MEDIA GROUP, 2015), hal. 12
12
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya
didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta
pula. Contoh Bank swasta Nasional yaitu Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA),
Bank Bumiputera, dan Bank Danamon.
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi contohnya seperti Bank Umum Koperasi Indonesia.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri baik milik swasta
asing atau pemerintah asing, jelas kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri
contohnya seperti Deutsche Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of
Tokyo, dan Bangkok Bank.
Kepemilikan pada saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara
Indonesia. Contoh dari bank milik campuran antara lain: Bang Sakura Swadarma,
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, dan Interpacific Bank.
3. Fungsi Bank
fungsi bank secara umum yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary (perantara di bidang keuangan)
a. Penghimpun Dana
1. Dana yang bersumber dari Bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposit, dan tabanas.
13
3. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa kredit likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik
oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.11
b. Penyaluran Dana
Fungsi bank yang kedua adalah penyaluran dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana, penyaluran ini dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk
kredit atau pinjaman. Kredit atau pinjaman yang diberikan oleh bank kepada debitur
atau peminjam bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga untuk bank
konvensional atau bagi hasil dan balas jasa lain bagi bank syariah. Penyaluran dana
kepada pihak yang membutuhkan, juga mengalami perkembangan yang cukup pesat
yaitu bank dapat menyalurkan dananya dengan membeli sertifikat Bank Syariah,
menyalurkan dana melalui pasar uang antar bank, surat-surat berharga, obligasi, dan
lain sebagainya.
14
sebenarnya termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Laporan tersebut juga
menyajikan kinerja Manajemen Bank selama 1 periode. Manfaat membaca laporan ini
adalah manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada dan mempertahankan
kelebihannya.
Bank seperti lembaga lainnya yang mempunyai jenis laporan keuangan berbeda-beda
yang disajikan sesuai SAK SKAPI. Artinya laporan keuangan telah disusun sesuai standar
yang ditentukan. Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang dimaksud adalah:12
a. Neraca
12
AR. Agustini, “BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN PADA BANK”,(Banten: STEI
EKUITAS, 2016), Hal. 16-17
13
Ibid..., Hlm. 15-16
15
yang melakukan perjanjian dan harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang
telah disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan kontingensi adalah kondisi dengan
hasil akhir adanya keuntungan atau kerugian yang baru dapat diketahui setelah
terjadinya suatu peristiwa atau beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa yang
akan datang.
16
Laporan arus kas merupakan informasi yang digunakan untuk mengetahui
perubahan-perubahan aktivitas keuangan yang terkait dengan transaksi tunai. Laporan
arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran periode
tertentu yang dalam tiga aktivitas yaitu: arus kas dari aktivitas operasional, arus kas
dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Dari segi waktunya, laporan keuangan suatu bank saat ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini menggambarkan pentingnya laporan keuangan dalam konteks tiga
sektor utama: manufaktur, jasa, dan perbankan. Dari analisis yang dilakukan,
beberapa kesimpulan dapat diambil:
1.Peran Vital Laporan Keuangan: Laporan keuangan merupakan alat penting bagi
manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya dalam memahami kesehatan dan
kinerja sebuah perusahaan. Baik dalam sektor manufaktur, jasa, maupun perbankan,
laporan keuangan memberikan gambaran menyeluruh tentang aspek finansial
perusahaan.
17
2. Tantangan dan Keunikan: Tiap sektor memiliki tantangan dan keunikan tersendiri
dalam penyusunan dan interpretasi laporan keuangan. Misalnya, perusahaan
manufaktur cenderung memiliki aset tetap yang signifikan, sementara perusahaan
jasa lebih mengandalkan aset tak berwujud. Di sisi lain, perbankan memiliki
kompleksitas tersendiri dalam hal regulasi dan pengelolaan risiko.
3. Ketepatan Waktu dan Keterbacaan: Kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi
oleh ketepatan waktu dan keterbacaan informasi yang disajikan. Keterbacaan
laporan keuangan sangat penting agar pihak yang berkepentingan dapat dengan
mudah memahami kondisi keuangan perusahaan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Di semua sektor, transparansi dan akuntabilitas
merupakan prinsip utama dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini tidak hanya
menyangkut kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga membangun kepercayaan
stakeholders terhadap perusahaan.
Dalam kesimpulannya, laporan keuangan manufaktur, jasa, dan perbankan
tidak hanya menjadi cerminan kondisi finansial perusahaan, tetapi juga merupakan
instrumen vital dalam pengambilan keputusan strategis dan evaluasi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang
laporan keuangan di berbagai sektor menjadi kunci bagi keberhasilan dan
keberlanjutan perusahaan di era globalisasi ini.
Demikian makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa kita harus
mengembangakan ilmu yang diperoleh agar dapat bermanfaat bagi semua, baik itu
untuk kalangan mahasiswa ataupun masyarakat secara luas. Makalah ini bukanlah
sebuah akhir, merupakan proses awal yang masih memerlukan banyak perbaikan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya tanggapan, saran, dan kritik yang membangun
demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi ke depannya. Atas perhatian dan kerja
samanya, kami sampaikan terima kasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, AR. 2016. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGANPADA BANK.
Banten: STEI EKUITAS.
Ismail. 2015. AKUNTANSI BANK Teori dan Aplikasidalam Rupiah EdisiRevisi. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Putra, Ardhansyah, dan Dwi Saraswati. 2020. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA.
Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
20
REVISI TAMBAHAN MATERI DARI BAB DI ATAS
21
pendapatan, dan profitabilitas, serta mengidentifikasi peluang atau tantangan yang
mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut.
Penerapan teknologi dan sistem akuntansi modern juga dapat meningkatkan
efisiensi dalam proses pelaporan keuangan. Dengan otomatisasi yang canggih,
perusahaan dapat mengurangi risiko kesalahan manusia dan menghemat waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan laporan. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk
lebih responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis.
Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung dan transparan, laporan keuangan
yang berkualitas tinggi juga menjadi elemen penting dalam menjaga reputasi
perusahaan. Kepercayaan dari para pemegang saham, investor, dan pelanggan akan
meningkat ketika laporan keuangan mencerminkan praktik yang jujur dan profesional
dalam manajemen keuangan perusahaan.14
Jadi dapat disimpulkan dari materi di atas yaitu meningkatkan kualitas laporan
keuangan bukan hanya tentang mematuhi peraturan atau memenuhi kebutuhan
hukum, tetapi juga tentang menjaga integritas, transparansi, dan keandalan perusahaan
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan kompleks.
14
Afdhal, dkk, Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa, ( Padang : CV. Gita Lentera, 2023), hlm. 9-10
22
Sistem akuntansi memberikan visibilitas real-time atas transaksi yang terjadi. Ini
memungkinkan manajemen untuk melacak kinerja keuangan saat itu juga dan
merespons dengan cepat terhadap perubahan yang mungkin diperlukan.
4. Pencatatan Rinci
Sistem akuntansi memungkinkan pencatatan transaksi dengan rincian yang
diperlukan. Hal ini membantu dalam melacak sumber daya, biaya, dan pendapatan
dengan detail, yang dapat berguna dalam analisis lebih lanjut.
5. Konsistensi Pelaporan
Sistem akuntansi membantu dalam memastikan bahwa pelaporan keuangan tetap
konsisten dari waktu ke waktu. Ini penting untuk menjaga transparansi dan integritas
laporan keuangan.
6. Audit Internal dan Eksternal
Ketika perusahaan menjalani proses audit, sistem akuntansi menyediakan data yang
terstruktur dan mudah diakses. Ini memungkinkan auditor untuk melakukan audit
dengan lebih efisien dan memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan
bahwa laporan keuangan akurat.
7. Pemantauan Keamanan
Sistem akuntansi juga dapat mengintegrasikan fitur keamanan yang memastikan
bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki akses ke data keuangan sensitif.
Ini membantu melindungi informasi keuangan perusahaandari akses yang tidak sah.
8. Pelacakan Riwayat
Sistem akuntansi sering menyimpan riwayat transaksi, sehingga perusahaan dapat
melacak perkembangan sepanjang waktu. Ini berguna dalam menelusuri perubahan
atau masalah yang mungkin timbul.
Penting untuk dicatat bahwa sistem akuntansi yang efisien bukan hanya
tentang mengotomatisasi tugas, tetapi juga tentang memastikan bahwa staf yang
bertanggung jawab atas pencatatan dan pemrosesan transaksi memiliki pemahaman
yang baik tentang sistem tersebut. Dengan kombinasi antara teknologi yang baik dan
pelatihan yang sesuai, perusahaan dapat mengoptimalkan pencatatan transaksi,
mengurangi risiko kesalahan, dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan
keuangan mereka.15
Jadi, dari pembahasan materi di atas dapat di simpulkan sistem akuntansi yang
efisien membutuhkan kombinasi teknologi yang baik dan pelatihan staf untuk
15
Ibid,…. hlm. 18-19
23
mengoptimalkan pencatatan transaksi, mengurangi risiko kesalahan, dan
meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
24