Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGRIBISNIS PETERNAKAN

Oleh

NAMA : MASYITA
NIM : L1A118215
KELAS :D

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah,

rahmat dan karunia-Nya serta kelapangan berfikir dan waktu, sehingga saya dapat

Menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah “Agribisnis Peternakan”

Makalah ini ditulis dari hasil penyususnan data-data sekunder yang kami

peroleh dari buku, serta informasi dari media elektronik (internet). Tak lupa saya

ucapkan terimakasih kepada pengajar mata kuliah agribisnis peternakan atas

bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini

Akhir kata pengantar saya mengucapkan terimakasih karena telah berkenan

membaca makalah ini. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

November, 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………..i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………iv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………2
1.3. Tujuan
Makalah…………………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………4
2.1. Konsep dan Bentuk Organisasi Manajemen dalam Agribisnis………………
4
2.2. Peran Koperasi dalam Pengembangan Agribisnis……………………………7
2.3. Konsep Ekonomi dan Pemasaran Komoditi Peternakan dalam
Agribisnis...10
BAB III. PENUTUP
3.1. KESIMPILAN………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen dalam

sistem pertanian secara luas. Oleh karena itu sesorang yang hendakterjun

dibidang agribisnis harus memahami konsep-konsepmanajemen dalam agribisnis

yang meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan

manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan bidang-bidang yang ada dalam

manajemen. Selain itu, Manajemen agribisnis memiliki karakteristi-karakterisrik

yang khas sehingga perlu dibedakan dengan manajemen yang lain.

Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh

orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud

mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal

balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.

Agribisnis komoditi ternak yang ada di Indonesia mempunyai prospek yang

sangat besar, mengingat dalam 10 tahun mendatang aka nada tambahan

permintaan sekitar 5 juta ekor untuk berbagai keperluan pasar ekspor yang cukup
menjanjikan, khususnya dalam mendukung program IMT-GT (Indonesia,

Malaysia, Thailand Growth Triangel).

Terhadap peningkatan kesejahteraan petani, ternak domba merupakan

komoditas usaha yang menjanjikan bagi para peternak untuk meningkatkan

kesejahteraannya dan sekaligus berpeluang menjadi sarana mengentaskan

kemiskinan

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui konsep dan bentuk organisasi manajemen dalam

agribisnis ?

2. Bagaimana mengetahui peran koperasi dalam pengembangan agribisnis ?

3. Bagaimana mengetahui konsep ekonomi dan pemasaran komoditi

peternakan dalam agribisnis ?

1.3. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui konsep dan bentuk organisasi manajemen dalam

agribisnis

2. Untuk mengetahui peran koperasi dalam pengembangan agribisnis

3. Untuk mengetahui konsep ekonomi dan pemasaran komoditi peternakan

dalam agribisnis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep dan Bentuk Organisasi Manajemen dalam Agribisnis

Agribisnis Manajemen agribisnis mengandung pengertian dari 2 kata yaitu

manajemen dan agribisnis. Manajemen berarti seni (art) dan ilmu (science) untuk

melaksanakan suatu rangkaian pekerjaan melalui penggunaan sumberdaya. Menurut

Stoner dan Freeman (1989) manajemen adalah perencaaan, pengorganisasian,

pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisi dan proses pemanfaatan

sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut pendapat lain manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil

yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan

menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi

pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi

pengawasan dan pengendalian.

Untuk itulah manajemen agribisnis tidak cukup hanya memiliki landasan teori

ekonomi akan tetapi juga teori kewirausahaan yang di dalamnya termasuk teknik
pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di dalamnya

terkandung kegiatan-kegiatan manajemen agribisnis yang sekaligus merupakan

batasan ruang lingkupnya. Secara skematis mata rantai kegiatan agribisnis dapat

digambarkan sebagai berikut : Keempat subsistem tersebut mempunyai ruang lingkup

kegiatan sebagai berikut :

 Subsistem penyediaan sarana produksi Menyangkut kegiatan penyediaan dan

penyaluran sarana produksi pertanian yang didasarkan pada perencanaan dan

pengelolaannya, sehoingga sarana produksi tersebut memenuhi 5 kriteria tepat

(tepat : waktu, jumlah, jenis, mutu, dan produk). Kegiatan-kegiatan ini

mempunytai keterkaitan kebelakang dengan industri-industri hulu.

 Subsistem usahatani/ produksi Menyangkut kegiatan-kegiatan pembinaan dan

pengembangan usaha tani dalamrangka meningkatkan produksi primer

pertanian. Termsuk dalamkegaiatan ini adalah pemilihan lokai usaha tani,

pemilihan komoditas, pemilihan teknologi serta pola usaha tani.

 Subsistem agroindustri /pengolahan hasil Menyangkut kegiatan-kegiatan

pengolahan hasil usahatani yang merupakan keseluruhan kegiatan mulaidari

penanganan pascapanen sampai pada tingkat pengolahan lanjutan hasil

pertanain, dengan maksud untuk menambah addedvalue dari produksi primer.


 Subsistem pemasaran Menyangkut kegiatan pemasaran haasil-hasil pertanian

atau hasil agroindustri, yang ditujukan untuk pasar domestik (dalam negeri)

ataupun pasar luar negri (ekspor).

Lingkup kegiatan agribisnis

Pertanian Sektor pertanian terbagi atas 2, yaitu :

1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah. Pertanian Lahan Basah merupakan usaha

tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan.

Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi, jagung dan kacang-

kacangan.

2. Pertanian Lahan Kering atau Ladang Pertanian Lahan Kering adalah pertanian

yang tidak membutuhkan pengairan intensif. Komoditas ladang biasanya berupa

palawija, umbi-umbian dan holtikultura.

3. Perkebunan Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami

dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu,

cengkeh , dan lain-lain.

4. Peternakan Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan dengan

membudidayakan ternak. Usaha ternak dibedakan atas

 Peternakan unggas (ayam dan itik)

 Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci, dan lain-lain)

 Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)


5. Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan

dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya

mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang

dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

• Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan

danau) dan perikanan air laut.

• Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan

rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.

6. Kehutanan Kehutanan adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk

mempoduksi atau memamfaatkan hasil hutan,baik yang timbuh atau hidup secara

alami maupun yang telah dibudidayakan.

Sesuai dengan prinsip manajemen maka fungsi manajemen dalam agribisnis dapat

dikelompokkan menjadi Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Keuangan,

Manajemen Operasi dan Manajemen Pemasaran.

 Manajemen Sumberdaya Manusia ƒ

Seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan agribisnis pada akhirnya

dikelola oleh sumberdaya manusia. Artinya manusia akan menjamin pengelolaan

yang efisien. Ada dua bidang yang berkaitan dengan ini yaitu pengadministrasian

sumberdaya manusia dalam perusahaan agribisnis dan upaya memotivasi mereka agar

bekerja pada kondisi maksimum.

 Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan Aspek ini mempertimbangkan akibat dari seluruh

keputusan terhadap penerimaan dan laba perusahaan dibidang agribisnis. Artinya

manajer dalam hal ini harus mempertimbangkan seluruh sumber pembiayaan dari

aspek penerimaan. Dalam bahasa yang umum bidang ini mempertimbangkan

kesehatan perusahaan. Peralatan seperti neraca dan rugi laba adalah perangkat yang

umum digunakan sebagai alat analisis dalam menentukan kemampulabaan

perusahaan.

 Manajemen Operasi

Cara mengolah produk semakin lama semakin canggih dengan adanya

perkembangan bidang teknologi. Akhirnya perusahaan harus selalu

mempertimbangkan ketepatan waktu dan kualitas produk yang dihasilkan.

Pertimbangan kualitas, efisiensi dan pemilihan saluran distribusi yang menjamin

kualitas adalah bidang manajemen operasi dalam agribisnis. Dalam kegiatan fisik,

dikenal juga manajemen logistik yang meliputi kegiatan di sekitar gudang

penyimpanan dan transportasi barang dan jasa dari pabrik hingga ke pelanggan.

Perusahaan agribisnis yang berhasil adalah perusahaan yang konsisten menghasilkan

lebih cepat dan lebih baik.

 Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran Meliputi kegiatan untuk memahami kebutuhan pelanggan dan

secara efektif melakukan upaya pemasaran di tempat penjualan (pasar) dimana

kebutuhan itu dirasakan. Khol (1980) mendefinisikan pemasaran produk pertanian

sebagai seluruh kinerja kegiatan perusahaan dalam aliran barang, mulai dari titik
dimana dihasilkan hingga ke tangan pelanggan. Kata seluruh mewakili lingkup

pemasaran pertanian yang luas, sedangkan interval kegiatan menunjukkan adanya

saling-ketergantungan antar pelaku. Dalam kegiatan demikian fungsi pemasaran

pertanian juga menghubungkan antara daerah penghasil dengan lokasi dimana produk

dibutuhkan. Bila kegiatan agribisnis dapat dibedakan menjadi sektor produk makanan

(food), industri dan sektor input; maka kegiatan pemasaran terlibat dalam sektor

tersebut. Kegiatan ini meliputi penjualan, periklanan, penelitian pemasaran,

pengembangan produk baru, pelayanan pelanggan, distribusi fisik, dan penentuan

harga – keseluruhannya fokus kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan

akhirnya berupaya menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan pemasaran pertanian

sering juga disebut sebagai sistem pemasaran pertanian, karena melibatkan banyak

pihak mulai dari petani, broker, pengolah, penjual partai besar, grosir, hingga kepada

pelanggan. Masing-masing kegiatan berbeda fungsi dalam memberikan

pelayanannya.

2.2. Peran Koperasi dalam Pengembangan Agribisnis

Menurut UU no. 25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan

kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Status badan hukum koperasi diperoleh setelah

memperoleh pengesahan dari pemerintah (MenteriKoperasi).


Dalam system agribisnis, peran koperasi dapat diwujudkan untuk memperkuat

sub-sistem hulu (up-stream agribusiness aub—system) yang terkait dengan

penyediaan input factor yang diperlukan petani, maupun sub-sistem hilir (down-

stream agribusiness sub-system) yang terkait dengan kegiatan pengolahan hasil

pertanian beserta pemasarannya. Disamping itu koperasi juga dapat berperan untuk

memperkuat sub-sistem jasa penunjang (supporting service sub-system) yang terkait

dengan kegiatan penyediaan jasa bagi pengembangan agribisnis seperti regulasi,

keuangan, Pendidikan, Latihan dan penyuluhan, konsultasi, advokasi dan lain-lain.

Peran koperasi ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkanefektivitas dan efisiensi

kegiatan usahatani (on-farm sub-system) yang dimiliki dan dikelola oleh para petani

anggota koperasi.

Dalam menciptakan koperasi yang sukses perlu adanya beberapa factor,

antara lain: kepemimpinan, manajemen, yang Tangguh, pelatihan yang maksimal,

iklim yang kondusif, Pendidikan, kepekaan, pengembangan yang terpadu, dan sasaran

yang kondusif. Salah satu peran koperasi pertanian dalam usaha agribisnis adalah

membangun dan mengembangkan potenis dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan petani pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

dan sosialnya. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan Petani dan masyarakat (Siklaya, 2012).

2.3. Konsep Ekonomi dan Pemasaran Komoditi Peternakan dalam Agribisnis

Konsep agribisnis memandang suatu usaha pertanian termasuk usaha ternak

secara holistic sejak dari subsistem penyediaan sarana produksi, produksi, pengolahan
hingga pemasaran. Pada masa sebelumnya, dengan paradigma pembangunan

peternakan yang lama, menyebabkan struktur agribisnis peternakan yang lama,

menyebabkan struktur agribisnis peternakan tersekat-sekat, sehingga yang

memperlemah daya saing produk peternakan itu sendiri akibat adanya marjin ganda

dan transmisi harga dalam berbagai bentuk.

1. Pemasaran

Untuk menjamin agar kualitas produk ternak sampai ke konsumen maka selain

fasilitas rumah potong ternak, diperlukan [ula fasilitas pasar berupa toko daging

(meat shop) lis daging dipasar becek dan pasar swalayan yang memenuhi standar.

Demikian pula dengan keberadaan depo atau distributor susu segar dan susu

pasteurisasi beserta pengecer dengan fasilitas yang layak perlu lebih ditingkatkan

untuk mendekatkan produk ini ke konsumen.

2. Sistem Agribisnis

Untuk mencapai efisiensi yang tinggi Untuk mencapai efisiensi yang tinggi

dan menghilangkan marjin ganda dalam usaha suatu komoditas peternakan

diperlukan pengelolaan usaha yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Upaya

tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh perusahaan yang bermodal besar.

Permasalahannya adalah sebagian besar pelaku agribisnis peternakan adalah

peternak kelas menengah ke bawah. Agar pengembangan usaha agribisnis tersebut

dapat mengakomodasi tujuan untuk meningkatkan daya saing produk dan sekaligus

melibatkan peternak skala menengah kebawah, ada tiga alternatif integrasi yang

mungkin dilakukan, yaitu : (1) integrasi vertikal yang dikelola secara profesional
oleh suatu perusahaan swasta; (2) integrasi vertikal yang dilakukan peternak secara

bersama-sama yang tergabung dalam wadah koperasi atau organisasi lainnya; dan

(3)kombinasi diantaranya yang sering dikenal dengan usaha

kemitraan.Pengelompokan diatas sesuai deng

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian

yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi fungsi

perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengarahan dan fungsi

pengawasan serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya

yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan

yang maksimal

2. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan


atas asas kekeluargaan. Status badan hukum koperasi diperoleh setelah

memperoleh pengesahan dari pemerintah (MenteriKoperasi).

3. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi Untuk mencapai efisiensi yang

tinggi dan menghilangkan marjin ganda dalam usaha suatu komoditas

peternakan diperlukan pengelolaan usaha yang terintegrasi dari hulu

hingga ke hilir.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul R Saliman, SH, MM, dkk, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh
Kasus), Kencana Renada Media Group, Jakarta 2005.
Bungaran Saragih, 2001. Suara dari Bogor : Membangun Sistem Agribisnis, Yayasan
USESE, Bogor.
Masdjidin, 2003. Upaya Peningkatan Efisiensi Usaha Ternak Ditinjau dari Aspek
Agribisnis yang Berdaya Saing. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Vol 21 (1), Hal 57-66.
Naja, Daeng. 2009. Pengantar Hukum Bisnis Indonesia. Cetakan Pertama.
Yokyakarta:Pustaka Yustisia
Prasetyo, Edi dan Agus Setiadi. 2004. Pengantar ManajemenAgribisnis. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Silondae, A.A. dan Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok- Pokok Hukum B isnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Solihin, Ismail, 2006, Pengantar Bisnis : Pengenalan Praktis dan Stud
Syahza, Almasdi. 2013. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis : Perbedaan
manajemen agribisnis dengan manajemen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai