Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

YANG BERKELANJUTAN

Di susun oleh:

Regita Putri Cahyani 105711106621

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah pertama – tama puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang
telah meridho`i untuk dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kita
panjatkan kepada sang revolusioner sejati Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, para tabi`in dan umatnya sampai akhir jaman.

Kedua, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.

Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah yang telah
dibuat ini diharapkan memberikan manfaat bagi kita semua.
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………...……………...

Daftar Isi………………………………………………………………………….

BAB I.........................................................................................................................

PENDAHULUAN....................................................................................................

A. Latar belakang..................................................................................................

B. Rumusan masalah.............................................................................................

C. Tujuan penulisan..............................................................................................

BAB II.......................................................................................................................

PEMBAHASAN.......................................................................................................

BAB III…………………………………………………………………………….

PENUTUP…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………….…………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Agribisnis dapat di bagi menjadi tiga sektor yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sektor
masukan(input), produksi(farm) dan sektor keluaran(output). Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja
yang berperan besar dalam penurunan tingkat pengguran. Tetapi perlu di catat disini bahwa kemajuan
yang di capai negara-negara maju dalam hal seharusnya sudah membuka mata kita(negara berkembang)
bahwa pengembangan pertanian sudah seharusnya dipusatkan pada pengembangan produktivitas yang di
capai melalui manajemen agribisnis yang di tata baik.

Peranan penting dari sektor petanian Di Indonesia keterkaitan investasi antara sektor pertanian dengan
sektor-sektor nonpertanian sangat lemah, untuk itu perlu ditingkatkan, terutama mengingat indonesi
adalah salah satu negara agraris, yang seharusnya sektor pertanian sebagai sebagai sumber utama modal
investasi di sektor lainnya. Tatapi agar peranan sektor pertanian tersebut dapat direalisasikan, ada
beberapa kondisi yang harus dipenuhi terlebih dahulu (Griffin, 1979). Pertama, petahi harus menjual
sebagian menjual sebagian dari output-nya keluar sektornya atau dalam perkataan lain harus ada surplus
pasar (MS) dari produksi pertanian. Kedua, petani-petani harus merupakan penabung-penabung neto,
yakni pengeluaran mereka untuk konsumsi harus lebih kecil dari pada produksi/pendapatan. Ketiga,
tabungan para petani harus lebih besar dari pada kebutuhan investasi di sektor pertanian.

Selain faktor-faktor tersebut, untuk mendapatkan MS, kinerja sektor pertanian itu sendiri harus baik,
artinya bisa menghasilkan surplus, yang sangat ditentukan oleh kekuatan sisi suplaynya (teknologi,
infrastruktur, dan SDM), dan dari sisi permintaan (pasar) oleh nilai tukar (term of trade = ToT) antara
produk pertanian dengan produk nonpertanian, baik dipasar dalam negeri maupun dipasar luar negeri.
Juaga harus ada suatu mekanisme pasar yang baik yang menciptakan atau menjamin adanya mekanisme
pasar bebas dalam transfer modal dari sektor pertanian ke sektor-sektor nonpertanian dan mekanisme ini
sangat di pengaruhi oleh pembangunan sektor perbankan dan pasar modal yang lebih baik dan kebijakan
moneter yang kondusif sehingga tidak menimbulkan distorsi di pasr uang/modal yang dapat menghambat
kelancaran arus investasi antar sektor atau yang dapat mengakibatkan pelarian modal ke luar negeri.

Peran penting dari sektor pertanian didalam perekonomian Indonesia adalah dalam bentuk penyediaan
kesempatan kerja dan konrtibusinya terhadap pembentukan PDB dan ekspor. Dalam hal kesempatan
kerja, selama periode 1982–1989 jumlah tenaga kerja di sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan,
namun setelah itu jumlahnya terus berkurang. Edangkan jumlah pekerja di sektor industry pengelola sejak
1984 terus bertambah.
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh perkembangan agribisnis dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari permasalahan ini untuk mengkaji apa saja

pengaruh pengembangan agribisnis dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INFLASI

Agribisnis merupakan paradigma baru yang telah digunakan dalam upaya-upaya pembangunan pertanian
di Indonesia. Agribisnis diartikan lebih luas daripada bisnis yang dilaksanakan dalam lingkup on farm,
menghasilkan produk pertanian semata. Agribisnis mencakup pula bisnis di sektor hulu (penyediaan
bahan baku dan barang modal untuk menunjang aktivitas pertanian), bisnis di sektor hilir (pengolahan
produk-produk pertanian menjadi barang jadi dan setengah jadi), pemasaran input, output dan hasil
olahan pertanian, serta bisnis jasa dan penunjang (seperti perkreditan, penelitian, penyuluhan,
transportasi, dan lainnya

Subsistem agribisnis hulu merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi pertanian,
seperti industri agro-kimia (industri pupuk dan pestisida), industri benih dan bibit komoditas pertanian,
serta industri agro-otomotif (industri alat mesin pertanian serta peralatan pengolahan hasil pertanian).
Subsistem usahatani (on-farm) merupakan kegiatan pemanfaatan sarana produksi yang dihasilkan dari
sistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk-produk pertanian primer, baik di bidang tanaman
pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, maupun kehutanan. Subsistem agribisnis hilir merupakan
kegiatan industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk-produk olahan, baik berupa
barang setengah jadi (intermediate products) maupun barang jadi (final products). Subsistem pemasaran
merupakan aktivitas pemasaran, untuk komoditas pertanian primer maupun produk hasil olahan, baik
untuk tujuan pasar domestik maupun internasional. Sementara subsistem terakhir, subsistem jasa dan
penunjang, merupakan kegiatan yang menyediakan jasa bagi sistem agribisnis, seperti lembaga keuangan,
lembaga penelitian dan pengembangan, pendidikan dan penyuluhan pertanian, serta transportasi dan
pergudangan.

KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Nilai tambah yang maksimal secara kompetitif akan membuka peluang untuk peningkatan nilai tambah
usaha dan lapangan kerja (Muta’ali, 2003). Dalam meraih nilai tambah tersebut, agribisnis tidak terbatas
pada budidaya saja tapi juga harus pada subsistem agribisnis yang lain. Ditinjau dari sudut perilaku,
pembangunan daerah khususnya bidang pertanian dalam menanggapi era industrialisasi dan globalisasi
serta tuntutan pasar membutuhkan wawasan agribisnis yang komprehensif dan juga perlu pemahaman
pendekatan agribisnis sebagai suatu sistem (Erickson, 1987). Secara konsep sistem agribisnis dapat
diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari subsistem input sampai kepada pemasaran yang terkait satu
dengan lain. Sistem agribisnis tersebut di atas merupakan suatu rangkaian aktivitas yang saling berkaitan
yang keberhasilan pengembangannya akan sangat ditentukan oleh tingkat kehandalan dari setiap
komponen yang menjadi subsistemnya. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan pemerintah melalui
regulasi, koordinasi, stimulasi, pelayanan terhadap seluruh subsistem beserta lingkungan yang
mempengaruhinya. Di samping pemahaman tentang wawasan agribisnis dan agribisnis sebagai suatu
sistem, sebagai sebuah “entity” agribisnis juga terkait dengan pelaku agribisnis atau struktur masyarakat,
baik yang berdimensi teritorial, fungsional dan profesional, serta regional dan global.
PENDEKATAN SISTEM DALAM AGRIBISNIS

Kemajuan yang dialami di sektor agribisnis tidak terlepas dari dukungan kelembagaan agribisnis.
Cakupan agribisnis yang begitu luas, melibatkan cukup banyak lembaga untuk menanganinya, beberapa
diantaranya ialah lembaga perbankan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, pergudangan,
penelitian, pendidikan, penyuluhan serta lembaga swadaya masyarakat lainnya. Secara umum kegiatan
agribisnis perlu dilakukan secara terpadu. Namun kegiatan agribisnis masih terkotakkotak. Misalkan yang
memproduksi bahan baku adalah DIPERINDAG, serta masalah keamanan makanan dan minuman diatur
oleh departemen kesehatan sehingga masih koordinasinya. Padahal agribisnis ádalah satu rangkaian
kegiatan yang menyeluruh. Cakupan agribisnis yang cukup luas, melibatkan banyak lembaga, dimana
agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pada
kegiatan pemasaran produk-produk yang dihasilkan usahatani atau produk lain. Dengan demikian
agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari (1) subsistem pengadaan dan penyaluran sarana
produksi, (2) subsistem usahatani, (3) subsistem pengolahan hasil pertanian, dan (4) subsistem
pemasaran. Karena merupakan sistem dimana setiap subsistemnya banyak lembaga yang terkait, maka
keterkaitan antar subsistem tersebut Sangat erat. Keberhasilan agribisnis tergatung pada kemajuan-
kemajuan yang dapat dicapai di setiap subsistemnya.

Peranan penting atau keunggulan agribisnis tidak bisa lepas agroindustri sebab agribisnis(agri-business)
merupakan keseluruhan yang mencakup yang terkait dengan uraian yang meliputi seluruh sektor bahan
masukan, usaha tani, produk yang memasok bahan masukan usaha tani, terlibat dalam produksi dan pada
akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan eceran produk
kepada konsumen akhir.

Sumber kemiskinan antara lain adalah adanya bias dalam kebijaksanaan. Penduduk miskin(terutama
petani kecil dan buruh tani) tidak mampu lagi mempertahankan produktivitas sumber daya alam yang
dikuasai(terutama lahan). Sebagian mereka yang kurang mampu keluar dari kesulitannya lalu merambah
hutan dan menimbulkan kerusakan pada sistem penyangga kehidupan atau merusak lingkungan.
Pengembangan agribisnis dan agroindustri yang meningkatkan kesejahteraan penduduk berpendapatan
rendah dan tergolong miskin turut membantu dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan
mengurangi ketergantungan lahan.

Pengambangan usaha agribisnis berskala kecil sangat penting dan strategis di tinjau dari berbagai
pemikiran di muka. Dewasa ini terdapat lebih dari 32 juta usaha kecil dengan volume usaha kurang dari
Rp.2 milyar rupiah pertahun, bahkan 90 persen diantaranya adalah adalah usaha kecil-kecil dengan
volume usaha kurang dari Rp. 50 juta rupiah pertahun.

Selanjutnya.

Agribisnis adalah sistem pertanian yang slaing berhubungan mulai dari sistem hulu sampai dari hilir yang
manggunakan sumber daya yang ada dengan tyjuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. (d.
Saragih). Industri hulu merupakan sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri
sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sementara industri hilir merupakan
industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap di konsumsi atau
merupakan industri pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.
Dalam manajemen agribisnis,agribisnis mempunyai subsistem-subsistem yang ikut serta dalam
manajemen, diantaranya subsistem penyediaan sarana produksi, subsistem usaha tani atau proses
produksi, subsitem agroindustri/pengolahan hasil, subsistem penunjang, dan subsistem pemasaran. Oleh
karena itulah agribisnis sangat cocok di terapkan dalam pembangunan nasional. Karena sistem
manajemennya yang sangat teratur dan tertata dengan baik.

Di sektor pertanian indonesia agribinis berperan penting karena mampu menyediakan lapangan
pemerintah, mampu mendukung sektor industri hulu maupun hilir, mampu myediakan keragaman menu
pangan dan karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat. Peran
agribisnis dalam sektor pertanian misalnya dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan bahan pangan
yang berkualitas dan jumlah banyak pada waktu tertentu dan tempat yang terjangkau masyarakat
merupakan prasyarat penting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan nasional. Karena krisis
pangan akan mempengaruhi secara langsung kondisi sosial dan politik suatu negara.

Agribisnis yang digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian, yaitu

1. Banyak melibatkan tenaga kerja karena sistem agribisnis menggunakan sumber daya alam yang ada
dan dapat di perbaharui serta lebih banyak tenaga kerja di libatkan baik yang berpendidikan maupun yang
tidak berpendidikan.

2. Mampu meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif
melalui modernisasi pertanian.

3. Agribisnis merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB non-migas.

4. Mampu meningkatkan ketahan dan keamanan bahan pangan.

5. Mewujudkan pemerataan hasil pembangunan.

Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja yang berperan besar dalam penurunan tingkat pengaguran.
Tetapi perlu di catat disini bahwa kemajuan yang di capai negara-negara maju dalam hal ini seharusnya
sudah membuka mata kita(negara berkembang) bahwa pengembangan pertanian sudah seharusnya di
pusatkan pada pengembangan produktivitas yang dicapai melalui manajemen agribisnis yang di tata baik.
Patut di pertanyakan, mengapa negara-negara industri dengan hanya 3 persen angkatan kerja yang terlibat
langsung dalam usaha tani(seperti Amerika) justru menjadi eksportir utama bahan pangan, semtara itu
negara-negara yang tikat angkatan kerja kebih dari 50% yang setiap harinya bergelut di sawah dan di
kebun malah manjadi importir utama bahan pangan. (downey)
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Di sektor pertanian agribisnis memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai sistem yang
memanajemen seluruh sistem pertanian mulai dari hulu sampai subsistem hilir. Oleh sebab itu jika konsep
agribisnis di terapkan dengan baik secara tidak langsung dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap pertumbuhan perekonomian baik dalam pemanfaatan tenaga kerja yang banyak dari masing-
masing subsitem hingga penyediaan pangan nasional.

Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang terikat dari subsitem hulu hingga hilir yang berorientasi
pada dasar dengan memperhatikan kualitas, kuantitas dan kontuinitas serta berdaya saing tinggi untuk
dapat meningkatkan produktivitas dan pendapat pelaku agribisnis. Oleh karena konsep agribisnis sangat
cocok di terapkan dalam sistem pembangunan nasional. Kerena apabila pangan suatu bangsa dapat
mereka penuhi sendiri tanpa bantuan dari negara lain maka negara tersebut akan cepat kemajuannya.
Karena pangan merupakan zat dan gizi dalam membentuk kecerdasan bangsa( (hafsah).
DAFTAR PUSTAKA

Assagaf1, M. (2020). Prosiding Seminar Nasional Agribisnis 2020. PENGEMBANGAN AGRIBISNIS


BERKELANJUTAN, 153-166.

Saputra, R. (2017, December 20). medium.com. Retrieved April 15, 2023, from https://medium.com:
https://medium.com/@ratama.saputra09/peranan-agribisnis-dalam-pembangunan-pertanian-
ae2f46153b0d

Syaukat, Y. (2009). Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM


RANGKA PEMBANGUNAN, 26-43.

downey, w david. agribusiness management. ciracas,jakarta: penerbit erlangga, 1987.

hafsah, mohammad jafar. kedaulatan pangan. jakarta: pt surya multi grafika, 2006.

Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri. Penebar swadaya, Jakarta. t.thn.

Anda mungkin juga menyukai